Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LOKAKARYA

DIKSI (PILIHAN KATA) DAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS KARYA TULIS

ILMIAH

Putri Amalia
2103039

DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

Minggu, 19 Desember 2021

Moderator : Ahmad, S.Pd., M.Pd (Dosen Bahasa Indonesia IAIN Bone)

Sambutan : Prof. Dr. Hj. Johar Amir, M. Hum (Guru Besar Pendidikan Bahasa Indonesia dan
Satra Indonesia UNM)

Narasumber I : Arya Bayu Setyaji, S.Pd., M.Pd (Dosen Bahasa Indonesia IAIN Ambon)

Narasumber II : Andi Saadillah, S.Pd., M.Pd (Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra
Indonesia USN Kolaka
HASIL DAN PEMBAHASAN
Judul Materi I: Diksi/pilihan kata dalam karya ilmiah

Mengapa mahasiswa perlu menulis karya ilmiah?

✓ Karena mahasiswa sejak awal kuliah hingga lulus berhadapan dengan aktivitas ilmiah
✓ Untuk merekam, menyebarluaskan dan mengabadikan seluruh peristiwa dan pemikiran
ilmiah yang dialami mahasiswa
✓ Karena menulis ilmiah sama artinya membangun peradaban manusia
✓ Keterampilan menulis ilmiah menjadi tolak ukur kualitas dan kompetensi akademik
mahasiswa

Mengapa perlu mempelajari diksi?

Karya tulis yang baik apabila menggunakan pilihan kata/diksi yang tepat

Apa itu diksi?

Diksi adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam Bahasa, baik lisan atau
tulisan.

Contoh:

Mati-Mampus-Meninggal-Wafat-Tewas-Gugur-Berpulang-Binasa-Kembali keharban-Kembali
kepangkuan, dst

o Kucing mati
o Manusia wafat/berpulang
o Pahlawan gugur
o Kaum nabi nuh binasa/dibinasakan

Fungsi diksi

• Melambangkan gagasan secara verbal


• Membentuk ragam penulisan yang tepat misalnya ragam santai, ragam ilmiah
• Menciptakan komunikasi yang baik
• Menjadikan sebuah Bahasa yang efektif dan efisien
• Mencegah penafsiran
• Mencegah adanya kesalahan makna

Bagaimana pilihan kata dalam tulisan ilmiah

1. Gunakan kata-kata baku

Ciri-ciri:

✓ Tidak dipengaruhi Bahasa asing atau Bahasa daerah


✓ Tidak merupakan ragam percakapan
✓ Penggunaan kosa kata sesuai KBBI
✓ Tidak rancu

Contoh:

Tidak baku Baku

Fikir Pikir

Dhuhur Zhuhur

Nyuci Mencuci

2. Gunakan kata yang (Sesuai bidang ilmu)


Contoh: Operasi, Infus, Dosis -bidang kedokteran
Inflasi , Laba,-bidang ekonomi
Detik , Pengaduan, Pendakwa -bidang hukum
Benih, cangkok, tunas -bidang pertanian

Contoh kata tidak lazim


“Polisi melakukan operasi di Jl. Sudirman”

3. Gunakan kata Empiris (Bisa dibuktikan/ terukut)

Contoh : Jumlah

a) Selama Covid-19 penjual ikan di pasar mengalami kerugian 1-3 juta perbulan besar.
b) Selama Covid-19 penjual ikan di pasar mengalami kerugian 1-3 juta perbulan.

Untuk menambang minyak bumi harus melakukan pengeboran sedalam dalamnya.

4. Hindari kata-kata emotif (emosial)

Contoh : Kekhawatiran, antusias, bangga, puas

a) Reset ini dilakukan karena penulis merasa perihatin terhadap kekerasan rumah tangga.
b) Riset terhadap kekerasan rumah tanggga perlu dilakukan karena hal tersebut Tindakan
pidana yang kurang perhatikan masyarat.

