Anda di halaman 1dari 19

Hadis Tentang Sedekah Sebiji Kurma

Bisa Menjauhkan Api Neraka


Konten ini diproduksi oleh Lentera Ramadhan

Manfaat mengkonsumsi kurma untuk kecantikan kulit dan rambut. Foto: Shutterstock
Sebagai manusia yang diberi kesempatan untuk mencari harta baik
(thayyib) di muka bumi, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk
membagi sebagian rezeki tersebut kepada orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT

Terutama di bulan yang penuh rahmat ini, amalan kebajikan dengan sebiji
kurma sekalipun dapat menyelamatkan diri dari panasnya api neraka.
Dengan catatan, amalan itu dilakukan secara ikhlas dan tanpa perasaan
ingin dilihat atau dipuji orang lain, semata-mata hanya karena Allah SWT.
Seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
‫مْر ٍة َف َمنْ َل ْم َي ِج ْد َف ِب َكلِ َم ٍة َط ِّي َب ٍة‬
َ ‫ار َو َل ْو ِبشِ ِّق َت‬
َ ‫َفا َّتقُوا ال َّن‬
"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah
biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah
perkataan yang baik." (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016).
Sebiji kurma yang dimaksud bisa dimaknai, amalan sedekah tidak melulu
dengan jumlah yang banyak dan mahal, tetapi bisa juga dengan hal-hal
kecil disertai dengan keikhlasan. Bila tidak memiliki harta untuk
disedekahkan, maka cukup dengan menjaga ucapan yang baik-baik atau
dengan senyuman.
ADVERTISEMENT

Dan "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,


َ ‫هللا َي َت َق َّبلُ َها ِب َي ِم ْي ِن ِه ُث َّم ي َُر ِّب ْي َها ل‬
‫ِصاح ِِب َها َك َما‬ َ َّ‫ِّب َوِإن‬ َّ َّ‫ب َوالَ َي ْق َب ُل هللاُ ِإال‬
َ ‫الطي‬ ٍ ‫ب َط ِّي‬
ٍ ْ‫مْر ٍة ِمنْ َكس‬
َ ‫ص َّد َق ِب َع ْد ِل َت‬
َ ‫َمنْ َت‬
ْ ‫َأ‬
‫ي َُربِّيْ َح ُد ُك ْم فُلُوَّ هُ َح َّتى َت ُك ْو َن مِث َل ْال َج َب ِل‬
"Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya
sendiri yang baik, sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja,
maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu
mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seseorang merawat
anak kudanya hingga ia menjadi seperti gunung yang besar." (HR. Bukhari
no. 1410 dan Muslim no. 1014)
Dalam hadis Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah memang memanfaatkan
bulan Ramadhan sebagai waktu yang paling baik untuk banyak-banyak
bersedekah, terutama pada hari Jumat Ramadhan, 10 hari terakhirnya,
dan 10 hari awal bulan Dzulhijjah serta hari raya.
ADVERTISEMENT

Bila bingung menentukan siapa yang harus didahulukan dalam menerima


sedekah, penjelasan Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu' Syarah Al-
Muhadzab sepakat bahwa keutamaan bersedekah diberikan kepada
kerabat dekat yang membutuhkan. Selain itu, jika kita bersedekah dengan
mereka, maka ada dua pahala sekaligus yang dijanjikan. Yaitu, pahala
bersedekah itu sendiri dan pahala bersilaturahim.
Dari Salman bin 'Amir adh-Dhabbi, ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
‫صدَ َق ٌة َوصِ َل ٌة‬ ِ ‫صدَ َق ٌة َو َع َلى ِذيْ ْال َق َرا َب ِة ْاث َن َت‬
َ : ‫ان‬ ِ ‫الصَّدَ َق ُة َع َلى ْال ِمسْ ِكي‬
َ ‫ْن‬
"Sedekah kepada orang miskin hanyalah sedekah, sedangkan sedekah
kepada kerabat akan mendapatkan dua ganjaran, yaitu ganjaran sedekah
dan ganjaran silaturahim." (HR. Tirmidzi no. 658)
Dilansir dari laman Nahdtul Ulama, dalam hadis tersebut disimpulkan
bahwa kerabat dekat yang memang dikategorikan sebagai fakir, miskin,
atau gharim (orang dengan utang yang menumpuk) menjadi prioritas
untuk mendapatkan sedekah.
ADVERTISEMENT

Namun, menurut sebagian para ulama tidak ada perbedaan pada sedekah
yang Sunnah antara keluarga dekat maupun bukan.
(RSN/LSM)
Tema : Keutamaan Sedekah

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
‫صلِّ ْي َونُ َسلِّ ُم َعلَى خَرْيِ اَْألنَ ِام َسيِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ‫ َون‬.‫احْلَ ْم ُد ِهلل الَّذ ْي َأْن َع َمنَا بِن ْع َمة اِْإل مْيَان َواِْإل ْسالَم‬
‫ص ْحبِ ِه َأمْج َعِنْي َ ََّأما َب ْع ُد‬ ِِ
َ ‫اَله َو‬
Yang saya hormati…
Para ahli shodaqoh rohimakumulloh.

Awwalan, Segala puji bagi Allah, Dzat yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan
dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya.
Saniyan, Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rosululloh
Muhammad SAW, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan bagi umatnya.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan sedikit bahasan tentang “Keutamaan


Bersedekah”. Sebagaimana dalam pribahasa “tangan di atas lebih baik daripada tangan
dibawah”.

Hadirin hadirot rohimakumulloh,
Perlu diketahui bahwa, tidak ada dalil al-Qur’an maupun Hadits yang
menyatakan bahwa shodaqoh akan membuat kita menjadi miskin, namun
sebaliknya shodaqoh akan menjadikan kita serba berkecukupan. Mengapa
demikian? Karena Alloh SWT telah berjanji, barang siapa yang mau
bershodaqoh maka akan dilipat gandakan sampai 700 x lipat.

Hadirin hadirot rohimakumulloh,
Perihal shodaqoh ini, ada sedikit cerita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi
dan Ahmad, Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah
menciptakan gunung dan bumi pun hanya terdiam. Akhirnya para malaikat keheranan,
kemudian para malaikat bertanya :
"Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung?"
Allah menjawab : “Ada, yaitu besi”
Para malaikat bertanya lagi, “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat daripada besi?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu api”
Para malaikat kembali bertanya : “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang
lebih kuat daripada api?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu air”
Para malaikatpun bertanya kembali : “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu
yang lebih kuat daripada air?”
Allah menjawab, “Ada yaitu angin”
Akhirnya para malaikatpun masih penasaran dan bertanya lagi : “Ya Allah, adakah sesuatu
dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua?"
Allah menjawab : “Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan
tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya”.
(Subhanalloh…ternyata yang paling dahsyat adalah SHO-DA-QOH)

Hadirin hadirot rohimakumulloh,
kalau cerita tadi yang bertanya adalah malaikat, sekarang yang bertanya adalah manusia,
pertanyaannya begini : “Lha…kalau orangnya miskin tidak punya duwit/harta untuk
disedekahkan bagaimana?” Jawabannya adalah… Dari Abu Huroirah Rodhiyallohu
‘anhu , ia berkata, “Rosululloh SAW bersabda, “Setiap persendian manusia wajib
bersedekah pada setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya”
Lalu, apa sajakah dari persendian kita yang dihitung sebagai shodaqoh?

