Anda di halaman 1dari 31

KOMITMEN PENGAMANAN BIG DATA KONSUMEN PADA KASUS

BISNIS PERUSAHAAN E-COMMERCE ZALORA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Big Data


Dosen Pengampu Sari Marliani, M.M

Disusun oleh
Rayi Pranika Sundamanik
20416261201328

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kasus Bisnis Big Data
Konsumen Pada Perusahaan E-Commerce ZALORA INDONESIA" dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Big Data. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa mengenai kasus bisnis
pada perusahaan E-Commerce ZALORA INDONESIA.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sari Marliani, M.M selaku dosen


pengampu Mata Kuliah Big Data. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya laporan ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 20 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Big Data....................................................................................................................4
2.2 Kasus Bisnis..............................................................................................................4
2.3 E-Commerce.............................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................6
ISI.......................................................................................................................................6
3.1 Big Data....................................................................................................................6
3.2 Kasus Bisnis............................................................................................................10
3.3 E-commerce...........................................................................................................10
BAB IV..............................................................................................................................15
PEMBAHASAN..................................................................................................................15
4.1 Profil Perusahaan...................................................................................................15
4.1 Kasus Bisnis Big Data Pada Perusahaan ZALORA INDONESIA.................................16
BAB V...............................................................................................................................25
PENUTUP..........................................................................................................................25
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................25
4.2 Saran......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Big data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data, baik
terstruktur maupun tidak terstruktur. Namun bukan jumlah data yang penting.
Apa yang dilakukan organisasi dengan data itulah yang penting. Big data
dapat dianalisis demi pemahaman yang mengarah kepada keputusan dan
gerakan bisnis strategis yang lebih baik. Istilah "big data" mengacu pada data
yang sangat besar, cepat atau kompleks sehingga sulit atau tidak mungkin
untuk diproses menggunakan metode tradisional.

Konsep Big Data adalah terkait dengan 3Vs yaitu Volume, Velocity dan
Variety. Volume terkait dengan besaran data yang harus dikelola berukuran
super besar. Velocity berkenaan dengan kecepatan pemrosesan data yang
harus mengimbangi pesatnya pertumbuhan jumlah data. Sedangkan variety
merujuk pada karakteristik sumber data yang sangat beragam, baik itu yang
berasal dari basis data yang terstruktur maupun juga dari data-data yang tidak
terstruktur. Oleh karena itu, perusahaan harus memanfaatkan 3 hal tersebut
untuk meningkatkan kemampuan usaha suatu organisasi dengan menciptakan
proses bisnis yang efisien, menangani pelanggan dan pada akhirnya
menciptakan model bisnis baru yang fit terhadap perkembangan dunia bisnis.

ZALORA merupakan toko online atau e-commerse yang menyediakan barang


fashion dan kecantikan didalamnya terdapat koleksi pakaian, aksesoris, sepatu
dan produk kecantik untuk pria dan wanita. Berpusat di Singapura, ZALORA
juga terdapat di negara-negara Asia lainnya seperti Hong Kong, Indonesia,
Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Brunei. ZALORA menjual produk

1
fashion dan kecantikan dari brand international hingga brand lokal di setiap
Negara yang beroperasi.

ZALORA merupakan anak perusahaan dari situs belanja online Zalando.


Zalando merupakan proyek dari Rocket Internet. ZALORA Indonesia,
perdagangan online dibawah PT Fashion Eservices Indonesia, tetap fokus
menggarap produk fashion dan kecantikan dengan sasaran pasar berusia 18-40
tahun.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perusahaan ZALORA INDONESIA mendapatkan data


konsumen dalam jumlah besar?
2. Bagaimana pengelolaan seluruh data konsumen yang terdaftar pada
perusahaan ZALORA INDONESIA?
3. Bagaimana cara perusahaan ZALORA INDONESIA berkomitmen dalam
terjaminnya keamanan data konsumen?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dilakukan perusahaan ZALORA INDONESIA


dengan data konsumen dalam jumlah besar.
2. Untuk menganalisa cara pengelolaan seluruh data konsumen yang terdaftar
pada perusahaan ZALORA INDONESIA.
3. Untuk menjelaskan komitmen dalam terjaminnya data konsumen pada
perusahaan ZALORA INDONESIA.

2
1.4 Manfaat

1. Menambah informasi mengenai kasus bisnis pada perusahaan ZALORA


INDONESIA bagi penulis dan pembaca.
2. Dapat menjadikan referensi bagi pembaca yang kemungkinan akan
membuat suatu bisnis yang serupa.
3. Menuntaskan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu kepada penulis.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Big Data

Dumbill (2012), big data merupakan data yang melebihi proses kapasitas dari
sistem database yang sudah ada. Data ini terlalu besar dan terlalu cepat
dengan struktur arsitektur database yang sedemikian rupa. Untuk memperoleh
value dari data ini, maka harus memilih jalan alternatif untuk memprosesnya.

Chandarana, Parth, & Vijayalakshmi (2014) menguraikan lebih kompreheshif


mengenai apa dan bagaimana big data. Menurutnya, teknologi big data
mengacu pada 3V (volume, variety, dan velocity). Bahkan ada yang
menambahkan V lainnya yaitu veracity dan value. Volume data berkaitan
mengenai ukuran media penyimpanan data yang sangat besar atau mungkin
tak terbatas hingga satuan petabytes atau zettabytes; variety (keragaman data)
terkait tipe atau jenis data yang dapat diolah mulai dari data terstruktur hingga
data tidak terstruktur; sedangkan velocity (kecepatan) terkait dengan
kecepatan memproses data yang dihasilkan dari berbagai sumber, mulai dari
data batch hingga real time, karakteristik veracity (kebenaran) dan value
(nilai) terkait dengan ketidakpastian data dan nilai manfaat dari informasi
yang dihasilkan.