5. Hindari penggunaan jargon (kosa kata khusus/sandi)

Contoh jargon :

“Berbuat baiklah tanpa perlu alasan”

“Jika orang lain bisa melakukan kenapa kamu tidak”

6. Gunakan kata-kata secara konsisten

Contoh : Karyawan, Pegawa , Pekerja

“Kontentensi dalam penggunaan kosakata menunjukkan keruntutan struktur Bahasa dalam karya
ilmiah”

Contoh : Karyawan Pabrik Tekstil (KPT)

Gaya Penulisan dengan pembuktian

“Berdasarkan observasi awal, penulisa menemukan permasalahan sebagai beriku (1) Guru
kurang memiliki keterampilan menggunakan teknologi, (2) motivasi guru sangat rendah dalam
menciptakan media pembelajaran”

“Menurut data Badan Pusat Statistik(BPS) 2016 dengan jumlah penduduk 252 juta, jumlah
wirausaha nonpertanian yang menetap mencapai 7,8juta orang atau 3,1 persen”

Gaya Penulisan dengan Analogi

“Perkembangan teknologi dan mudahnya akses internet seperti saat ini bagaikan pisau bermata
dua. Selalu ada sisi positif dan negatif”
“Menjadi seorang pengusaha dibaratkan seperti orang berenang, Kendati sudah menguasai teori
dan hapal caranya namun jika tidak dipraktikkan langsung tidak akan bisa apa lagi berhasil”

Gaya Penulisan sudut pandang

“Melihat fenomena yang ada, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi alternatif dalam
mengatasi permasalahan menurunnya kualitas Pendidikan dimasa pandemi. Adapun solusi yang
ditawarkan dengan mengembangan media pembelajaran e-learning”

Gaya Penulisan Klasifikasi

“Berdasarkan jenisnya wirausaha dapat dibedakan menjadi empat yakni 1) usaha dagang dan
produksi, 2) usaha pertanian , 3) BUMN, 4) koperasi jasa.

“Bedasarkan manfaatnya madu hitam berkhasiat untuk 1) menguatkan sistem imun, 2) obat
alami flu dan batuk, 3) mengurangi resiko diabetes, 4) menurunkan berat badan”

Gaya Penulisan dengan Generalisasi (kesimpulan umum)

“Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa…

“ Menurut uraikan beberapa para ahli, maka dapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa…

Adanya pandemic Covid-19 menyebabkam berbagai pembatasan kegiatan Pendidikan proses


pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan dan
kegiatan social juga dilakukan di rumah. Tempat-tempat umum dibatasi agar tidak terjadi
kerumunan berdasarkan hal tersebut dapat digaris bawahi.

Gaya Penulisan Perbandingan-Pertentangan

“Menurut pendapat Mulyani (2019) adanya Covid-19 menjadikan omset penjulan bahan pokok
menurun sebesar 50% , Berbeda pendapat amir (2020) penjualan bahan pokok selama Covid
tetap stabil. Perbedaan tersebut karena adanya PSBB pada tahun 2019”
Tips Menyusun Kalimat dalam Karya ilmiah

✓ Susunlah kalimat dengan menarasikan ulang pendepat orang lain (Parafrase)

Teks Asli

“Dampak Covi19 antara lain

1) Merosotnya perekonomian negara


2) Menurunnya kualitas Pendidikan
3) Menurunnya sektor pariwisata (Mulyani,2019)”

Hasil Parafrase

“Salah satu dampak negatif adanya Covid-19 menyerang sektor pariwisata (Mulyani,2019)

Teks asli

“Mahasiswa IAIN Bone lebih tertarik mengikuti pembelajaran daring (Ahmad,2021)

Hasil parafrase

“Pembelajaran jarak jauh atau online lebih diminati mahasiswa IAIN Bone (Ahmad,2021)

