“CEKATAN”
CARA EFEKTIF MENJADI KREATIF, AKTIF, TERAMPIL DAN
ANDAL DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIS
Penulis :
Sri Mulyaningsih,S.Ag
Editor :
Firmansyah Subastian, S.Kom
Diterbitkan oleh :
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Jakarta
Jl. Sunga Landak No 10. Cilincing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang telah melimpakan rahmat taufik
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku pendamping buku ajar mata pelajaran
Al-Qur’an Hadis. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW suri tauladan ummat, khatamul anbiya dan penyempurna ajaran Islam sebagai
rahmatan lil’alamiin.
Buku ini merupakan buku pendamping dari buku ajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadis,
mengapa demkian ? karena buku ini merupakan buku latihan soal yang diselaraskan dengan
kompetensi dasar yang dicapai di setiap bab atau sub bab nya. Karya buku yang telah dibuat penulis
kali ini merupakan tantangan bagi penulis karena di dalam menulis latihan soal, maka penulis harus
memperhatikan betul 3 ranah kognitif yang harus ada, yakni pengetahuan (knowing), penerapan
(applying), dan penalaran (reasoning) hal tersebut sebagai cara melatih daya kritis peserta didik.
Sehingga peserta didik terbiasa berfikir cerdas.
Buku ini penulis beri judul “CEKATAN:” ekspektasi nya agar peserta didik yang berlatih
soal dengan buku ini berharap menjadi lebih kreatif, aktif, terampil dan andal di dalam
menyelesaikan berbagai soal ekspektasinya dari soal-soal yang disusun penulis tidak hanya
membuat peserta didik sekedar tahu akan tetapi juga dapat menerapkan di dalam kehidupannya
serta dapat berpikir kritis atau menalar sehingga peserta didik terbiasa menjalankan kehidupan ini
dengan penuh tanggung jawab. Sehingga dapat dipahami bahwa hidup itu tidak hanya sekedar tahu
saja melainkan setelah tahu harus juga bisa diterapkan di dalam kehidupannya dan dapat dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan komitmen, jika tidak setiap yang dilakukan ada konsekuensinya.
Di dalam buku latihan soal ini, selain soal-soal yang memenuhi syarat tiga ranah kognitif,
penulis juga melengkapi dengan soal-soal literasi , harapannya dengan soal-soal yang penulis
sajikan ini, peserta didik terbiasa membaca dan memahami dengan baik setiap bacaannya kemudian
dapat menalar apa intisari dari setiap literasi soal yang disajikan. Dan harapannya peserta didik
semakin aktif, terampil dan andal dalam berliterasi dan memahami serta menerapkan apa yang telah
dibacanya dari kegiatan literasi soal tersebut.
Buku latihan soal yang merupakan buku pendamping dari buku ajar ini khususnya pada
mata pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas 9, penulis buat dan susun dengan terbagi menjadi 2 jilid,
yakni jilid 1 terdiri dari BAB I, II, DAN III sedangkan jilid 2 terdiri dari BAB IV, V, dan VI.
Peserta didik diharapkan dapat terarah dengan baik dan tentunya penulis harapkan peserta didik
dapat menikmatinya dengan rasa bahagia dan menyelesaikan soal-soal jenis knowing, applying dan
reasoningnya dengan baik. Semoga buku latihan soal ini dapat memberikan manfaat yang seluas-
luasnya kepada peserta didik. Amiin
Oktober 2021
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BACAAN GHARIB DALAM AL-QUR’AN
(IMALAH, ISYMAM, TASHIL, NAQL,
MAD/QASHR)
Nama:.................................................. Kelas:..................................................
Tanggal................................................
Melengkapi Peta Konsep
Gunakan kata kunci pada kotak yang tersedia untuk melengkapi peta koxep
Cara Cara
membaca..... membaca.....
.................... ....................
.................... ....................
Kegiatan Menemukan
Bacalah buku teks atau cari dari sumber lainnya yang terkait dengan materi di atas lalu jawablah
pertanyaan berikut !
“Bacalah Al-Qur’an dengan tartil” {QS. Al-Muzammil ; 4} Umat Islam diperintahkan untuk
membaca, mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur'an . Salah satu adabnya adalah
membacanya dengan tartil, yakni dengan perlahan-lahan sesuai dengan hukum tajwidnya. Selain itu
ada yang disebut ilmu qira’at. ilmu yang jarang diajarkan dan dipelajari akibatnya banyak di kalangan
umat Islam membaca Al-Qur;an apa adanya sebagaimana yang terdapat dalam tulisan mushaf atau rasm,
padahal ada banyak kalimat yang cara bacanya asing (gharib); tidak sama persis dengan tulisannya,.
١ اري َْر ۠ا ِ ت َق َو ْ ب َكا َن ٍ ض ٍة وَّ اَ ْك َوا َّ َِوي َُطافُ َع َلي ِْه ْم ِب ٰا ِن َي ٍة مِّنْ ف
٢َو َقا َل ارْ َكب ُْوا فِ ْي َها ِبسْ ِم هّٰللا ِ َمجْ ٰ۪رى َها َومُرْ ٰسى َها ۗاِنَّ َربِّيْ َل َغفُ ْو ٌر رَّ ِح ْي ٌم
۫
٣ُف َو ِا َّنا َل ٗه َل َناصِ ح ُْو َن َ ك اَل َتْأ َم َّنا َع ٰلى ي ُْوس َ َقالُ ْوا ٰ ٓيا َ َبا َنا َما َل
ّ ٰ ك ُه ُم ٰۤ ُ
٤الظلِم ُْو َن َ ول ِٕى ان َو َمنْ لَّ ْم َي ُتبْ َفا ِ ۚ س ااِل سْ ُم ْالفُس ُْو ُق َبعْ دَ ااْل ِ ْي َم َ ِبْئ
٥ ٌّت ٰا ٰي ُت ٗه ۗ َء ۬اَعْ َجمِيٌّ وَّ َع َر ِبي ِّ ۗ َو َل ْو َج َع ْل ٰن ُه قُرْ ٰا ًنا اَعْ َج ِم ًّيا لَّ َقالُ ْوا َل ْواَل ُف
ْ ص َل
1. Jika kamu membaca lafazh ayat di atas, tentunya kamu membacanya sesuai ysng tertulis
dalam mushaf , dan jika kamu memahami bahwa ada lafaz yang harus dibaca tidak sesuai
dengan apa yang dituliskan bagaimana kamu akan membaca lafaz-lafaz tersebut.
Berdasarkan lafazh-lafazh diatas, tuliskanlah lafaz-lafaz yang ketika kamu baca berbeda
dengan yang ditulis, dan jelaskan!
No Lafazh Cara membaca Jenis bacaan
2. Bagaimana menurut pendapatmu apakah sebagai seorang muslim kita perlu mempelajari
ilmu yang menjelaskan bagaimana cara membacakan ayat-ayat gharib, dan apa saja hikmah
yang diperoleh ketika mempelajari bacaan-bacaan gharib. Tuliskan pendapat mu!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Uji Kompetensi
1. Di dalam bacaan Al-Quran, kita menjumpai bacaan gharib, yaitu bacaan-bacaan yang tidak
sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-Ashwat yang memerlukan penjelasan khusus.
Bacaan tersebut antara lain….
A. Imalah, isymam, tafshil dan aqli
B. Isymam, tashil, imalah dan jaiz
C. Imalah, isymam, tashil dan naql
D. Tashil, naql, saktah, dan amalan
......
2 Imalah (b)
َولَ ْ}و َج َع ْلنَاهُ قُرْ َءانًا َأ ْع َج َميًّا لَّقَالُوا لَ ْوال
ت َءايَاتُهُ َءا ْع َج ِم ٌّي َو َع َربِ ٌّي ْ َصل َّ ُف.....