ٌ‫ص َدقَة‬ ِ ‫ن‬ ‫ث‬


ْ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ل‬
ُ ِ ‫َتع‬
‫د‬
Pertama :
َ ‫نْي‬ َ َ ‫نْي‬ َ ْ
“Engkau mendamaikan dua orang (yang bertikai/berselisih) adalah shodaqoh”
ٌ‫ص َدقَة‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ‫وتُع‬
Kedua :
َ ُ‫اعه‬
َ َ‫ َْأوَت ْرفَ ُع لَهُ َعلَْي َها َمت‬، ‫الر ُج َل ف ْـي َدابَّته َفتَ ْحملُهُ َعلَْي َها‬ ُ ‫َ نْي‬
“Engkau membantu seseorang menaikkannya ke atas kendaraannya atau engkau menaikkan
barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah shodaqoh”
ِ
Ketiga :
َ ُ‫َوالْ َكل َمةُ الطَّيِّبَة‬
ٌ‫ص َدقَة‬
“Ucapan yang baik adalah shodaqoh”

ٌ‫ص َدقَة‬ ِ َّ ‫وبِ ُك ِّل خطْو ٍة تَـم ِشيها ِإلَـى‬


Keempat :
َ ‫الصالَة‬ َْ ْ َ ُ َ
“Setiap langkah yang engkau jalankan menuju (ke masjid) untuk sholat adalah shodaqoh”
Dan Kelima : ٌ‫ص َدقَة‬ ُ ‫َوتُ ِـمْي‬
َ ‫ط اَْأل َذ ٰى َع ِن الطَّ ِريْ ِق‬
“dan engkau menyingkirkan gangguan (duri, dsb) dari jalan adalah shodaqoh”

Hadirin hadirot rohimakumulloh,
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, semoga kita termasuk
orang-orang yang ahli shodaqoh. Akhirul qouli, ihdinasshirotol
mustaqim…
Wassalamullaikum. Wr. Wb.
Suatu hari ada  seorang pengemis mengetuk pintu rumah Rasulullah SAW. Pengemis itu
berkata, "Saya pengemis, ingin meminta sedekah dari  Rasulullah."

Rasulullah bersabda, "Wahai Aisyah, berikan baju itu kepada pengemis itu".


Sayyidah Aisayaah pun akhirnya melaksanakan perintah Nabi.

Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau dan langsung
pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar, "Siapa yang mau membeli baju
Rasulullah?".  Maka dengan cepat berkumpulah orang-orang dan semua ingin membelinya.

Ada seorang yang buta mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar
membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya, “Jika
kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”.

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada
tuannya yang buta tadi.  Alangkah gemberinya si buta tersebut, dengan memegang baju
Rasulullah yang di dapat, orang buta tersebut kemudian berdo'a dan berkata, "Yaa Rabb,
dengan hak Rasulullah dan berkat baju yang suci ini maka kembalikanlah
pandanganku". Dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasulullah dengan penuh gembira dan
berkata, "Wahai Rasulullah, pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan
baju anda sebagai hadiah dariku".

Sebelumnya, orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah pun tertawa hingga
tampak gigi gerahamnya. Kemudian Rasulullah bersabda kepada Sayyidah Aisyah,
"Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan berkahNya, ia telah mengkayakan
orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak, dan
kembali lagi kepada kita."

Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam kitabnya menyebutkan bahwa pahala shadaqah itu
ada  lima macam:

ِ ‫ َو َو‬، ‫ َو َوا ِح َدةٌ بِتِ ْس ِع ْينَ َو ِه َي َعلَى اَأْل ْع َمى َو ْال ُم ْبتَلَى‬، ‫ْح ْال ِجس ِْم‬
‫اح َدةٌ بِتِس ِْع ِماَئ ٍة‬ ِ ‫ص ِحي‬ َ ‫اح َدةٌ بِ َع ْش َر ٍة َو ِه َي َعلَى‬
ِ ‫ َو‬: ‫اع‬ٍ ‫ص َدقَ ِة خَ ْم َسةُ َأ ْن َو‬
َّ ‫اب ال‬َ ‫َأ َّن ثَ َو‬
َ ‫َأ‬ َ
‫ف َو ِه َي َعلى عَالِ ٍم وْ فقِ ْي ٍه اهـ‬ ْ ‫َأ‬ ٌ ‫َأْل‬ َ
ٍ ‫ َو َوا ِح َدة بِتِس ِْع ِماَئ ِة ل‬، ‫ف َو ِه َي َعلى ا بَ َوي ِْن‬ ْ ‫َأ‬ ٌ
ٍ ‫اح َدة بِ ِماَئ ِة ل‬ َ َ
ٍ ‫َو ِه َي َعلى ِذي ق َرابَ ٍة ُمحْ ت‬
ِ ‫ َو َو‬، ‫َاج‬
(‫)كتاب بغية المسترشدين‬

Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada 5 kategori :

1) Satu di balas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat
jasmani

2) Satu di balas sembilan puluh  (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta,


orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu

3) Satu di balas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang
sangat membutuhkan

4) Satu di balas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orang tua

5) Satu di balas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang
yang alim atau ahli fiqih.

Bughyatul Mustarsyidin
MUTIARA HADITS 10 April 2020:
KEUTAMAAN BERINFAQ

Oleh: Ustadz Saifudin Yahya, Lc


َّ ‫ َو َخ ْي ُر ال‬،ُ‫ َوا ْبدَأ بِ َم ْن تَعُول‬،‫ «اليَ ُد الع ُْليَا َخ ْي ٌر ِمنَ اليَ ِد ال ُّس ْفلَى‬:‫ عن النَّب ّي – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل‬:‫عن َأبي هريرة – رضي هللا عنه‬
‫ص َدقَ ِة َما‬
‫ رواه البخاري‬.»ُ‫ َو َم ْن يَ ْستَ ْغ ِن يُ ْغنِ ِه هللا‬،ُ‫ف يُ ِعفَّهُ هللا‬ ْ ِ‫ َو َم ْن يَ ْستَ ْعف‬،‫ظه ِْر ِغن ًى‬َ ‫ َكانَ ع َْن‬.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam


bersabda : Tangan diatas itu lebih baik dari tangan dibawah. Dan mulailah dengan
orang yang menjadi keluargamu. Dan sebaik-baik sedekah ialah yang diberikan di
luar keperluan. Dan barangsiapa yang menahan diri (dari meminta-minta), maka
Allah akan mencukupkan kebutuhannya Dan barangsiapa yang merasa kaya
(terhadap ada yang ada), maka Allah akan membuatnya kaya.” (Riwayat Bukhari)

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits di atas:


1. Anjuran untuk selalu menjadi pribadi yang terbaik, khususnya dalam hal memberi.
Karena orang yang memberi kedudukannya lebih mulia dibandingkan orang yang
meminta
2. Infaq yang terbaik adalah infaq yang diberikan seseorang kepada orang yang
menjadi tanggungjawabnya yaitu keluarganya untuk kebutuhan sandang pangan
papan dan pendidikan mereka
3. Sebaik – baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan seseorang setelah ia
mencukupkan untuk kebutuhan keluarganya
4. Orang yang bisa menahan diri dari meminta-minta maka Allah akan cukupkan
harta yang ia miliki untuk kebutuhannya
5. Orang yang merasa dirinya kaya (qona’ah) terhadap apa yang Allah berikan
kepadanya maka Allah akan cukupkan kebutuhannya .

?????
Ayat Alquran & Hadist yang berkaitan dengan tema diatas:

1. Cara mendistribusikan infaq


‫يل ۗ َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن َخي ٍْر فَِإ َّن ٱهَّلل َ بِ ِهۦ َعلِي ٌم‬ ِ ‫ك َما َذا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ َما َأنفَ ْقتُم ِّم ْن َخي ٍْر فَلِ ْل ٰ َولِ َدي ِْن َوٱَأْل ْق َربِينَ َو ْٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ْٱل َم ٰ َس ِك‬
ِ ِ‫ين َوٱب ِْن ٱل َّسب‬ َ َ‫يَ ْسـَٔلُون‬

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”.
Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya.QS Al Baqarah:215
2. Perintah untuk berinfaq baik untuk orang yang kaya maupun orang yang miskin
sesuai kemampuan mereka masing-masing

)7 :‫ {لِيُ ْنفِ ْق ُذو َس َع ٍة ِم ْن َس َعتِ ِه َو َم ْن قُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْليُ ْنفِ ْق ِم َّما آتَاهُ هللاُ ال يُ َكلِّفُ هللاُ نَ ْفسًا ِإالَّ َما آتَاهَا} (الطالق‬:‫قا َل تَ َعالَى‬
Allah Ta’ala berfirman : “Hendaklah orang yang mampu itu memberikan nafkahnya
sesuai dengan kemampuannya dan barangsiapa yang terbatas rezekinya, maka
hendaklah memberikan nafkahnya sesuai dengan pemberian Allah kepadanya. Allah
tidak memaksakan kepada seseorang melainkan sesuai dengan karunia yang
diberikan olehNya kepada orang itu.” (QS At Thalaq: 7)
3. Setiap apa yang diberikan kepada keluarga meskipun sesuatu yang remeh tetap
terhitung pahala jika dilandasi ikhlas karena Allah SWT
َ‫ق نَفَقَةً تَ ْبتَ ِغي بِهَا َوجْ هَ هللاِ إالَّ ُأ ِجرْ ت‬
َ ِ‫ك لَ ْن تُ ْنف‬ َّ :- ‫عن سعد بن َأبي وقاص – رضي هللا عنه‬
َ َّ‫ «وإن‬:ُ‫أن رسو َل هللا – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل لَه‬
ٌ َ‫ ُمتَّف‬.»‫في امرأتِك‬
‫ق َعلَي ِه‬ ِّ ‫بِهَا َحتَّى َما تَجْ َع ُل في‬.
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a. , bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda
kepadanya: “Sesungguhnya engkau tiada menafkahkan sesuatu nafkahpun yang
dengannya itu engkau mencari keridhaan Allah, melainkan engkau pasti diberi pahala
karena pemberian nafkahmu tadi, sampaipun sesuatu yang engkau jadikan untuk
makanan mulut istrimu.” (Muttafaq ‘alaih)
4. Setiap hari malaikat mendoakan baik kepada orang yang berinfaq atau yang
enggan berinfaq
‫ « َما ِم ْن يَوْ ٍم يُصْ بِ ُح ال ِعبَا ُد فِي ِه إالَّ َملَ ِـ‬:‫ أن النَّب ّي – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل‬:‫عن َأبي هريرة – رضي هللا عنه‬
‫ اللَّهُ َّم‬:‫ فَيقُو ُل أ َح ُدهُ َما‬،‫كان يَ ْنزالَ ِن‬
ٌ َ‫ ُمتَّف‬.»‫ اللَّهُ َّم أ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تلَفًا‬:ُ‫ َويَقُو ُل اآل َخر‬،‫أ ْع ِط ُم ْنفقًاـ َخلَفًا‬.
‫ق َعلَي ِه‬
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tiada suatu haripun yang
semua hamba Allah berpagi-pagi pada hari itu, melainkan ada dua malaikat yang
turun (kebumi), yang satu berkata: “Ya Allah, berikanlah kepada orang yang
memberikan nafkah akan gantinya,” sedang yang lainnya berkata: “Ya Allah,
berikanlah kepada orang yang menahan hartanya dan enggan menafkahkan menjadi
habis sama sekali.” (Muttafaq ‘alaih)

‫وهللا أعلم بالصواب‬


Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk
beramal sholeh.
Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin
Hanya Allah-lah yang memberi taufik dan hidayah…
?????
KIFAYATUL MUTA'ABBID WA TUHFATUL MUTAZAHHID

Penjelasan Hadits Tentang


Keutamaan Sedekah
 Beranda  Download  Kajian  Syaikh 'Abdurrazzaq bin 'Abdil Muhsin Al-Badr  Kifayatul
Muta'abbid wa Tuhfatul Mutazahhid  Penjelasan Hadits Tentang Keutamaan Sedekah
By Radio Rodja | Sabtu, 16 November 2019 pukul 9:02 am

Terakhir diperbaharui: Sabtu, 16 November 2019 pukul 9:02 am

Tautan: https://rodja.id/2io

Penjelasan Hadits Tentang Keutamaan Sedekah adalah bagian dari ceramah agama


dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul
Mutazahhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil
Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 6 Rabbi’ul Awwal 1441 H / 03 November 2019 M.
Pembahasan halaman ke-125 pada kitab Kifayatul Muta’abbid wa Tuhfatul
Mutazahhid. Penerjemah: Ustadz Iqbal Gunawan, M.A.
Download mp3 kajian sebelumnya: Keutamaan Puasa Asyura, Muharram dan Ramadhan
Daftar Isi [sembunyikan]
 Kajian Islam Ilmiah Penjelasan Hadits Tentang Keutamaan Sedekah
o Downlod MP3 Ceramah Agama Penjelasan Hadits Tentang Keutamaan
Sedekah
KAJIAN ISLAM ILMIAH PENJELASAN HADITS TENTANG
KEUTAMAAN SEDEKAH
Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

‫ اللَّهُ َّم‬:‫ فَيَقُو ُل َأ َح ُدهُ َما‬،‫الن‬ِ ‫ان يَ ْن ِز‬ ِ ‫َما ِم ْن يَ ْو ٍم يُصبِ ُح ال ِعبا ُد فِي ِه ِإاَّل َملَ َك‬
‫ اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَلَفًا‬:ُ‫ َويَقُو ُل اآل َخر‬،‫َأ ْع ِط ُم ْنفِقًا َخلَفًا‬
“Tidak ada hari kecuali setiap hari tersebut ada dua malaikat yang turun setiap pagi dan
berkata salah seorang diantara mereka, ‘Ya Allah berilah ganti bagi orang yang berinfaq‘, dan
berkata malaikat yang lain, ‘berilah kebinasaan bagi orang yang kikir.'” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Penjelasan Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Perkataan penulis kitab ini, “keutamaan bersedekah”. Arti sedekah yaitu sesuatu yang
dikeluarkan oleh seseorang dari hartanya karena menginginkan pahala dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dan sedekah adalah salah satu amalan yang paling mulia, juga orang-orang yang
bersedekah akan mendapatkan pahala di dunia dan di akhirat. Di dunia mereka akan
mendapatkan keberkahan dalam kehidupan mereka, dalam harta mereka, juga di akhirat
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyiapkan untuk mereka pahala yang besar dan tempat kembali
yang baik.
Dinamakan sedekah dengan “sedekah” karena diambil dari kata (‫)الصِّدق‬. Karena seorang yang
mengeluarkan sedekah berarti dia membenarkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala
janjikan dari pahala untuk orang yang bersedekah. Juga menunjukkan benarnya iman
seseorang. Dan hal ini dijelaskan oleh sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

ٌ َ‫ص َدقَةُ بُرْ ه‬


‫ان‬ َّ ‫َوال‬
“Dan sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim)

Yaitu bukti benarnya keimanan seseorang.

Penulis kitab ini Rahimahullah mengumpulkan dalam bab ini beberapa hadits-hadits yang
menunjukkan keutamaan bersedekah dan besarnya pahala yang disiapkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan beliau memulai dengan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,
dalam hadits tersebut ada anjuran untuk bersedekah setiap hari. Yaitu ada motivasi bagi
seseorang untuk setiap hari bersedekah. Karena dua malaikat tersebut turun setiap hari dan
mereka juga berdoa setiap hari. Maka hadits ini memotivasi kita semua untuk bersedekah
setiap hari.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Salah satu dari dua malaikat tersebut berdoa, ‘Ya
Allah berilah ganti untuk orang yang berinfaq.” Yaitu orang yang menginfaqkan hartanya
maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menggantinya dengan kebaikan.
Anjuran Menjamu Tamu dan Membalas Kebaikan Serta Memimpin Dengan Baik

Oleh karena itu orang yang rajin berinfaq ia mendapatkan keberkahan dalam hartanya
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:

ٍ ‫ص َدقَةٌ ِم ْن َم‬
‫ال‬ ْ ‫ص‬
َ ‫ت‬ َ َ‫َما نَق‬
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (HR. Tirmidzi)

Baca juga: Sedekah Tidak Mengurangi Harta – Ceramah Singkat Tentang Sedekah


Dan termasuk dalam hal ini nafkah untuk ketaatan-ketaatan, nafkah untuk anak-
anak, nafkah untuk tamu, nafkah untuk orang miskin, orang untuk orang-orang fakir, karena
semua yang diinfaqkan oleh seseorang untuk anaknya, untuk istrinya dari makanan,
minuman, pakaian, jika ia mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala maka
semua itu termasuk sedekah. Juga apa yang diinfaqkan oleh seorang untuk kebutuhan orang-
orang fakir, orang-orang miskin dan apa yang mereka sedekahkan untuk tetangga-tetangga
mereka, semua termasuk dalam hadits ini yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memotivasi kita untuk menginfaqkan harta-harta tersebut.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Malaikat yang lain berkata, “Ya Allah berilah
kebinasaan bagi orang yang kikir.” Maksudnya di sini adalah kebinasaan pada hartanya. Dan
kebinasaan untuk harta ada dua macam; yang nampak dan yang tidak nampak. Adapun yang
nampak yaitu hartanya tertimpa musibah. Bisa jadi hilang, bisa jadi terbakar, dicuri atau
diambil oleh orang lain dengan cara yang dzalim. Adapun yang tidak nampak yaitu harta
tersebut ada namun tidak ada berkahnya sama sekali sehingga dia tidak bisa mengambil
manfaat dari harta tersebut.

Maka doa kebinasaan untuk harta orang yang kikir mencakup hilangnya berkah dari harta
tersebut juga binasanya harta tersebut dengan berbagai musibah. Dan doa kepada orang yang
kikir dalam hadits ini menunjukkan bahwasanya yang dimaksud dengan hadits di sini yaitu
nafkah yang wajib. Karena nafkah ada dua macam; nafkah yang wajib dan nafkah yang tidak
wajib (dianjurkan).

Dan mendoakan kehancuran atau kebinasaan untuk harta seseorang tidak diperbolehkan
kecuali jika ia melalaikan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan atasnya. Adapun
nafkah yang disunnahkan atau dianjurkan, jika seseorang bersedekah dengan hal tersebut
maka ia akan mendapatkan pahala, namun jika ia tidak melakukannya maka dia tidak akan
dihukum oleh Allah dan tidak berhak untuk didoakan agar hartanya binasa.

Maka –wallahu a’lam– yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah nafkah yang wajib seperti
nafkah untuk istri, untuk anak, juga seperti mengeluarkan zakat yang wajib dan semacamnya
dari nafkah-nafkah yang wajib. Karena orang yang tidak mengeluarkan apa yang Allah
wajibkan atasnya maka ia berhak untuk mendapatkan doa setiap hari dari dua malaikat agar
hartanya binasa.
Kemudian sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 2 - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi,
Lc.)

،‫ب ِإالَّ َأ َخ َذهَا هَّللا ُ تعالى ِبيَ ِمينِ ِه‬ َ ‫ب‬


ٍ ِّ‫طي‬ ٍ ‫ق َأ َح ُد ُك ْم ِبتَ ْم َر ٍة ِم ْن َك ْس‬ َ َ‫الَ يَت‬
ُ ‫ص َّد‬
‫ون ِم ْث َل ْال َجبَ ِل َأ ْو‬
َ ‫ َحتَّى تَ ُك‬،ُ‫صه‬ َ ‫ َأ ْو قَلُو‬،ُ‫فَيُ َربِّيهَا َك َما يُ َربِّي َأ َح ُد ُك ْم فَلُ َّوه‬
‫َأ ْعظَ َم‬
“Tidaklah salah seorang diantara kalian bersedekah dengan satu biji kurma dari sumber
penghasilan yang baik kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengambilnya dengan tangan
kananNya kemudian Allah memeliharanya sebagaimana salah seorang diantara kalian
memelihara anak kudanya atau anak untanya sampai seperti sebesar gunung atau lebih besar
lagi.”

Penulis kitab ini Rahimahullah menyebutkan hadits ini dari sahabat Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah
salah seorang diantara kalian bersedekah dengan satu biji kurma dari hasil pekerjaan yang
baik.” Dalam hadits-hadits yang lain ada tambahan lafadz:

َ ‫َوالَ يَ ْقبَ ُل هللا إالَّ الطَّي‬


‫ِّب‬
“Dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik.”

Juga dalam sebagian hadits yang lain ada tambahan:

‫ق َأ َح ٌد بعدل تَ ْم َر ٍة‬ َ َ‫اَل يَت‬


ُ ‫ص َّد‬
“Tidaklah salah seorang diantara kalian bersedekah sebesar satu biji kurma.”

Maka dua riwayat ini menjelaskan bahwasanya barangsiapa yang bersedekah dengan satu biji
kurma atau sebanding dengan satu biji kurma dari makanan atau minuman atau uang atau
semacamnya, maka hadits ini tidak khusus satu biji kurma. Akan tetapi yang dimaksud
adalah barang siapa yang bersedekah dengan satu biji kurma atau yang sebanding dan
seharga dengan satu biji kurma. Maka yang dimaksud di sini adalah barangsiapa yang
bersedekah dengan sesuatu yang sedikit sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
melipatgandakan untuk orang yang bersedekah tersebut dan Allah akan memelihara pahala
bersedekah dengan satu biji kurma atau sebanding dengan satu biji kurma sampai sedekah
tersebut seperti sebesar gunung pada hari kiamat. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
memeliharanya, mengembangkannya untuk orang yang bersedekah dengan hal tersebut.

Maka di sini ada makna bahwasanya pahala sedekah itu dilipatgandakan dan bahwasanya


orang yang bersedekah akan mendapatkan berkah dan akan bertambah besar pahalanya bagi
orang yang mengeluarkan hartanya dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pada hari kiamat
ia akan mendapatkan pahala tersebut berlipat ganda.
Jika satu biji kurma atau yang sebanding dengan satu biji kurma pada hari kiamat nanti
seorang akan mendapatkannya seperti yang menginfakkan satu gunung, maka bagaimana
dengan orang yang bersedekah dengan berbagai macam sedekah yang ia mengharapkan
pahala dari Allah subhanahu wa Ta’ala.

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Dari penghasilan yang baik.” Di sini ada syarat
yang menunjukkan bahwasanya nafkah yang yang dihasilkan dari penghasilan yang tidak baik
maka tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata setelahnya, Dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menerimanya kecuali yang
baik.”

Disunnahkannya Mudaroh dan Meninggalkan Mudahanah

Dan dengan syarat ini maka kita ketahui bahwasanya nafkah tersebut harus diberikan dari
penghasilan yang baik. Yaitu harta tersebut dia dapatkan dari cara yang halal. Adapun jika ia
mendapatkan harta tersebut dari berbuat curang atau riba atau dia curi atau selainnya dari
jalan-jalan yang haram atau cara-cara yang haram, maka berarti harta tersebut tidak baik dan
tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena Allah tidak menerima kecuali
yang baik.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mengambil sedekah tersebut dengan tangan kananNya.” Ini menunjukkan penetapan tangan
kanan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

‫ضتُهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬


َ ‫ق قَ ْد ِر ِه َواَأْلرْ ضُ َج ِميعًا قَ ْب‬ َّ ‫َو َما قَ َدرُوا اللَّـهَ َح‬
﴾٦٧﴿ ‫ون‬ َ ‫َّات بِيَ ِمينِ ِه ۚ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يُ ْش ِر ُك‬
ٌ ‫ط ِوي‬ْ ‫ات َم‬ ُ ‫َوال َّس َما َو‬
“Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya dan seluruh
bumi berada di genggamanNya pada hari kiamat dan langit-langit di tangan kananNya,
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar[39]: 67)
Dan kaidah menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwasanya nash-nash yang berkaitan
dengan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala harus diimani sebagaimana nash tersebut
tertera dan seorang harus menjauhi dari cara-cara dan jalan jalan yang ditempuh oleh orang-
orang yang mentakwil atau orang-orang yang menyelewengkan nash-nash tersebut yang
mereka berusaha untuk memutar balik dalil-dalil sifat dan memalingkan dari dzahirnya
bahkan menjauhkan dari makna yang seharusnya. Mereka menganggap bahwasannya dengan
hal tersebut mereka mensucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam yang mengucapkan hal ini, beliaulah yang kita harus contoh dalam mensucikan
Allah ‘Azza wa Jalla. Dan cukuplah bagi seorang muslim mendengarkan hadits-hadis
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengimani sebagaimana hadits-hadits tersebut
tertera dan tidak menyibukkan diri memalingkan hadits itu kepada makna-makna yang jauh
yang mereka dengan hal tersebut ingin mensucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka kita mengatakan sebagaimana apa yang diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, “Kecuali Allah akan mengambil dengan tangan kananNya.” Dan ini menunjukkan
tingginya kedudukan sedekah. Dan juga wajib dalam hal ini kita mensucikan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dari tamtsil (menyamakan Allah dengan makhlukNya) karena Allah
‘Azza wa Jalla berfirman:

ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِ ِه َش ْي ٌء ۖ َوهُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬


‫صي ُر‬ َ ‫لَي‬
“Tidak ada yang sama dengan Allah dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.
Asy-Syura'[42]: 11)
Juga firman Allah:

﴾٤﴿ ‫َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬


“Tidak ada seorangpun yang sama atau setara denganNya.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 4)
Juga firman Allah:

‫هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميًّا‬


“Apakah engkau mengetahui ada yang sama dengan Allah?” (QS. Maryam[19]: 65)

Baca Juga:

Aqidah Ahlussunnah Dalam Memahami Takdir Allah - Kitab Al-Ibanah (Ustadz Dr.
Muhammad Nur Ihsan, M.A.)

Dan tidak boleh terbetik di pikiran seseorang bahwasanya sifat Allah seperti sifat


makhlukNya. Karena sifat-sifat Allah yang disandarkan kepada Allah sesuai dengan
kemuliaan dan keagunganNya. Dan kaidah yang disebutkan para ulama dalam bab ini yaitu
ketika diidhafahkan sesuatu kepada hal yang lain maka itu
menunjukkan takhsis (pengkhususan). Maka apa yang disandarkan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dari sifat-sifat,  maka itu khusus bagi Allah dan sesuai dengan kesempurnaan dan
keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun yang disandarkan kepada para makhluk dari
sifat-sifat, maka sesuai dengan kelemahan dan kekurangan mereka. Dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala disucikan dari yang sama dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu tidak ada yang
setara dan sebanding dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firmanNya:

َ ‫فَاَل تَضْ ِربُوا لِلَّـ ِه اَأْل ْمثَا َل ۚ ِإ َّن اللَّـهَ يَ ْعلَ ُم َوَأنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم‬
﴾٧٤﴿ ‫ون‬
“Janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, sesungguhnya Allah
mengetahui dan kalian tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl[16]: 74)
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memeliharanya
sebagaimana salah seorang diantara kalian memelihara anak kudanya atau anak untanya
sampai seperti menjadi sebesar gunung atau lebih besar lagi.” Tentunya anak-anak kuda ini 
punya kedudukan yang tinggi bagi pemiliknya. Karena anak-anak kuda tersebut disiapkan
untuk hal-hal yang besar, untuk melawan musuh dan untuk berperang. Maka mereka
memperhatikan anak-anak kuda tersebut lebih dari perhatiannya kepada binatang ternak
yang lain. Karena ada perhatian khusus, ada pemeliharaan khusus untuk anak-anak kuda.
Maka di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengkhususkan anak kuda ini atau
bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memelihara pahala tersebut seperti seorang
memelihara anak kudanya. Adapun anak-anak unta, ini juga tentu sangat disukai oleh para
pemilik unta tersebut.

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sampai sedekah kurma tersebut menjadi seperti
sebesar gunung atau lebih besar lagi.” Ketika seorang bersedekah dengan satu biji kurma atau
yang seharga dan sebanding dengannya, maka pahalanya akan seperti gunung. Karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala memeliharanya sampai pada hari kiamat pahala tersebut seperti
sebesar gunung. Maka hadits yang agung ini, hadits yang penuh berkah ini menunjukkan
keutamaan bersedekah. Bahkan seandainya sedekah tersebut hanya sesuatu yang sedikit.
Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

‫ال تَحقِ َر َّن ِم َن ال َم ْعرُوف َش ْيًئا‬


“Janganlah engkau menganggap remeh satu kebaikan sedikitpun.”

Maka janganlah kalian meremehkan bersedekah dengan satu riyal atau satu potong roti atau
satu kotak susu atau satu biji kurma. Karena apabila seorang bersedekah dengan hati yang
bersih, dari penghasilan yang baik, mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Allah akan memeliharanya sampai pada hari kiamat nanti ia dapati seperti sebesar gunung
atau lebih besar lagi.

Baca Juga:

Murah Hati dan Semangat Berbagi

Kemudian penulis kitab ini Rahimahullah mengatakan: Dan sahabat Kharitsah bin Wahab
Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan beliau mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ لَ ْو‬:‫ فَيَقُول الَّ ِذي ُأ ْع ِطيَهَا‬،‫ص َدقَتِ ِه‬ ِ ‫ص َّدقُوا! ي‬


ُ ‫ُوش‬
َ ‫ك ال َّر ُج ُل يَ ْم ِشي ِب‬ َ َ‫ُ ت‬
‫ فَاَل يَ ِجد َم ْن‬،‫ فََأ َّما اآْل َن فَاَل َحا َجةَ ِلي بِهَا‬،‫س قَبِ ْلتهَا‬
ِ ‫ت ِبهَا بِاَأْل ْم‬ َ ‫ِجْئ‬
‫يَ ْقبَلُهَا‬
“Bersedekahlah! karena hampir saja seorang laki-laki berjalan membawa sedekahnya,
kemudian berkata orang yang diberikan sedekah tersebut: seandainya engkau datang kemarin
maka aku akan menerima sedekahmu, adapun hari ini maka saya tidak butuh lagi, maka
orang yang ingin bersedekah tersebut tidak mendapatkan orang yang ingin menerimanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penulis kitab ini Rahimahullah menyebutkan hadits ini dalam memotivasi kita untuk
bersedekah dan memanfaatkan waktu atau kesempatan sebelum tidak ada lagi kesempatan.
Dan ini adalah salah satu cara memotivasi seseorang untuk bersedekah. Yaitu memanfaatkan
waktu-waktu untuk bersedekah. Karena betapa banyak orang yang menunda kesempatan
yang baik untuk bersedekah namun ia tidak memanfaatkan waktu tersebut. Sehingga ia
kehilangan kesempatan untuk bersedekah.

Syaikh menceritakan bahwasanya ada seorang yang terpercaya menyebutkan bahwasannya


ada salah satu orang kaya yang diminta untuk bersedekah membangun masjid besar yang
membutuhkan dana 3 juta riyal. Ia setuju dengan permintaan tersebut kemudian ia
mengatakan untuk disiapkan gambarnya dan yang lainnya dan ia akan menjamin semua dana
pembangunan masjid tersebut. Akan tetapi ia tidak segera membayarkan uang tersebut. Ia
hanya bersiap untuk membayar. Kemudian ia sakit dan meninggal setelah itu. Kemudian
orang yang mengajaknya untuk bersedekah berkata kepada ahli warisnya bahwasannya bapak
kalian telah menyetujui pembangunan masjid tersebut dan akan menyiapkan dananya dan
kalian telah mewariskan harta yang sangat banyak. Maka bapak kalian mengatakan
bahwasanya dia siap untuk membangun masjid tersebut dan menyuruh saya untuk
menyiapkan gambar dan selainnya dan sekarang saat ini sudah siap. Maka para ahli warisnya
bermusyawarah namun setelahnya mereka tidak memberikan sedikitpun kepada orang
tersebut kecuali salah satu di antara mereka hanya memberikan 2.000 riyal dan mengatakan,
“Ini dari saya.”
Maka manfaatkan waktu bersedekah ketika terbuka kesempatan untuk seorang, ini adalah
kesempatan yang sangat baik. Dan apabila terbuka kesempatan saat ini, maka bisa jadi besok
tidak ada lagi kesempatan. Sebagaimana dalam ashar dari sahabat Abdullah bin Umar
Radhiyallahu ‘Anhu beliau mengatakan:

‫ك َغ ًدا‬ ُ ‫الَ تَ ْد ِري يَا َع ْب َد هَّللا ِ َما َذا يَ ُك‬


َ ‫ون ا ْس ُم‬
“Wahai hamba Allah, kamu tidak mengetahui besok kamu jadi apa.” (Riwayat Tirmidzi dan
dishahihkan oleh Al-Albani)

Maksudnya adalah apakah kamu masih hidup atau kamu sudah mati. Maka memanfaatkan
kesempatan bersedekah ketika telah terbuka kesempatan itu. Ini adalah perkara yang sangat
penting, tidak boleh seorang melalaikan hal ini. Dan hadits ini memotivasi kita untuk
memanfaatkan waktu bersedekah ketika kesempatan tersebut terbuka. Karena bisa jadi akan
datang suatu hari yang tidak ada lagi kesempatan untuk bersedekah bahkan bisa jadi seorang
menunda bersedekah sampai umurnya menjadi tua kemudian ia menjadi pikun maka anak-
anaknya pun menghalangi dia untuk membelanjakan hartanya pada hartanya ada namun ia
tidak mampu untuk mensedekahkan hal tersebut karena telah dihalangi dari membelanjakan
harta tersebut.

Baca Juga:

Hadist Tentang Kehidupan Bahwa Dunia Ini Hina


Maka pada intinya adalah seorang hamba tidak seyogyanya untuk menunda sedekah.
Sebaliknya ia harus bersegera untuk bersedekah, manfaatkan waktu sebelum waktu tersebut
tertutup dan dianjurkan juga untuk seseorang selalu bersedekah setiap hari dan ia
mengharapkan juga pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas apa yang ia infaqkan untuk
istrinya, keluarganya, dari makanan, minuman, pakaian dan kendaraan.

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Bersedekahlah! Karena hampir saja seorang laki-
laki berjalan membawa sedekahnya kemudian berkata orang yang diberikan sedekah
tersebut, ‘Seandainya kamu datang kemarin maka saya akan menerimanya'”. Perhatikan
perbedaan antara kesempatan untuk bersedekah dan hilangnya kesempatan tersebut hanya
satu hari. Maka di sini ada anjuran untuk segera bersedekah ketika terbuka kesempatan
tersebut. Karena bisa jadi terbuka kesempatan hari ini dan besok tidak terbuka lagi. Bisa jadi
ada sebab-sebab yang menghalangi seseorang untuk bersedekah. Diantaranya adalah bisa jadi
pada hari ini kita bersemangat untuk bersedekah -karena hati kita terkadang semangat
terkadang hilang semangatnya- dan bisa jadi besok kita kemudian tidak bersemangat lagi
untuk bersedekah karena kadang seseorang memikirkan anak-anaknya sehingga dia pun
menjadi berat untuk mengeluarkan hartanya. Dan juga bisa jadi harta yang banyak pada hari
ini besok tidak banyak lagi, dan bisa jadi besok juga kita tidak mendapatkan seorang fakir
yang bisa kita berikan sedekah tersebut juga sebab-sebab yang lain yang sangat banyak yang
bisa menghalangi kita untuk bersedekah.
KITAB LUBABUL HADITS BAB 17 | KEUTAMAAN SEDEKAH

‫ ﻓﻲ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ‬: ‫ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﻋﺸﺮ‬


ِ‫ ﺍﻟﺼَّﺪَ َﻗ ُﺔ َﺗﻤْﻨَ ُﻊ ﻣِﻴﺘَ َﺔ ﺍﻟﺴُّﻮﺀ‬ : ‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu bisa menolak mati buruk”. 
‫ﺻﺪَ َﻗ ُﺔ ﺍﻟ َﻌﻼَ ِﻧﻴَ ِﺔ ُﺟﻨ ٌَّﺔ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ‬
َ ‫ﺻﺪَ َﻗ ُﺔ ﺍﻟﺴِّﺮِّ ُﺗﻄْﻔِﻰﺀُ َﻏﻀَﺐَ ﺍﻟﺮَّﺏِّ َﻭ‬
َ  : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah sirri (secara rahasia) memadamkan
murka Allah SWT dan sedekah secara terang-terangan merupakan perisai dari
neraka”.
ِ‫ ﺍﻟﺼَّﺪَ َﻗ ُﺔ َﺗﺴُﺪُّ َﺳﺒْ ِﻌﻴْﻦَ َﺑﺎﺑًﺎ ِﻣﻦَ ﺍﻟﺴُّﻮﺀ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu bisa menutup 70 pintu
keburukan” 
َ ‫ ﺍ ّﺗﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻨ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
‫ ﻓﺈﻥْ ﻟَﻢْ َﺗﺠِﺪُﻭﺍ َﻓﺒِﻜَﻠِﻤَ ٍﺔ ﻃَﻴِّﺒَ ٍﺔ‬،ٍ‫َّﺎﺭ َﻭﻟَﻮْ ِﺑﺸِﻖِّ َﺗﻤْﺮَﺓ‬
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Takutlah kalian pada neraka walaupun
dengan sesobek kurma, jika kalian tidak mendapatkannya maka dengan kalimat
yang baik”. 
‫ﺎﻥ ﺃَ َﻗ ُّﻞ ِﻣﻨْ ُﻪ‬ ِ ‫ ﻻَ َﺗﺴْﺘَﺤﻴُﻮﺍ ِﻣﻦْ ﺇﻋﻄَﺎﺀِ ﺍﻟ َﻘﻠ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
َ ‫ َﻓﺈﻥَّ ﺍﻟﺤِﺮْ َﻣ‬،‫ِﻴﻞ‬
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah kalian merasa malu untuk
memberi sedikit, karena sesungguhnya tidak memberi lebih sedikit daripada
memberi sedikit”.
‫ َﻣﻦْ َﻧ َﻬﺮَ َﺳﺎ ِﺋﻼً َﻧ َﻬﺮَ ْﺗ ُﻪ ﺍﻟﻤﻼ ِﺋﻜَ ُﺔ َﻳﻮْ َﻡ ﺍﻟﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ‬ : ‫ َﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang membentak peminta
(pengemis) makakelak di hari kiamat dibentak oleh malaikat”.
ِ‫ُﻮﺭ ﺍﻟﻌِﻴﻦِ َﻗﺒْﻀَ ُﺔ ﺍﻟﺘَّﻤْﺮِ َﻭ َﻓ ْﻠﻖُ• ﺍﻟﺨُﺒْﺰ‬
ِ ‫ َﻣ ْﻬﺮُ ﺍﻟﺤ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mas kawin bidadari itu segenggam kurma
dan sepotong roti”.
‫ﺻﺪَ َﻗ ٍﺔ‬
َ ْ‫ َﻣﺎ َﻧ َﻘﺺَ َﻣﺎ ٌﻝ ِﻣﻦ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah berkurang suatu harta karena
sedekah”.
‫ ﺍﻟﺼَّﺪَ َﻗ ُﺔ َﺷ ُﻲﺀٌ َﻋﻈِﻴﻢٌ َﻗﺎﻟَﻬﺎ َﺛﻼَﺛﺎ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu sesuatu yang besar. Beliau
mengucapkannya sampai tiga kali”.
َ‫ ﺍﻟﺼَّﺪَ َﻗ ُﺔ َﺗﺮُ ُّﺩ ﺍﻟﺒَﻼَﺀ َﻭ ُﺗﻄَﻮِّ ُ•ﻝ ﺍﻟ ُﻌﻤْﺮ‬ : ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬ 
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu menolak bala dan
memanjangkan umur”.
Brebes, NU Online Ketua GP Ansor Jatibarang Lor Ustadz Hadi Mulyanto menganjurkan mereka yang hadir
dalam acara Halal Bihalal di desa Glonggong kecamatan Wanasari kabupaten Brebes untuk semangat
bersedekah. Menurut Ustadz Hadi, Allah telah menyediakan ganjaran berkali-kali lipat sesuai tingkatannya
seperti tertera dalam kitab Qathrul Ghaits. <> Pada Halal Bihalal keluarga Bani Taswan ini, Ustadz Hadi
atas nama keluarga mengatakan, sedekah memiliki 5 tingkatan. Pertama sedekah dengan ganjaran 10 kali
lipat ialah sedekah kepada orang yang sehat. Kedua sedekah dengan ganjaran 90 kali lipat ialah sedekah
kepada orang sakit atau sedang terkena musibah. “Sementara tingkatan ketiga sedekah dengan ganjaran
900 kali lipat ialah sedekah kepada kerabat, famili yang kurang mampu. Keempat sedekah dengan
ganjaran 100.000 kali lipat ialah sedekah kepada kedua orang tua sendiri,” kata Ustadz Hadi Kamis (31/7).
Terakhir, kata ustadz Hadi, sedekah dengan ganjaran 900.000 kali lipat ialah sedekah kepada orang alim,
para ahli fiqih, dan para kiai. Karenanya, selagi masih hidup baiklah kiranya kita memperbanyak sedekah,
imbau alumnus pesantren Ma’hadut Tholabah, Babakan, Tegal. (Red. Alhafiz K) TAGS: Lima Tingkat
Ganjaran Pahala Sedekah

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/53604/lima-tingkat-ganjaran-pahala-sedekah
Dinukil dari kitab Bugyatul Mustarsyidin Sayyid Ba'alawy
[‫]فائدة‬:
‫ذكر السيوطي في خماسيه أن ثواب الصدقة خمسة أنواع‬:
‫واحدة بعشرة وهي على صحيح الجسم‬،
‫وواحدة بتسعين وهي على األعمى والمبتلي‬،
‫وواحدة بتسعمائة وهي على ذي قرابة محتاج‬،
‫وواحدة بمائة ألف وهي على األبوين‬،
‫وواحدة بتسعمائة ألف وهي على عالم أو فقيه اهـ‬.
Faedah:
Imam suyuti dalam kitab khumasinya menyebutkan bahwa pahala sedekah ada 5 macam :
1. Sedekah satu dibalas 10 kali lipat.
Yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmaninya.
2. Sedekah satu dibalas 90 kali lipat.
Yaitu bersedekah kepada orang buta dan kepada orang yang tertimpa musibah.
3. Sedekah satu dibalas 900 kali lipat.
Yaitu bersedekah kpd kerabat yg membutuhkan.
4. Sedekah satu dibalas 100.000 kali lipat.
Yaitu bersedekah kpd kedua orang tua.
5. Sedekah satu dibalas 900.000 kali lipat.
Yaitu bersedekah kpd orang2 alim atau orang2 pandai dlm masalah agama.
wallohu a'lam.
‫كتاب بغية المسترشدين‬
‫باعلوي الحضرمي‬
*BEBERAPA FADHILAH DARI GUDANG FADHILAH SHODAQOH*
Termaktub dalam kitab "DURROTUN NASHIHIN" Hal 23-24 dalam kitab tersebut menggunakan lafadz
"Waruwiya 'An Al-Nabi SAW "
‫ األولى كانت صغيرة فكرتنى والثانية كنت حارسى فاآلن صرت‬:‫ﻗﺪ ﻭﺭﺩ ﺃﻥ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﻳﺪ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﺑﺨﻤﺲ ﻛﻠﻤﺎﺕ‬
‫حارسك والثالثة كنت عدوا فأحببتنى والرابعة كنت فانية فأبقيتنى والخامسة كنت قليلة فكثرتنى‬
Diriwayatkan dari baginda Nabi SAW Sesungguhnya beliau berkata : Shodaqoh itu ketika keluar dari
tangan pemiliknya,maka ia (shodaqoh) berkata pada pemiliknya dengan lima kalimat.
PERTAMA
Ditanganmu aku kecil,kini engkau telah membuat aku besar.
KEDUA
Ditanganmu aku selalu engkau jaga,sekarang akulah yang menjadi penjagamu
KETIGA
Ditanganmu aku ini musuhmu,kini engkau telah menjadikan aku kekasihmu (kini aku menjadi kekasihmu)
KEEMPAT
Ditanganmu aku hanya barang yang fana,kini engkau menjadikan aku kekal.
KELIMA
Ditanganmu aku ini sedikit,kini engkau melipat gandakanku.
=================================
‫ﻓﺎﺋﺪﺓ (ﺫﻛﺮ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ ﻓﻲ ﺧﻤﺎﺳﻴﻪ ﺃﻥ ﺛﻮﺍﺏ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﻌﺸﺮﺓ ﻭ ﻫﻲ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺠﺴﻢ ﻭ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﺘﺴﻌﻴﻦ ﻭ ﻫﻲ ﻋﻠﻰ‬
‫ﺍﻷﻋﻤﻰ ﻭ ﺍﻟﻤﺒﺘﻠﻰ ﻭ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﺘﺴﻊ ﻣﺎﺋﺔ ﻭ ﻫﻲ ﻋﻠﻰ ﺫﻱ ﻗﺮﺍﺑﺔ ﻣﺤﺘﺎﺝ ﻭ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﻤﺎﺋﺔ ﺃﻟﻒ ﻭ ﻫﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺑﻮﻳﻦ ﻭ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺑﺘﺴﻌﻤﺎﺋﺔ ﺃﻟﻒ ﻭ ﻫﻲ‬
١٠٧ ‫~ ﻋﻠﻰ ﻋﺎﻟﻢ ﺃﻭ ﻓﻘﻴﻪ ~ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ‬
)faidah) Imam As-Suyuthi dalam kitab khumasinya membagi shadah menjadi 5 :
1. shadaqah yg pahalanya 10 x lipat,yaitu shadaqah kpd orang yg sehat wal afiyat
2. shadaqah yg pahalanya 90 x lipat,yaitu shadaqah kpd orang buta dan yg terkena musibah
3. shadaqah yg pahalanya 900 x lipat,yaitu shadaqah kpd kerabat yg membutuhkan
4. shadaqah yg pahalanya 100 rb x lipat,yaitu shadaqah kpd kedua orang tua
5. shadaqah yg pahalanya 900 rb x lipat,yaitu shadaqah kpd ulama atau fuqaha'
kitab Bughyatul Mustarsyidin : 107

nnnnn

Anda mungkin juga menyukai