✓ Perbanyak frekuensi atau kutipan

(Dalam Karya Tulis Ilmiah semakin banyak refrensi maka semakin baik tulisan)

PENDAHULUAN

Adanya pandemic Covid-19 menyebabkan pola Pendidikan di inonesia berubah, awalnya


pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, berubah menjadi pembelajaran daring (Dewi, 2020,
Winangun 2021; Kholisho et al., 2021; Astuti & Bhakti, 2021; Susanti & Taufik, 2021). Dengan
ditetapkannya pembelajaran daring menuntut guru untuk terampil dalam mendesain
pembelajaran berbasis e-learning (Asmuni, 2020; Winarsieh & Rizqiyah, 2020; Winangun, 2021;
Rahmadhani, &Mandasari, 2020). Karakteristik pembelajaran e-learning yaitu dengan
melibatkan teknologi dan system informasi (Mursalim, 2010; Suwirduyanto, 2017; Resmini, &
Rafi, 2021). Misalnya guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk merancang media
pembelajaran daring.
✓ Pengutipan juga dapat dilakukan bagian kata atau frasa

Fungsi media dalam pembelajaran antara lain, sebgai penyalur pesan (Soematri, 2019),
memperjelas pesan pembelajaran (Suslistiana & Ryana, 2019), meningkatkan efisiensi
penyampaian pesan (Marlena, 2018) dan meningkatkan motivasi belajar siswa (Dai & Fan, 2012)

Judul materi II: Diksi dan Gaya Bahasa dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah

Apa itu diksi?

Diksi diartikan sebagai pilihan kata. Pemilihan kata yang tepat akan menghasilkan karya ilmiah
lebih mudah dipahami.

Apa itu karya ilmiah?

Menurut KBBI, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip ilmiah, menurut data
dan fakta (observasi, eksperiman, kajian Pustaka). Dalam karya ilmiah, seseorang bisa
mendapatkan informasi yang akurat untuk mendapatkan informasi yang akurat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

Contoh: Makalah, Artikel Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

Fungsi Diksi dalam Karya Ilmiah

1. Untuk mendapatkan gagasan yang diekspresikan secara verbal


2. Menjadikan tulisan mudah dipahami secara empiris
3. Mencegah kesalahpahaman
4. Mencapai komunikasi efektif

Seperti apa diksi dalam karya ilmiah?

1. Menggunakan Bahasa baku


Sesuai EBI, Pedoman Kata Baku
2. Tidak berlebihan
Gunakan kata yang tidak berlebihan
3. Objektif
Mengenai keadaan yang sebenarnya
4. Hindari kesan Emotif
Tidak didasarkan pada perasaan penulis
5. Logis
Benar menurut penalaran, masuk akal
6. Konsisten
Menggunakan kata yang konsisten untuk menghasilkan karya ilmiah

Syarat Ketepatan Diksi dalam Karya Ilmiah

✓ Penggunaan kata denotasi dan konotasi secara cermat.


Contoh: “Kursi”
✓ Penggunaan kata bersinonim.
Contoh: Matahari dan Mentari
✓ Membedakan kata umum dan khusus.
Contoh: “ikan” dan ikan bandeng
✓ Menggunakan kalimat pasif (dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia)

Ciri-Ciri Keilmiahan KTI

1) Bersifat sederhana dalam struktur kalimat dicvirkan dengan penggunaan kalimat simpleks
(S+P+O/K)
Contoh:
Studi ini menguji keterkaitan [antara usia dan kinerja manager].
(Teks Ekonomi, Supriyono, 2006)
Penggunaan kalimat kompleks hipotaktik (konjungsi apabila, karena, Ketika) bukan
kompleks parataktik (konjungsi dan, kemudian, lalu)\

Contoh:
Buku itu ditulis oleh ilmuan terkenal dan digunakan dibanyak universitas di dunia adalah
contoh kalimat kompleks parataktik, dan;
Buku itu menjadi buku wajib di banyak universitas karena buku itu memuat teori-teori
mutakhir adalah contoh kalimat kompleks hipotaktik.
2) Padat Informasi
Informasi didapatkan melalui kalimat simpleks. Kedua, informasi didapatkan melalui
nominalisasi

3) Padat pada Leksikal

Lebih banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predaktor, adjektiva
dan adverbial tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi, dsb).