3 Naql (c)
َ ك الَتَْأ َمـْنَّا َعلَى يُوس
ُف َوِإنَّا َ َقَالُوا يَآَأبَانَا َمال
ُون
َ اصح ِ َلَهُ لَن
4 Tashil (d)
او ُمرْ َساهَا َ َال ارْ َكبُوا فِيهَا بِس ِْم هللاِ َمجْ َراه َ ََوق
ِ ِإ َّن َربِّي لَ َغفُو ٌر ر
َّحي ٌم
Berdasarkan tabel di atas, pasangan hukum bacaan isymam yang tepat terdapat pada ...
A. (a) B. (b) C. (c) D. (d)
“Memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya
dibuang”.
Pernyataan di atas merupakan pengertian dari ....
A. Isymam B. Imalah C. Naql D. Tashil
ُون
َ اصح َ ك الَتَْأ َمـنَّا َعلَى يُوس
ِ َُف َوِإنَّا لَهُ لَن َ َ قَالُوا يَآَأبَانَا َمالSaat Bu Sri
mempraktekkan bacaan مـنَّا َ الَتَْأtersebut, maka tepatnya beliau harus mendemonstrasikan
nya sesuai dengan salah satu cara dalam pernyataan berikut:
A. Membaca antara hamzah dan alif, hamzah pertama dibaca tahqiq (Jelas) dan pendek,
sedangkan hamzah kedua dibaca tas-hil
B. Memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya
dibuang
C. Mencampurkan dhommah pada sukun dengan memoncongkan bibir
D. Mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4
6. Dalam qira‟ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu yaitu pada kata lalu س ااْل ِ ْس ُم
َ بِْئ
bacaan tersebut dibaca dengan cara memindahkan harakat alif (kasrah) pada huruf lam yang
mati, sehingga dibaca....
ْ ِل
A. س ُم َ بِْئ
س ْ ِبِْئ َسل
B. س ُم C. س ااْل ِ ْس ُم
َ بِْئ D بِْئ َسا لِ ْس ُم
7. Permasalahan Mad dan Qashr timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur’ân yang di-
mad-kan atau di-qashar pada kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca qashar atau
sebaliknya. Kesalahan seperti ini dapat mempengaruhi….
A. Makna ayat yang terkandung di dalam al-Qur'an
B. Bunyi bacaan pada kalimah al-Qur'an
C. Bacaan yang seharusnya panjang menjadi pendek atau sebaliknya
D. Sikap yang akan ditimbulkan oleh masyarakat
8. Ahmad anak yang rajin mengaji dan selalu ingin memperbaiki bacaan Al-Qur’annya, maka
ia memperhatikan setiap penulisan lafaznya. Karena jika ia salah membaca lafaz al-Qur’an
akan merubah maknanya. Ia selalu ingat huruf mad او ي
,maka jika bertemu dengan
sebab ketiga huruf tersebut , bacaan al-Qur’an nya harus dipanjangkan minimal 2 harakat.
Berikut alasan Ahmad memanjangkan bacaan al-Qur’an minimal 2 harakat, kecuali....
A. Fathah bertemu dengan alif seperti بَا
B. Kasrah bertemu dengan ya mati seperti بِ ْي
C. Fathah bertemu dengan ya mati بَ ْي
D. Dhummah bertemu dengan wawu mati ب ُْو
9. Neysa memiliki motivasi ingin membenarkan bacaan al-Qur’annya yang selama ini ia tidak
memperdulikannya dan sekarang ia memahami bahwa cara membaca bacaan mad itu
beragam ada yang harus dibaca....
A. Qashr 1 alif (2 harakat), Tawassuth 1 ½ alif (3
harakat) dan Tuul 2 alif (4 harakat/ 3 alif , 6
harakat)
B. Qashr 1 1/2 alif ( 3 harakat), Tawassuth 2 ½ alif (5
harakat) dan Tuul 3 alif (6 harakat)
C. Qashr 2 1/2 alif (5 harakat), Tawassuth 1 ½ alif (3
harakat) dan Tuul 1alif (2 harakat)
D. Qashr 1 alif (2 harakat), Tawassuth 1 ½ alif (3
harakat) dan Tuul 2 1/2 alif (5 harakat/ 3 alif, 6 harakat)
Dokumen pribadi
ِا َّنٓا اَعْ َت ْد َنا ل ِْل ٰكف ِِري َْن َس ٰلسِ اَل ۟ َواَ ْغ ٰلاًل وَّ َس ِعيْرً ا
َّ َُولَ ْ}و َج َع ْلنَاهُ قُرْ َءانًا َأ ْع َج َميًّا لَّقَالُوا لَ ْوال ف
ْ َصل
ت َءايَاتُهُ َءا ْع َج ِم ٌّي َو َع َربِ ٌّي
ض ٍ ْض ُه ْم ا ِٰلى َبع ُ َْوا َِذا َلقُوا الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َقالُ ْٓوا ٰا َم َّن ۚا َوا َِذا َخاَل َبع
ۗ َقالُ ْٓوا اَ ُت َح ِّد ُث ْو َن ُه ْم ِب َما َف َت َح هّٰللا ُ َع َل ْي ُك ْم لِي َُح ۤاجُّ ْو ُك ْم ِبهٖ عِ ْندَ َر ِّب ُك ْم
اَ َفاَل َتعْ ِقلُ ْو َن
Salinlah dan analiskan hukum bacaan mad/qashr atau jenis bacaan gharib yang
terkandumg di dalam lafazh-lafazh di atas ke dalam tabel berikut
No Jenis hukum bacaan Lafazh bacaan Cara membacanya
mad/qashr atau bacaan
gharib
3. Jelaskan pengertian bacaan Tas-hil dan mengapa harus dibaca seperti itu? Berikan
alasan-alasannya!
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Jelaskan pengertian bacaan Isymam, Imalah dan Ikhtilas, berikan penjelasan
bagaimana caranya agar kita dapat melafalkannya dengan benar?
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Dengan mempelajari dan menerapkan hukum tajwid dan bacaan gharib (Imalah,
Isymam, Tas-hil, Naql, Mad & Qashr) akan menjadikan bacaan Al-Qur’an mu
tartilan. Jelaskan apa saja yang akan diperoleh jika menerapkannya dalam bacaan
Al-Qur’an
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
Pemantapan Kompetensi
1. Ketika mengamati
mereka hanya membaca Al-Qur’an sesuai dengan apa yang ditulis tidak
membacanya dengan kaidah ilmu tajwid, sehingga semua hukum bacaan
nun mati dan tanwin yang dibacanya hanya “izhar” saja karena semua
nun matinya dibaca jelas, tidak dibaca idgham, ikhfa ataupun iklab
ketika dalam bacaan bertemu dengan huruf-huruf idgham, ikhfa dan
iklab. Apalagi ketika mengetahui bahwa dalam ayat-ayat Al-Qur;an ada
bacaan gharibah yang juga harus dibaca sesuai hukum bacaan gharibahnya
Menurut pendapatmu, jika kamu membaca Al-Qur’an masih dengan kesalahan-kesalahan mu
dalam membaca Al-Qur’an tidak membacanya dengan hukum tajwid dan mkharijul huruf yang
benar, serta hukum bacaan gharibah yang sesuai kaidah, apa yang harus kamu lakukan untuk
memperbaiki semua kesalahan-kesalahan itu, dan jika diteruskan berulang kesalahan itu apa
akibatnya, jelaskan!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Cermati Lafal-Lafal berikut, analisis dan kelompokkan sesuai dengan hukum bacaan
gharib yang telah kalian pelajari!
No Lafadz Jenis Bacaan Cara Membaca
Gharibah
1 ۟ َس ٰلسِ اَل
2
َءا ْع َج ِم ٌّي
3
س ْاِإل ْس ُم َ بِْئ
4
الَتَْأ َمـنَّا
5
او ُمرْ َساهَا َ ََمجْ َراه
BAB 1
BACAAN GHARIB DALAM AL-QUR’AN
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. dan Dia memerintahkan beliau
agar membacanya dengan tartil, maksudnya yakni dengan mengeluarkan setiap huruf dari
makhrajnya dan menyempurnakan harakatnya secara perlahan. Tata cara membaca Al-Qur’an
seperti itu akan akan dapat memahami, mentadaburkan Al-Qur’an serta menguatkan hati dalam
mengamalkan hukum-hukumnya.
