Abstrak
PT.Aneka Tambang (ANTAM) merupakan salah satu industri tambang (BUMN)
terbesar di Indonesia yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan
memproduksi berbagai hasil jenis tambang, untuk menjalankan semua kegiatan
produksi diperlukan sumber daya yang sangat besar baik itu sumber daya manusia,
sumber daya alam maupun energi, PT. ANTAM tersebut Berencana untuk membangun
pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM). Berada dalam lingkungan Unit Bisnis
Pertambangan Emas (UBPE) pongkor, di desa Bantarkaret, kecamatan Nanggung,
kabupaten Bogor. Pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) menjadi
salah satu energi listrik PT. ANTAM, yang dapat bersaing dengan tarif daya listrik per
kWh PLN, untuk menghindari segala bentuk risiko yang akan terjadi baik secara alami
atau ketenagakerjaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan solusi risiko yang mungkin terjadi pada tahap kontruksi PLTM Pongkor.
Metode yang digunakan studi pustaka tentang manajemen risiko pada konstruksi
Pembangunan Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), mengacu pada teori-teori yang relevan
dan diperlukannya pendekatan umum terhadap manajemen risiko adalah “three-tiered
process” yang mengandung identifikasi risiko, evaluasi atau penilaian risiko, dan
prosedur untuk kesepakatan. untuk mengoptimalkan tingkat investasi, serta menyatakan
faktor faktor risiko. Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan solusi atau penilaian
risiko untuk menhindari biaya, mutu atau kualitas yang mungkin terjadi pada tahap
konstruksi PLTM Pongkor.
Abstract
PT. Aneka Tambang (ANTAM) is one of the largest mining industry (BUMN) in
Indonesia who implement good corporate governance and produce various types of
mining products, to carry out all production activities, a very large resource is needed,
both human resources, natural resources and energy, PT. ANTAM The plan is to build a
mini hydro power plant (PLTM). Within the Gold Mining Business Unit (UBPE)
Pongkor, in Bantarkaret village, Nanggung sub-district, Bogor regency. The
construction of a mini-hydro power plant (PLTM) is one of PT. ANTAM, which can
compete with the electricity power tariff per PLN kWh, to avoid any form of risk that
will occur naturally or labor. The purpose of this study is to identify and obtain risk
solutions that might occur in the PLTM Pongkor construction stage. The method used in
the literature study on risk management in the construction of Minihydro Electric Power
Development (PLTM), refers to relevant theories and the need for a general approach to
risk management is “three-tiered process” which contains risk identification, risk
evaluation or assessment, and procedures for agreement. to optimize the level of
investment, as well as state risk factors. From the results of this study can be expected a
solution or risk assessment to avoid costs, quality or quality that might occur in the
PLTM Pongkor construction phase.
Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan lingkungan. Tenaga air berasal dari aliran sungai
sementara yang berlangsung dalam jangka kecil atau danau yang dibendung dan kemudian
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya dari ketinggian tertentu dan memiliki debit yang
tertentu dan dimaksudkan (Soeharto, 1995). sesuai akan menggerakan turbin yang
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dihubungkan dengan generator listrik.
adalah pembangkit listrik berskala kecil (kurang (Dwiyanto dkk, 2016). Bila risiko terjadi akan
dari 100 kW), yang memanfaatkan tenaga berdampak pada terganggunya kinerja proyek
(aliran) air sebagai sumber penghasil energi. secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan
PLTM termasuk sumber energi terbarukan dan kerugian biaya, waktu dan kualitas pekerjaan
layak disebut clean energy karena ramah (Labombang, 2011).
Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 016 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Menurut Kezner, (2001) manajemen risiko dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan
adalah semua rangkaian kegiatan yang menentukan risiko yang mungkin terjadi pada
berhubungan dengan risiko yaitu perencanaan tahap kontruksi pembangunan pembangkit
(planning), penilaian (assessment), pengananan listrik tenaga minihidro (PLTM) pongkor.
