Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357619557

PULAU PEDRA BRANCA YANG MENJADI SENGKETA ANTARA MALAYSAIA


DAN SINGAPURA

Article · January 2022

CITATIONS READS

0 756

1 author:

Indra Gustria
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Indra Gustria on 06 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PULAU PEDRA BRANCA YANG MENJADI SENGKETA ANTARA MALAYSAIA

DAN SINGAPURA

Indra Gustria Rahman


20190610397
Pengadilan Internasional
Universitas Muhammadiyan Yogyakarta, Fakultas Hukum, Program Studi Ilmu Hukum, 20190610397

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) merupakan pulau yang sangat terkenal bagus di

Malaysia maupun Singapura.Selain bentuknya yang unik, juga karena adanya pulau tersebut

sengketa antara Singapura dan Malaysia.Kedua belah pihak mengklaim hak atas pulau tersebut.

Pulau Batu Puteh adalah pulau karang tak berpenghuni yang terletak di antara Selat Singapura

dan Laut Cina Selatan, seukuran lapangan sepak bola. Di pulau tersebut berdiri Mercusuar

Howesburg yang dibangun oleh Singapura pada tahun 1851.1 Merupakan pintu masuk ke Selat

Singapura. Pada awal 1980-an, Singapura secara resmi memprotes peta yang dirilis oleh

pemerintah Malaysia pada 1979, yang mengklaim bahwa Batu Puteh (Pedra Branca) adalah

bagian dari Malaysia. Pada tahun 1989, Singapura mengusulkan kepada Malaysia untuk

mengajukan sengketa ini ke Mahkamah Internasional. Pada tahun 1993, Singapura juga secara

resmi mengklaim kedaulatan atas Batuan Tengah dan Pinggiran Selatan .2

Singapura bersikeras bahwa Batu Puteh (Pedra Branca) adalah tanah yang tidak dimiliki

dan tidak ada bukti bahwa pulau itu pernah berada di bawah kedaulatan Kesultanan Johor. Jika

1
Sugiadnyana, Putu Radyati, Dewa Gede Sudika Mangku, dan Ni Putu Rai Yuliartini. 2020,"Penyelesaian
Sengketa Pulau Batuh Puteh di Selat Johor Antara Singapura Dengan Malaysia dalam Perspektif Hukum
Internasional." Jurnal Komunikasi Hukum, hlm 542-559.
2
Wikipedia,Sengketa Pedra Branca, wikipedia.org/wiki/Sengketa_Pedra_Branca,30 November 2021,19.24 WIB
pengadilan tidak menerima pendapat ini, Singapura percaya bahwa kedaulatan pulau telah

dialihkan ke Singapura karena kontrol yang konsisten dan terus menerus dari Singapura dan

bekas penjajahnya, Inggris. Bukti kepemilikan ini termasuk memilih Pedra Branca (Batu

Puteh) sebagai lokasi pembangunan Mercusuar Horsburgh mewajibkan pejabat Malaysia yang

mengunjungi pulau itu untuk mendapatkan izin terlebih dahulu mendirikan stasiun komunikasi

militer di pulau itu dan mendiskusikan kemungkinan reklamasi tanah di sekitar Pedra Branca

(Batu Puteh) . Malaysia tidak menanggapi kegiatan ini. Selain itu, sebuah surat pada tahun

1953 membuktikan bahwa Johor tidak mengklaim kedaulatan atas Pedra Branca (Batu Puteh)

dan menerbitkan laporan dan peta yang tidak mencantumkan Pedra Branca sebagai

wilayahnya.3

Dalam sidang Mahkamah Internasional, Malaysia dan Singapura mengajukan argumen

untuk membujuk pengadilan. Mereka semua menegaskan kepemilikan ketiga pulau karang

tersebut berdasarkan rangkaian kepemilikan yang didukung oleh cerita turun-temurun dan

pendudukan yang efektif. Salah satu unsur pokok berdirinya suatu bangsa adalah penguasaan

wilayah teritorial yang tunduk pada hukum nasional.Dalam hal ini kekuasaan tertinggi ada pada

negara yang bersangkutan.Dari sudut pandang Singapura, keberadaan mercusuar dikelola oleh

Singapura adalah tanda pendudukan efektif pulau itu Secara teoritis memperkuat klaim

Singapura.4 Namun, Malaysia sendiri membantahnya karena pendirian mercusuar di pulau

tersebut sudah diizinkan oleh Malaysia sebagai pemilik pulau. Menurut Malaysia, keberadaan

mercusuar tidak ada kaitannya dengan kedaulatan suatu negara, melainkan murni untuk

keperluan navigasi.