2.2 Kasus Bisnis

Kasus bisnis adalah jumlah minimum informasi yang diperlukan untuk


memfasilitasi keputusan bisnis perusahaan. Dokumen ini dapat digunakan
oleh perusahaan yang ingin melakukan aktivitas yang mempengaruhi produk,
pelanggan, atau bisnis mereka. Bagi perusahaan untuk membuat keputusan

4
terbaik, kasus bisnis mereka harus dapat memberikan informasi yang mereka
butuhkan untuk proses analitis. Dengan kata lain, informasi yang Anda
butuhkan dalam dokumentasi Anda akan membantu unit bisnis Anda
membuat keputusan terbaik.

Kasus bisnis juga harus digunakan sebagai tempat untuk mendokumentasikan


semua fakta yang relevan dan menghubungkannya dengan keputusan bisnis.
Kasus bisnis harus dapat menggambarkan studi kasus tentang bagaimana
pertukaran nilai menghasilkan investasi positif bagi mereka yang
mendanainya.

2.3 E-Commerce

Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan
menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan
ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.

Perusahaan menggunakan e-commerce dalam berbagai tingkatan. Ada yang


hanya menggunakan e-mail dibagian tertentu, misal: hanya diterapkan di
bagian penjualan. Tetapi ada juga yang menggunakan halaman web untuk
menampilkan profil perusahaan dan produknya. Beberapa perusahaan bahkan
menggunakan e-commerce secara terintegrasi untuk semua transaksinya, baik
itu pemesanan, pembayaran sampai ke pengiriman produk (Celestino, 1999).
Hal ini semua bisa dilakukan terutama dalam penjualan software yang bisa
dikirim secara elektronis lewat jaringan internet.

5
BAB III

ISI

3.1 Big Data

Big data telah diidentifikasi sejak 1944. Big data berhasil diidentifikasi oleh
seorang pustakawan bernama Fremont Ryder di Westrian University di
Amerika Serikat. Dia memperkirakan tahun ini bahwa perpustakaan universitas
AS akan tumbuh menjadi 200 juta buku pada tahun 2040, karena masalah
seperti kapasitas penyimpanan kartu punch dan data foto. Penelitian telah
menunjukkan bahwa salah satu objek terbesar yang berhasil diukur adalah
Library of Congress, yang mengukur lebih dari 100 triliun bit data. Data besar
pertama kali disebutkan pada tahun 1997 ketika peneliti Michael Cox dan
David Ellisworth menulis sebuah artikel berjudul "Paging Permintaan Berbasis
Aplikasi untuk Visibilitas Off-Core."

Big data bukanlah teknologi, teknik, atau inisiatif yang terpisah. Big data
adalah tren yang mencakup area luas dunia bisnis dan teknologi. Big data
mengacu pada teknologi dan inisiatif yang melibatkan data yang beragam,
cepat berubah, atau sangat besar yang terlalu sulit untuk diproses secara efektif
dengan teknologi, keahlian, atau infrastruktur tradisional. Dengan kata lain,
ukuran (volume), kecepatan (velocity), atau keragaman (variety).

Data dan bisnis seolah menjadi paket yang tak terpisahkan. Sebagai perusahaan
yang mengoperasikan di era teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa data yang
lengkap, termasuk analitik, adalah bagian terpenting dalam menjalankan bisnis
yang dapat mendukung kebijakan. Analisis data yang lengkap tidak lagi hanya
menjadi keterampilan utama bagi organisasi bisnis, tetapi sebagai penentu
pangsa pasar dan sebagai basis referensi tempat bisnis tampil dan berkembang.

Manfaat big data, khususnya yang dirasakan di dunia bisnis, antara lain
mengetahui reaksi publik terhadap produk yang ditawarkan melalui analisis

6
sentimen di media sosial, membantu bisnis membuat keputusan yang lebih
tepat dan akurat berdasarkan data. Meningkatkan citra perusahaan dilihat oleh
pelanggan. Untuk perencanaan bisnis dengan pengetahuan tentang perilaku
pelanggan, seperti untuk perusahaan telekomunikasi dan perusahaan
perbankan, dan pengetahuan tentang tren pasar dan keinginan konsumen.
Teknologi big data membantu bisnis mengidentifikasi perilaku pelanggan
menggunakan tanda terima transaksi pembelian. Tentunya data dalam setiap
struk transaksi meliputi produk yang dibeli, jumlah dan kombinasi harga.
Kemudian cari semua data transaksi untuk pola belanja untuk menjawab
pertanyaan berikut: Berdasarkan hasil informasi tersebut, beberapa tindakan
menarik dapat dilakukan, seperti: Anda kemudian dapat membuat paket
promosi yang menjual kombinasi produk ini dengan harga lebih murah.

Menurut Survei Konsumen Digital Generasi ke-3, hampir 50% konsumen


melaporkan telah melakukan aktivitas terkait belanja melalui ponsel mereka
dalam tiga bulan terakhir. Konsumen mengatakan bahwa mereka menggunakan
teknologi digital untuk meneliti, menelusuri, dan berbelanja, semua di satu
situs web. Keberadaan model bisnis seperti perdagangan elektronik (e-
commerce) dan layanan keuangan berbasis teknologi (financial
technology/fintech) telah mengubah praktik bisnis. Fenomena ini telah
memungkinkan start-up seperti Penyedia Layanan Transportasi Online untuk
mencapai skala internasional hanya dalam beberapa tahun, bukan beberapa
dekade, dan perusahaan-perusahaan ini akan memiliki jaringan real-time yang
lebih baik dari sebelumnya.

