Anda di halaman 1dari 19

PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN


TEKS EKSPLANASI

NAMA : JIHADUDDIN AKBAR


PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
NO UKG : 201900858668

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMAN 1 Martapura


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Materi Pokok : Teks Eksplanasi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan proaktif, dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan 3.2.1 Siswa mampu menganalisis struktur
teks eksplanasi teks eksplanasi
3.2.2 Siswa mampu menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning, peserta didik dapat menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi serta
terampil memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan dengan baik.
D. Media, Alat, dan Metode
1. Media : salindia dan video fenomena
2. Alat : laptop, gawai, dan LCD
3. Metode : diskusi dan presentasi

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksplanasi
2. Struktur teks eksplanasi
3. Unsur kebahasaan teks eksplanasi
4. Tahapan menulis teks eksplanasi
5. Pola pengembangan teks eksplanasi

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guu mengucapkan salam dan peserta didik 10 menit
merespon salam, kemudian berdoa bersama
dipimpin salah satu siswa. (Religius)
2. Guru menanyakan kabar peserta didik
kemudian memeriksa kehadiran peserta
didik. (Disiplin)
3. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan fenomena alam dan fenomena sosial
kepada peserta didik. (Apersepsi)
4. Peserta didik menyimak informasi dari guru
tentang kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran. (Komunikasi, Motivasi)

Inti Fase 1 - Orientasi pada masalah 60 menit


1. Guru menyajikan salindia berisi contoh
fenomena alam dan sosial yang pernah
terjadi di Indonesia dan Kalimantan Selatan.
2. Peserta didik memberikan jawaban dari
pertanyaan yang disampaikan guru
a. Pernahkah di daerah kita mengalami
fenomena tersebut?
b. Apa saja fenomena yang pernah kalian
alami?
c. Apakah fenomena tersebut tergolong
fenomena sosial atau fenomena alam?

Fase 2 – Mengorganisasikan peserta didik


untuk belajar
3. Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan
pemantik pada LKPD yang telah disediakan.
4. Peserta didik membentuk kelompok yang
terdiri 4-5 orang.
5. Setiap anggota kelompok mendiskusikan
jawaban dari pertanyaan pemantik pada
LKPD yang telah disediakan.
6. Setiap kelompok menerima LKPD yang
dibagikan dan diarahkan untuk mengikuti
langkah kerja berkaitan menganalisis
struktur, kebahasaan, dan pola
pengembangan teks eksplanasi.

Fase 3 – Membimbing penyelidikan


individual maupun kelompok
7. Guru membimbing peserta didik dalam
mengumpulkan informasi dengan cara
mencari referens dari berbagai sumber
menggunakan gawai atau buku paket
berkaitan dengan struktur, kebahasaan, dan
pola pengembangan teks eksplanasi.

Fase 4 – Mengembangkan dan menyajikan


hasil karya
8. Peserta didik mengembangkan analisis
struktur, kebahasaan, dan pola
pengembangan paragraf teks eksplanasi
berdasarkan LKPD yang telah dibagikan.
9. Peserta didik menyajikan hasil analisis
kelompok mengenai struktur, kebahasaan,
dan pola pengemabangan paragraf teks
eksplanasi.
10. Peserta didik menanggapi hasil temuan
yang telah dibaca dari kelompok lain.

Fase 5 – Menganalisis dan mengevaluasi


proses pemecahan masalah
11. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan atau analisis
peserta didik terhadap struktur,
kebahasaan, dan pola pengembangan
paragraf.

Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan 15 menit


pembelajaran mengenai struktur, kebahasaan,
dan pola pengembangan teks eksplanasi.
2. Peserta didik menyampaikan pendapatnya
tentang kegiatan pembelajaran hari ini
berkaitan tentang (Refleksi)
- Hal-hal yang sudah dilaksankan saat
pembelajaran.
- Hal-hal yang belum dilaksanakan saat
pembelajaran.
- Hal-hal yang harus diperbaiki/
ditingkatkan saat proses pembelajaran.
- Perasaan peserta didik selama proses
pembelajaran.
3. Peserta didik mencermati penjelasan guru
terkait rencana tindak lanjut pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya.
4. Peserta didik dan guru berdoa untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran.

G. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Sikap (dilampiran)
Penilaian sikap dalam pembelajaran ini menggunakan teknik observasi dengan sikap
yang diobservasi yakni sikap tanggung jawan, disiplin, kerja sama, dan proaktif.
2. Pengetahuan (dilampiran)
Penugasan soal struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.
3. Keterampilan (dilampiran)
Produk berupa teks eksplanasi sesuai dengan struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.
4. Remedial
Dilakukan sebanyak tiga kali dan apabila setelah nilai tes belum mencapai ketuntasan,
maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis.
5. Pengayaan
Peserta didik yang mencapai nilai >KKM diberikan pengetahuan tambahan dalam
cakupan KD atau menjadi tutor bagi peserta didik yang belum mencapai KKM.

Martapura, Desember 2022


Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Martapura Guru Bahasa Indonesia,

Eko Sanyoto, S.Pd. Jihaduddin Akbar


Pembina Tk. I NIP 199311122020121010
NIP 19691218 199401 1 001
MATERI TEKS EKSPLANASI
MENGANALISIS STRUKTUR, KEBAHASAAN, DAN POLA
PENGEMBANGAN TEKS EKSPLANASI

Apa itu teks eksplanasi? Seperti apa contoh teks eksplanasi? Teks eksplanasi merupakan salah satu jenis
teks yang kita pelajari ketika belajar bahasa Indonesia. Sesuai namanya, teks ini nantinya akan
menerangkan tentang sebuah proses. Ada yang merupakan fenomena alam, budaya, suatu kejadian, sosial,
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

A. Pengertian dan tujuan teks eksplanasi


Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses terjadinya suatu fenomena, baik itu
fenomena alam maupun fenomena sosial. Teks ini bertujuan untuk menyampaikan informasi secara
akurat dan jelas kepada para pembaca terkait suatu fenomena.

B. Struktur Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan
karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.

1. Identifikasi fenomena (phenomenon identification)


Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan
fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa
gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut
bisa terjadi.
2. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence)
Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa
terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan
akibat dari sebuah bencana alam yang terjadi. Penggambaran rangkaian kejadian memerinci
proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas
bagaimana atau mengapa.
a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun
secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun
berdasarkan urutan waktu.
b. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun
secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab
akibat.
3. Ulasan (review)
Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang dimaksud adalah, teks
yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas.
Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada
dalam teks tersebut. Ulasan berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian
yang dipaparkan sebelumnya sebelumnya.

C. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama dengan kaidah pada teks
prosedur. Sebagai teks yang berkategori faktual (nonsastra), teks eksplanasi menggunakan banyak
kata yang bermakna denotatif. sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas
maupun kronologis, teks tersebut menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
Berikut ini struktur teks eksplanasi, yaitu:
a. Konjungsi kausalitas, antara lain: sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
b. Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti: kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
c. Menggunakan istilah teknis untuk menjelaskan sesuatu.

D. Pola-pola pengembangan teks eksplanasi adalah sebagai berikut.


a. Pola pengembangan sebab akibat teks eksplanasi dapat menggunakan pola sebab akibat. Dalam
hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan umum, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya.
b. Pola pengembangan proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
No. Nama Aspek Penilaian (Perilaku yang Diamati)
Disiplin Tanggung Kerja Proaktif
jawab sama

Rubrik Penilaian Sikap


a. Disiplin
No Deskripsi Skor
1 Tepat waktu dan tertib dalam mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan 4
tugas
2 Kadang-kadang tepat waktu dan cukup tertib dalam mengikuti 3
pembelajaran dan mengumpulkan tugas
3 Sering tidak tepat waktu dan kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran 2
dan mengumpulkan tugas
4 Selalu tidak tepat waktu dan tidak tertib dalam mengikuti pembelajaran dan 1
mengumpulkan tugas

b. Tanggungjawab
No Deskripsi Skor
1 Bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 4
2 Cukup bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 3
3 Kurang bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 2
4 Tidak bertanggungjawab terhadap tugasnya dalam kelompok 1

c. Kerja sama

No Deskripsi Skor
1 Dapat bekerja sama dalam kelompok dengan baik 4
2 Dapat bekerja sama dalam kelompok dengan cukup baik 3
3 Kurang dapat bekerja sama dalam kelompok 2
4 Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok 1

d. Apresiatif/Pro-aktif

No Deskripsi Skor
1 Proaktif dalam mengikuti pembelajaran 4
2 Cukup proaktif dalam mengikuti pembelajaran 3
3 Kurang proaktif dalam mengikuti pembelajaran 2
4 Tidak proaktif dalam mengikuti pembelajaran 1

Pedoman Penilaian:
skor yang diperoleh
2. ×100=nilaiPenilaian Diri
skor maksimal
Lembar penilaian diri menggunakan google formulir
setelah kegiatan kelompok

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk :
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda cek () pada kolom
yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

N Pernyataan Ya Tidak
o
Selama kegiatan kelompok, saya
1. Menyampaikan ide/gagasan kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif berdiskusi dalam kelompok dengan sopan
6. Melaksanakan tugas sesuai kesepakatan
7. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3. Penilaian pengetahuan
Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan
KD IPK Indikator Soal Soal
3.2 3.2.1 Menganalisis struktur teks 3.2.1.1 Disajikan kutipan teks peserta didik Soal terlampir
eksplanasi mampu menentukan struktur teks No 1-5
eksplanasi
3.2.2 Menganalisis kebahasaan 3.2.1.1 Disajikan kutipan teks peserta didik Soal terlampir
teks eksplanasi. mampu menentukan kebahasaan No 6-10
teks eksplanasi

Soal Pilihan Ganda Menggunakan Quiziz

1. Perhatikan teks berikut!


Korean Pop atau yang biasa disebut K-Pop adalah jenis musik popular yang berasal
dari Korea Selatan. Demam K-Pop pun kini sudah mendunia, termasuk di Indonesia.
Demam K-Pop di Indonesia dilatarbelakangi fenomena Piala Dunia Korea-Jepang 2002
yang berakhir dengan masuknya Korea Selatan sebagai empat besar dunia. Jadi, K-Pop
telah dikenal di Indonesia lebih kurang sepuluh tahun terakhir.

Paragraf tersebut termasuk struktur teks eksplanasi bagian . . . .


A. pernyataan umum
B. deretan penjelas
C. proses
D. penutup
E. simpulan

2. Perhatikan paragraf berikut!


Akhir-akhir ini, istilah gempa bumi sering dibicarakan oleh banyak orang. Sepanjang abad
20 dan 21, Akibat gempa bumi banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar.
Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa alam lain dalam sejarah
yang berpengaruh langsung pada manusia, selain gempa bumi. Bencana gempa bumi telah
menjadi peristiwa yang sangat ditakuti.
Berdasarkan sturukturnya, teks eksplanasi diatas merupakan bagian….
A. Kronologis (urutan peristiwa)
B. Penyebab maupun akibat
C. Identifikasi fenomena
D. Asal usul peristiwa
E. Kesimpulan

3. Bacalah dengan saksama kutipan berikut!


Terjadinya badai diawali oleh kondensasi udara. Pada proses kondensasi ini uap air
akan melepas panas yang dikandungnya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan
terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Unsur lain yang dapat memengaruhi
munculnya energi penggerak badai adalah lautan yang hangat, adanya gangguan cuaca, dan
angin yang bergerak naik membawa udara yang lembap. Apabila unsur-unsur tersebut
berlangsung cukup lama, timbullah angin kencang, gelombang laut yang tinggi, hujan deras,
serta banjir yang mengikuti peristiwa badai.

Kutipan paragraf tersebut menjelaskan …


A. pengertian badai
B. dampak badai
C. jenis-jenis badai
D. penyebab badai
E. proses terjadinya badai

4. Bacalah dengan saksama kutipan berikut!


Terjadinya badai diawali oleh kondensasi udara. Pada proses kondensasi ini uap air
akan melepas panas yang dikandungnya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan
terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Unsur lain yang dapat memengaruhi
munculnya energi penggerak badai adalah lautan yang hangat, adanya gangguan cuaca, dan
angin yang bergerak naik membawa udara yang lembap. Apabila unsur-unsur tersebut
berlangsung cukup lama, timbullah angin kencang, gelombang laut yang tinggi, hujan deras,
serta banjir yang mengikuti peristiwa badai.