(handling) dan pemantauan risiko (monitoring). METODE
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan Metode yang digunakan dalam penelitian
manajemen risiko antara lain berguna untuk ini yaitu melakukan identifikasi risiko dan
mengambil keputusan dalam menangani mengevaluasi sejauh mana dampak yang
masalah-masalah yang rumit (Mok et. al., 1996). ditimbulkan pada tahap kontruksi serta
Manajemen risiko harus dipertimbangkan dalam menentukan langkah langkah yang diambil
sebuah proyek kontruksi, sehingga potensi risiko untuk menangani risiko tersebut. Kemudian
yang mungkin terjadi dalam proyek dapat mempertimbangkan apa yang akan dilakukan
diprediksi secara akurat dan dapat melakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan
rencana strategis yang menangani risiko pengalihan risiko kepada pihak lain atau
sebelum terjadi (Namara et. al., 2017). Begitu mengurangi risiko yang terjadi. Adapun
pentingan manajemen risiko dalam pekerjaan kategori risiko yang dijadikan penilaian meliputi
kontruksi telah diteliti oleh banyak pihak 5 kategori, yakni : Biaya, Kualitas, Waktu,
diantaranya yang dilakukan oleh Ervianto et. al., Lingkungan dan Politik. Secara umum tahapan
(2001), Kerzner., (2001) Norman., (1993) Mok penelitian disajikan dalam flowchart pada
et. al., (1996), dan Wideman., (1992). Tujuan Gambar 2 dibawah ini.
Biaya akan
Kondisi meningkat Penyelidikan
Kondisi aktual tanah untuk tanah telah
PT. Risk
Biaya tanah yang tidak sesuai pekerjaan dilakukan
ANTAM Transfer
jelek dengan hasil fondasi tiang untuk lokasi
investigasi yang lebih kritis
dalam
Keterlambata
Prosees
n pekerjaan Jadwal proyek
engineering Proyek akan Mitra Risk
Kualitas dikarenakan akan
terlambat tertunda kerja Reduction
tenaga yang diperpanjang
dari jadwal
tidak
memadai
Cuaca yang
dapat Berkordinasi
Cuaca yang Target waktu
berubah- dengan Mitra Risk
Waktu tidak bisa penyelesaian
ubah BMKG kerja Reduction
diprediksi tidak tercapai
sewaktu- setempat
waktu
Tahapan
Peralatan selama Pengawasan
tidak sesuai Kesalahan kontruksi akan diperlukan
PT. Risk
Kualitas dengan dalam direschedule, selama tahap
ANTAM Retention
spesifikasi pemesanan pekerjaan detail
teknis masih dapat engineering
berlanjut
Tahapan
selama Inspeksi
Peralatan Pengapalan
kontruksi akan sebelum
dalam atau gudang Mitra Rist
Kualitas direschedule, pengapalan
kondisi penyimpanan kerja Retention
pekerjaan dan setelah
ruksak tidak standar
masih dapat sampai di site
berlanjut
Keterlambata
Pengiriman Pengawasan
n pemesana/
peralatan Proyek akan selama tahap Mitra Rist
Waktu mobilisasi
utama tertunda pengadaan kerja Retention
alat
tertunda (procurement)
terhambat
Peralatan
Kurangnya Inspeksi
yang
pengawasan Proyek akan sebelum dan Mitra Rist
Kualitas terkirim
setiap tertunda sesudah kerja Retention
tidak
pengadaan pengapalan
lengkap
Tidak
pahamnya
Ketersediaan
tenaga kerja
Ketersediaa SDM untuk Menggunakan
yang bisa Mitra Risk
Kualitas n SDM memahami SDM yang
mengakibatka kerja Reduction
khusus teknologi berkompeten
n ketidak
baru
sesuaian
design
Melakukan
riview prosedur
Testing and Pelaksaan Waktu pengujian
commisionin kontruksi penyelesaian testing Rist
Kualitas Mitra kerja
g tidak tidak sesuai yang commissioning Retention
disetujui dengan design diperpanjang sebelum
pelaksanaan
commissioning
Melakukan
metode kerja
Polusi yang Kadar oksigen yang tidak
Lingkunga ditimbulkan didaerah menghasilkan Mitra Risk
Polusi udara
n dari proyek tersebut polusi udara kerja Reduction
tersebut berkurang yg banyak
seperti jaring
pelindung
PT. ANTAM
dan
Regulasi pemerintah
Regulasi daerah yang agar
daerah yang bisa dapat Terhambatnya berkomitmen PT. Rist
Politik
mungkin berubah pekerjaan dengan ANTAM Avoidance
terjadi sewaktu undang
waktu undang yang
ada
Dari tabel diatas terdapat 14 indentifikasi risiko lebih panjang dan penambahan peralatan untuk
dalam pekerjaan Pembangki Listrik Tenaga mencapai kinerja PLTM yang direncanakan
Minihidro (PTLM) dan dibagi dalam 5 kategori yang berimbas kepada penambahan biaya
risiko yaitu Biaya, Kualitas, Waktu, Lingkungan tersebut.