Tata cara membaca Al-Qur’an dengan benar dapat dilakukan dengan kita mempelajari,
memahami dan mengamalkan ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an kita. Belajar ilmu tajwid
teramat penting, mengapa ? karena dapat menghindari kesalahan bacaan Al-Qur’an, menghindari
kesalahan arti dari lafazh Al-Qur’an sekaligus dapat membenarkan arti juga melatih lidah sehingga
ketika kita membaca Al-Qur’an terasa nikmat dan lidah akan peka terhadap kesalahan bacaan yang
terjadi “ala bisa karena biasa”.
Adanya variasi bacaan dalam al-Qur’an adalah karunia Allah kepada umat Nabi Muhammad
Saw. sebagai bentuk kasih sayang Allah Swt. agar mudah melafalkan dan membacanya. Dalam
kajian Islam, studi tentang variasi bacaan al-Qur’an ini dikenal dengan disiplin Ilmu Qira’at yang
mempelajari antara lain tentang cara membunyikan dan menuliskan bacaan al-Qur’an. Dalam
bacaan Al-Qur’an ada beberapa lafazh yang tidak dibaca sebagaimana mestinya sesuai kaidah
tajwid yang disepakati hal tersebut dinamakan bacaan gharib, karena merupakan bacaan-bacaan
yang tidak biasa, maka penting untuk mengetahui dan mempelajari tata cara bacaannya.
Gharib merupakan isim sifat dari kata “gharaba – yaghribu” yang artinya tersembunyi atau
samar. Menurut ulama Qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena
samarnya pembahasan atau karena rumitnya permasalahan baik dari segi huruf, Lafal, arti maupun
pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun bacaan gharib menurut riwayat Imam Hafs di
antaranya; saktah, imalah, isymam, tas-hil, naql, badal dan mad/Qashr. Dan hukum bacaan gharib
merupakan bagian dari ilmu tajwid.
Soal Level 1
Sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena samarnya pembahasan atau karena rumitnya
permasalahan baik dari segi huruf, Lafal, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an,
merupakan bacaan yang dikenal sebagai bacaan....
A. Tajwid
B. Gharib
C. Tashil
D. Imalah
Soal Level 2
Berikut tata cara membaca bacaan-bacaan gharib, Pilihlah jawaban yang benar (B) apabila sesuai
atau salah (S) apabila kurang sesuai, dan sertakan alasannya.
(1) Di tengah-tengah antara huruf hamzah dan huruf ha, sehingga lafal yang keluar tidak seperti
hamzah tidak juga seperti ha, disebut imalah (B – S)
(2) Memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang,
di sebut naql (B – S)
(3) Mencampurkan dhummah pada sukun dengan memoncongkan bibir, di sebut isymam
(B – S)
(4) Mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya, di sebut
tashil (B – S)
Soal level 3
Ilmu qira’at sendiri termasuk ilmu yang jarang diajarkan dan dipelajari, sebagian besar umat Islam,
umumnya memakai qiraat dari jalur Hafsh dari Imam Ashim yang berasal dari Ali bin Abi Thalib
ra. Sebagai akibatnya, mereka membaca al-Qur’an apa adanya sebagaimana yang terdapat dalam
tulisan mushaf atau rasm, padahal ada banyak kalimat yang cara bacanya asing (gharib); tidak
sama persis dengan tulisannya, seperti bacaan imalah, tashil, isymam, mad/qashr dan lainnya.
Bagaimana pendapat kamu tentang hukum bacaan gharib, sebutkan 5 perilaku dalam kehidupan
sehari-hari yang dapat kamu petik dari hikmah mempelajari dan memahami hukum bacaan gharib
BAB
IV
RANGKUMAN
• Bacaan Imalah
Imalah ( ُاِِإْل َمالَة ) dalam arti bahasa berarti condong atau miring. Sedangkan menurut istilah
adalah mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya.
Dalam Mushaf Utsmani yang digunakan oleh umat Islam Indonesia, bacaan imalah ini ditandai
dengan tulisan (ٌِإ َمالَة ) kecil diatas lafadh yang dibaca imalah.
Bacaan imalah dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Imalah Shughra ( ُاِِإْل َمالَة )اُ الصُّ ْغ ٰرى
2. Imalah Kubra ( ُ اِِإْل َمالَة )ال ُكب ْٰرى
Imalah Shughra adalah setelah bacaan imalah tersebut masih diwashalkan pada lafadh lain,
sehingga tidak berhenti disitu saja. Menurut Imam Hafash, bacaan imalah hanya pada QS. Huud
ayat 41, selainnya tidak ada. Karenanya beliau hanya menyatakan satu imalah dalam al-Qur’an
sehingga tidak ada pembagian imalah. Ayat yang dimaksud adalah :
َوقَالَ َو َقا َل ارْ َكب ُْوا ِف ْي َها ِبسْ ِم هّٰللا ِ َمجْ ٰ۪رى َها َومُرْ ٰسى َها ۗاِنَّ َربِّيْ َل َغفُ ْو ٌر
٤١ - رَّ ِح ْي ٌم-
Pada lafad َمج ٰ ْ۪رىهَا
maka cara membacanya Majreha.
Imalah Kubra adalah setelah bacaan imalah tersebut diwakafkan sehingga berhenti disitu saja.
Kriteria imalah kubra adalah semua lafadh dalam al-Qur’an yang akhirannya terdapat Alif
Maqsurah (alif bengkong). Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Warasy misalnya pada lafadh:
اَحْ ٰوى Dibaca Ahwe, َواتَّ ٰقى Dibaca Wattaqe
اِ ْستَ ْغ ٰنى Dibaca Istaghne, ضى ٰ ْفَتَر Dibaca Fatardhe
Namun terdapat pengecualian yaitu khusus bagi nama manusia yang akhirannya terdapat alif
maqsurah, tetap dibaca apa adanya tidak boleh dibaca imalah. Misalnya:
ُمصْ طَ ٰفى, يَحْ ٰيى, ُموْ ٰسى, ِعي ْٰسى
• Bacaan Isymam
ْ اِإْل ) dalam arti bahasa berarti monyong atau mecucu. Sedangkan dalam arti istilah
Isymam ( ش َما ُم
ulama’ Qurra’ adalah mengkombinasikan harakah fathah dengan harakat dhammah disertai
monyong bibirnya.
Bacaan isymam dalam al-Qur’an ditandai dengan tulisan ِإ ْش َما ُم kecil yang berada di atas lafadh yang
dibaca isymam.
Menurut Imam Hafash bacaan isymam hanya berlaku disatu tempat, yaitu QS. Yusuf ayat 11:
۫
َ َقالُ ْوا ٰ ٓيا َ َبا َنا َما َل َك اَل َتْأ َم َّنا َع ٰلى ي ُْوس
ُف َو ِا َّنا َل ٗه َل َناصِ ح ُْو َن
Pada lafadh تَْأ َمنَّـا
cara membacanya adalah sebagai berikut :
1. Nun tasydid diuraikan sehingga menjadi dua nun: yang satu mati (sukun) sedang yang lain hidup
(fathah). Misalnya lafadh : اَل تَْأ َم ْننَا
2. Nun mati pertama sebagai tempat bacaan isymam, sehingga melafadkan nun itu ( )اَل تَْأ َم ْن,
kedua bibir dimonyongkan ke depan sebagaimana melafadkan huruf nun (melalui asmaul huruf).
3. Menarik bibir yang monyong tersebut sambil mengucapkan nun kedua, sehingga lengkap
menjadi : اَل تَْأ َم ْننَا
• Bacaan Naql
Naql ( ُالنَّ ْقل ) berasal dari akar kata ( نَقَ َل ) yang artinya memindah. Sedangkan menurut istilah ulama
Qurra’ adalah memindahkan harakat huruf yang hidup pada huruf yang mati sesudahnya.
