Anda di halaman 1dari 13

STUDI BAHASA MULAI TAHUN 1990-2022

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Umum

Dosen Pengampu:
Ary Fawzi S.Pd. M.Pd

Disusun oleh:
Yonita Shelly Anggraeni (220211600332)
Yovito Dhean Henda Pratama (220211604512)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
NOVEMBER 2022
STUDI BAHASA PADA TAHUN 1990-SEKARANG
A) Pengertian Studi Bahasa
Bahasa menurut Pei & Gaynor (dikutip dari Yendra, 2018), merupakan simbol vokal yang
mempunyai arti konvensional dan arbitrer yang menjadi sistem komunikasi dengan berdasarkan
bunyi melalui pendengaran dan pengucapan. Harimurti Kridalaksana menegaskan linguistik
merupakan ilmu yang menelaah hakikat, mengkaji, mempelajari bahasa secara umum dan
menjadi alat komunikasi semua manusia ataupun sebagai penyelidikan bahasa ilmiah dan ilmu
bahasa (dikutip dari Widiatmoko, 2009). Berdasarkan hal itu, studi bahasa merupakan
mempelajari ilmu bahasa dan penyelidikan bahasa (linguistik) secara umum dengan berobjek
bahasa.
Menurut KBBI linguistik artinya 1) ilmu tentang bahasa, dan 2) telaah bahasa secara
ilmiah. Pada pengertian pertama linguistik sebagai studi bahasa artinya bagaimana seorang
individu dapat menguasai bahasa dan penggunaannya. Sedang pada pengertian kedua artinya
menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Seperti dalam science bahasa pun dapat dikaji secara
ilmiah.
B) Tujuan Studi Bahasa
Yendra (2018) mengemukakan tujuan praktis, estetis, filologis, dan linguistis sebagai 4
tujuan studi bahasa. Berikut penjabarannya.
a) Tujuan Praktis
Tujuan ini mengartikan studi bahasa memiliki tujuan untuk mengkaji 4 skill dalam
berbahasa yaitu menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan sehingga mampu
digunakan untuk berkomunikasi secara baik, benar, dan lancar. Sebagai contoh yaitu studi
bahasa di sekolah dan di lembaga kursus. Contoh lain: siswa diajarkan untuk menguasai
empat skill berbahasa yaitu mendegarkan (menyimak), speaking, reading, dan writing.
Seperti pada mata kuliah semester 1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
& Daerah yaitu membaca dan menulis, menyimak dan berbicara.
b) Tujuan Estetis
Tujuan estestis ialah mempelajari bagaimana seseorang dapat menggunakan dan
memahami bahasa yang dikemas di dalam sebuah gaya tertentu, baik diungkapkan secara
tulisan yang indah dan menarik sehingga mengungkapkan unsur estetika didalamnya
ataupun secara lisan. Berbagai teks dengan orientasi estetika ini dapat ditemukan dalam
puisi, novel, dan pantun.
c) Tujuan Filologis
Fungsi bahasa pada awalnya yaitu digunakan sebagai alat perekam dari berbagai kegiatan
kebudayaan. Maka dari itu studi bahasa dengan tujuan filologis ialah studi yang
mengungkapkan suatu nilai yang terkandung dalam adat istiadat atau kebudayaan zaman
dahulu. Contoh studi ini yaitu mengkaji naskah-naskah lama (manuscripts) seperti kajian
naskah jawa kuno serta ungkapan nilai bahasa yang terdapat di dalamnya. Di Indonesia
terdapat tiga jenis, yaitu Manuskrip Islam yang ditulis dengan huruf Arab dan berbahasa
Arab, Manuskrip Jawi yaitu ditulis dengan huruf Arab dan berbahasa Melayu, Maanuskrip
Pegon yaitu naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi menggunakan bahasa daerah
seperti bahasa Sunda, Bugis, Jawa, Buton, Banjar, dan Aceh.
d) Tujuan Linguistis
Tujuan linguistis ialah meniliti atau mengkaji bahasa, serta mengungkapkannya secara
objektif. Berfungsi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang
teknologi sendiri, bahasa juga digunakan pada konsep kecerdasan buatan.

C) Periodisasi Studi Bahasa Tahun 1990 sampai Sekarang

a) