A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan proaktif, dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning, peserta didik dapat menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi serta
terampil memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan dengan baik.
D. Media, Alat, dan Metode
1. Media : salindia dan video fenomena
2. Alat : laptop, gawai, dan LCD
3. Metode : diskusi dan presentasi
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksplanasi
2. Struktur teks eksplanasi
3. Unsur kebahasaan teks eksplanasi
4. Tahapan menulis teks eksplanasi
5. Pola pengembangan teks eksplanasi
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guu mengucapkan salam dan peserta didik 10 menit
merespon salam, kemudian berdoa bersama
dipimpin salah satu siswa. (Religius)
2. Guru menanyakan kabar peserta didik
kemudian memeriksa kehadiran peserta
didik. (Disiplin)
3. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan fenomena alam dan fenomena sosial
kepada peserta didik. (Apersepsi)
4. Peserta didik menyimak informasi dari guru
tentang kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran. (Komunikasi, Motivasi)
Apa itu teks eksplanasi? Seperti apa contoh teks eksplanasi? Teks eksplanasi merupakan salah satu jenis
teks yang kita pelajari ketika belajar bahasa Indonesia. Sesuai namanya, teks ini nantinya akan
menerangkan tentang sebuah proses. Ada yang merupakan fenomena alam, budaya, suatu kejadian, sosial,
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Tanggungjawab
No Deskripsi Skor
1 Bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 4
2 Cukup bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 3
3 Kurang bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 2
4 Tidak bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 1
c. Kerja sama
No Deskripsi Skor
1 Dapat bekerja sama dalam kelompok dengan baik 4
2 Dapat bekerja sama dalam kelompok dengan cukup baik 3
3 Kurang dapat bekerja sama dalam kelompok 2
4 Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok 1
d. Apresiatif/Pro-aktif
No Deskripsi Skor
1 Proaktif dalam mengikuti pembelajaran 4
2 Cukup proaktif dalam mengikuti pembelajaran 3
3 Kurang proaktif dalam mengikuti pembelajaran 2
4 Tidak proaktif dalam mengikuti pembelajaran 1
Pedoman Penilaian:
skor yang diperoleh
2. ×100=nilaiPenilaian Diri
skor maksimal
Lembar penilaian diri menggunakan google formulir
setelah kegiatan kelompok
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk :
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda cek () pada kolom
yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
N Pernyataan Ya Tidak
o
Selama kegiatan kelompok, saya
1. Menyampaikan ide/gagasan kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif berdiskusi dalam kelompok dengan sopan
6. Melaksanakan tugas sesuai kesepakatan
7. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3. Penilaian pengetahuan
Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan
KD IPK Indikator Soal Soal
3.2 3.2.1 Menganalisis struktur teks 3.2.1.1 Disajikan kutipan teks peserta didik Soal terlampir
eksplanasi mampu menentukan struktur teks No 1-5
eksplanasi
3.2.2 Menganalisis kebahasaan 3.2.1.1 Disajikan kutipan teks peserta didik Soal terlampir
teks eksplanasi. mampu menentukan kebahasaan No 6-10
teks eksplanasi
Konjungsi antarkalimat ‘akibat’ yang digunakan dalam paragraf tersebut adalah ....
A. dan
B. atau
C. selain itu
D. di sisi lain
E. oleh karena itu
skor maksimal=100
skor
nilai= × 100
skor maksimal
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok :
Angggota Kelompok :
Demonstrasi Massa
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di
berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah
di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang
kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak
lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat
Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak
mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali
logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang
memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk:
menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada
konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan
dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak
seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak
peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya
dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa
tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum.
Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh
kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena
membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-
hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya
diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan
jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir
seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang
lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan
sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok.
Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa.
Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal
pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan
berkata “ya” pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang,
dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan dan lakukan perintah berikut!
No Pertanyaan
.
1. Fenomena apa yang sedang dibahas pada teks tersebut?
2. Fenomena tersebut dapat digolongkan pada fenomena alam atau fenomena sosial?
3. Fenomena pada teks tersebut disebut pertama kali pada paragraf berapa?
5. Tandai paragraf yang berisi fenomena pada kolom yang telah disediakan!
6. Tandai paragraf yang berisi rangkaian kejadian atau penjelasan rinci mengenai
fenomena pada kolom yang telah disediakan!
7. Tandai paragraf yang berisi komentar dari penulis teks pada kolom yang telah
disediakan!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama :
Demonstrasi Massa
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi dihampir setiap waktu dan terjadi diberbagai tempat.
Bahkan, demonstrasi sudah menjadi penomena yang lumrah di tengah-tengah masyakarat kita.
Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab
demonstrasi dan anacrkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia
mensontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi dinegara-negara itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut mensulut reaksi para mahasiswa. Mereka memrotes dan meminta
sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa
memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka
lakukan murni untuk memerjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di
hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa
ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logik sang bupati dikaitkan
dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa
lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati di bawa
pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relepan, misalnya membandingkan dengan kondisi
rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang
gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang
sama sekali tidak di dasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan ketubuhan manusia,
Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar
adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi
diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan
tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah
atau pun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa
dibiarkan, hak-haknya di ingkari, bahkan di nistakan, kemudian mereka berusaha untuk
menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal reformasi di negeri ini pada
tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu
dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan
golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi diluar negeri.
Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara
Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut
yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur sekali.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi
sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan
umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya
itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut
perubahan politik di negerinya.
Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya
menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya keliang lahat. Juga apabila kembali melihat
kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab dipinggiran kota dan di sudut-sudut desa
di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu dua
peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat
kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukan lah penyebab utama untuk
terjadinya gelombang demonstrasi. Akantetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh
kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula
bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian
melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya,
mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut-manggut dan berkata “ya” pada apa pun
tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Daftarkanlah kata yang keliru pada teks tersebut!