Tujuan Naql dalam membaca al-Qur’an adalah untuk mempermudah bacaannya. Karena dengan
adanya bacaan naql ini, seorang pembaca mudah melafadkan kalimat tertentu dan tanpa mengalami
kesulitan karena harakat hurufnya.
2. Dapat pula berlaku di akhir lafadh dengan syarat lafadh itu harus diwakafkan (berhenti), sebab
jika diwashalkan maka tidak dapat dibaca naql. Contoh:
ِ َاال yaitu memindah harakat kasrah huruf dhad pada huruf ra’ yang mati.
dengan ْرض
• Bacaan Tashil
Tas-hil ( تَ ْس ِه ْي ٌل ) mempunyai akar kata َسهُ َل yang artinya mudah. Adapun yang dimaksud bacaan
tashil menurut ulama Qurra’ adalah upaya memindahkan bacaan ayat-ayat al-Quran dengan cara
memindahkan harakat atau membuang huruf tertentu. Tujuannya adalah agar lafadh tersebut
tidak sukar diucapkan.
Contoh pada QS. Fushilat ayat 44:
ٌّت ٰا ٰي ُت ٗه ۗ َء ۬اَعْ َجمِيٌّ وَّ َع َر ِبي ِّ َُو َل ْو َج َع ْل ٰن ُه قُرْ ٰا ًنا اَعْ َج ِم ًّيا لَّ َقالُ ْوا َل ْواَل ف
ْ ص َل
Mad dan Qashr: secara bahasa berarti memanjangkan dan memendekkan. Permasalahan Mad
dan Qashr timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur‟an yang di-mad-kan atau di-qashar pada
kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca qashar atau sebaliknya
• Bacaan Mad
Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu yaitu Mad Asli dan Mad Far’i
Mad asli menurut bahasa adalah mad yang masih asli, yakni panjang bacaannya tetap satu alif
.)atau 2 ketukan
:Sedangkan menurut pengertian istilah adalah
Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwa panjang bacaan mad tidak melebihi panjang
semula, yakni satu alif karena tidak dimasuki hamzah atau sukun. Dalam kondisi demikian, maka
mad asli disebut juga Mad Thabi’
Definisi mad secara bahasa adalah tambah. Menurut ulama ahli tajwid adalah memanjangkan
suara huruf yang wajib dipanjangkan. Huruf mad itu ada tiga yaitu ,( ' ) يya) , ) وwawu dan alif ( ا.)
Adapun syarat huruf mad adalah apabila wawu jatuh setelah dhummah, ya' jatuh setelah kasroh,
mad tidak ada huruf yang sukun, maka disebut mad thabi'i sepert وا َ , ا َمنُ ْوا, الَّذِ ْي َن
ْ ُكان
.Panjangnya kira-kira satu alif/ dua harakat.
Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti istilah adalah :”Mad yang
melebihi mad asli karena ada hamzah dan sukun“.
Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i harus dibaca lebih dari satu alif. Ketentuan
ini berlaku karena setelah huruf mad didepanya terdapat hamzah atau sukun, sehingga cara
membacanya melebihi semestinya. Dalam pengertian itu pula disebutkan bahwa panjang
bacaannya yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang sebenarnya dan harus
bertemu apa, hamzah atau sukun.
Nama:............................................ Kelas:..........................................
. .....
Tanggal:.........................................
.
Pengertian
Ilmu..................................
......................................
Dalil 1 Dalil 2
Isi Isi
Kandungan................. Kandungan.......................
................................... .......................................
........................ ..............
Sikap/Perilaku Orang
Berilmu............................
.........................................
..............
Kegiatan menemukan
Bacalah buku teks atau cari dari sumber lainnya yang terkait dengan materi di atas, lalu jawablah
pertanyaan berikut !
1.Di daerah Gunung Kidul Yogyakarta terdapat
keluarga miskin yang memiliki seorang anak
perempuan bernama Sekar. Di desanya teman-teman
seusianya sudah banyak yang menikah. Bahkan, ia
pun di pinang oleh sseeorang yang merupakan salah
satu orang kaya dan terpandang di desanya, tapi
karena Sekar sosok yang bertekad ingin mengangkat derajat keluarganya ia bercita-cita
meskipun berasal dari keluarga yang kurang mampu ia bertekad untuk masuk perguruan
tinggi . Dan ia berhasil mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi ternama di Yogyakarta.
Dan ia pun mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 nya di Oxford University. Maasya
Allah !
Jika kamu menjadi Sekar , apa yang akan kamu lakukan terus mengejar cita-cita atau cukup
membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup, Kemukakan pendapat mu !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
2. Berdasarkan janji Allah dalam QS. Al-Mujadilah 11, apakah seseorang yang ditenggikan
derajatnya oleh Allah harus beriman dan berilmu, jika hanya terpenuhi salah satu dari
keduanya itu, apakah Allah tidak akan meninggikan derajatnya. Dan apa yang dimaksudkan
Allah “Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman di antara mu dan orang
yang berilmu dengan beberapa derajat” Jelaskan !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
Uji Kompetensi
1. Beberapa ulama mengatakan surah ‘Abasa”ini turun menyangkut sikap Nabi Saw.
kepada Abdullah Ibn Ummî Maktûm, ketika Nabi Muhammad Saw.sedang sibuk
menjelaskan Islam kepada tokoh-tokoh musyrikin Makkah. Dan Abdullah Ibn Ummî
Maktûm menyela pembicaraan Nabi Saw. Bagaimana sikap Rasulullah SAW. ketika
itu ....
2. QS. 'Abasa merupakan teguran Allah kepada Nabi Muhammad SAW bahwa dalam
memberikan pengajaran itu....
A. Tidak mengkhususkan kepada seseorang, namun wajib menyampaikan nya kepada
siapa saja
No Ayat No Terjemah
1
َّ س َوتَ َول
ى َ ََعب (a) Dia (Muhammad) bermuka masam dan
berpaling
2
َأن َجآ َءهُ اَْأل ْع َمى (b) Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa)
3
يك لَ َعلَّهُ يَ َّز َكى
َ َو َمايُ ْد ِر (c) karena telah datang seorang buta
kepadanya.
4
َُأ ْو يَ َّذ َّك ُر فَتَنفَ َعه (d) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran
lalu pengajaran itu memberi manfa'at
ال ِّذ ْك َرى kepadanya?
4. "Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari
dosa)", lafazh yang sesuai dengan terjemahan di atas adalah....
6. Ketika Pak Ahmad datang ke majelis ilmu yang sudah banyak dihadiri Jama'ah, ia
kebingungan ingin duduk dimana karena semua orang yang hadir saat itu enggan
melapangkan duduknya karena merasa sudah aman diposisinya masing-masing.
Menurut mu harusnya jama'ah yang sudah hadir disana lebih dahulu sebaiknya....
A. Tidak perlu menghiraukan jama'ah yang baru hadir karena salah sendiri datang
terlambat
B. Jama'ah yang sudah hadir memberikan ruang atau menggeser duduknya agar ada
tempat untuk yang baru datang
C. Abaikan saja terus fokus saja mendengarkan pengajaran yang diberikan karena jauh
lebih utama
D. Segera diberikan tempat yang layak karena yang baru datang itu orang terkaya
dilingkungannya
}س} فَ}ا} ْف} َس} ُح} و}ا ِ }ِيَ} ا} َأ ُّي} هَ}ا} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا} ِإ َذ} ا} قِ} ي} َل} لَ} ُك} ْم} تَ}فَ} َّس} ُح} و}ا} فِ} ي} ا} ْل} َم} َج} ا}ل
}ح} هَّللا ُ} لَ} ُك} ْم} ۖ} َ}و} ِإ َذ} ا} قِ} ي} َل} ا} ْن} ُش} ُز} و}ا} فَ}ا} ْن} ُش} ُز} و}ا} يَ} ْ}ر} فَ} ِع} هَّللا ُ} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا
ِ }يَ} ْف} َس
ٍ }ِم} ْن} ُك} ْم} َو} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} ُأ و}تُ}و}ا} ا} ْل} ِع} ْل} َم} َد} َر} َج} ا
}ت} ۚ} َو} هَّللا ُ} بِ} َم} ا} تَ} ْع} َم} لُ}و} َ}ن} َ}خ} بِ} ي} ٌر
yang bergaris bawah di atas terjemahnya adalah ....
