Anda di halaman 1dari 11

2

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Keuangan
Kebijakan Dividen

Abstract Kompetensi
Kebijakan Dividen adalah kebijakan Diharapkan Diharapkan mahasiswa
yang berkaitan dengan penggunaan dapat memahami apa yang dimaksud
laba yang diperoleh, apakah dibagikan dengan dividen dan bagaimana
atau di gunakan untuk memperbesar menentukan pembagian dividen dan
kegiatan usaha. Setiap kebijakan akan dampaknya bagi pemegang saham.
menimbulakan konsekuensinya

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Ekonomi dan Bisnis Manajemen W311700005 Luna Haningsih SE., ME
Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan. Suatu perusahaan akan memperhitungkan


perolehan atas kegiatan usahanya setiap tahun yang ditunjukkan melalui Laporan
Laba / Rugi. Berdasarkan perhitungan ini kemudian perusahaan akan membagikan
laba tersebut kepada para pemegang saham yang disebut sebagai dividen.
Pembagian laba ini dapat berupa kas atau saham. Besar dividen yang akan diberikan
untuk setiap lembar saham tergantung dari hasil kesepakatan (Rapat Umum
Pemegang Saham) , sehingga secara total pemegang saham akan memperoleh
dividen sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya. Menurut Halim (2007:16)
“dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang diperoleh perusahaan”. Pembagian dividen
untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk
pemegang saham preferen. Bagi pemegang saham biasa besarnya laba yang
dibagikan akan dikurangi terlebih dahulu dengan jumlah dana yang harus disiapkan
untuk pembayaran dividen bagi pemegang saham preferen.

Kebijakan Dividen

Menurut Sartono (2011) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi
laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Sebaliknya
jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana internal akan semakin besar.
Namun demikian biasanya investor lebih senang untuk menerima dividen
dibandingkan dengan menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh karena
adanya anggapan bahwa masa depan adalah tidak pasti, maka lebih baik memegang
kas segera dibandingkan dengan menundanya dengan harapan akan memperoleh
keuntungan yang lebih besar dimasa yang akan datang. Dengan demikian kebijakan
dividen merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi pembiayaan
perusahaan.
Hampir semua perusahaan berusaha membayar dividen per saham yang sudah
ditetapkan.. Apabila dividen sudah dinaikkan, usaha gigih di-lakukan untuk membayar
dividen dalam jumah yang baru ditetapkan tersebut. Akan tetapi, kenaikan dividen
akan menjadi lambat sesudahnya walaupun laba kembali naik ditahun berikutnya,
deviden akan naik kembali jika kenaikan laba nampak betul-betul dapat mendukung

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kenaikan deviden dan relatif permanen. Jika laba turun, dividen pada saat itu biasanya
tetap dibayarkan sampai diperoleh kepastian bahwa laba tidak akan meningkat lagi.

Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran :
Garis besar dari urutan pembayaran :
1. Tanggal pengumuman (declaration date)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pengumuman berkenaan pembagian
dividen meliputi : besarnya dividen perlembar saham, cum dividen date, ex-dividen
date, recording date dan payment date
2. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
Pada tanggal ini perusahaan akan memberikan daftar atau mengumumkan siapa
saja investor yang akan menerima dividen
3. Tanggal batas pembelian saham (cum dividen date)
Tanggal cum date adalah batas tanggal investor dapat membeli saham dan akan
memperoleh dividen
4. Tanggal pemisahan dividen(ex-dividend date)
Biasanya tanggal ex-dividen hanya berselang 1 hari dari tanggal cum dividen. Jika
investor membeli saham pada tanggal ini, maka tidak akan memperoleh dividen.
5. Tanggal pembayaran dividen (payment date)
Pada tanggal ini akan dibayarkan dividen kepada investor sesuai daftar yang telah
diumumkan pada record date.
Contoh jadwal pembagian deviden

No Keterangan Tanggal
a. Cum Deviden dipasar Reguler dan Negosiasi 17 Juni 2021
b. Ex Deviden dipasar Reguler dan Negosiasi 18 Juni 2021
c. Cum Deviden dipasar Tunai 21 Juni 2021
d. Ex Deviden dipasar Tunai 22 Juni 2021
e. Recording Date 21 Juni 2021
f. Pembayaran Deviden Tunai 9 Juli 2021

Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.


- Undang-undang
Peraturan ini menekankan pada :
1. Peraturan laba bersih
2. Larangan pengurangan modal
3. Peraturan kepailitan
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
- Posisi Likuiditas
Suatu perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, tapi perusahaan mungkin
tidak dapat membayar dividen kas karena posisi likuiditas.
- Kebutuhan untuk melunaskan utang
- Larangan dalam perjanjian utang
- Tingkat ekspansi aktiva
- Tingkat laba
- Stabilitas laba
- Peluang ke pasar modal
- Kendali
- Posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak
- Pajak atas laba yang diakumulasikan secara salah.

II. Teori kebijakan dividen

Kebijakan dividen pada dasarnya membicarakan apa yang akan kita lakukan jika
perusahaan memperoleh laba. Pada umumnya laba tersebut sebagian akan dibagikan
sebagai dividen dan sebagian lagi akan ditahan oleh perusahaan untuk
pengembangan usaha. Pertanyaannya adalah berapa laba yang akan dibagikan
sebagai dividen dan berapa yang akan ditahan, dan apakah pembagian dividen akan
mempengaruhi nilai perusahaan ?, pembuatan keputusan tentang pembagian dividen
ini disebut sebagai kebijakan dividen.

II. Kontroversi dividen

Kebijakan pembagian dividen masih menjadi perdebatan, karena terdapat lebih dari
satu pendapat. Berbagai pendapat tentang dividen dapat dikelompokan menjadi tiga
yaitu :

a. Pendapat yang menginginkan dividen dibagikan sebesar-besarnya

Argumentasi pendapat ini ialah bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang
dibayarkan . Apabila n = ∞, maka harga saham dapat dirumuskan

jika D ditingkatkan bukankah P0 juga akan meningkat ?

Argumen ini benar tapi mempunyai kesalahan, memang benar kalau dividen
ditingkatkan maka harga saham juga kan meningkat tapi permasalahannya dividen
dapat dibagikan apabila perusahaan mempunyai laba, bagaimana mungkin

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan membagikan dividen yang besat jika labanya kecil. Jadi sesungguhnya
kenaikan harga saham bukan karena dividen yang dibagikan besar tapi karena laba
perusahaan yang besar. Sebenarnya perusahaan dapat menahan laba untuk
meningkatkan harga saham yaitu dengan cara menginvestasikan kembali laba yang
ditahan sehingga perusahan akan bertumbuh, jadi harga saham dapat meningkat
dengan cara menahan laba. Berikut rumus harga saham dengan adanya
pertumbuhan:

Jika dan karena n = ∞, maka rumus tersebut dapat disederhanakan

menjadi dan jika D meningkat (karena laba yang meningkat dari hasil

investasi kembali ) maka rumus tersebut menjadi dan jika g meningkat

maka P0 juga meningkat. Dengan kata lain harga saham akan meningkat karena
adanya laba yang ditahan untuk menghasilkan laba yang lebih besar.

b. Dividen tidak relevan dari Modigliani dan Miller (MM)

Menurut MM, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya
bagian yang akan dibagikan sebagai dividen (dividen payout ratio / DPR yang
diperoleh dengan rumus : Besarnya dividen / EAT ) tetapi ditentukan oleh EBIT dan
risiko perusahaan. Jadi menurut MM dividen adalah tidak relevan.