Tidak dapat disangkal bahwa keberadaan big data menghadirkan peluang yang
menjanjikan untuk merevolusi perusahaan karena segala sesuatunya menjadi
otomatis dan dapat diakses secara real time. Beberapa orang menyukai
teknologi data besar ini dan percaya itu akan membawa potensi besar bagi
kemanusiaan dan ekonomi digital. Namun, kita juga tahu bahwa potensi
kerusakan dapat terjadi ketika perusahaan tampaknya memiliki akses tak
terbatas untuk memantau konsumen, jadi kita berbicara tentang big data

7
beberapa orang terkadang khawatir data dapat digunakan untuk mempelajari
lebih lanjut tentang perilaku konsumen daripada sebelumnya dan diterapkan
berdasarkan perilaku manusia. Bahkan beberapa studi yang dilakukan banyak
menggunakan data dari media sosial Indonesia untuk memahami isu-isu
tertentu.

Di era digital, informasi merupakan media pertukaran yang kuat untuk


mengakses layanan online yang tersedia. Internet dirayakan sebagai simbol
keterbukaan dan kebebasan. Pengguna dapat menggunakan beragam
pengetahuan dan layanan secara gratis tanpa membayar uang.

Teknologi Big Data memiliki kemampuan untuk menangani berbagai variasi


data. Secara umum ada 2 kelompok data yang harus dikelola, yaitu:

a. Data terstruktur
Kelompok data yang memiliki tipe data, format, dan struktur yang telah
terdefinisi. Sumber datanya dapat berupa data transaksional, OLAP data,
tradisional RDBMS, file CSV, spreadsheets
b. Data tidak terstruktur
Kelompok data tekstual dengan format tidak menentu atau tidak memiliki
struktur melekat, sehingga untuk menjadikannya data terstruktur
membutuhkan usaha, tools, dan waktu yang lebih. Data ini dihasilkan oleh
aplikasi-aplikasi internet, seperti data URL log, media sosial, e-mail, blog,
video, dan audio.

Berikut ini adalah 4 tahap pengelolaan Big Data serta perangkat bantu (tools)
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemrosesan pada tiap tahap:

1. Acquired
Berhubungan dengan sumber dan cara mendapatkan data.
2. Accessed
Berhubungan dengan daya akses data; data yang sudah dikumpulkan
memerlukan tata kelola, integrasi, storage dan computing agar dapat
dikelola untuk tahap berikutnya. Perangkat untuk pemrosesan (processing

8
tools) menggunakan Hadoop, Nvidia CUDA, Twitter Storm, dan
GraphLab. Sedangkan untuk manajemen penyimpanan data (storage tools)
menggunakan Neo4J, Titan, dan HDFS.
3. Analytic
Berhubungan dengan informasi yang akan didapatkan, hasil pengelolaan
data yang telah diproses. Analitik yang dilakukan dapat berupa descriptive
(penggambaran data), diagnosa (mencari sebab akibat berdasar data),
predictive (memprediksi kejadian dimasa depan) maupun prescriptive
analytics (merekomendasikan pilihan dan implikasi dari setiap opsi). Tools
untuk tahap analitik menggunakan MLPACK dan Mahout.
4. Application
Terkait visualisasi dan reporting hasil dari analitik. Tools untuk tahap ini
menggunakan RStudio.

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor bisnis memiliki orientasi


utama pada pencapaian margin laba setinggi mungkin (profit oriented). Berbagai
informasi penting dapat dihasilkan dari Big Data yang dapat mendukung proses
pengambilan keputusan bagi pimpinan perusahaan sebagai berikut:

1) Mengetahui respons masyarakat terhadap produk-produk yang dikeluarkan


melalui analisis sentimen di media sosial.
2) Membantu perusahaan mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat
berdasarkan data.
3) Membantu meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan.
4) Perencanaan usaha, dengan mengetahui perilaku pelanggan seperti pada
perusahaan telekomunikasi dan perbankan.
5) Mengetahui trend pasar dan keinginan konsumen.

9
3.2 Kasus Bisnis

Kasus bisnis adalah proposal peningkatan bisnis terstruktur yang berfungsi


sebagai paket pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan di organisasi
Anda. Kasus bisnis mencakup analisis kinerja proses bisnis dan persyaratan
atau masalah terkait, solusi alternatif yang diusulkan, asumsi, batasan, dan
analisis biaya-manfaat yang disesuaikan dengan risiko.

Kasus bisnis adalah jumlah minimum informasi yang diperlukan untuk


memfasilitasi keputusan bisnis perusahaan. Dokumen ini dapat digunakan oleh
perusahaan yang ingin melakukan aktivitas yang mempengaruhi produk,
pelanggan, atau bisnis mereka. Agar perusahaan dapat membuat keputusan
terbaik, kasus bisnis harus dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk
proses analitis. Singkatnya, informasi yang Anda butuhkan dalam dokumentasi
Anda membantu unit bisnis Anda membuat keputusan terbaik.

Kasus bisnis juga harus berfungsi untuk mendokumentasikan semua fakta yang
relevan dan menghubungkannya dengan keputusan bisnis. Kasus bisnis harus
dapat menggambarkan studi kasus tentang bagaimana pertukaran nilai
menciptakan investasi positif bagi penyandang dana.

3.3 E-commerce

Arti dari e-commerce (electronic commerce) juga dapat didefinisikan sebagai


kegiatan menciptakan, memodifikasi dan mendefinisikan kembali hubungan
penjual-pembeli dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
pemrosesan digital dalam melakukan perdagangan.