}ُ يَ} ْ}ر} فَ} ِع} هَّللا ُ} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا} ِم} ْن} ُك} ْم} َ}و} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} ُأ و}تُ}و}ا} ا} ْل} ِ}ع} ْل} َم} َد} َ}ر} َ}ج} ا}تٍ} ۚ} َو} هَّللا
}بِ} َم} ا} تَ} ْع} َم} لُ}و} َ}ن} َ}خ} بِ} ي} ٌر
Arti ayat yang bergaris bawah di atas adalah….
A. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis
B. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu
C. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
D. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
10. Bu Nurhasanah seorang guru yang cerdas dan penuh kreatifitas ia juga seorang muslimah ia
sangat gigih membagikan ilmu yang dimilikinya kepada siapa saja yang membutuhkannya,
akan tetapi ia seorang yang kurang taat kepada Allah dan Rasul-Nya karena ia jarang
melaksanakan shalat 5 waktu dan menjalankan sunnah Rasulullah. Ilustrasi perilaku Bu
Nurhasanah tersebut seharusnya....
A. Ia termasuk yang ditinggikan derajatnya karena ia sudah sangat berbagi ilmunya kepada
siapa saja yang membutuhkannya
B. Sangat patut diberikan derajat yang tinggi di hadapan Allah dan juga masyarakatnya
C. Belum layak ditinggikan derajatnya oleh Allah swt karena untuk menjadi orang yang
mulia disisi Allah itu harus adanya keseimbangan antara dunia dan akhiratnya
D. Tidak layak selamanya ditinggikan derajatnya akan tetapi layak di muliakan di
lingkungan sosialnya
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Qs. ‘Abasa turun berkaitan dengan sikap Nabi terhadap salah satu sahabat beliau
yang bernama....
1. Allah swt memberikan teguran kepada Nabi Muhammad SAW perihal sikap beliau
kepada Abdullah bin Ummi Maktum, mengapa hal demikian hingga membuat Nabi
ditegur Allah swt, jelaskan !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
2. Pak Sofyan seorang guru di sekolah ternama, ia sudah mengabdi selama 25 tahun,
dan beliau memiliki 3 orang anak dan ia berkeinginan bahwa anak-anaknya harus
disekolahkan ke Universitas Kedokteran. Demi mewujudkan kenginannya, ia selalu
mendekati orang tua siswa yang kaya raya guna meminta imbalan karena anak-anak
mereka yang bermasalah dan telah ia lindungi dengan segala cara. Kasus pak
Sofyan di atas merupakan gambaran yang dijelaskan pada QS. 'Abasa
Tuliskan lafazh ayat yang sesuai dengan ilustrasi kasus Pak Sofyan!
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------
3. Dalam proses belajar mengajar bagi seorang pendidik harus memberikan
kenyamanan bagi peserta didiknya, tuliskan 3 etika pengajaran yang di ajarkan
dalam QS. ‘Abasa .
3 etika pengajaran yang harus dilakukan oleh para pendidik;
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------
4. Cermati kembali QS. Al-Mujadilah {85}: 11
}ِيَ} ا} َأ ُّي} هَ}ا} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا} ِإ َذ} ا} قِ} ي} َل} لَ} ُك} ْم} تَ}فَ} َّس} ُح} و}ا} فِ} ي} ا} ْل} َم} َج} ا}لِ} س
}ِح} هَّللا ُ} لَ} ُك} ْم} ۖ} َ}و} ِإ َذ} ا} قِ} ي} َل} ا} ْن} ُش} ُز} و}ا} فَ}ا} ْن} ُش} ُز} و}ا} يَ} ْ}ر} فَ}عِ }فَ}ا} ْف} َس} ُح} و}ا} يَ} ْف} َس
ٍ }هَّللا ُ} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا} ِم} ْن} ُك} ْم} َو} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} ُأ و}تُ}و}ا} ا} ْل} ِ}ع} ْل} َم} َد} َر} َج} ا
}ت} ۚ} َ}و} هَّللا ُ} بِ} َم} ا
}تَ} ْع} َم} لُ}و} َ}ن} َخ} بِ} ي} ٌر
Jelaskan beberapa sikap yang harus dilakukan bagi penuntut ilmu, berdasarkan
Lafadz ayat tersebut !
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------
5. Di era industri digital seperti sekarang ini orang makin mudah memenuhi
kebutuhannya dari yang semula nya sulit, sekarang ini apa pun mudah di peroleh.
Begitu juga orang makin mudah mendapatkan ilmu pengetahuan atau memperoleh
gelar dan status yang tinggi di dalam pendidikannya. Akan tetapi banyak orang yang
berpendidikan dan berpengetahuan yang luas melakukan juga kriminalitas
contohnya adalah korupsi yang banyak dilakukan oleh pejabat-pejabat yang tidak
dipungkiri memiliki gelar pendidikan yang tinggi. Mengapa hal tersebut bisa terjadi
bahkan seperti mengakar terus menerus tiada henti. Jelaskan pendapat mu
berdasarkan lafaz
ٍ }يَ} ْ}ر} فَ} ِع} هَّللا ُ} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} آ} َم} نُ}و}ا} ِم} ْن} ُك} ْم} َ}و} ا}لَّ} ِذ} ي} َ}ن} ُأ و}تُ}و}ا} ا} ْل} ِ}ع} ْل} َم} َد} َ}ر} َ}ج} ا
}ۚ }ت
}َ}و} هَّللا ُ} بِ} َم} ا} تَ} ْع} َم} لُ}و} َ}ن} َ}خ} بِ} ي} ٌر
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------
Pemantapan Kompetensi
a. Bagaimana menurut pendapatmu mengenai Pak Karyono yang sudah parubaya dan keadaan
ekonomi yang biasa saja tetap bersemangat belajar dan berbagi ilmunya. Apa yang harus
kamu lakukan sebagai seorang pelajar
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
b. Bagaimana cara agar menjadi orang yang berilmu juga beriman, dan apakah tidak cukup
hanya menjadi orang yang berilmu saja. Jelaskan hubungan orang beriman dengan orang
berilmu!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------
2. Setiap individu adalah pendidik bagi dirinya sendiri, bagaimana kamu membuat dirimu
belajar dengan nyaman. Jika kamu sudah dapat berlaku untuk dirimu , tentunya kamu pun
akan dapat berbagi dengan orang lain. Jelaskan !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
Orang yang berilmu dapat meraih martabat mulia, jika ia dapat menjadikan ilmunya
bermanfaat untuk orang lain tidak hanya untuk dirinya sendiri. Sebagaimana Nabi menyatakan
dalam hadisnya bahwa sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat untuk orang
lain. Dan lebih diutamakan lagi mengajarkan ilmu kepada orang yang membutuhkan dan yang
menginginkan. Kesuksesan menurut Islam ada dua syarat yakni; iman dan ilmu (Q.S Al-Mujadalah
(58):11)
Sebagaimana firman Allah dalam surah ‘Abasa ayat 1-10 yang menjelaskan bahwa Allah
Swt. memerintahkan Nabi agar tidak berpaling dari orang-orang yang ingin membersihkan jiwanya
yakni yang ingin menjauhkan dirinya dari sifat-sifat tercela dan yang ingin menuntut ilmu dari
Nabi. Nabi jangan terfokus hanya kepada orang-orang kafir Quraisy agar mereka masuk Islam,
karena itu juga urusan Allah Swt. yang akan memberikan hidayah-Nya bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Oleh karena itu bagi seorang pendidik haruslah menjadi pendidik yang
profesional yakni ia harus mengajarkan dan mendidik dengan ilmunya kepada siapa pun, baik
kaya ataupun miskin.
Soal Level 1
Soal Level 3
Cermati kembali wacana di atas pada paragraf pertama dinyatakan bahwa “banyak juga orang
yang berilmu terlihat hina, bahkan lebih hina dibandingkan seseorang yang tidak berilmu”.
Berdasarkan pengamatan mu dewasa ini, jelaskan 5 contoh perilaku orang-orang berilmu saat
ini yang menjadi hina karena ilmunya.
BAB
RANGKUMAN V
B. Arti Kata-kata
Atau ingin mendapatkan
pengajaran اَ ْو يَ َّذ َّك ُر Dia bermuka
masam س َ ََعب
memberikan perhatian
ص ٰ ّد ۗى َ َت Dan berpaling
َوتَ َو ٰلّ ۙ ٓى
Dengan bersegera
َيسْ ٰع ۙى Seorang buta
ۗااْل َ ْعمٰ ى
Takut kepada Allah
َي ْخ ٰشى ingin menyucikan
dirinya يَ َّز ٰ ّك ۙ ٓى
C. Isi Kandungan
Pada QS. ‘Abasa menjelaskan bahwa sebagai pengajar atau guru hendaklah bersikap adil,
tidak melihat kepada latar belakang anak didiknya yang kaya, cantik diberi perhatian
sedangkan yang memiliki kekurangan seperti tuna netra seorang buta,fakir, miskin tidak
diberi perhatian bahkan tidak dipedulikan sama sekali, Seperti asbabun nuzul QS. ‘Abasa
seorang tuna netraRangkuman Materi
(buta) yakni Al-Qur’an
Abdullah HadisMaktum
Bin Ummi Kelas 9 yang datang kehadapan
Rasulullah ketika beliau sedang memberikan pengajaran yakni tentang Islam kepada kaum
Quraisy, tiba-tiba Abdullah ibnu Ummi Maktum menyela pembicaraan Rasulullah,
Rasulullah tidak menghardiknya akan tetapi nampak wajah beliau yang bermuka masam ,
maka turunlah QS. ‘Abasa ini. Hal tersebut dijelaskan pada QS.’Abasa ayat 1-2
QS. „Abasa (58): 1-10 mengandung beberapa hal tentang etika pengajaran, antara lain
sebagai mu‟min: (1) wajib mengenali orang yang membutuhkan bantuan, (2) memberikan
pelayanan yang proporsional dan profesional, (3) pelayanan yang diberikan harus dengan
niat yang ikhlas dan menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt.. Seorang guru hendaknya:
memberikan penghargaan dan pelayanan yang sama, selalu husnudzon, harus bersikap
cermat dan hati-hati dalam mengambil suatu tindakan, adil, penuh kasih sayang,
menjunjung tinggi kesopanan, dan lemah lembut terhadap muridnya.
2. QS. Al-Mujadilah ayat 11
A. Lafal
ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا} ِقي َْل ِ ِٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِي َْل لَ ُك ْم تَفَ َّسح ُْوا ِفى ْال َم ٰجل
ِ س فَا ْف َسح ُْوا يَ ْف َس
ت َوهّٰللا ُ بِ َما
ٍ ۗ ا ْن ُش ُز ْوا فَا ْن ُش ُز ْوا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا} ْال ِع ْل َم َد َر ٰج
B. Arti kata-kata
Ayat ini Allah memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan yang menguatkan
persaudaraan, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, antara lain dengan memberikan
tempat kepada orang lain, terutama saat mencari ilmu, memberi kelapangan, usaha mencari
kebajikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan hati orang lain, memberi pertolongan, dan
sebagainya.
Selanjutnya dijelaskan bahwa Allah Swt. akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat
dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi laranganNya, berusaha
menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat, juga orang-orang
berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini
dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah
orang yang beriman dan berilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-
Nya. Di akhir ayat, Allah Swt. menegaskan bahwa Dia Maha mengetahui secara detil semua
yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan
yang adil sesuai dengan perbuatan masing-masing.
Perilaku yang mencerminkan QS. ‘Abasa ayat 1-10
Qs. ‘a basa mengajarkan tentang etika dalam mengajar atau mendidik, di antaranya:
1. Dalam memberikan ilmu atau pembelajaran , pendidik tidak boleh membeda-bedakan
peserta didik yang satu dengan yang lainnya
2. Tidak boleh berfikir negatif terhadap orang lain
3. Harus bersikap profesional
4. Sebagai pendidik harus bersikap cermat dan hati-hati dalam mengambil suatu tindakan
Beberapa sikap dan perilaku yang mencerminkan penerapan dari surah Al-Mujadilah ayat 11 antara
lain :
1. Penuh semangat dalam menuntut ilmu agama dan ilmu umum.
2. Mempermudah segala urusan manusia seperti mempermudahnya dalam menuntut ilmu.
3. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
4. Menjalankan kewajiban guna memberikan hak-hak orang lain.
5. Melakukan segala perbuatan berdasarkan kepada Allah SWT.
6. Berperilaku dan bersikap sesuai tuntunan Agama Islam.
7. Senantiasa berhati-hati dalam bersikap, berbuat, berkata, berpikir, dan bertindak karena
Allah SWT senantiasa mengetahui apapun yang kita kerjakan.
1.6 Menerima kebenaran isi kandungan hadis tentang sikap berfikir positif, kehidupan
BAB
bagi orang mukmin optimis dan sabar dalam
2.6 Menjalankan sikap berfikir positif, optimis dan sabar dalam kehidupan sehari-hari
Rangkuman Materi Al-Qur’an Hadis Kelas 9
3.6 Menganalisis keterkaitan isi kandungan hadis riwayat Muslim dari Abu Yahya
06 Shuhaib bin Sinan, hadis riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dan hadis
riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
4.6 Mendemonstrasikan hafalan hadis riwayat Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin
Sinan, hadis riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dan hadis riwayat Bukhari
Muslim dari Abu Hurairah
Nama:………………………………………………… Kelas-……………………………
Tanggal-…………………………………………
Melengkapi Peta Konsep
Gunakan kata kunci pada kotak yang tersedia untuk melengkapi peta konsep!
Menahan diri untuk tidak Rasa terima kasih kepada Syukur dengan hati
melakukan hal-hal yang Allah Swt. Syukur dengan jasmani
bertentangan dengan sabar dalam melakukan sabar dalam menjauhui
hukum Islam ketaatan kepada Allah. larangan-larangan Allah,
Syukur dengan lisan hadis riwayat Tirmidzi dari
hadis riwayat Muslim dari Abu
sabar dalam menerima Abdullah bin Abbas
Yahya Shuhaib bin Sinan
musibah.
hadis riwayat Bukhari Memohon pertolongan Allah Kesempurnaan iman seseorang
Muslim dari Abu Hurairah harus disertakan kesabaran tatkala selalu bersyukur kepada
dan jalan keluar (solusi dari Allah Swt. ketika senang dan
penyakit merupakan sebab
permasalahan) itu bersama bersabar ketika susah
pengampunan atas
kesulitan.
kesalahan-kesalahan yang Harus bersabar dalam segala
pernah dilakukan Selalu merasa bahagia , baik kesulitan, pertolongan Allah
“Apabila mendapatkan dalam susah maupun senang
hadir bersama kesabaran
kesenangan, dia bersyukur, Menerima penyakit yang “Tidaklah seorang muslim
maka yang demikian itu dialami sebagai pengampunan mendapatkan gangguan seperti
merupakan kebaikan baginya. dosa suatu penyakit atau selainnya,
Sebaliknya apabila tertimpa “sesungguhnya pertolongan melainkan dengan sebab itu Allah
kesusahan, dia pun (dari Allah Swt.) itu selalu akan menggugurkan dosa-dosanya
bersabar”... menyertai kesabaran,...”
Sabar Dalil
Syukur
Pengertian................... ..................................
Pengertian..................
....................................
.............................
1................................
2................................
3................................
KEGIATAN MENEMUKAN
Bacalah buku teks atau cari dari sumber lainnya yang terkait dengan materi di atas, lalu jawablah
pertanyaan berikut !
1. Perhatikan gambar berikut !
Sakit menahun ? kehilangan anak-anak ? kehilangan
harta benda ? seperti
Nabi Ayyub AS ?
tentu sulit kita
bayangkan, apakah
sanggup menerima
ujian selama , seberuntun dan sebanyak itu? Faktanya, baru
sebentar saja kita diderita sakit yang sepele seperti kepala
sakit, flu, batuk , persendian yang pada sakit, susah
berjalan, susah buang air besar dll.nya semuanya justru kita
keluhkan, bahkan kita juga menyalahkan Allah swt.
Apalagi harus kehilangan harta benda dan keluarga yang
dicintai, Maasya Allah!
a. Menurut mu apa yang harus dilakukan jika kamu atau orang di sekitar mu diberi ujian berupa
sakit bahkan divonis sakit parah, serta diuji layaknya Nabi Ayyub AS. ? Jelaskan !
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Apakah rasa sakit yang diderita bisa berubah menjadi kenikmatan dan anugerah bagi
penderitanya, menurutmu bagaimana caranya, jelaskan !
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
2 Sabar dan syukur merupakan penyempurna keimanan seseorang. Abdullah bin Mas‟ud berkata:
“Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya
adalah) syukur”.. Bagaimana menurut pendapat mu, dan bagaimana kedua bagian ini menyatu
tidak menjadi bagian-bagian yang terpisah, jelaskan disertakan dengan contoh perilaku dalam
kehidupan sehari-hari mu !
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------
UJI KOMPETENSI
5. Perhatikan tabel berikut!Susunlah hadis berikut menjadi matan hadis yang benar!
ِ َْوا ْعلَ ْم اَ َّن َم َع ْال َكر
ب َواَ َّن َم َع َواَ َّن َم َع يُ ْسرًا
النَّصْ ر ِ ْال ُعس
ْر الفَ َر َج َّ ال
صبْر
1 2 3 4 5 6
7. Hadis Riwayat Tirmidzi dari Abdullah Bin Abbas menjelaskan bahwa jalan keluar (solusi
dari permasalahan) itu bersama kesulitan. Maksudnya adalah....
A. Apabila seseorang ingin mendapatkan solusi dari berbagai permasalahan yang
menderanya, maka ia harus mau menghadapi kesulitan-kesulitan yang ia hadapi
B. Apabila seseorang ingin mendapatkan kemudahan dari berbagai permasalahan yang
menderanya, maka ia harus mau menghadapi kemudahan-kemudahan yang ia hadapi
C. Apabila seseorang ingin menghindari kesulitan yang menderanya, maka ia harus mau
menghadapi kesulitan-kesulitan yang ia hadapi
D. Apabila seseorang ingin mendapatkan berbagai permasalahan yang menderanya, maka
ia harus mau menghadapi kesulitan-kesulitan yang ia hadapi
8. Isi kandungan Hadis Riwayat Tirmidzi dari Abdullah Bin Abbas, salah satunya sejalan
dengan isi kandungan QS. Al-Baqarah 153 bahwa....
A. Apabila kita menghendaki pertolongan Allah Swt., maka kita harus banyak berdo’a
B. Apabila kita menghendaki kemudahan dari Allah Swt., maka kita harus berani
menghadapi kesulitan
C. Apabila kita berharap pertolongan Allah Swt., di setiap kesusahan,maka kita harus
bersyukur
D. Apabila kita menghendaki pertolongan Allah Swt., maka kita harus bersabar
9. Perhatikan lafaz hadis berikut!
ب َواَل َه ٍّم َواَل ُح ْز ٍن َواَل َأ ًذى َواَل َغ ٍّم َحتَّىٍ صَ ب َواَل َوٍ ص َ َسلِ َم ِمنْ ن ْ يب ا ْل ُم
ُ ص ِ َُما ي
ُالش َّْو َك ِة يُشَا ُك َها ِإاَّل َكفَّ َر هَّللا ُ بِ َها ِمنْ َخطَايَاه
Terjemahan yang tepat pada lafaz yang bergaris bawah adalah....
A. gangguan, atau kesedihan, atau kekhawatiran, atau penyakit
B. kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, atau penyakit
C. penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan
D. penyakit, atau kesedihan, atau kekhawatiran, atau gangguan
10. Hadis Riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah mengajarkan bahwa....
A. Penyakit merupakan derita bagi seorang pendosa
B. Penyakit menggugurkan dosa-dosa
C. Penyakit merupakan penghilang dari kesombongan
D. Penyakit adalah azab bagi orang yang tidak takut pada Allah
10. ب َواَل َه ٍّم َواَل ُح ْز ٍن َواَل َأ ًذى َواَل َغ ٍّم َ ب َواَل َو
ٍ ص َ َسلِ َم ِمنْ ن
ٍ ص ْ يب ا ْل ُم
ُ ص ِ َُما ي
َحتَّى الش َّْو َك ِة يُشَا ُك َها
Lanjutan potongan hadis di atas adalah....
ِإ ْن،ك َِأل َح ٍد ِإالَّ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن َ إن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ لَهُ َخ ْي ٌر َولَي
َ ِْس َذل َّ َع َجبًا َِأل ْم ِر ْال ُمْؤ ِم ِ}ن
ُان َخيْراً لَه َ صبَ َر فَ َك َ ضرَّا ُء َ َوِإ ْن َأ،ُان َخ ْيرًا لَه
َ ُصابَ ْته َ صابَ ْتهُ َسرَّا ُء َش َك َر فَ َك َ َأ
1. Perhatikan lafaz hadis riwayat Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan di atas!
Serta ilustrasi berikut!
Alifiah siswi madrasah yang amat cerdas, ia selalu menjadi kontingen lomba dari
madrasahnya dan selalu memenangkan kompetisi yang diadakan. Dan saat dia
mengikuti lomba KSM tahun lalu ia amat terpukul dan terpuruk karena ia gagal
menjadi salah satu kontingen madrasah mewakili provinsinya, tidak pernah
sebelumnya ia mengalami kegagalan. Menurut HR. Muslim dari Abu Yahya Shuhaib
bin Sinan
PEMANTAPAN KOMPETENSI
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Bagaimana menurut Hadis riwayat Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan, hadis
riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah dalam mengatasi ujian hidup yang dialami Pak Iwan, Jelaskan!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
PANTANG MENYERAH
MERAIH KEBAHAGIAAN DENGAN ILMU
Sebagaimana wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. yakni
perintah membaca, menulis dan belajar. Allah telah membekali manusia dengan fitrah (potensi)
dalam dirinya agar bisa belajar dan memiliki beragam ilmu dan keterampilan sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya untuk mengemban amanat sebagai khalifah di muka bumi ini. Hal
ini berarti bahwa belajar, membaca dan menulis adalah suatu keniscayaan bagi setiap muslim yang
harus diperjuangkan dengan gigih penuh dan pengorbanan agar mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Salah satu ciri
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dengan ilmu yang dimilikinya. Seperti
ungkapan syair bahwa “Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang”.
Begitu pentingnya ilmu bagi manusia, maka untuk meraihnya haruslah dilakukan dengan
mengerahkan segenap jiwa raga, biaya, waktu dan pengorbanan-pengorbanan lainnya.
Pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan merupakan salah satu wujud sikap pantang menyerah
yang merupakan sebutan bagi orang yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi. Ia
memandang segala sesuatu yang terjadi dengan pikiran positif dan meyakini bahwa semua yang
terjadi atas ijin dan kehendak Allah serta rasa optimisme yang tinggi Ia juga berusaha bangkit
dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Pantang menyerah dalam meraih
kebahagiaan dengan ilmu adalah suatu keniscayaan yang harus ada pada pribadi seorang muslim.
Soal Level 1
Soal Level 2
Berdasarkan wacana paragraf ketiga. Pilihlah pernyataan yang benar (B) apabila sesuai atau salah
(S) apabila kurang sesuai
1. Untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus dilakukan dengan menuntut ilmu
yang tak kenal lelah dan pantang menyerah (B – S)
2. Seseorang yang pantang menyerah selalu memandang sesuatu dengan positif dan optimis (B – S)
3. Orang yang ingin sukses harus berani berkorban waktu dan tenaga (B – S )
4. Berkorban bukan merupakan suatu keniscayaan bagi orang-orang yang ingin sukses atau bahagia
(B – S)
Soal Level 3
Zaman now banyak orang meraih kebahagiaan dan kesuksesan tanpa harus bersusah payah atau
bekerja keras, dilakukannya dengan berbagai cara diantaranya menghipnotisasi orang lain agar mau
melakukan apa yang diperintahkan. Bagaimana menurut pendapatmu, apakah kebahagiaan dan
kesuksesan yang diperolehnya akan membawa kebahagiaan yang sesungguhnya. Jelaskan!
BAB
RANGKUMAN VI
• Pribadi pantang menyerah merupakan sebutan bagi orang yang tidak merasa lemah terhadap
sesuatu yang terjadi. Ia memandang segala sesuatu yang terjadi dengan pikiran positif dan
meyakini bahwa semua yang terjadi atas ijin dan kehendak Allah serta rasa optimisme yang
tinggi. Ia juga selalu bersyukur jika mendapat sesuatu yang menyenangkan sesuai harapan,
dan ia bersabar jika mendapati hal-hal yang tidak sesuai dengan harapannya. Ia juga
berusaha bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian
• Pribadi pantang menyerah tidak hanya dilihat secara fisik, tetapi adanya sifat positif dalam
jiwanya. Seseorang kuat, karena mentalnya kuat, sebaliknya menjadi lemah karena
mentalnya lemah. Nabi Saw.bersabda;
• Ilmu adalah karunia yang Allah berikan kepada hamba-hamba pilihan, untuk
mendapatkannya bukan sekedar memerlukan niat dan usaha, namun doa dan permintaan
untuk mendapatkannya juga harus selalu dipanjatkan. Salah satunya adalah doa yang kerap
kali kita baca ketika dzikir pagi, “Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon
thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa. (Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu
yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima).”
Dalil
• Muslim dari Abu Hurairah tentang menuntut ilmu
• Arti kata-kata
َ ََسل
ك = menempuh طَ ِر ْيقًا = suatu jalan
Hadis tersebut menerangkan bahwa seseorang yang menempuh perjalanan untuk menuntut
ilmu, akan dimudahkan jalannya menuju ke surga. Seorang muslim yang berjuang untuk
menuntut ilmu, terutama dalam mempelajari agamanya dengan benar dan ikhlas, lalu
mengamalkannya sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw., dia akan dapat beribadah dengan
benar, berbuat kebaikan, melakukan hal-hal yang bermanfaat, menolong sesamanya, maka
dia menjadi hamba yang diridhai Allah Swt.. dan balasannya adalah surga.
Hal ini dapat dimaknai bahwa seseorang yang berjuang keras untuk mencari ilmu dia akan
dimudahkan jalannya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana Imam
Syafi‟i pernah menyebutkan:
ُ ت ُأ ْن ِب
ط ْالع ِْل َم َقا َل ُ ك قُ ْل
َ َّال ْالم َُرادِيَّ َف َقا َل َما َجا َء ِب
ٍ ان ب َْن َعس َ ص ْف َو
َ َْعن
ار ٍج َخ َر َج ِ صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َيقُو ُل َما ِمنْ َخ
َ ِ ت َرسُو َل هَّللا ُ َْفِإ ِّني َس ِمع
ت َل ُه ْال َماَل ِئ َك ُة َأجْ ن َِح َت َها ِرضًا ِب َما َيصْ َن ُع ْ ض َع َ ب ْالع ِْل ِم ِإاَّل َو
ِ ِمنْ َب ْي ِت ِه فِي َط َل
“Dari Shafwan bin Assal al-Muradi, ia berkata; "Ada apa engkau datang?" aku lalu
menjawab; "Aku ingin mengambil ilmu dari sumbernya." Ia berkata; Sesungguhnya aku
mendengar Rasulullah Saw.. bersabda: "Tidaklah seseorang yang keluar dari rumahnya
untuk menuntut ilmu kecuali para malaikat akan mengepakkan sayapsayapnya untuk
orang tersebut karena ridha dengan apa yang dikerjakan”.
• Arti kata-kata
• Ingatlah perkataan Rasulullah ﷺbahwa : “Syurga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci
(oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat (hawa nafsu)” (HR.
Muslim). Maka, seorang penuntut ilmu haruslah menguatkan niatnya untuk tetap berada di
jalan menuju Syurga jangan sampai dikalahkan oleh syahwat yang justru mengantarkannya
ke dalam neraka –naudzubillahi min dzaalik-.
• Salah satu solusi agar seorang penuntut ilmu bisa mengatasi rasa malas yang hadir di tengah
perjalananya, adalah dengan mengetahui keutamaan menuntut ilmu, beberapa keutamaan
menuntut ilmu yakni :
1. Allah mengangkat derajat orang yang menuntut ilmu.
2. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya.
3. Orang berilmu adalah orang yang takut kepada Allah.
4. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar.
5. Ilmu adalah tanda kebaikan Allah kepada seseorang.
6. Diperbolehkan hasad kepada ahli ilmu.
7. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu.
8. Ahli ilmu lebih utama dibandingkan ahli ibadah.
Rangkuman Materi Al-Qur’an Hadis Kelas 9
• Perilaku dan sikap sebagai penuntut ilmu
1. Niat yang ikhlas;
2. Menghindar dari perbuatan dosa dan maksiat
3. Bersabar atas bimbingan guru
4. Mengatur waktu dengan baik
5. Menuntut ilmu sejak dini
6. Menikmati ilmu yang dipelajari
7. Mencatat semua ilmu yang didapat dan didengar
8. Percaya diri yang kuat;
9. Bergaul dengan orang berilmu dan saleh
10. Merantau untuk mencari ilmu
11. Menghargai pendapat orang lain
12. Jangan pernah puas dengan ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuman
Amin, Muhammad Materi
Arwani K.H., Faidhul Al-Qur’an Hadis
Barakat Fi Sab‟il Kelas
Qira‟at jilid 9
I, (Kudus: Maktabah
Mubarakah Thayyibah, 2001)
Arwani, Ulin Nuha K.H., dkk., Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur‟an YANBU‟A Jilid 6-
7, (Kudus: Yayasan Arwaniyyah Kudus (Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an) 2010)
As-Suyuthi, Imam, Tahqiq: Syaikh Hafizh Syi‟isya, Asbabun Nuzul, Penerjemah Muh. Miftahul
Huda, (Sukoharjo: Insan Kamil, 2016)
Burdah, Ibnu Dr.,M.A., dkk., Juz Amma Nahwu Sharf Aplikatif: At-Thalibun, (Yogyakarta: Iqro
Indonesia Global, 2017)
Lubis, Sobhan, Ragam Qirâ‟at dalam Surat al-Baqarah, (Padang: Baitul Hikmah, 2005)
Maftuh, Muhammad, Fathul Mannan, (Surabaya: Al-Ihsan 1978) Manna Khalil al Qattan,
Mabahitsi fi Ulumil Qur‟an; Studi Ilmu-ilmu Qur‟an, Penerjemah Mudzakir, (Bogor: PT Pustaka
Litera Antar Nusa, 1992)
Muhammad ibn „Isa Abu „Isa al-Tirmidhiy al-Salmiy, Sunan al-Tirmidhiy, (Beirut: Dar Ihya‟ al-
Turath al-„Arabi, t.t.)
Muhammad ibn Yazid Abu „Abdullah al-Qazwiniy, Sunan ibnu Majah, (Beirut: Dar al-Fikr t.t.)
Muhammad Nasib ar-Rifa‟i, Kemudahan dari Allah: Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema
Insani Pers, 1999)
Pamungkas, Imam M., Akhlak Muslim Modern; Membangun Karakter Generasi Muda, (Bandung:
Marja, 2012)
Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
2014 Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid, Penerjemah Abdul Rasyad
Shiddiq, Penyunting Tim Akbar, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2013)
PROFIL PENULIS