dan Politik. Adapun penerima risiko terbanyak
yaitu (Mitra kerja). Penanganan yang dilakukan SIMPULAN DAN SARAN
dengan cara menahan risiko (Risk Retention), Setiap kemungkinan risiko memerlukan
mengurangi risiko (Risk Reduction), bentuk penangan yang berbeda-beda berdsarkan
mengalihkan risiko (Risk Tranfer), dan tingkat proiritas riskio tersebut.
menghindari risiko (Risk Avoidance). Dalam Berdasrakan analisis risiko diatas yang memiliki
indentifikasi diatas yang sering digunakan tingkat risiko tertinggi ialah pembangkit listrik
dalam penanganan risiko adalah Risk Retention tidak mencapai kinerja. Sedangkan risiko yang
dan Risk Reduction. paling sering terjadi adalah cuaca yang tidak
Dari 14 identifikasi risiko ada 1 kategori yang bisa diprediksi dan penerapan sistem K3.
memiliki prioritas penangan paling tinggi atau Penyediaan SDM harus sesuai spesifikasi yang
sangat perlu diperhatikan yaitu pembangkit dibutuhkan dikarenakan pembangunan PLTM
listrik tidak mencapai kinerja, dikarenakan merupakan salah satu proyek khusus yang
desaign yang tidak sesuai, risiko ini memiliki berbeda dari proyek kontruksi lainnya.
banyak akibat yaitu waktu penyelesaian yang
DAFTAR PUSTAKA
Duffield, C & Trigunarsyah, B. 1999.Project U.S.Construction. Journal of Construction
Management-Conception to Engineering and Management, ASCE.
Completion.Engineering Kerzner, H. 2001. Project Management.Seventh
EducationAustralia. (EEA). Australia. Edition. John Wiley &Sons, Inc. New
Dwiyanto, V., Indriana, D.,K., dan Tugiono, S., York.
2016, Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Labombang, M., 2011, Manajemen Risiko
Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus : Dalam Proyek Konstruksi, Jurnal
Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Smartek, Vol.9 No.1. Tahun 2011.
Besai), JRSDD, Edisi September 2016, Mok et al., 1996, Manfaat penerapan
Vol. 4, No. 3, Hal:407 – 422 (ISSN:2303- manajamen risiko.
0011), Universitas Lampung, Lampung. PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk. 2013,
Ervianto W.,I., 2005, Manajemen Proyek Laporan Akhir Feasibility Study
Konstruksi, Andi, Yogyakarta. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Flanagan, R., & Norman, G.1993, Risk Minihidro (PLTM), Pongkor.
Management and Construction, Blackwell Soeharto, I., 1995, Manajemen kontruksi dari
Science, London. konseptual sampaio perasional, Erlangga,
I. Namara, DM Hartanto, AD Rarasati, 2017. Jakarta.
Risk Analyze : Management Water Wideman, Max R., 1992, Project And Program
Quality Cisadane River By Project Risk Management: AGuide To Managing
Approach, Malaysian Journal Of Project Risk Opportunities,
Industrial Techonology, Volume 2, No.2. ProjectManagement Institute, Amerika.
Kangari, R., 1995. Risk Management
Perceptions and Trends of