Pernyatan MM didasari pada asumsi yang lemah yaitu :

1. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional


2. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru
3. Tidak ada pajak
4. Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah
Padahal pada kenyataannya sulit dijumpai pasar sempurna, biaya emisi
saham baru pasti ada, pajak pasti ada dan kebijakan perusahaan tidak mungkin tidak
berubah.
Beberapa ahli menentang pendapat MM karena biaya penerbitan saham baru (
biaya emisi ) akan mempengaruhi biaya modal. Jika biaya modal terpengaruh maka
nilai perusahaan juga akan terpengaruh.
Jika Ks adalah adalah biaya modal sendiri yang berasal dari laba ditahan, dan
Ke adalah biaya modal sendiri yang berasal dari penerbitan saham baru, maka nilai Ks
dan Ke akan berbeda. Berikut disajikan rumus Ks dan Ke :

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dimana : D1 = dividen
F = Flotation Cost atau biaya emisi saham
g = Pertumbuhan dividen
P0 = Harga saham saat ini
Jika D1, P0, dan g adalah sama maka dapat disimpulkan bahwa K e lebih besar
dari Ks, sehingga perusahaan tentu saja akan lebih suka menggunakan laba ditahan
untuk menambah laba, karena biaya modalnya tidak akan berubah/ kecil .

c. Dividen dibagikan sekecil-kecilnya

Pendapat bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas pemikiran


bahwa membagikan dividen dan menggantinya dengan menerbitkan saham baru
mempunyai dampak yang sama terhadap kekayaan pemegang saham (lama). Hal ini
terjadi karena biaya penerbitan saham baru diabaikan padahal dalam dunia nyata
biaya penerbitan saham baru tersebut ada dan walaupun besarnya hanya berkisar
2%-4% tetapi jika jumlah saham baru yang diterbitkan besar maka biaya ini juga
besar. Sehingga menurut kelompok ini dari pada perusahaan harus menanggung
biaya penerbitan saham baru yang berarti mengurangi harta mereka maka sebaiknya
jika perusahaan membutuhkan tambahan dana sebaiknya menggunakan laba ditahan
dan dividen dibagikan sekecil-kecilnya.

III. Stabilitas dividen dan residual decision of dividend

Penjelasan tentang bahwa jika perusahaan membutuhkan dana maka


sebaiknya menggunakan laba ditahan, mengadung pula arti bahwa pembagian dividen
akan tergantung pada ada tidaknya investasi baru yang dapat memberikan
keuntungan. Jika perusahaa mendapatkan proyek baru yang akan menambah laba
maka perusahaan akan menggunakan laba setelah pajak ( yaitu dana yang boleh
dibagikan sebagai dividen ) untuk membiayai investasi tersebut. Dan jika masih
terdapat kelebihan dana maka barulah sisanya akan dipergunakan untuk membagikan
dividen. Pendapat ini disebut sebagai residual decision of dividend. Apabila pendapat
ini dianaut maka kita akan melihat pola pembayaran dividen yang tidak stabil, yang
disebabkan karena pada saat perusahaan memiliki proyek baru maka sebagian besar
laba digunakan untuk membiayai proyek tersebut sehingga pembagian dividen kecil
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
6 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(itupun kalau masih ada tersisa), dan jika perusahaan tidak mempunyai proyek baru
maka semua laba akan dibagikan sebagai dividen sehingga pembagian dividen besar.
Dalam prakteknya perusahaan cenderung ingin membagikan dividen dalam
jumlah yang stabil, walaupun pada suatu waktu laba perusahaan mengalami
penurunan, mengapa demikian ?. Kemungkinan penyebabnya adalah bahwa dividen
mempunyai sisi informasi ( information content ), sehingga jika pembayaran dividen
sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen atas prospek perusahaan. Jika
perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, hal ini mungkin ditafsirkan sebagai
harapan manajemen akan membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang
dan sebaliknya.
Dari penjelasan tersebut diatas mengandung makna bahwa yang paling utama
adalah bagaimana pemodal menangkap signal tentang prospek dan resiko perusahan
atas pembagian dividen tersebut.
Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pemodal menyukai dividen
karena merupakan pendapatan yang pasti sedangkan capital gain adalah hal yang
tidak pasti adalah tidak benar. Kesalahan atas capital gain adalah hal yang tidak pasti
adalah tidak benar. Kesalahan atas pernyataan ini adalah jika penginvestasian
kembali tersebut diharapkan dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari biaya modalnya, semua pemodal mempunyai pengharapan yang sama dan pasar
modal efisien maka pada waktu informasi tersebut diketahui oleh public maka, harga
saham akan segera menyesuaikan diri dan naik sesuai pengharapan pemodal.
Yang menjadi masalah sebenarnya adalah pemodal menyukai dividen karena
dengan menerima dividen pemodal hanya membayar pajak, sedangkan jika pemodal
menginginkan capital gain maka selain harus membayar pajak pemodal juga harus
membayar biaya transaksi.

