Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MERANCANG DESAIN KEMASAN /

PACKAGING DAN PROMOSI PRODUK


Dosen Pengampu : Irwansyah, S.E., M.Si.

Oleh
Kelompok 10 :
1. Albert Matondang ( 7203144009)
2. Andini Dwi Cahya Baiti( 7203144009)
3. M.Iqbal Mangkuluhur( 7203144008)

PRODI S – 1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Tentang “Merancang
desain kemasan / packaging dan promosi produk ”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
Makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Makalah yang selanjutnya akan kami susun.
Akhir kata kami berharap semoga ini makalah Tentang “Merancang desain kemasan /
packaging dan promosi produk” dapat memberikan manfaat maupun menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai “Merancang desain kemasan / packaging dan
promosi produk”.

Medan, November 2022

Kelompok 10
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
A. Desain ....................................................................................................................... 6
B. Kemasan .................................................................................................................... 8
C. Sejarah Kemasan ........................................................................................................ 8
D. Fungsi Kemasan ........................................................................................................ 9
E. Faktor –Faktor kemasan ………………………………………………………………..9
F. Proses Desain Kemasan ……………………………………………………………….12
G. Promosi Produk ………………………………………………………………………..14
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia bisnis dan perdagangan dewasa ini menuntut pertumbuhan kurva penjulalannya
mengalami peningkatan dan pertumbuhan di tengah-tengah persaingan produk dipasaran
terutama produk sejenis dengan tidak banyak mengeluarkan biaya produksi.

Daya tarik pada suatu produk selain diakibatkan oleh upaya pengenalan produk lewat
iklan dan promo juga timbul akibat daya tarik yang ditimbulkan produk itu sendiri. Hal tersebut
pula yang menjadi suatu tuntutan mendasar bagi suatu perusahaan atau produsen produk untuk
menciptakan daya tarik terhadap calon pembeli dan menimbulkan minat membeli. Jawaban atas
tuntutan itu tentu adalah daya tarik tersendiri atas produk di pasaran dengan pesaingnya produk
serupa.

Untuk menciptakan daya tarik pembeli maka diperlukan terobosan kreatif atas produk
selain kualitas produk, salah satunya lewat kemasan yang menarik minat beli. Kemasan pada
suatu produk mencitrakan dirinya sendiri dipasaran dan berusaha menawarkan dirinya sendiri
ditengah-tengah himpitan produk lain. Maka, jika melihat hal tersebut dapatlah kita
menyebutkan sebagai upaya komunikasi atas produk diperlukan suatu ciri khas pada produk
sebagai identias, dengan sederhana kita membutuhkan suatu rancangan atas kemasan produk atau
membutuhkan desain kemasan pada produk. Ini bertujuan selain untuk penggunaan jangka
pendek yakni mengemas produk itu sendiri juga sebagai tujuan jangka panjang yakni branding,
sehingga dibutuhkan konsep yang matang dalam perancangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Desain?
2. Bagaimana Tentang Kemasan ?
3. Bagaimana Sejarah Kemasan ?
4. Bagaimana Fungsi Kemasan?
5. Bagaimana Faktor Faktor Desain Kemasan ?
6. Bagaimana Proses Desain Kemasan ?
7. Bagaimana Tentang Promosi

C. Tujuan
1. Untuk memahami Pengertian Desain
2. Untuk mengetahui Tentang Kemasan
3. Untuk mengetahui Sejarah Kemasan
4. Untuk memahami fungsi Kemasan
5. Untuk memahami faktor faktor desain kemasan
6. Untuk memahami Proses Desain Kemasan
7. Untuk memahami Tentang Promosi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Desain
Desain secara etimologi, istilah Desain berasal dari beberapa serapan bahasa, yaitu kata
“designo” (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar dan bermakna:

to make preliminary sketches


to plan and carry out
to form in the mind

dan kata “designare” (Latin) yang berati:

the arrangement of parts, details, form, color, etc so as to produce anartistic unit
a plan, scheme, a project

Sebagai kata kerja, desain memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru.
Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif,
baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.