Secara sederhana, e-commerce dapat didefinisikan sebagai kegiatan jual beli


barang dan jasa atau transfer dana dan data dengan menggunakan perangkat
elektronik yang terhubung ke Internet. E-commerce ini bukan lagi hal baru di
tanah air, namun berkembang sangat pesat.

10
Awal mula perdagangan elektronik dimulai pada tahun 1960-an ketika
perusahaan yang menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) menjadi
populer. Kemudian pada tahun 1979 Institut Standar Nasional Amerika
mengembangkan ASC X12. Biasanya digunakan untuk berbagi dokumen pada
perangkat elektronik, ASC X12 terus berkembang sepanjang tahun 1980-an
dan 1990-an, dengan didirikannya salah satu perusahaan terbesar, eBay dan
Amazon, dan masuknya ke dunia e-commerce.

Berdasarkan data dari Menkominfo (Kominfo.go.id) Besarnya potensi e-


commerce tidak lepas dariperkembangan pengguna internet di Indonesia. Pada
tahun 2015, pengguna internet di Indonesia mencapai 93,4 juta jiwa, meningkat
cukup pesat jika dibandingkan dengan 88,1juta jiwa pada 2014. Ini disebabkan
akses yang lebih mudah dan memungkinkan siapapun untuk terhubung
kapanpun diinginkan. Internet mulai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
rakyat Indonesia. Potensi ecommerce terlihat dari angka 77% dari penggunaan
internet digunakan untuk mencari informasi produk dan berbelanja online,
pelanggan online shop yang mencapai 8,7 juta orang, dan nilai transaksi yang
diprediksi mencapai US$ 4,89 Miliar pada tahun 2016. Ini meningkat
dibanding tahun 2015.

Menurut Kalakota dan Whinston pengertian E-commerce adalah aktivitas


belanja online dengan menggunakan jaringan internet serta cara transaksinya
melalui transfer uang secara digital.

Keduanya meninjau pengertian E-Commerce dari empat perspektif, yaitu:

 Perspektif Komunikasi. Pengertian Electronic commerce adalah


proses pengiriman barang, jasa, informasi, atau pembayaran
melalui jaringan komputer atau perangkat elektronik lainnya.

 Perspektif Proses Bisnis; Defenisi E-Commerce adalah aplikasi


dari sebuah teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis
dan aliran kerja.

11
 Perspektif Layanan; E-commerce adalah alat yang dapat
memenuhi keinginan bisnis, manajer, dan konsumen untuk
mengurangi biaya layanan sekaligus meningkatkan kualitas
barang dan mempercepat pengiriman.

 Perspektif Online; Electronic commerce memberikan kemudahan


pembelian dan penjualan barang dan informasi melalui layanan
internet dan sarana online lainnya.

Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-


Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:

Business to Business, karakteristiknya:

 Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka


sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
 Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan
format data yang telah disepakati bersama.
 Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk
mengirimkan data.
 Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana
processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

Business to Consumer, karakteristiknya:

 Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum


pula.
 Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan
oleh orang banyak.
 Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
 Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. 

12
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistem E-Commerce adalah dengan
menggunakan E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif
dalam meningkatkan keuntungannya.

Selain itu, tujuan dari aplikasi e-commerce adalah sebagai berikut:

 Pelanggan yang ingin membeli barang atau transaksi melalui Internet


hanya membutuhkan akses Internet dan antarmuka menggunakan
browser web.
 Menjadikan portal e-commerce/e-shop bukan hanya sekedar portal
belanja, bukan hanya sekedar tempat jual beli, tetapi tempat pertemuan
masyarakat dengan membangun basis komunitas sebagai pusat
informasi dan membangun konsep pasar.
 Manajemen berorientasi layanan, kombinasi konsep layanan klasik dan
virtual: Responsif (reaksi cepat dan ramah), dinamis, membantu dan
komunikatif
 Informasi terkini, komunikasi multi arah yang dinamis.
 Model pembayaran: kartu kredit atau transfer bank.

Manfaat E-commerce

1. Konsumen dapat berbelanja dengan lebih mudah selama 24 jam sehari


sepanjang tahun.
2. Konsumen dapat melihat berbagai pilihan produk yang dianggap
terbaik dengan harga yang paling sesuai.
3. Konsumen dapat membeli produk dan jasa dengan biaya yang lebih
mudah setelah melakukan perbandingan dengan berbagai e-
commerce.

13
Berikut beberapa manfaat e-commerce bagi pemilik usaha:

1) Penjualan global
Dengan adanya e-commerce, sifat dari internet itu sendiri
memungkinkan suatu perusahaan atau pemilik bisnis untuk menjual
produk yang mereka hasilkan kepada khalayak yang lebih luas.
Artinya perusahaan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
2) Pengurangan infrastruktur perusahaan
Untuk e-commerce, perusahaan dan pemilik bisnis tidak perlu
membuka banyak cabang penjualan dan distribusi (walaupun dalam
beberapa kasus banyak perusahaan e-commerce memiliki berbagai.
Mereka mungkin juga memiliki gudang atau gudang manufaktur di
dalam negeri).
3) Pengurangan Biaya Perusahaan/ Meningkatkan Keuntungan Bersih
Untuk e-commerce, perusahaan dan pemilik bisnis tidak perlu
membuka banyak cabang penjualan dan distribusi (walaupun dalam
beberapa kasus banyak perusahaan e-commerce memiliki berbagai.
Mereka mungkin juga memiliki gudang atau gudang manufaktur di
dalam negeri).