3
Bahri, S., & MANDIRI, F. H. R. 2011. Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa Pulau Batu Puteh (Pedra Branca)
Antara Malaysia-Singapura Melalui Mahkamah Internasional Tahun 2008
4
Christianto, Rahaditya Reza. 2021, "Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Di Titik Pertemuan Selat Johor Dan
Selat Singapura Antara Indonesia, Malaysia Dan Singapura." NOVUM: JURNAL HUKUM , hlm 141-150.
Dengan kata lain, sebelum mercusuar selesai dibangun, kepemilikan pulau tersebut

telah diperjelas, selama ini Malaysia menganggap Batu Buti sebagai bagian dari negara bagian

Johor dan menjadi surga bagi para nelayan Malaysia. Keberadaan Singapura di pulau itu hanya

untuk membangun dan mengelola mercusuar di sana (dengan izin penguasa daerah Johor) dan

tidak menghapus kedaulatan Malaysia atas Batu. Malaysia datang ke persidangan dengan

dukungan penelitian selama 30 tahun dan membentuk tim hukum yang dipimpin oleh Tan Sri

Abdul Kadir Mohamed, Penasihat Khusus Perdana Menteri untuk Urusan Luar Negeri.5

II.Rumusan Masalah

1.Konsep penyelesaian sengketa Pedra Branca ?

2.putusan mahkamah Internasional dalam sengketa tersebut ?

III.PEMBAHASAN

A.Konsep Penyelesaian sengketa

Sengketa Pulau Batu Puteh merupakan salah satu contoh sengketa hukum maritim yang

terjadi pada tahun 1980. Sengketa wilayah ini terjadi antara Singapura dan Malaysia atas

sengketa wilayah Pulau Batu Puteh di Selat Johor yang merupakan pulau tak berpenghuni atau

Terra Nullius. Pada tanggal 2 Agustus 1824, Perusahaan India Timur, Sultan Johor dan pejabat

Malaysia Johor menandatangani perjanjian persahabatan, "Perjanjian Crawford", untuk

mempersiapkan penyerahan penuh Singapura kepada Perusahaan India Timur, yang mencakup

semua pulau. Dalam jarak 10 mil dari geografis Singapura. Sultan Mahmoud III dari Johor

pada tahun 1812 .6 Pada tahun 1812, Sultan Mahmud III wafat, dan kedua putranya mengaku

mewarisi Kesultanan Johor Warisan putra sulung Sultan Mahmoud III Husein di Singapura

5
Firdaus, Aos Yuli, and Isma Mutmainah. 2020, "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa
Wilatah Reklamasi Singapura." Jurnal Ilmiah Indonesia , hlm 739-750.
6
Christianto, Rahaditya Reza. 2011."Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Di Titik Pertemuan Selat Johor Dan
Selat Singapura Antara Indonesia, Malaysia Dan Singapura." NOVUM: JURNAL HUKUM . hlm 141-150.op.cit
diakui oleh Inggris, sedangkan warisan putra bungsunya Abdul Rahman di Riau diakui oleh

Belanda. Menurut Perjanjian Inggris-Belanda, pada tanggal 25 Juni 1825.7

Sultan Abdul Rahman menyumbangkan sebagian pulau yang dialokasikan untuk Sultan

Hussein. Perjanjian Inggris-Belanda adalah perjanjian yang mengartikan pertukaran wilayah

yang diperbolehkan.Dalam sengketa Pulau Pedra Branca (Batu Puteh), perjanjian tersebut

merupakan cerminan hukum dari penyelesaian politik yang dicapai oleh kedua

koloni.Pembagian wilayah Kesultanan Johor menjadi 2 dipengaruhi oleh semua orang.

Singapura membangun Mercusuar Howesburg pada tahun 1850 dan menjadi pintu masuk ke

Selat Singapura. Sengketa Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) dimulai pada tanggal 21 Desember

1979.8 Malaysia menghasilkan peta wilayahnya yang diberi judul “Territorial Waters and

Continental Shelf Boundaries of Malaysia” yang diproduksi oleh Malaysia, menunjukkan

bahwa Pulau Batuput termasuk dalam wilayah Malaysia. bahwa Pulau Pedra Branca (Batu

Puteh) adalah bagian dari kedaulatan Malaysia.Singapura meminta koreksi peta.Insiden Pulau

Batupu antara Malaysia dan Singapura merupakan isu yang pernah terjadi 29 Dalam kasus

2015, Malaysia dan Singapura bertemu dari 1993 hingga 1994 Untuk melakukan perundingan

dalam masalah tersebut. dalam pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas mengenai

sengketa perebutan wilayah Pulau Batu Puteh. Singapura memperluas klaimnya terhadap

Malaysia atas Middle Rock dan juga South Ledge.9

Pertemuan yang dilakukan kedua negara tersebut tidak menghasilkan resolusi maupun

penyelesaian terhadap sengketa tersebut Berdasarkan pertemuan tersebut tidak menemukan

resolusi apapun maka, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan sengketa perebutan wilayah

7
Bangun, Budi Hermawan. 2017, "Konsepsi dan pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara: Perspektif Hukum
internasional." Tanjungpura Law Journal . hlm 52-63.
8
Bangun, Budi Hermawan. 2021, "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut China
Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum. hlm 23-37.
9
. Maghfuroh, Farah. 2017, "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas Laut Wilayah
Tahun 2005-2." Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .
ini melalui Mahkamah Internasional. Pertemuan itu untuk membahas sengketa wilayah di

Pedra Branca. Singapura telah memperpanjang klaim kedaulatannya atas Pulau Zhongyan dan

Pulau Karang Selatan ke Malaysia. Pertemuan kedua negara tidak mencapai penyelesaian atau

penyelesaian sengketa. Berdasarkan fakta tidak tercapainya solusi dalam pertemuan tersebut,

kedua negara sepakat untuk menyelesaikan sengketa wilayah ini melalui Mahkamah

Internasional. Malaysia dan Singapura menandatangani “Special Agreement” pada tanggal 6

Februari 2003.10

Kedua pihak mengajukan sengketanya ke Mahkamah Internasional.Jenis penyelesaian

sengketa hukum atau judicial settlement dalam hukum internasional adalah melalui

International Court of Justice. Dalam perjanjian khusus ini, Malaysia dan Singapura

mewajibkan pengadilan untuk menentukan kedaulatan atas Pulau Puteh, Middle Rock dan

South Ledge dan setuju untuk menerima keputusan pengadilan. Pada tanggal 24 Juli 2003.11

Malaysia dan Singapura berpartisipasi dalam persidangan sengketa tersebut. Dalam

persidangan, Singapura dan Malaysia saling membuktikan kepemilikan pulau Pedra Branca

(Batu Puteh) untuk membujuk pengadilan. Dari sudut pandang Singapura, keberadaan

mercusuar yang dibangun oleh Singapura sendiri ketika Inggris masih berkuasa pada tahun

1850 merupakan tanda penguasaan yang efektif atas Pulau Pedra Branca (Batu Puteh) Dan

melanjutkan penerus hukumnya, Singapura.12

Selama ini Malaysia menganggap Batu Puteh sebagai bagian dari negara bagian Johor

dan surga bagi para nelayan Malaysia. Keberadaan Singapura di pulau itu hanya untuk

membangun dan mengelola mercusuar di sana (dengan izin penguasa daerah Johor) untuk

10
WITONO, NUGROHO BANGUN. 2006, Respon Singapura Terhadap Klaim Malaysia atas Pulau Pedra
Branca. UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Maghfuroh, Farah. 2017. "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas Laut Wilayah
Tahun 2005-2." Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .op.cit
12
Yusvitasari, Devi. 2020, "Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Ppenyelesaian Ssengketa Tentang Penetapan
Batas Laut Aantara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat." Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha ,
hlm 47-60
membatalkan kedaulatan Malaysia atas Batu. datang ke tahun dukungan penelitian dan tim

yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Perdana Menteri Urusan Luar Negeri Mohamad. Tim

juga termasuk tiga ahli yang sebelumnya bekerja di Malaysia dalam sengketa antara Sipadan

dan Ligitan; di sisi lain, Singapura berpendapat bahwa sejak dibukanya Mercusuar Howesburg

pada tahun 1851, telah membuktikan kedaulatan atau pulaunya Tidak ada protes dari

Malaysia.13

Mahkamah Internasional mengakui bahwa pulau itu awalnya milik Kesultanan Johor,

tetapi juga menunjukkan bahwa klaim Singapura atas pulau itu kuat karena mengandalkan surat

yang dikirim oleh Penjabat Sekretaris Negara Johor yang tidak mengklaim kepemilikan atas

pulau tersebut. pulau.Malaysia Ke-16 hakim Mahkamah Internasional harus menerima putusan

tersebut.Putusan mereka mengalihkan kedaulatan Pulau Batu Putuo ke Singapura. Keputusan

Mahkamah Internasional pada tanggal 23 Mei 2008.14bersifat mengikat dan final serta tidak

dapat diajukan banding. Prinsip ini berlaku untuk Semua keputusan pengadilan, baik yang

dikeluarkan oleh pengadilan dengan anggota penuh (lengkap) atau oleh kamar.

Pemerintah Malaysia juga menyatakan dapat menerima keputusan tersebut dan akan

segera bekerjasama dengan Singapura untuk menetapkan batas laut antara kedua negara.

Mahkamah Internasional juga memutuskan bahwa Zhongyan (sekelompok karang yang

terletak 1 km selatan Pulau Batu Puteh) milik Malaysia dengan suara 15 banding 1. Pada saat

yang sama, South Reef (terletak 3,8 kilometer di selatan Pulau Batu Pu) dinyatakan sebagai

milik negara, dan perairannya termasuk "pulau". South Ledge tidak bisa disebut pulau dalam

arti sebenarnya, karena sekelompok karang yang lebih kecil dari Middle Rocks hanya muncul

13
Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim: Kajian geospasial dan
yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-58.
14
Bachzan, Alhamda. 2019, Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada tahun 2018.
Universitas Islam Indonesia.
saat air surut. South Ledge terletak di antara Pulau Batu Puteh dan Middle Rocks, sehingga

terletak di dua negara yang tumpang tindih.15

Keputusan tentang South Reef bersifat publik, karena Mahkamah Internasional hanya

memutuskan kedaulatan pulau, bukan batas teritorial. Penyelesaian diplomatik, yaitu negosiasi,

penyelidikan, mediasi, rekonsiliasi, dll. Jika kedua belah pihak setuju, dapat dipilih atau

diinginkan oleh kedua belah pihak, misalnya tidak ada negosiasi pihak ketiga atau pihak ketiga

berpartisipasi dalam negosiasi. Hukum, yaitu arbitrase dan pengadilan. Biasanya merujuk pada

lembaga peradilan yang ada dan diawasi oleh berbagai organisasi internasional, baik regional

maupun global.16 Dalam perspektif hukum internasional, penyelesaian sengketa juga dapat

diselesaikan melalui kekerasan.Ada dua cara, pertama jalur perang, jalur perang, dan jalur non-

perang. Dalam sengketa Pulau Pedra Branca, Malaysia dan Singapura telah melakukan

berbagai upaya untuk menyelesaikan sengketa tersebut, namun baik Malaysia maupun

Singapura tidak menemukan penyelesaian atas sengketa tersebut. Pencarian fakta lebih lanjut

Cara Malaysia dan Singapura menyelesaikan sengketa Pulau Pedra Branca adalah melalui jalur

pencarian fakta. Dalam sengketa Batu Pahat ini, kedua belah pihak yaitu Malaysia dan

Singapura dapat menggunakan cara ini untuk menyelesaikan sengketa yang menyangkut fakta

kepemilikan Pulau Pedra Branca . Selain itu, fakta-fakta yang diperoleh tentang kepemilikan

atau fakta yang terjadi di lapangan selanjutnya akan dikomunikasikan ke Malaysia bersama

dengan Singapura, sehingga berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh, Malaysia Dan Singapura

dapat mencari larutan Menyelesaikan sengketa pulau Pedra Branca ini.17

15
Irewati, Awani. 2016 "Dinamika Perbatasan Wilayah Laut di Selat Malaka Singapura." Jurnal Penelitian
Politik .
16
Yordan Gunawan, 2012, “Penegakan Hukum terhadap Pembajakan di Laut Melalui Yurisdiksi Mahkamah
Pidana Internasional”, Jurnal Media Hukum, Vol. 19 No. 1, hlm. 72-86.
17
Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim: Kajian geospasial dan
yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-58.op.cit
B.Penyelesaian Sengketa

Untuk menyelesaikan sengketa dari perspektif hukum internasional, para pihak dapat

menyelesaikan sengketa melalui pelayanan yang baik. Dalam hal ini, pihak ketiga

berpartisipasi dalam jalur Pelayanan Baik, dan pihak ketiga hanya bertindak sebagai fasilitator

untuk menyelesaikan perselisihan. Atau tidak bersahabat Dalam sengketa Batu Pahat antara

Malaysia dan Singapura, jika kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan sengketa melalui

musyawarah.18 maka kedua belah pihak dapat terlebih dahulu menempuh jalur pelayanan yang

baik. Dalam hal para pihak dapat menggunakan pihak ketiga, maka pihak ketiga dapat

membantu kedua belah pihak yang bersengketa untuk menemukan titik temu dalam

penyelesaian sengketa Pulau Batu, sehingga dapat menyelesaikan sengketa tersebut secara

musyawarah. Pertama-tama perdamaian, sehingga tidak akan menunda.19

Mediasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah Pihak ketiga, pihak ketiga dalam

jalur mediasi ini Dikenal sebagai penengah. dalam mediasi Mediator berperan aktif dalam

mencari solusi yang paling tepat untuk memfasilitasi para pihak yang bersengketa untuk

mencapai kesepakatan sehingga kedua belah pihak dapat tetap berhubungan. Ilmuwan dalam

sengketa Pulau Pedra Branca,20 kedua belah pihak sedang menyelesaikan sengketa Anda bisa

menggunakan pihak ketiga atau bisa juga disebut sebagai mediator di jalur ini. Jika kedua belah

pihak menggunakan mediator, maka intervensi yang dapat dilakukan mediator adalah mediator

memberikan nasehat kepada Malaysia dan Singapura dan merundingkan kembali apakah ada

mediator. Pihak ketiga membantu pihak yang bersengketa dengan memberikan saran-saran

baru atau bekerja untuk menyelesaikan sengketa tersebut.21

18
Luhulima, C. P. F. 1990. Permasalahan batas laut antarnegara ASEAN dan saran penyelesaian. Jurnal Hukum
& Pembangunan, hlm 438-446.
19
Ibid. Luhulima, C. P. F.
20
Bachzan, A. 2019. Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada tahun 2018 .Universitas
Islam Indonesia.op.cit
21
Adzmy, Muhammad Fadzryl. 2014. Rasionalitas Asean dalam Pembetukan Asean Political Security Comunity
(APSC).University of Muhammadiyah Malang
Selain itu, dari perspektif hukum internasional, ada juga metode mediasi Sebuah

metode penyelesaian sengketa yang lebih formal daripada mediasi di alam. Mediasi adalah cara

untuk menyelesaikan perselisihan Pihak ketiga atau komite yang dibentuk oleh kedua belah

pihak disebut komite mediasi.Komite mediasi pengadilan biasanya Ini mencakup 2 tahap, yaitu

tertulis dan lisan. Mahkamah Internasional Tentang sengketa Pulau Batu Puteh antara Malaysia

dan Malaysia Singapura pasti berdampak Atau berdampak pada batas Wilayah dua negara Ini.

Sesuai dengan putusan Mahkamah Internasional Pulau Pedra Branca telah jatuh Singapura, lalu

Malaysia Kehilangan wilayah dan harus Mengubah judul peta “Territorial Waters and

Continental Shelf Boundaries of Malaysia” Dihapusnya Pulau Pedra Branca dari wilayah.22

Selain itu, penyelesaian sengketa antara Malaysia dan Singapura di Pulau Batu Hal ini

tentunya akan mengakibatkan terputusnya hubungan diplomatik antara Malaysia dan

Singapura. Kedua belah pihak membentuk panitia yang disebut panitia Teknologi bersama

untuk membatasi batas laut di sekitar Pulau Pedra Branca dan Middle Rock dan Tentukan

kepemilikan South Legde. Pada tanggal 3 Juni 2008.23 kedua pihak mengadakan

pertemuan.Komite sepakat untuk membentuk subkomite teknis dengan tujuan untuk

mengawasi pelaksanaan penyelidikan bersama dan mempersiapkan diskusi tentang isu-isu

seputar kawasan.Mahkamah Internasional telah memutuskan Pedra Branca Diserahkan ke

Singapura.24

Dalam hukum internasional, ada banyak cara untuk memperoleh wilayah, seperti

pendudukan (occupation), penggabungan (conquest), undang-undang pembatasan, atau

22
Amin, Choirul. 2019. Penetapan Tapal Batas Wilayah Laut Indonesia Dengan Singapura di Bagian Barat Selat
Singapura Menurut Unclos III 1982. Universitas Islam Riau,
23
Bangun, Budi Hermawan. (2021), "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut China
Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum . hlm 23-37.op.cit
24
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY,
hlm.319
memperoleh wilayah melalui pendudukan terus menerus untuk jangka waktu tertentu dengan

sepengetahuan pemilik wilayah dan tidak keberatan. Menyerah dengan damai.25 Dan bonus,

yaitu, untuk mendapatkan wilayah karena faktor alam. Dalam kasus khusus ini, dapat dilihat

bahwa Singapura memperoleh wilayah melalui resep atau lebih dikenal pendudukan efektif.

Poin kunci dari perselisihan ini adalah bahwa perilaku diam tidak berarti tidak ada artinya.

Relevan dan efektif Pekerjaan, diam diartikan sebagai persetujuan. Terhadap putusan

pengadilan tersebut, penulis berpendapat bahwa putusan tersebut dibuat murni berdasarkan

pertimbangan dan landasan hukum internasional.26

Sengketa Pulau Batu Puteh dimulai pada tahun 1980 antara Malaysia dan Singapura.

Ini dimulai ketika Malaysia memasukkan Pulau Pedra Branca ke dalam peta barunya, sehingga

Singapura mengajukan protes resmi terhadap peta tersebut. Ketika menyelesaikan perselisihan

sesuai dengan Pasal 33 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pasal 279 Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982, para pihak Pertama, sengketa harus

diselesaikan secara damai.Oleh karena itu, ketika menyelesaikan sengketa Pulau Pedra Branca,

yang harus dilakukan Singapura dan Malaysia adalah menyelesaikan sengketa secara damai

melalui perundingan, pencarian fakta, dan pelayanan yang baik.Jika tidak ditemukan solusi,

keduanya pihak dapat melewati Mahkamah Internasional melalui jalur hukum. Pulau Batu

Puteh merupakan pulau yang sangat terkenal dengan luas hampir Luasnya setara dengan luas

lapangan sepak bola, lebarnya sekitar 60m dan panjangnya 137m. Untuk menjaga hubungan

baik antara Malaysia dan Singapura, Malaysia dan Singapura harus menyelesaikan kasus untuk

kedua belah pihak Semua pihak harus menghilangkan keegoisan untuk Diskusikan kontroversi

ini. Pada pertemuan ini, kedua belah pihak harus memperkenalkan Ketiga, mediator membantu

memberikan solusi atas perselisihan ini sehingga Perselisihan tersebut dapat diselesaikan

25
Pramudianto, A. 2017. Peradilan Internasional dan Diplomasi dalam Sengketa Lingkungan Hidup
Maritim. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. hlm 111-137.
26
Pramudianto, A. 2017. hlm 111-137.ibid
melalui cara damai terlebih dahulu. Sengketa yang melibatkan kedaulatan teritorial nasional

sangat penting bagi keutuhan dan integrasi suatu negara. Itu harus dijaga dan dijaga, jadi itu

perlu Aturan yang jelas tentang batas wilayah darat dan laut sehingga tidak mengancam negara

tetangga Diperlukan sistem peta baru dengan teknologi yang lebih akurat untuk mencatat

semua pulau akibat perubahan kedaulatan Pulau Batu Puteh (Pedra Branca). Malaysia juga

harus membuat peta resmi baru dan segera menyerahkannya ke PBB agar sah secara hukum

dan diakui oleh masyarakat internasional.

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dengan adanya perjanjian tersebut maka status hukum kedua belah pihak selat pada

dasarnya telah selesai. Namun dengan adanya pelanggaran batas wilayah, reklamasi kejahatan

darat dan laut, status kedua selat tersebut berubah, dan selat yang telah dibangun menjadi status

quo kedua selat tersebut. Oleh karena itu, kedua negara perlu menyelesaikan masalah ini

melalui negosiasi. Perundingan dimulai dengan perundingan bilateral kemudian dilanjutkan

dengan perundingan trilateral. Perundingan ini menjalin kemitraan dalam bentuk kerjasama

bersama untuk menjamin keamanan laut, terutama di tempat-tempat yang dianggap rawan

kejahatan. Selain itu, kerja sama bersama dalam pengelolaan sumber daya laut juga dapat

dilakukan. Selain kerjasama, ketiga negara dapat menentukan titik tiga simpul sebagai titik

awal bagi ketiga negara untuk menarik diri dari batas laut.