Orang Italia jauh lebih dahulu memakai kata desain ini dalam kehidupan mereka. Mereka
menyebutnya ‘designo’ yang berarti ‘gambar’. Penggunaan istilah designatau desain bermula
dari gambar teknik arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan,
istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni adalah
suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis dan
pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru
atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek
fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak
hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.
Ada beberapa pengertian tentang desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedia

The American College Dictionary


a) Menyiapkan rencana pendahuluan; perancangan
b) Membentuk atau memikirkan sesuatu di dalam benak kita; merancang ‘rencana’
c) Menetapkan dalam fikiran; tujuan; maksud
d) Garis besar, sketsa; rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang
mesin yang akan diwujudkan
e) Merencanakan dan memberi sentuhan artistik yang dikerjakan dengan kep;akaran yang
tinggi
f) Perbagai detil gambar, bangunan; wahana lainnya untuk pekerjaan artistik
g) Merupakan pekerjaan artistic
Readers Dictionary, Oxford Progressive English
a) Gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan dikerjakan atau dibuat
b) Sesuatu atau rencana suatu lukisan, buku, bangunan, mesin dan lainnya
The Nes Book of Knowledge
a) Menunjukkan suatu cara bagaimana setiap bagian menyempurnakan suatu objek secara
bersama, baik yang ditemukan di alam atau buatan manusia dan setiap objek tersebut
memiliki susunannya masing-masing. Ketika objek itu dilihat sebagai suatu kesatuan,
maka pada saat itu pula kita melihat itu sebagai satu desain. Kesatuan ini merupakan
unsur yang paling penting dalam satu desain yang berhasil.
Encyclopedia Britanica
a) Merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan rencana kerja ‘seni’
dengan memberi penekanan khusus pada aspek proporsi, struktur, gerak dan keindahan
secara terpadu; identik dengan pengertian koposisi yang berlaku pada perbagai cabang
seni, meskipun secara khusus kerap dikaji sebagai ‘seni terapan’
Mc Graw-Hill Dictionary of Art
a) Merupakan susunan elemen rupa pada satu pekerjaan seni
b) Elemen rupa pada benda-benda dekoratif Webster Dictionary
c) Sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan dikerjakan
d) Gambar awal atau model yang dibuat oleh seorang pelukis atau pematung
Encyclopedia of The Art
a) Dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana
komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya
bentuk yang berirama, desain motif, komposisi nada dan lain-lain.
B. Kemasan

Ada beberapa pendapat tentang pengertian kemasan, pertama; menurut Kotler (1995 : 200)
pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah
produk. Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau
kemasan suatu barang. Sedangkan menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau
bungkus.

Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan adalah suatu kegiatan
merancang dan memproduksi bungkus suatubarang yang meliputi desain bungkus dan
pembuatan bungkus produk tersebut.

Dari pengertian asal kata yakni desain dan kemasan dapat kita tarik suatu garis kesimpulan
bahwa desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu
yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran
suatu produk

C. Sejarah Kemasan

Menurut Christine Suharto Cenadi, kemasan telah dikenal sejak jaman manusia purba.
Orang- orang primitive menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi
buah-buahan yang dipungut dari hutan. Kemudian 8.000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat
aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun cair. Orang-orang Indonesia kuno
membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-
bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu,
kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap
pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga
berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan.
Sebenarnya peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak munculnya
supermarket atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rak-
rak toko. Tetapi pada saat itupun kemasan hanya berfungsi memberikan informasi- memberitahu
kepada konsumen tentang apa isi atau kandungan di dalam kemasan tersebut

D. Fungsi Kemasan

Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah
membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells
(Kemasan melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan
menjual apa yang dilindungi).” Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau
wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.

Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini
kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan
bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh
konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya
tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi
untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang.
Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali
lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk
membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus
tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

E. Faktor Faktor Desain Kemasan


Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus
mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a) Faktor pengamanan.

Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapatmenjadi


penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan,
kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar
kerenyahannya tahan lama.
b) Faktor ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak
melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk
susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.

c) Faktor pendistribusian

Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke
tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu
dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian
rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

d) Faktor komunikasi

Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek,
dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat.
Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus
diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka
fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

e) Faktor ergonomic.

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil
sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga
mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak
goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang
dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

f) Faktor estetika.

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot .
Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
g) Faktor identitas.

Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk
agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

h) Faktor promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan
berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untukmenarik perhatian
konsumen-konsumen baru.

i) Faktor lingkungan

Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan
kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam
masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan
sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990
organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk
mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan
kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang
(recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).

Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam
keberhasilan penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk
dituntut untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apbila secara
keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan
tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat
sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun
tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu
melakukan pembelian di tempat penjualan.
F. Proses Desain Kemasan

Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam
aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun
dari desain yang sudah ada sebelumnya.

Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita memperhatikan
beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu sendiri, diantaranya :

1. Daya Tarik Kemasan

Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulusoleh konsumen yang di
sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut.Menurut
Wiryo (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: daya tarik
visual dan daya tarik praktis.

A. Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna,
bentuk, merk/logo, ilustrasi, teks/tipografo, tata letak (Wirya, 1999:28-30).

a. Warna

Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata manusia.
Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua).Fungsi dari pemilihan warna :

Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produkpesaing.


Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kanmemantulkan cahaya lebih jauh
dibandingkan dengan warnagelap.
Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkanselera konsumen terhadap
produk makanan.
Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.
Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkanproduknya.
Untuk menghiasi produk.
Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalampenggunaan warna kontras.
Untuk mendorong tindakan.
Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.
Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.
Untuk membangkitkan minat dalam mode.
b. Bentuk

Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbanganyang digunakan adalah


pertimbangan mekanis, kondisi penjualan,perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara
penggunaan kemasan tersebut:

Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit


Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih
Bentuk harus seimbang agar menyenangkan
Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang
Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung
Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku
Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh
c. Merk/logo

Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaanadalah meningkatkan daya


tarik konsumen. Merek atau logo ini dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang
pembeli.Syarat-syarat logo yang baik adalah :

Mengandung keaslian
Mudah dibaca atau di ucapkan
Mudah di ingat
Sederhana dan ringkas
Tidak mengandung konotasi yang negative
Tidak sulit digambarkan
d. Ilustrasi

Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universalyang dapat menembus


rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi initermasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik
konsumen.
e. Tipografi

Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kitauntuk menjelaskan produk
yang di tawarkan sekaligusmenyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuaidengan
harapan produsen.

f. Tata letak

Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna,bentuk, merek ilustrasi,
topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan.
Hal-halyang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah :

Keseimbangan
Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang palingmenarik
Perbandingan ukuran yang serasi
Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai

dan sebagai syarat penggunaan pada konsumen kemasan harus dapat memberikan daya tarik
praktis dalam penggunaannya. Daya tarik praktis ini merupakan efesiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer.Daya tarik kemasan menurut
Wirya (1999 : 15) antara lain :

Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk


Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untukdisimpan
Kemasan dengan porsi yang sesuai
Kemasan yang dapat di gunakan kembali
Kemasan yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing.
Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya kembali.
G. Promosi

Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik apapun bentuk rupanya atau sebesar apapun
manfaatnya, jika tidak ada orang yang mengetahui tentang keberadaannya, maka mustahil
produk tersebut dibeli. Produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat
dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan prasarana
yang dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat sampai
kepada masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu kepada konsumen
merupakan awal dari kegiatan promosi.

Menurut Tjiptono, promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Sementara Sistaningrum mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan
perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar
mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang
akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang
ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan
konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan perusahaan di masa yang akan datang.

Definisi menurut H. Indriyo Gitosudarmo M.Com “Promosi adalah merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut”.ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi
senang lalu membeli produk tersebut”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dunia bisnis dan perdagangan dewasa ini menuntut pertumbuhan kurva penjulalannya
mengalami peningkatan dan pertumbuhan di tengah-tengah persaingan produk dipasaran
terutama produk sejenis dengan tidak banyak mengeluarkan biaya produksi.

Daya tarik pada suatu produk selain diakibatkan oleh upaya pengenalan produk lewat iklan
dan promo juga timbul akibat daya tarik yang ditimbulkan produk itu sendiri. Hal tersebut pula
yang menjadi suatu tuntutan mendasar bagi suatu perusahaan atau produsen produk untuk
menciptakan daya tarik terhadap calon pembeli dan menimbulkan minat membeli. Jawaban atas
tuntutan itu tentu adalah daya tarik tersendiri atas produk di pasaran dengan pesaingnya produk
serupa.

Dari pengertian asal kata yakni desain dan kemasan dapat kita tarik suatu garis kesimpulan
bahwa desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu
yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran
suatu produk

Produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat dikenal oleh
konsumen maka produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan prasarana yang
dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat sampai kepada
masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu kepada konsumen merupakan
awal dari kegiatan promosi.

B. Saran
Demikian makalah ini, kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata,
untuk itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah kami kedepannya sangat
kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Cetakan Keenam. (Yogyakarta:


BPFE), 238.

Basu Swastha Darmesta, Manajemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Liberty, 2002), 281.

http://iseng88.wordpress.com/2011/12/15/desain-kemasan/

Swann, Allan. The New Graphic Design School. New Burlington Books, London, 1997.

Wirya, Iwan. Kemasan yang Menjual. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.

NIRMANA Vol. 2, No. 1, Januari 2000: 92 – 103 Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas
Seni dan Desain –Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/design/

Anda mungkin juga menyukai