Kutipan paragraf tersebut menjelaskan …


A. fenomena sosial
B. fenomena alam
C. fenomena politik
D. fenomena budaya
E. fenomena ekonomi

5. Perhatikan teks berikut!


Dampak kriminalitas memiliki dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif. Kriminalitas
menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis terhadap korban. Selain itu, tingkat
kriminalitas menimbulkan dampak terhadap masyarakat seperti ketakutan dan kecemasan.
Kriminalitas menimbulkan dampak positif, yaitu untuk meningkatkan solidaritas dalam
menjaga keamanan dan ketertiban. Oleh karena itu, cara mengatasi berkurangnya tindakan
kriminalitas dengan meningkatkan kerja sama antara aparat atau pihak tertentu dan seluruh
masyarakat demi menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

Pernyataan yang sesuai dengan isi teks tersebut adalah ....


A. Kriminalitas dapat diatasi dengan tindakan tegas oleh aparat keamanan.
B. Kriminalitas dapat mengganggu ketentraman masyarakat.
C. Kriminalitas menimbulkan kekacauan pada masyarakat.
D. Kriminalitas akan berdampak pada ketakutan dan kecemasan masyarakat.
E. Kriminalitas dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.

6. Perhatikan teks berikut!


Dampak kriminalitas memiliki dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif. Kriminalitas
menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis terhadap korban. Selain itu, tingkat
kriminalitas menimbulkan dampak terhadap masyarakat seperti ketakutan dan kecemasan.
Kriminalitas menimbulkan dampak positif, yaitu untuk meningkatkan solidaritas dalam
menjaga keamanan dan ketertiban. Oleh karena itu, cara mengatasi berkurangnya tindakan
kriminalitas dengan meningkatkan kerja sama antara aparat atau pihak tertentu dan seluruh
masyarakat demi menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

Konjungsi antarkalimat ‘akibat’ yang digunakan dalam paragraf tersebut adalah ....
A. dan
B. atau
C. selain itu
D. di sisi lain
E. oleh karena itu

7. Kalimat manakah yang menggunakan konjungsi kronologis?


A. Rupiah semakin melemah akibat naiknya harga minyak dunia
B. Kamu akan menjadi juara pertama di kelasjika belajar dengan rajin
C. Dia terjatuh di depan kelas karena terpeleset bungkus makanan yang dibuang sembarangan
D. Biasanya, Ayah selalu mengantar Maya terlebih dahulu ke sekolah, lalu langsung berangkat
ke kantor
E. Lingkungan rumah kami kebanjiran karena banyak warga yang membuang sampah
sembarangan ke sungai

8. Perhatikan teks berikut!


(1) Terpuruknya industri pariwisata saat ini, ternyata telah mendorong masyarakat
pedesaan melirik sektor pertanian. (2) Banyak pemuda atau pasangan muda yang dulu
bekerja di kota seperti Denpasar, Sanur atau Kuta, kemudian memilih pulang kampung. (3)
Pasalnya, krisis akibat terpuruknya pariwisata itu tidak hanya dirasakan industri pariwisata.
(4) Krisis itu juga juga dirasakan oleh perajin kesenian daerah pula. (5) Krisis telah
menyebabkan kondisi yang tak menentu.
Kata benda fenomena terdapat pada kalimat nomor…
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
E. Lima

9. Perhatikan kalimat berikut!


Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-
pihak lain agar hak dan eksistensi mereka diakui.
Kata yang bergaris bawah merupakan kaidah kebahasaan teks eksplanasi menggunakan....
A. kata ganti
B. kata benda
C. kalimat pasif
D. konjungsi kausalitas
E. konjungsi kronologis

10. Kata yang termasuk kata peristilahan / teknis adalah …


A. Angin tornado
B. Tata surya
C. Industri otomotif
D. Gerhana matahari
E. Tanah longsor
Jawaban
No. Kunci Jawaban Skor
1. A Pernyataan umum 10
2. C Identifikasi fenomena 10
3. D Penyebab badai 10
4. B Fenomena alam 10
5. D Kriminalitas akan berdampak pada ketakutan dan kecemasan masyarakat. 10
6. E Oleh karena itu 10
7. D Biasanya, Ayah selalu mengantar Maya terlebih dahulu ke sekolah, lalu 10
langsung berangkat ke kantor
8. C tiga 10
9. D Konjungsi kausalitas 10
10. C Industri otomotif 10

skor maksimal=100

skor
nilai= × 100
skor maksimal
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Kelompok :
Angggota Kelompok :

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Demonstrasi Massa
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di
berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah
di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang
kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak
lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat
Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.

Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka


memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para
mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka
berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk
memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di
hadapannya.

Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak
mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali
logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang
memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk:
menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada
konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan
dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak
seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.

Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak
peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya
dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa
tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum.
Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh
kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena
membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-
hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya
diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan
jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.

Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal


reformasi di negeri ini pada tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat
miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari
kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan
intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar
negeri. Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh
lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah
barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada
umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.

Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Kora


Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang.
Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok
negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada
upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut
perubahan politik di negerinya.

Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir
seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang
lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan
sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok.
Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua peristiwa.
Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal
pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.

Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah


penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi,
fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga
masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya
telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian
melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.

Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan
berkata “ya” pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang,
dan bahkan menzalimi mereka sendiri.

(Sumber: Kosasih).

Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan dan lakukan perintah berikut!
No Pertanyaan
.
1. Fenomena apa yang sedang dibahas pada teks tersebut?

2. Fenomena tersebut dapat digolongkan pada fenomena alam atau fenomena sosial?

3. Fenomena pada teks tersebut disebut pertama kali pada paragraf berapa?

4. Beri komentar tentang fenomena yang terjadi pada teks tersebut!

5. Tandai paragraf yang berisi fenomena pada kolom yang telah disediakan!
6. Tandai paragraf yang berisi rangkaian kejadian atau penjelasan rinci mengenai
fenomena pada kolom yang telah disediakan!
7. Tandai paragraf yang berisi komentar dari penulis teks pada kolom yang telah
disediakan!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Demonstrasi Massa
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi dihampir setiap waktu dan terjadi diberbagai tempat.
Bahkan, demonstrasi sudah menjadi penomena yang lumrah di tengah-tengah masyakarat kita.
Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab
demonstrasi dan anacrkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia
mensontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi dinegara-negara itu jarang terjadi.

Tentu saja komentar tersebut mensulut reaksi para mahasiswa. Mereka memrotes dan meminta
sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa
memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka
lakukan murni untuk memerjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di
hadapannya.

Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa
ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logik sang bupati dikaitkan
dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa
lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati di bawa
pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relepan, misalnya membandingkan dengan kondisi
rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang
gampangan.

Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang
sama sekali tidak di dasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan ketubuhan manusia,
Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar
adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi
diri.

Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan
tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah
atau pun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Oleh karena merasa
dibiarkan, hak-haknya di ingkari, bahkan di nistakan, kemudian mereka berusaha untuk
menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal reformasi di negeri ini pada
tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu
dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan
golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi diluar negeri.
Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara
Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu tidak didorong oleh kondisi perut
yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur sekali.

Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi
sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan
umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya
itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut
perubahan politik di negerinya.

Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya
menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya keliang lahat. Juga apabila kembali melihat
kondisi warga di negeri ini. Kemiskinan sangat akrab dipinggiran kota dan di sudut-sudut desa
di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu dua
peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat
kota, yang secara umum mereka lebih makmur.

Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukan lah penyebab utama untuk
terjadinya gelombang demonstrasi. Akantetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh
kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula
bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian
melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan.

Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya,
mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut-manggut dan berkata “ya” pada apa pun
tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.

(Sumber: Kosasih).
Daftarkanlah kata yang keliru pada teks tersebut!

No. Kata Keliru No, Kata Keliru

Anda mungkin juga menyukai