Dalam sengketa Pulau Batu tahun, Puteh sepakat untuk menyelesaikan sengketa tahun

melalui Mahkamah Internasional dengan “Perjanjian Khusus”.Mahkamah Internasional

28 Mei 2008. memutuskan bahwa kedaulatan pulau Batu Puteh jatuh ke tangan Singapura,
yang berkuasa mempengaruhi Singapura dan Malaysia, khususnya pada perbatasan territorial

dan hubungan diplomatik antara Singapura dan Malaysia.

Dafat Pustaka

Jurnal

Adzmy, Muhammad Fadzryl. 2014. Rasionalitas Asean dalam Pembetukan Asean Political
Security Comunity (APSC).University of Muhammadiyah Malang.

Arsana, I. Made Andi. 2010, "Penyelesaian sengketa Ambalat dengan delimitasi maritim:
Kajian geospasial dan yuridis." Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , hlm 46-
58.

Amin, Choirul. 2019. Penetapan Tapal Batas Wilayah Laut Indonesia Dengan Singapura di
Bagian Barat Selat Singapura Menurut Unclos III 1982. Universitas Islam Riau.
Bachzan, Alhamda. 2019, Sengketa kebijakan pelabuhan johor malaysia dan singapura pada
tahun 2018. Universitas Islam Indonesia.

Bahri, S., & MANDIRI, F. H. R. 2011. Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa Pulau Batu
Puteh (Pedra Branca) Antara Malaysia-Singapura Melalui Mahkamah Internasional Tahun
2008

Bangun, Budi Hermawan. 2017, "Konsepsi dan pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara:
Perspektif Hukum internasional." Tanjungpura Law Journal . hlm 52-63.

Bangun, Budi Hermawan. 2021, "Upaya dan Peran ASEAN dalam Penyelesaian Sengketa Laut
China Selatan." Jurnal Komunikasi Hukum. hlm 23-37.

Christianto, Rahaditya Reza. 2021, "Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Di Titik


Pertemuan Selat Johor Dan Selat Singapura Antara Indonesia, Malaysia Dan
Singapura." NOVUM: JURNAL HUKUM , hlm 141-150.

Sugiadnyana, Putu Radyati, Dewa Gede Sudika Mangku, dan Ni Putu Rai Yuliartini.
2020,"Penyelesaian Sengketa Pulau Batuh Puteh di Selat Johor Antara Singapura Dengan
Malaysia dalam Perspektif Hukum Internasional." Jurnal Komunikasi Hukum, hlm 542-559.
Firdaus, Aos Yuli, and Isma Mutmainah. 2020, "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait
Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura." Jurnal Ilmiah Indonesia , hlm 739-750.

Gunawan Y, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta: LP3M


UMY.
Gunawan Y, 2012, “Penegakan Hukum terhadap Pembajakan di Laut Melalui Yurisdiksi
Mahkamah Pidana Internasional”, Jurnal Media Hukum, Vol. 19 No. 1, hlm. 72-86
Irewati, Awani. 2016 "Dinamika Perbatasan Wilayah Laut di Selat Malaka Singapura." Jurnal
Penelitian Politik .

Luhulima, C. P. F. 1990. Permasalahan batas laut antarnegara ASEAN dan saran


penyelesaian. Jurnal Hukum & Pembangunan, hlm 438-446.

Maghfuroh, Farah. 2017, "Negoisasi Indonesia Terhadap Singapura Dalam Penyelesaian Batas
Laut Wilayah Tahun 2005-2." Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .

Pramudianto, A. 2017. Peradilan Internasional dan Diplomasi dalam Sengketa Lingkungan


Hidup Maritim. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia. hlm 111-137

WITONO, NUGROHO BANGUN. 2006, Respon Singapura Terhadap Klaim Malaysia atas
Pulau Pedra Branca. UNIVERSITAS AIRLANGGA

Yusvitasari, Devi. 2020, "Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Ppenyelesaian Ssengketa


Tentang Penetapan Batas Laut Aantara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat." Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha , hlm 47-60.

Sumber Internet

Wikipedia,Sengketa Pedra Branca, wikipedia.org/wiki/Sengketa_Pedra_Branca,30 November


2021,19.24 WIB

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai