net/publication/357619557
CITATIONS READS
0 756
1 author:
Indra Gustria
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Indra Gustria on 06 January 2022.
DAN SINGAPURA
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) merupakan pulau yang sangat terkenal bagus di
Malaysia maupun Singapura.Selain bentuknya yang unik, juga karena adanya pulau tersebut
sengketa antara Singapura dan Malaysia.Kedua belah pihak mengklaim hak atas pulau tersebut.
Pulau Batu Puteh adalah pulau karang tak berpenghuni yang terletak di antara Selat Singapura
dan Laut Cina Selatan, seukuran lapangan sepak bola. Di pulau tersebut berdiri Mercusuar
Howesburg yang dibangun oleh Singapura pada tahun 1851.1 Merupakan pintu masuk ke Selat
Singapura. Pada awal 1980-an, Singapura secara resmi memprotes peta yang dirilis oleh
pemerintah Malaysia pada 1979, yang mengklaim bahwa Batu Puteh (Pedra Branca) adalah
bagian dari Malaysia. Pada tahun 1989, Singapura mengusulkan kepada Malaysia untuk
mengajukan sengketa ini ke Mahkamah Internasional. Pada tahun 1993, Singapura juga secara
Singapura bersikeras bahwa Batu Puteh (Pedra Branca) adalah tanah yang tidak dimiliki
dan tidak ada bukti bahwa pulau itu pernah berada di bawah kedaulatan Kesultanan Johor. Jika
1
Sugiadnyana, Putu Radyati, Dewa Gede Sudika Mangku, dan Ni Putu Rai Yuliartini. 2020,"Penyelesaian
Sengketa Pulau Batuh Puteh di Selat Johor Antara Singapura Dengan Malaysia dalam Perspektif Hukum
Internasional." Jurnal Komunikasi Hukum, hlm 542-559.
2
Wikipedia,Sengketa Pedra Branca, wikipedia.org/wiki/Sengketa_Pedra_Branca,30 November 2021,19.24 WIB
pengadilan tidak menerima pendapat ini, Singapura percaya bahwa kedaulatan pulau telah
dialihkan ke Singapura karena kontrol yang konsisten dan terus menerus dari Singapura dan
bekas penjajahnya, Inggris. Bukti kepemilikan ini termasuk memilih Pedra Branca (Batu
Puteh) sebagai lokasi pembangunan Mercusuar Horsburgh mewajibkan pejabat Malaysia yang
mengunjungi pulau itu untuk mendapatkan izin terlebih dahulu mendirikan stasiun komunikasi
militer di pulau itu dan mendiskusikan kemungkinan reklamasi tanah di sekitar Pedra Branca
(Batu Puteh) . Malaysia tidak menanggapi kegiatan ini. Selain itu, sebuah surat pada tahun
1953 membuktikan bahwa Johor tidak mengklaim kedaulatan atas Pedra Branca (Batu Puteh)
dan menerbitkan laporan dan peta yang tidak mencantumkan Pedra Branca sebagai
wilayahnya.3
untuk membujuk pengadilan. Mereka semua menegaskan kepemilikan ketiga pulau karang
tersebut berdasarkan rangkaian kepemilikan yang didukung oleh cerita turun-temurun dan
pendudukan yang efektif. Salah satu unsur pokok berdirinya suatu bangsa adalah penguasaan
wilayah teritorial yang tunduk pada hukum nasional.Dalam hal ini kekuasaan tertinggi ada pada
negara yang bersangkutan.Dari sudut pandang Singapura, keberadaan mercusuar dikelola oleh
Singapura adalah tanda pendudukan efektif pulau itu Secara teoritis memperkuat klaim
tersebut sudah diizinkan oleh Malaysia sebagai pemilik pulau. Menurut Malaysia, keberadaan
mercusuar tidak ada kaitannya dengan kedaulatan suatu negara, melainkan murni untuk
keperluan navigasi.
3
Bahri, S., & MANDIRI, F. H. R. 2011. Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa Pulau Batu Puteh (Pedra Branca)
Antara Malaysia-Singapura Melalui Mahkamah Internasional Tahun 2008
4
Christianto, Rahaditya Reza. 2021, "Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Di Titik Pertemuan Selat Johor Dan
Selat Singapura Antara Indonesia, Malaysia Dan Singapura." NOVUM: JURNAL HUKUM , hlm 141-150.
Dengan kata lain, sebelum mercusuar selesai dibangun, kepemilikan pulau tersebut
telah diperjelas, selama ini Malaysia menganggap Batu Buti sebagai bagian dari negara bagian
Johor dan menjadi surga bagi para nelayan Malaysia. Keberadaan Singapura di pulau itu hanya
untuk membangun dan mengelola mercusuar di sana (dengan izin penguasa daerah Johor) dan
tidak menghapus kedaulatan Malaysia atas Batu. Malaysia datang ke persidangan dengan
dukungan penelitian selama 30 tahun dan membentuk tim hukum yang dipimpin oleh Tan Sri
Abdul Kadir Mohamed, Penasihat Khusus Perdana Menteri untuk Urusan Luar Negeri.5
II.Rumusan Masalah
III.PEMBAHASAN
Sengketa Pulau Batu Puteh merupakan salah satu contoh sengketa hukum maritim yang
terjadi pada tahun 1980. Sengketa wilayah ini terjadi antara Singapura dan Malaysia atas
sengketa wilayah Pulau Batu Puteh di Selat Johor yang merupakan pulau tak berpenghuni atau
Terra Nullius. Pada tanggal 2 Agustus 1824, Perusahaan India Timur, Sultan Johor dan pejabat
mempersiapkan penyerahan penuh Singapura kepada Perusahaan India Timur, yang mencakup
semua pulau. Dalam jarak 10 mil dari geografis Singapura. Sultan Mahmoud III dari Johor
pada tahun 1812 .6 Pada tahun 1812, Sultan Mahmud III wafat, dan kedua putranya mengaku
mewarisi Kesultanan Johor Warisan putra sulung Sultan Mahmoud III Husein di Singapura
5
Firdaus, Aos Yuli, and Isma Mutmainah. 2020, "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa
Wilatah Reklamasi Singapura." Jurnal Ilmiah Indonesia , hlm 739-750.
6
Christianto, Rahaditya Reza. 2011."Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Di Titik Pertemuan Selat Johor Dan
Selat Singapura Antara Indonesia, Malaysia Dan Singapura." NOVUM: JURNAL HUKUM . hlm 141-150.op.cit
diakui oleh Inggris, sedangkan warisan putra bungsunya Abdul Rahman di Riau diakui oleh
Sultan Abdul Rahman menyumbangkan sebagian pulau yang dialokasikan untuk Sultan
yang diperbolehkan.Dalam sengketa Pulau Pedra Branca (Batu Puteh), perjanjian tersebut
merupakan cerminan hukum dari penyelesaian politik yang dicapai oleh kedua
Singapura membangun Mercusuar Howesburg pada tahun 1850 dan menjadi pintu masuk ke
Selat Singapura. Sengketa Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) dimulai pada tanggal 21 Desember
1979.8 Malaysia menghasilkan peta wilayahnya yang diberi judul “Territorial Waters and
bahwa Pulau Batuput termasuk dalam wilayah Malaysia. bahwa Pulau Pedra Branca (Batu
Puteh) adalah bagian dari kedaulatan Malaysia.Singapura meminta koreksi peta.Insiden Pulau
Batupu antara Malaysia dan Singapura merupakan isu yang pernah terjadi 29 Dalam kasus
2015, Malaysia dan Singapura bertemu dari 1993 hingga 1994 Untuk melakukan perundingan
dalam masalah tersebut. dalam pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas mengenai
sengketa perebutan wilayah Pulau Batu Puteh. Singapura memperluas klaimnya terhadap
Pertemuan yang dilakukan kedua negara tersebut tidak menghasilkan resolusi maupun
resolusi apapun maka, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan sengketa perebutan wilayah
7
Bangun, Budi Hermawan. 2017, "Konsepsi dan pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara: Perspektif Hukum
internasional." Tanjungpura Law Journal . hlm 52-63.
8
Bangun, Budi Hermawan. 2021, "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut China
Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum. hlm 23-37.
9
. Maghfuroh, Farah. 2017, "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas Laut Wilayah
Tahun 2005-2." Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .
ini melalui Mahkamah Internasional. Pertemuan itu untuk membahas sengketa wilayah di
Pedra Branca. Singapura telah memperpanjang klaim kedaulatannya atas Pulau Zhongyan dan
Pulau Karang Selatan ke Malaysia. Pertemuan kedua negara tidak mencapai penyelesaian atau
penyelesaian sengketa. Berdasarkan fakta tidak tercapainya solusi dalam pertemuan tersebut,
kedua negara sepakat untuk menyelesaikan sengketa wilayah ini melalui Mahkamah
Februari 2003.10
sengketa hukum atau judicial settlement dalam hukum internasional adalah melalui
International Court of Justice. Dalam perjanjian khusus ini, Malaysia dan Singapura
mewajibkan pengadilan untuk menentukan kedaulatan atas Pulau Puteh, Middle Rock dan
South Ledge dan setuju untuk menerima keputusan pengadilan. Pada tanggal 24 Juli 2003.11
persidangan, Singapura dan Malaysia saling membuktikan kepemilikan pulau Pedra Branca
(Batu Puteh) untuk membujuk pengadilan. Dari sudut pandang Singapura, keberadaan
mercusuar yang dibangun oleh Singapura sendiri ketika Inggris masih berkuasa pada tahun
1850 merupakan tanda penguasaan yang efektif atas Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) Dan
Selama ini Malaysia menganggap Batu Puteh sebagai bagian dari negara bagian Johor
dan surga bagi para nelayan Malaysia. Keberadaan Singapura di pulau itu hanya untuk
membangun dan mengelola mercusuar di sana (dengan izin penguasa daerah Johor) untuk
10
WITONO, NUGROHO BANGUN. 2006, Respon Singapura Terhadap Klaim Malaysia atas Pulau Pedra
Branca. UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Maghfuroh, Farah. 2017. "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas Laut Wilayah
Tahun 2005-2." Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .op.cit
12
Yusvitasari, Devi. 2020, "Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Ppenyelesaian Ssengketa Tentang Penetapan
Batas Laut Aantara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat." Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha ,
hlm 47-60
membatalkan kedaulatan Malaysia atas Batu. datang ke tahun dukungan penelitian dan tim
yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Perdana Menteri Urusan Luar Negeri Mohamad. Tim
juga termasuk tiga ahli yang sebelumnya bekerja di Malaysia dalam sengketa antara Sipadan
dan Ligitan; di sisi lain, Singapura berpendapat bahwa sejak dibukanya Mercusuar Howesburg
pada tahun 1851, telah membuktikan kedaulatan atau pulaunya Tidak ada protes dari
Malaysia.13
Mahkamah Internasional mengakui bahwa pulau itu awalnya milik Kesultanan Johor,
tetapi juga menunjukkan bahwa klaim Singapura atas pulau itu kuat karena mengandalkan surat
yang dikirim oleh Penjabat Sekretaris Negara Johor yang tidak mengklaim kepemilikan atas
pulau tersebut. pulau.Malaysia Ke-16 hakim Mahkamah Internasional harus menerima putusan
Mahkamah Internasional pada tanggal 23 Mei 2008.14bersifat mengikat dan final serta tidak
dapat diajukan banding. Prinsip ini berlaku untuk Semua keputusan pengadilan, baik yang
dikeluarkan oleh pengadilan dengan anggota penuh (lengkap) atau oleh kamar.
Pemerintah Malaysia juga menyatakan dapat menerima keputusan tersebut dan akan
segera bekerjasama dengan Singapura untuk menetapkan batas laut antara kedua negara.
terletak 1 km selatan Pulau Batu Puteh) milik Malaysia dengan suara 15 banding 1. Pada saat
yang sama, South Reef (terletak 3,8 kilometer di selatan Pulau Batu Pu) dinyatakan sebagai
milik negara, dan perairannya termasuk "pulau". South Ledge tidak bisa disebut pulau dalam
arti sebenarnya, karena sekelompok karang yang lebih kecil dari Middle Rocks hanya muncul
13
Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim: Kajian geospasial dan
yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-58.
14
Bachzan, Alhamda. 2019, Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada tahun 2018.
Universitas Islam Indonesia.
saat air surut. South Ledge terletak di antara Pulau Batu Puteh dan Middle Rocks, sehingga
Keputusan tentang South Reef bersifat publik, karena Mahkamah Internasional hanya
memutuskan kedaulatan pulau, bukan batas teritorial. Penyelesaian diplomatik, yaitu negosiasi,
penyelidikan, mediasi, rekonsiliasi, dll. Jika kedua belah pihak setuju, dapat dipilih atau
diinginkan oleh kedua belah pihak, misalnya tidak ada negosiasi pihak ketiga atau pihak ketiga
berpartisipasi dalam negosiasi. Hukum, yaitu arbitrase dan pengadilan. Biasanya merujuk pada
lembaga peradilan yang ada dan diawasi oleh berbagai organisasi internasional, baik regional
maupun global.16 Dalam perspektif hukum internasional, penyelesaian sengketa juga dapat
diselesaikan melalui kekerasan.Ada dua cara, pertama jalur perang, jalur perang, dan jalur non-
perang. Dalam sengketa Pulau Pedra Branca, Malaysia dan Singapura telah melakukan
berbagai upaya untuk menyelesaikan sengketa tersebut, namun baik Malaysia maupun
Singapura tidak menemukan penyelesaian atas sengketa tersebut. Pencarian fakta lebih lanjut
Cara Malaysia dan Singapura menyelesaikan sengketa Pulau Pedra Branca adalah melalui jalur
pencarian fakta. Dalam sengketa Batu Pahat ini, kedua belah pihak yaitu Malaysia dan
Singapura dapat menggunakan cara ini untuk menyelesaikan sengketa yang menyangkut fakta
kepemilikan Pulau Pedra Branca . Selain itu, fakta-fakta yang diperoleh tentang kepemilikan
atau fakta yang terjadi di lapangan selanjutnya akan dikomunikasikan ke Malaysia bersama
dengan Singapura, sehingga berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh, Malaysia Dan Singapura
15
Irewati, Awani. 2016 "Dinamika Perbatasan Wilayah Laut di Selat Malaka Singapura." Jurnal Penelitian
Politik .
16
Yordan Gunawan, 2012, “Penegakan Hukum terhadap Pembajakan di Laut Melalui Yurisdiksi Mahkamah
Pidana Internasional”, Jurnal Media Hukum, Vol. 19 No. 1, hlm. 72-86.
17
Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim: Kajian geospasial dan
yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-58.op.cit
B.Penyelesaian Sengketa
Untuk menyelesaikan sengketa dari perspektif hukum internasional, para pihak dapat
menyelesaikan sengketa melalui pelayanan yang baik. Dalam hal ini, pihak ketiga
berpartisipasi dalam jalur Pelayanan Baik, dan pihak ketiga hanya bertindak sebagai fasilitator
untuk menyelesaikan perselisihan. Atau tidak bersahabat Dalam sengketa Batu Pahat antara
Malaysia dan Singapura, jika kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan sengketa melalui
musyawarah.18 maka kedua belah pihak dapat terlebih dahulu menempuh jalur pelayanan yang
baik. Dalam hal para pihak dapat menggunakan pihak ketiga, maka pihak ketiga dapat
membantu kedua belah pihak yang bersengketa untuk menemukan titik temu dalam
penyelesaian sengketa Pulau Batu, sehingga dapat menyelesaikan sengketa tersebut secara
Mediasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah Pihak ketiga, pihak ketiga dalam
jalur mediasi ini Dikenal sebagai penengah. dalam mediasi Mediator berperan aktif dalam
mencari solusi yang paling tepat untuk memfasilitasi para pihak yang bersengketa untuk
mencapai kesepakatan sehingga kedua belah pihak dapat tetap berhubungan. Ilmuwan dalam
sengketa Pulau Pedra Branca,20 kedua belah pihak sedang menyelesaikan sengketa Anda bisa
menggunakan pihak ketiga atau bisa juga disebut sebagai mediator di jalur ini. Jika kedua belah
pihak menggunakan mediator, maka intervensi yang dapat dilakukan mediator adalah mediator
memberikan nasehat kepada Malaysia dan Singapura dan merundingkan kembali apakah ada
mediator. Pihak ketiga membantu pihak yang bersengketa dengan memberikan saran-saran
18
Luhulima, C. P. F. 1990. Permasalahan batas laut antarnegara ASEAN dan saran penyelesaian. Jurnal Hukum
& Pembangunan, hlm 438-446.
19
Ibid. Luhulima, C. P. F.
20
Bachzan, A. 2019. Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada tahun 2018 .Universitas
Islam Indonesia.op.cit
21
Adzmy, Muhammad Fadzryl. 2014. Rasionalitas Asean dalam Pembetukan Asean Political Security Comunity
(APSC).University of Muhammadiyah Malang
Selain itu, dari perspektif hukum internasional, ada juga metode mediasi Sebuah
metode penyelesaian sengketa yang lebih formal daripada mediasi di alam. Mediasi adalah cara
untuk menyelesaikan perselisihan Pihak ketiga atau komite yang dibentuk oleh kedua belah
pihak disebut komite mediasi.Komite mediasi pengadilan biasanya Ini mencakup 2 tahap, yaitu
tertulis dan lisan. Mahkamah Internasional Tentang sengketa Pulau Batu Puteh antara Malaysia
dan Malaysia Singapura pasti berdampak Atau berdampak pada batas Wilayah dua negara Ini.
Sesuai dengan putusan Mahkamah Internasional Pulau Pedra Branca telah jatuh Singapura, lalu
Malaysia Kehilangan wilayah dan harus Mengubah judul peta “Territorial Waters and
Continental Shelf Boundaries of Malaysia” Dihapusnya Pulau Pedra Branca dari wilayah.22
Selain itu, penyelesaian sengketa antara Malaysia dan Singapura di Pulau Batu Hal ini
Singapura. Kedua belah pihak membentuk panitia yang disebut panitia Teknologi bersama
untuk membatasi batas laut di sekitar Pulau Pedra Branca dan Middle Rock dan Tentukan
kepemilikan South Legde. Pada tanggal 3 Juni 2008.23 kedua pihak mengadakan
Singapura.24
Dalam hukum internasional, ada banyak cara untuk memperoleh wilayah, seperti
22
Amin, Choirul. 2019. Penetapan Tapal Batas Wilayah Laut Indonesia Dengan Singapura di Bagian Barat Selat
Singapura Menurut Unclos III 1982. Universitas Islam Riau,
23
Bangun, Budi Hermawan. (2021), "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut China
Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum . hlm 23-37.op.cit
24
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY,
hlm.319
memperoleh wilayah melalui pendudukan terus menerus untuk jangka waktu tertentu dengan
sepengetahuan pemilik wilayah dan tidak keberatan. Menyerah dengan damai.25 Dan bonus,
yaitu, untuk mendapatkan wilayah karena faktor alam. Dalam kasus khusus ini, dapat dilihat
bahwa Singapura memperoleh wilayah melalui resep atau lebih dikenal pendudukan efektif.
Poin kunci dari perselisihan ini adalah bahwa perilaku diam tidak berarti tidak ada artinya.
Relevan dan efektif Pekerjaan, diam diartikan sebagai persetujuan. Terhadap putusan
pengadilan tersebut, penulis berpendapat bahwa putusan tersebut dibuat murni berdasarkan
Sengketa Pulau Batu Puteh dimulai pada tahun 1980 antara Malaysia dan Singapura.
Ini dimulai ketika Malaysia memasukkan Pulau Pedra Branca ke dalam peta barunya, sehingga
Singapura mengajukan protes resmi terhadap peta tersebut. Ketika menyelesaikan perselisihan
sesuai dengan Pasal 33 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pasal 279 Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982, para pihak Pertama, sengketa harus
diselesaikan secara damai.Oleh karena itu, ketika menyelesaikan sengketa Pulau Pedra Branca,
yang harus dilakukan Singapura dan Malaysia adalah menyelesaikan sengketa secara damai
melalui perundingan, pencarian fakta, dan pelayanan yang baik.Jika tidak ditemukan solusi,
keduanya pihak dapat melewati Mahkamah Internasional melalui jalur hukum. Pulau Batu
Puteh merupakan pulau yang sangat terkenal dengan luas hampir Luasnya setara dengan luas
lapangan sepak bola, lebarnya sekitar 60m dan panjangnya 137m. Untuk menjaga hubungan
baik antara Malaysia dan Singapura, Malaysia dan Singapura harus menyelesaikan kasus untuk
kedua belah pihak Semua pihak harus menghilangkan keegoisan untuk Diskusikan kontroversi
ini. Pada pertemuan ini, kedua belah pihak harus memperkenalkan Ketiga, mediator membantu
memberikan solusi atas perselisihan ini sehingga Perselisihan tersebut dapat diselesaikan
25
Pramudianto, A. 2017. Peradilan Internasional dan Diplomasi dalam Sengketa Lingkungan Hidup
Maritim. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. hlm 111-137.
26
Pramudianto, A. 2017. hlm 111-137.ibid
melalui cara damai terlebih dahulu. Sengketa yang melibatkan kedaulatan teritorial nasional
sangat penting bagi keutuhan dan integrasi suatu negara. Itu harus dijaga dan dijaga, jadi itu
perlu Aturan yang jelas tentang batas wilayah darat dan laut sehingga tidak mengancam negara
tetangga Diperlukan sistem peta baru dengan teknologi yang lebih akurat untuk mencatat
semua pulau akibat perubahan kedaulatan Pulau Batu Puteh (Pedra Branca). Malaysia juga
harus membuat peta resmi baru dan segera menyerahkannya ke PBB agar sah secara hukum
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dengan adanya perjanjian tersebut maka status hukum kedua belah pihak selat pada
dasarnya telah selesai. Namun dengan adanya pelanggaran batas wilayah, reklamasi kejahatan
darat dan laut, status kedua selat tersebut berubah, dan selat yang telah dibangun menjadi status
quo kedua selat tersebut. Oleh karena itu, kedua negara perlu menyelesaikan masalah ini
dengan perundingan trilateral. Perundingan ini menjalin kemitraan dalam bentuk kerjasama
bersama untuk menjamin keamanan laut, terutama di tempat-tempat yang dianggap rawan
kejahatan. Selain itu, kerja sama bersama dalam pengelolaan sumber daya laut juga dapat
dilakukan. Selain kerjasama, ketiga negara dapat menentukan titik tiga simpul sebagai titik
awal bagi ketiga negara untuk menarik diri dari batas laut.
Dalam sengketa Pulau Batu tahun, Puteh sepakat untuk menyelesaikan sengketa tahun
28 Mei 2008. memutuskan bahwa kedaulatan pulau Batu Puteh jatuh ke tangan Singapura,
yang berkuasa mempengaruhi Singapura dan Malaysia, khususnya pada perbatasan territorial
Dafat Pustaka
Jurnal
Adzmy, Muhammad Fadzryl. 2014. Rasionalitas Asean dalam Pembetukan Asean Political
Security Comunity (APSC).University of Muhammadiyah Malang.
Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim:
Kajian geospasial dan yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-
58.
Amin, Choirul. 2019. Penetapan Tapal Batas Wilayah Laut Indonesia Dengan Singapura di
Bagian Barat Selat Singapura Menurut Unclos III 1982. Universitas Islam Riau.
Bachzan, Alhamda. 2019, Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada
tahun 2018. Universitas Islam Indonesia.
Bahri, S., & MANDIRI, F. H. R. 2011. Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa Pulau Batu
Puteh (Pedra Branca) Antara Malaysia-Singapura Melalui Mahkamah Internasional Tahun
2008
Bangun, Budi Hermawan. 2017, "Konsepsi dan pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara:
Perspektif Hukum internasional." Tanjungpura Law Journal . hlm 52-63.
Bangun, Budi Hermawan. 2021, "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut
China Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum. hlm 23-37.
Sugiadnyana, Putu Radyati, Dewa Gede Sudika Mangku, dan Ni Putu Rai Yuliartini.
2020,"Penyelesaian Sengketa Pulau Batuh Puteh di Selat Johor Antara Singapura Dengan
Malaysia dalam Perspektif Hukum Internasional." Jurnal Komunikasi Hukum, hlm 542-559.
Firdaus, Aos Yuli, and Isma Mutmainah. 2020, "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait
Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura." Jurnal Ilmiah Indonesia , hlm 739-750.
Maghfuroh, Farah. 2017, "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas
Laut Wilayah Tahun 2005-2." Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .
WITONO, NUGROHO BANGUN. 2006, Respon Singapura Terhadap Klaim Malaysia atas
Pulau Pedra Branca. UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sumber Internet