IV. Stock dividen, stock split, dan stock repurchase

a. Stock dividen

Kadang-kadang perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen dalam bentuk


saham (stock dividen). Apakah cara ini akan meningkatkan kekayaan pemegang
saham ?. Misalkan perusahaan memutuskan untuk membagikan stock dividen
sebesar 20%, ini berarti akan terjadi peningkatan atas jumlah saham sebesar 20 %,
apa yang akan terjadi ?

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Misalkan keadaan sebelum stock dividen adalah sebagai berikut :

Laba setelah pajak Rp 3.000 juta


Jumlah lembar saham 2.000.000
Laba perlembar saham (EPS) Rp. 1.500
Harga saham Rp. 30.000
Price Earning Ratio (PER) 20x

Jika setelah stock dividen prospek perusahaan tidak berubah sehingga

PER = 20 x, maka :
Laba setelah pajak Rp 3.000 juta
Jumlah lembar saham 2.400.000
Laba perlembar saham (EPS) Rp. 1.250
Harga saham Rp. 25.000
Price Earning Ratio (PER) 20x
Apa artinya ?

Sebelum stock dividen :


Jika memiliki 100 lembar saham @ Rp 30.000 maka jumlah kekayaan = Rp
3.000.000
Setelah stock dividen :
Akan memiliki 120 lembar saham @ Rp. 25.000 maka jumlah kekayaan = Rp.
3.000.000
Artinya harta pemodal akan sama saja, kecuali PERnya meningkat misalnya
menjadi 21x, apa yang akan terjadi ?
Harga saham akan menjadi 21 x Rp 1.250 = Rp. 26.250 dan kekayaan pemodal
setelah stock dividen adalah :

120 lembar @ Rp 26.250 maka jumlah kekayaan = Rp 3.150.000. berarti terjadi


peningkatan sebesar Rp. 150.000

b. Stock split

Kadang – kadang perusahan melakukan stock split atau memecah saham sehingga
jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak tetapi nilainya turun, alasan
melakukan stock split adalah :

1. Harga saham perlembar terlalu tinggi


2. Jumlah saham yang beredar terlalu sedikit.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika perusahaan melakukan stock split dimana prospek perusahaan tidak berubah
maka kondisi ini tidak akan mempengaruhi kekayaan pemodal