Contoh:

Dasar teori untuk menjawab pertanyaan mengenai hubungan usia dan kinerja manajer
beserta variable perantaranya, yaitu komitmen organisasi dan partisipasi penganggaran
pada dasarnya berakar pada teori: psokologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, ilmu
politik, ekonomi, dan akuntansi keperilakuan. (Teks Ekonomi, Supriyono, 2006)

4) Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

5) Banyak Memanfaatkan Metafora Grametika

6) Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis

7) Bersifat Taksomonik dan Abstrak

8) Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

9) Banyak Memanfaatkan proses rasional identifikatif dan atributif

10) Bersifat Monologi dengan banyak mendayagunakan kalimat indikati-deklaratif

11) Memanfaatkan bentuk pasif

12) Tergolong ke dalam genre faktual bukan fiksional

Contoh diksi dalam karya ilmiah

✓ Teks 1a (cenderung lisan, nonakademik, nonilmiah)

Pada buku ini kita bertujuan untuk menelaah bagaimana menerepkan metode empiris agar kita
dapat menganalisis cara orang bercakap-cakap. kita berharap dapat menguak sesuatu yang
diasumsikan orang ketika mereka berkomunikasi dengan cara bercakap-cakap. Kita akan
memusatkan perhatian kepada bagaimana penutur menggunakan tuturan untuk berinteraksi,
yaitu bagaimana mereka menciptakan dan mempertahakan apa yang mereka definisikan sebagai
“ makna situasi sosial”

✓ Teks 1b (cenderung tulis, akademik, ilmiah)

Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk menerapkan metode empiris analisis percakapan
yang dapat menguak asumsi sosial yang mendalami proses komunikasi verbal dengan
memusatkan perhatian kepada penggunaan tuturan oleh penutur untuk berinteraksi, yaitu
menciptakan dan mempertahankan definisi “situasi sosial” secara khusus.

Sesi tanya jawab

1. Pemberi pertanyaan: Muh. Ferdhyansyah

➢ Hal-hal apa sajakah yang harus dihilangkan dari kalimat tersebut dan hal-hal apa sajakah
yang harus dipertahankan agar kita dapat melakukan pemadatan informasi tersebut?

Pemberi jawaban: - Andi saadillah, S.Pd., M.Pd

- Arya Setya Bayu, S.Pd., M.Pd

2. Pemberi pertanyaan: Hasniar

➢ Dalam karya ilmiah yang biasanya terdapat kesalahan dalam penulisan karya tersebut,
bagaimana cara mengatasi kesalahan dalam penulisan karya tersebut?

Pemberi jawaban : - Arya Bayu Setiaji, S.Pd., M.Pd

- Andi Saadillah, S.Pd., M.Pd

3. Pemberi pertanyaan: Sarifuddin Andreadi

➢ Karya tulis ilmiah lebih mengarah kemana dan karya tulis populer lebih mengarah
kemana?

Pemberi jawaban: - Andi Sadillah, S.Pd., M.Pd

- Arya Bayu Setiaji, S.Pd., M.Pd

4. Pemberi pertanyaan: Abdul Wahid Hidayat


➢ Bagaimana cara menentukan tema pada karya tulis ?

Pemberi jawaban: - Arya Bayu Setiaji, S.Pd., M.Pd

5. Pemberi pertanyaan: Ahmad Rajul

➢ Mengapa setiap isi pedoman berbeda-beda disetiap universitas ataupun fakultas?

Pemberi jawaban: - Arya Bayu Setiaji, S.Pd., M.Pd

Anda mungkin juga menyukai