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : ZALORA INDONESIA

Jenis Usaha : Subsidiary (Anak Perusahaan)

Sektor Usaha : E-commerse

Kegiatan Usaha : Menjual produk barang secara online

Tahun Berdiri : 2012

Alamat : PT. Fashion Eservices Indonesia


CAPITAL PLACE LT. 26
JL. JEND. GATOT SUBROTO NO.1 KAV.18
Kuningan Barat, Mampang Prapatan
Jakarta Selatan, 12710

Email : dpo@id.zalora.com

customer@id.zalora.com

Telefon : 021-8064-0850

021-29490100

Situs Web : https://www.zalora.co.id/

15
4.1 Kasus Bisnis Big Data Pada Perusahaan ZALORA INDONESIA

Zalora merupakan salah satu e-commerce yang menjamur di Indonesia


dengan berada pada peringkat 128 sebagai situs yang sering dikunjungi atau
diakses di Indonesia, karena sampai sekarang masih banyak yang kurang tahu
tentang adanya penjualan barang secara online di website Zalora. Pentingnya
pihak Zalora untuk mengutamakan minat beli konsumen dengan berbagai
kemudahan dan strategi. Dalam menarik konsumen Zalora memiliki
menggunakan sarana promosi di dunia maya untuk menarik minat konsumen
tersebut. Zalora juga telah menjadi Top of Mind sebagaian besar masyarakat
Indonesia sebagai situs fashion terbesar di Indonesia. Hal ini didapatkan oleh
Zalora. harus terus melakukan promosi besarbesaran agar merek mereka bisa
di ingat di benak konsumen dengan strategi penentuan harga, promosi, dan
iklan.

ZALORA masuk ke Indonesia pada tahun 2012 dan termasuk bagian Zalora
Group Asia. Menurut CEO Zalora, Anthony Fung, pada tahun 2016 customer
Zalora Indonesia terdiri dari 57% customer perempuan, dan 43% customer
laki-laki. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa 67% dari keseluruhan
transaksi dilakukan melalui aplikasi pada smartphones (Sutianto, 2015).

Pada bulan Mei 2017, Iprice melakukan survei mengenai berbagai situs e-
commerce di Indonesia, data tersebut mengatakan bahwa ZALORA
INDONESIA merupakan ecommerce yang mendominasi pada tipe fashion.
Hal ini disebabkan Zalora merupakan e-commerce tipe fashion dengan
pengunjung tertinggi, fans Facebook tertinggi, serta followers Twitter dan
Instragram tertinggi di Indonesia. ZALORA INDONESIA juga menempati
posisi ke empat sebagai e-commerce yang paling banyak di unduh aplikasinya
di Indonesia (Iprice, 2017).

ZALORA menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko


online lainnya seperti Lazada, Blibli, Elevania bahkan toko konvensional
pada umumnya dengan memberikan promosi menarik yang diharapkan dapat

16
mendorong konsumen untuk berbelanja online, walaupun pada kenyataannya
banyak konsumen yang tertarik dengan penjualan online namun enggan
memutuskan untuk melakukan pembelian. Hal tersebut didukung oleh laporan
terbaru dari bank UBS (Union Bank of Switzerland), yang menyatakan
bahwa lebih dari dua pertiga konsumen Indonesia sepakat belanja online
merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Namun, aktivitas belanja di dunia
maya tersebut hanya tercatat 0,1% atau US$100 juta dari semua transaksi
produk eceran di Indonesia. Hal ini juga didukung oleh survei lembaga riset
pasar Nielsen yang menunjukkan 80% warga Indonesia mengaku membaca
ulasan produk secara online, sebelum memutuskan membeli langsung di toko
fisik.

Keputusan membeli secara online dipengaruhi oleh (Deavaj et al. 2003):

 Efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam penggunaan,


dan usaha pencarian mudah)
 Value (harga bersaing dan kualitas baik)
 Interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi).

Kemudahan dalam mencari informasi tergantung dari layout halaman web.


Jika layout cukup jelas, waktu yang diperlukan untuk searching dapat
dipersingkat. Usaha untuk searching lebih mudah. Sehingga efisiensi
meningkat.

Informasi pada halaman website dihubungkan dengan beberapa komponen


teks atau grafis. Bagaimana dan dimana komponen akan diletakan
mempengaruhi navigasi user dan interaksi antara user denganhalaman web.
Ukuran komponen isi dan grafis mempengaruhi waktu loading. Liau dan
Cheung (2001) menyatakan bahwa network dengan kecepatan yang tinggi
tidak secara signifikan mempengaruhi harapan untuk berbelanja melalui
internet. Terlalu banyak grafis memerlukan memori yang besar dan membuat
beberapa kesulitan untuk menampilkan halaman web. Dengan kata lain,
menjadikan konsumen tidak senang. Bahkan untuk mengatasi kemacetan,

17
meskipun tidak banyak membutuhkan memori konsumen menutup beberapa
halaman website yang tidak diperlukan.

Dalam melakukan evaluasi kualitas layanan diperlukan informasi data yang


akurat dan relevan. Analisis big data menjadi tren yang banyak digunakan
oleh banyak organisasi dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
berharga dari data (Sivarajah dkk., 2017). Analisis big data mengeksplorasi
ulasan untuk menentukan pendapat tentang suatu produk/layanan secara
keseluruhan. (Haddi dkk., 2013). Pentingnya teknik analisis ini adalah karena
kemampuannya untuk memahami data dari volume teks yang sangat besar
dan mampu digunakan untuk menganalisis opini ulasan (Ngo-Ye & Sinha,
2014; Kim dkk., 2022).