c. Stock repurchase

Jika perusahaan memiliki laba kadang kala keputusannya bukan untuk dibagikan
sebagai dividen tapi digunakan untuk membeli kembali saham yang sudah
diterbitkan. Apa akibatnya ?
Misalkan suatu perusahaan memiliki dana yang tidak bisa dipergunakan untuk
investasi sehingga akan dibagikan kepada para pemegang saham. Jumlah dana ini
sebesar Rp. 1.200 juta. Saat ini keadaan perusahaan adalah :
EPS Rp. 1.500
Jumlah lembar saham 2.000.000
Harga saham Rp 18.000
PER 12x
Apabila perusahaan membagikan dividen maka setiap lembar saham akan
menerima Rp 600,- sehingga setelah pengumuman pembagian dividen harga
saham akan meningkat menjadi Rp. 18.600.
Sekarang jika perusahaan memutuskan untuk membeli kembali saham sesuai
dengan harga pasar yaitu Rp. 18.600 maka perusahaan bisa membeli sejumlah
64.516 lembar saham. Dengan demikian maka jumlah lembar saham akan
berkurang menjadi 1.935.484 lembar. Apabila prospek dan resiko perusahaan tidak
berubah, maka:
EPS Rp. 1.550
Jumlah lembar saham 1.935.484
Harga saham Rp 18.600
PER 12x
EPS naik menjadi Rp 1550 karena laba setelah pajak tetap dan jumlah saham yang
beredar berkurang. Dan karena PER tetap sebesar 12 x maka harga saham
menjadi Rp 18.600. Besaran ini sama dengan yang diterima pemodal yang
sahamnya dibeli oleh perusahaan untuk perlembar sahamnya.
Latihan:
1. Diketahui PT. MAMEN sebagai berikut :
Saham biasa (@18.000, 6.780 lbr ) = Rp. 122.040.000
Agio saham = Rp. 203.530.000
Laba ditahan = Rp. 99.570.500 +
Jumlah modal sendiri Rp. 325.140.500

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tentukan :
a. Stock deviden sebesar 30% dari lembar saham biasa sedangkan harga pasar
Rp. 11.000/lbr. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan stock deviden
dan berikan analisisnya!
b. Stock splits “ two to six “. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan
stock splits dan berikan analisisnya!
c. Reverse splits “ one to four “. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan
reverse splits dan berikan analisisnya!
2. Perusahaan “BEKA” mempunyai jumlah saham biasa 400.000 lembar dengan
nilai nominal atau nilai pari sebesar Rp. 4.000,-, dan data keuangannya sebagai
berikut: Modal saham (Rp. 4.000 x 400.000) Rp. 1.600.000.000 Agio saham
Rp. 800.000.000 Laba ditahan Rp. 1.200.000.000 Jumlah modal sendiri
Rp. 3.600.000.000 Jika perusahaan akan mengadakan stock split dari satu
saham menjadi dua lembar saham, maka tentukan struktur modal perusahaan
yang baru.
3. Perusahaan “ABEKA” memiliki perkiraan informasi keuangan sebagai berikut:
Saham biasa (nilai nominal Rp 6.400 per lembar) Rp. 160.000.000 Penambahan
modal Rp. 128.000.000 Laba ditahan Rp. 672.000.000 Total modal sendiri
Rp. 960.000.000 Harga pasar saham saat ini adalah Rp 8.800,- per lembar
saham.
a. Apa yang terjadi terhadap perkiraan di atas dan jumlah lembar saham yang
beredar jika:
(1) dibagikan dividen saham 10%
(2) dilakukan pemecahanl saham menjadi 2 saham
(3) dilakukan kebalikan pemecahan 2 saham menjadi 1 saham.
b. Pada harga berapa saham bisa dijual setelah pembagian dividen 10% 

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe Bradford D. Jordan, 2016,


Corporate Finance, Eleventh Edition, New York, NY 10121, McGraw-Hill
Education.
Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty, 2017, Foundations of Finance; The
Logic and Practice of Financial Management, Ninth Edition, Edinburgh Gate
Harlow Essex CM20 2JE England, Pearson Higher Education.
Eugene F.Brigham and Joel F. Houston, 2019, Fundamentals of Financial
Management, Fifteenth edition, Boston, MA 02210 USA, Cengage Learning,
Inc,
Aldo Levy, Faten Ben Bouheni, Chantal Ammi, 2018, Financial Management,
USGAAP and IFRS Standards, Wiley-ISTE
Peter Atrill, 2017, Financial Management for Decision Makers, Edinburgh Gate Harlow
CM20 2JE United Kingdom. Pearson Education Limited
Stanley B. Block, Bartley R. Danielsen, Geoffrey A Hirt. 2017, Foundations of financial
management. Sixteenth Edition, New York, NY 10121, McGraw-Hill Education

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Luna Haningsih SE., ME
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai