Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Inilah yang Allah sebutkan
dalam Al-Qur’an,
َ الل َه َل َع َّل ُك ْم ُت ْر َح ُم
َّ ُ َ َأ ْ ون ْخ َو ٌة َفَأَ ُ َّ َ مْل ُْؤ
ون ص ِل ُحوا َب ْي َن خ َو ْيك ْم ۚ َو َّات ُقوا ِإ نما ا ِمن ِإ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat Al-Qur’an dan hadits nabi tersebut menunjukkan keterikatan yang kuat dalam diri
setiap muslim. Hal ini menunjukkan bahwa seorang muslim dengan muslim yang lain bahkan
dikatakan laksana cerminan. Ini lebih menegaskan bahwa mereka bak pinang dibelah dua. Atau
bisa dikatakan bahwa melihat saudara kita sama seperti melihat diri kita sendiri. Bahkan dalam
hadits yang lain dikatakan sedekah seorang muslim kepada muslim yang lain laksana bukti dari
keimanan seorang muslim,
َ ٌ َ َأ ْ ٌ الص َد َق ُة ُب ْر َه ٌ الصاَل ُة ُن
َوال ُق ْر ُآن ُح َّجة ل َك ْو َعل ْي َك،الص ْب ُر ِض َي ٌاء
َّ ان َو َّ َو،ور َّ َو
“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Qur’an
bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu” (HR. Muslim)
Coba kita perhatikan hadits tersebut yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini. Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sampai menyatakan bahwa sedekah adalah bukti iman
seorang muslim. Ketika menjelaskan hadits ini, khususnya berkaitan dengan sedekah Imam An-
Nawawi Rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa sedekah adalah bukti
atas kebenaran iman seseorang. Itulah mengapa dinamakan sedekah karena menunjukkan
jujurnya1 iman seseorang dan bukti kuatnya keyakinannya.
Apalagi hal ini diperkuat dengan hadits lainnya yang diutarakan oleh Rasulullah,
berkaitan dengan zaman fitnah, khususnya fitnah harta,
ُ َ َو ِف ْت َن َة ُأ َّمتي امْل،َّن ِل ُك ّل ُأ َّم ٍة ِف ْت َن ًة
ال ِ ِ ِإ
1
Karena kalimat sedekah dalam bahasa arab disusun dari tiga huruf shad, dal dan qof sama
dengan ash-shidqu yang berarti kejujuran
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujian), dan fitnah umatku adalah harta” (HR.
Bukhari).
Ketika seorang muslim mau menyisihkan sebagian dari hartanya kepada saudaranya
maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah lulus dari ujian duniawi. Karena Allah telah
menyelamatkan dirinya dari sifat kikir, bakhil ataupun pelit terhadap saudaranya. Dan Allah
telah meloloskan dirinya dari fitnah kehidupan dunia dengan fitnah hartanya sebagaimana yang
diingatkan oleh Rasulullah dalam haditsnya. Dan mereka yakin bahwa Allah akan mengganti
dengan hal yang lebih baik lagi. Coba renungkanlah firmanNya,
َّ َو َما َأ ْن َف ْق ُت ْم ِم ْن َش ْي ٍء َف ُه َو ُي ْخ ِل ُف ُه َو ُه َو َخ ْي ُر
الر ِاز ِق َين
“Dan apapun yang kalian nafkahkan (sedekahkan), maka Allah pasti akan menggantinya. Dan
Dia-lah Maha Pemberi rizki yang terbaik.” (QS. Saba’: 39)
Bahkan Allah menjamin bahwa siapa saja yang bersedekah maka hal tersebut tidaklah
akan membuat dirinya sengsara. Apalagi menjadi bangkrut! Coba perhatikan mereka yang
hartanya berlipat ganda setelah bersedekah. Inilah janji Allah yang disampaikan dalam hadits
yang shahih,
َ َ ْ َْ ُ َ َ ََ َ
ص َدق ٍة ما نقص مال عب ٍد ِمن
“Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR Tirmidzi. Lihat Shahih Sunan
Ibni Majah).
Dan kalau kita melihat penjelasan dari para alim ulama maka kita akan semakin yakin
akan hal ini. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz Rahimahullah (Beliau adalah Ulama Saudi Arabia)
menjelaskan bahwa sedekah bisa menambah harta kita (misalnya bisnis menjadi lebih lancar)
dan Allah Ta’ala akan menggantikan harta tersebut dengan yang lebih baik. Beliau rahimahullah
berkata, “Dengan sedekah, Allah akan menambahkan hartanya, Allah turunkan keberkahan dan
Allah akan gantikan hartanya dengan kebaikan yang besar” (lihat penjelasan beliau dalam Syarh
Riyadhus Shalihin, di website https://binbaz.org.sa/audios/2514/191).
Selain dari hal tersebut diatas ingat bahwa sedekah kita akan menjadi naungan dan
penolong kita pada hari kiamat kelak. Hal ini didasari dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam,
اس َّ ص َد َقته َح َّتى ُي ْق َضى َب ْي َن
الن َ ُك ُّل ْامر في ظ ّل
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍئ
“Setiap manusia akan berada di bawah naungan sedekahnya sampai perkara-perkara
manusia diputuskan (pada hari kiamat kelak)” (HR. Ahmad)
Alangkah indahnya jikalau kita menjadi orang yang disebut Nabi Muhammad dalam
hadits nya tersebut. Bahkan beliau menguatkan lagi ucapannya tersebut dalam haditsnya yang
lain sambil berucap,
َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُّ مْل ُْؤ
ص َدق ُت ُه ِظل ا ِم ِن يوم ال ِقيام ِة
“Naungan orang yang beriman pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)