ZALORA bertanggung jawab dalam melindungi data pribadi konsumen dan


tunduk kepada hukum yang berlaku. ZALORA memiliki komitmen untuk
mengelola, melindungi dan memproses data pribadi konsumen sesuai dengan
pedoman perlindungan data pribadi ZALORA (“Pedoman”) yang berlaku
terhadap seluruh data pribadi yang diperoleh dari konsumen melalui Platform
kami.

Dalam hubungan ZALORA dan konsumen, pihak ZALORA dapat


mengumpulkan data pribadi konsumen. Contoh data pribadi yang
mungkin dikumpulkan termasuk nama, detail kontak, alamat surat
menyurat dan pengiriman, alamat email, tanggal lahir, data jaringan
dan perangkat (termasuk IP address dan perangkat serta advertising
identifiers), perilaku belanja dan browsing, image wajah, rekaman
suara (untuk telpon layanan pelanggan) dan informasi pribadi lain yang
dapat diidentifikasi yang konsumen berikan kepada ZALORA dalam
bentuk apapun atau yang diperoleh melalui bentuk interaksi apapun
antara ZALORA dan konsumen.

ZALORA mengumpulkan data pribadi dari konsumen saat:

1) Konsumen membuat akun pada Website atau pada App.

18
2) Konsumen mendaftarkan diri untuk menerima newsletter atau
update dari ZALORA.
3) Konsumen melakukan transaksi pembelian produk yang
ditawarkan pada Website atau App ZALORA.
4) Konsumen mengaktivasikan atau menggunakan fungsi
pembayaran yang tersedia pada Website atau App ZALORA
yang disediakan oleh penyedia pihak ketiga.
5) Konsumen mendaftarkan diri dalam Program Afiliasi atau
Program Community Influencer.
6) Konsumen menggunakan jasa apapun dari ZALORA, termasuk
untuk menerima notifikasi newsletter, update, dan informasi
produk.
7) Konsumen melakukan browsing atas produk dan jasa atau
melakukan aktivitas dalam Platform ZALORA.
8) Konsumen menerima cookies dalam perangkat konsumen.
9) Konsumen berinteraksi dengan tim Customer Service ZALORA atau
perwakilan lainnya, misalnya melalui chatbot, chat apps, messaging
platform, webform, email, telpon, video call, surat, email atau dalam
pertemuan tatap muka.
10)Konsumen berinteraksi dengan ZALORA melalui Media Sosial,
misalnya dengan memberi tanda like atau mengomentari isi
posting, atau dengan menyampaikan pesan pribadi kepada
ZALORA melalui Media Sosial.
11) Konsumen berinteraksi dengan ZALORA melalui channel livestream,
misalnya dengan memberi tanda like atau mengomentari stream/video
ZALORA.
12)Konsumen berpartisipasi dalam promosi, lomba, undian, inisiatif
atau permintaan data pribadi tambahan melalui survey
konsumen.
13)ZALORA menerima rujukan dari mitra bisnis dan pihak ketiga,
misalnya saat mereka merujuk konsumen kepada ZALORA untuk

19
dapat menikmati keuntungan dari kegiatan promosi atau
kolaborasi bersama atau untuk menggunakan voucher yang
konsumen beli melalui mereka.
14)Konsumen atau pihak yang berwenang untuk mewakili konsumen
memberikan data pribadi milik konsumen kepada ZALORA
untuk tujuan penyampaian laporan pelanggaran kekayaan
intelektual.
15)Perwakilan konsumen menyerahkan data pribadi konsumen
kepada ZALORA sesuai dengan kewenangan yang sewajarnya
konsumen berikan, misalnya apabila perwakilan konsumen
tersebut membeli produk atau jasa kami untuk dikirimkan kepada
konsumen atau sebagai hadiah.
16)Penyedia jasa analisis pihak ketiga atau penyedia jasa ZALORA
lainnya memberikan kepada ZALORA data pribadi konsumen
yang telah mereka kumpulkan dan proses sesuai dengan pedoman
privasi mereka sendiri.
17)Konsumen dengan suka rela menyerahkan data pribadi konsumen
kepada ZALORA untuk alasan apapun.

ZALORA dapat menggunakan dan mengungkapkan data pribadi


konsumen untuk tujuan-tujuan berikut ini, yaitu untuk:

1) Mengirimkan kepada konsumen komunikasi marketing k


ZALORA terkait dengan penjualan, produk, jasa, promosi atau
Platform, termasuk pemberitahuan kegiatan marketing, acara
dan promosi, lomba, undian, program loyalitas atau point
redemption dan promosi lainnya.
2) Mengirimkan kepada konsumen komunikasi marketing
ZALORA yang terkait dengan penjualan, produk, jasa atau
promosi dan mitra bisnis, termasuk materi promosi yang
ZALORA kirimkan bersamaan dengan pesananan konsumen.

20
3) Menyampaikan iklan-iklan yang terkait dengan produk dan jasa
ZALORA yang mungkin konsumen minati yang terdapat dalam
Platform atau website, app atau platform online lainnya .
4) Memungkinkan bisnis lainnya untuk mengirimkan iklan-iklan
yang terkait dengan produk dan jasa mereka yang mungkin
konsumen minati.
5) Memberikan kepada konsumen jasa add-on atau layanan
premimum seperti ZALORA NOW.
6) Mengundang konsumen untuk menghadiri event privat untuk
pelanggan ZALORA.
7) Memproses partisipasi konsumen dalam promosi, lomba, undian,
inisiatif atau permintaan Data Pribadi tambahan melalui survey
konsumen.
8) Memproses partisipasi konsumen dalam program loyalti atau
program point redemption ZALORA atau mitra bisnis kami.
9) Melakukan riset pasar dan pelanggan, analisa atau penelusuran .
10)Mempromosikan produk dan jasa dalam Platform ZALORA.
11)Mengelola kegiatan operasional administratif dan bisnis
ZALORA dan tunduk kepada Pedoman dan peraturan internal
konsumen.
12)Meningkatkan kepuasan pelanggan di seluruh arah dan
memberikan pelatihan kepada tim Customer Service ZALORA,
misalnya dengan merekam dan memonitor pembicaraan telpon.
13)Tujuan khusus lainnya yang terkait dengan produk atau jasa
tertentu yang secara terpisah akan ZALORA sampaikan kepada
konsumen di halaman produk dan jasa kami.

ZALORA juga dapat menggunakan data pribadi konsumen untuk


tujuan lain yang sewajarnya berhubungan dengan tujuan dan yang
persetujuannya telah diperoleh dan urus yang diperlukan untuk tujuan

21
tambahan atau dalam keadaan dimana penggunaan termaksud tidak
membutuhkan persetujuan berdasarkan Hukum yang Berlaku.

Terkait dengan penggunaan data pribadi konsumen untuk tujuan dan


untuk Tujuan Tambahan, kami mungkin akan mengungkapkan data
pribadi konsumen kepada:

1) Entitas afiliasi ZALORA.


2) Pegawai, konsultan dan pekerja paruh waktu ZALORA.
3) Penjual Marketplace ZALORA yang memasok dan mengirimkan
produk atau jasa yang konsumen pesan melalui Website atau
App.
4) Pihak yang memproses pembayaran/payment processor yang
memproses pembayaran konsumen pada Website dan App.
5) Penyedia jasa pembayaran pihak ketiga yang menawarkan jasa
pembayaran kepada konsumen.
6) Penyedia jasa logistic pihak ketiga kami seperti jasa kurir yang
mengantarkan pesanan kepada konsumen.
7) Mitra bisnis ZALORA yang secara terpisah mengelola akun
konsumen untuk program loyalti atau program point redemption.
8) Mitra bisnis atau vendor ZALORA yang memproses dan
mengurus kegiatan promosi, acara, lomba, jasa atau program
loyalti atau program point redemption yang diselenggarakan.
9) Penasihat dan konsultan profesional ZALORA.
10)Agensi, kontraktor atau penyedia jasa yang menyediakan
layanan operasional untuk ZALORA, seperti penyedia jasa
cloud storage dan processing secara online, optimasi marketing,
teknologi informasi, telekomunikasi, keamanan atau jasa terkait
lainnya yang berkepentingan untuk penggunaan atau
pengungkapan data pribadi konsumen.

22
11)Pihak lainnya yang konsumen beri kewenangan untuk menerima
pengungkapan data pribadi konsumen dari ZALORA.

ZALORA dapat mengungkapkan data pribadi konsumen ke penyedia jasa


pihak ketiga (misalnya ke penyedia jasa pembayaran) agar mereka dapat
memberikan jasa mereka kepada konsumen selain dari yang berhubungan
dengan penggunaan Website dan App ZALORA oleh konsumen. Penerimaan
dan penggunaan jasa penyedia pihak ketiga oleh konsumen tunduk pada
persyaratan dan ketentuan yang dapat konsumen setujui secara terpisah antara
konsumen dan penyedia jasa pihak ketiga tersebut. Dengan menerima tawaran
jasa dari penyedia pihak ketiga, hal-hal yang terkait dengan pengumpulan,
penggunaan, pengungkapan, penyimpanan, pengalihan dan pengelolaan data
konsumen akan tunduk pada pedoman perlindungan data yang milik penyedia
jasa pihak ketiga, yang akan menjadi data controller atau pihak yang
mengkontrol data konsumen.

Konsumen selanjutnya setuju bahwa pertanyaan dan keluhan terkait dengan


penerimaan atau penggunaan jasa dari pihak penyedia pihak ketiga akan
disampaikan langsung kepada pihak yang namanya tersebut dalam pedoman
perlindungan data yang milik penyedia jasa pihak ketiga yang terkait.

ZALORA hanya akan mengungkapkan data pribadi di luar ZALORA apabila


dengan itikad yang baik ZALORA berpendapat bahwa pengungkapan data
pribadi tersebut sewajarnya diperlukan untuk:

1) Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, proses hukum atau atas


permintaan pihak yang berwenang.
2) Memberlakukan Persyaratan dan Ketentuan ZALORA yang berlaku,
termasuk penyelidikan atas kemungkinan adanya pelanggaran.
3) Mendeteksi, menghindari, menyelidiki atau penanganan penipuan atau
dugaan penipuan, aktivitas yang berbahaya atau melanggar hukum atau
untuk issue keamaan dan teknis.

23
4) Melindungi hak, kepemilikan atau keamanan ZALORA, pengguna
kami, pihak ketiga atau masyarakat umum sebagaimana diwajibkan
atau diperbolehkan menurut hukum.

ZALORA akan memberikan upaya terbaik untuk meminimalisir pengungkapan


atas data pribadi konsumen terbatas hanya pada informasi yang diperlukan
untuk melaksanakan tujuan atau tujuan tambahan.

ZALORA memberikan upaya yang sewajarnya untuk memastikan bahwa data


pribadi yang digunakan atau ungkapkan ke organisasi lain akurat dan lengkap.
Namun demikian konsumen perlu menginformasikan kepada kami apabila ada
perubahan dalam data pribadi konsumen. ZALORA tidak bertanggung jawab
apabila mengandalkan data pribadi yang ternyata tidak akurat dan tidak
lengkap apabila pembaharuan belum diinformasikan kepada ZALORA.

ZALORA juga akan melakukan sistem pengamanan yang sewajarnya untuk


memastikan bahwa data pribadi konsumen mendapatkan perlindungan yang
memadai. Termasuk di dalamnya melakukan langkah antisipasi untuk
menghindari akses, pengumpulan, penggunaan, pengungkapan, penyalinan,
modifikasi, kebocoran, kehilangan, kerusakan atau perubahan tanpa izin
terhadap data pribadi konsumen. Namun demikian kami tidak bertanggung
jawab atas penggunaan tanpa hak yang dilakukan oleh pihak ketiga diakibatkan
oleh kondisi yang berada di luar kuasa ataupun kontrol kami.

Apabila data pribadi yang berada dalam penguasaan ZALORA, tidak lagi
berhubungan dengan tujuan awal data pribadi itu dikumpulkan atau penahanan
data pribadi tidak lagi diperlukan untuk tujuan legalitas atau tujuan bisnis, kami
akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa
data pribadi tersebut dihancurkan atau dimusnahkan.

Data pribadi konsumen dan/atau informasi dapat dialihkan, disimpan atau


diproses di luar negara konsumen. Apabila data pribadi dialihkan ke luar

24
Indonesia, ZALORA akan tunduk pada hukum yang berlaku dan memastikan
standar perlindungan yang setidaknya setara dengan hukum yang berlaku.

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Zalora merupakan salah satu perusahaan e-commerce dengan pertumbuhan


tercepat di Indonesia dan website yang paling banyak dikunjungi atau diakses
di Indonesia karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa-apa
tentang menjual produk secara online di website Zalora. Pentingnya Zalora
dalam mengutamakan niat beli konsumen dengan berbagai kemudahan dan
strategi. Untuk menarik konsumen, Zalora menyebarkan alat promosi di dunia
maya untuk menarik perhatian konsumen. Zalora telah muncul di benak
sebagian besar orang Indonesia sebagai situs mode terbesar di Indonesia. Ini
didapat dari Zalora. harus terus menjalankan promosi besar-besaran untuk
mempertahankan merek di benak konsumen melalui strategi penetapan harga,
promosi, dan periklanan.

Survei lembaga riset pasar Nielsen yang menunjukkan 80% warga Indonesia
mengaku membaca ulasan produk secara online, sebelum memutuskan
membeli langsung di toko fisik.

25
Dalam hubungan ZALORA dengan konsumen, ZALORA dapat
mengumpulkan informasi pribadi dari konsumen. Contoh data pribadi yang
dapat dikumpulkan meliputi nama, detail kontak, alamat dan alamat
pengiriman, alamat email, tanggal lahir, data jaringan dan perangkat (termasuk
alamat IP dan perangkat serta pengenal iklan).

Sebagai bagian dari upaya ZALORA untuk dapat mengelola, melindungi dan
memproses data pribadi konsumen, ZALORA akan mengkaji pedoman,
prosedur dan proses secara berkala. ZALORA dapat memperbaharui pedoman
ini untuk memastikan bahwa pedoman senantiasa konsisten dengan trend
industri dan/atau segala perubahan dalam persyaratan hukum dan peraturan.

4.2 Saran

Sebagai konsumen perlunya berhati-hati apabila akan mengisi data pribadi


yang dimiliki, terutama saat akan membuat akun pada e-commerce. Terpenting
untuk menggunakan data yang sesuai dan benar, karena jika suatu hal yang
tidak diinginkan terjadi maka akan meminimalisir permasalahannya.

Untuk ZALORA INDONESIA diharapkan tetap konsisten dalam menjaga data


seluruh konsumen dan loyalitas terhadap konsumen, yang mana sudah menjadi
ketentuan yang telah ditetapkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zalora.co.id/, diakses pada 23 Oktober 2022

Manajemen, J., & Ekonomi, F. (2014). Ayu Anastasya Mahardika dan Saino;
Analis Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli Di ZALORA Online Shop.
917. Jurnal Ilmu Manajemen |, 2(1996).

Solihin, O. (2021). Implementasi Big Data Pada Sosial Media Sebagai Strategi
Komunikasi Krisis Pemerintah. Jurnal Common, 5(1), 56–66.

Hartanto, S. (2021). Strategi Zalora Indonesia Mengelola Bisnis Fesyen Di


Tengah Pandemi. Jurnal Imagine, 1(1), 17–24.
https://doi.org/10.35886/imagine.v1i1.177

Pujianto, A., Mulyati, A., & Novaria, R. (2018). Pemanfaatan Big Data Dan
Perlindungan Privasi Konsumen Di Era Ekonomi Digital. Majalah Ilmiah
Bijak, 15(2), 127–137. https://doi.org/10.31334/bijak.v15i2.201

Ayu, P., & Ernungtyas, N. F. (2018). Loyalitas customer dalam mobile Commerce
zalora. Profetik Jurnal Komunikasi, 11(01), 1–11.

Solihin, O. (2021). Implementasi Big Data Pada Sosial Media Sebagai Strategi
Komunikasi Krisis Pemerintah. Jurnal Common, 5(1), 56–66.

27
Achjari, D. (2000). Potensi Manfaat dan Problem Di E-Commerce. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, 15(3), 388–395. http://www.amazon.com

https://glints.com/id/lowongan/business-case-adalah/#.Y1KXonZBy00, diakses
pada 23 Oktober 2022

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-e-commerce-menurut-para-ahli-
dan-contoh-tesis-e-commerce/, diakses pada 23 Oktober 2022

https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/04/e-commerce/, diakses pada 23


Oktober 2022

28

Anda mungkin juga menyukai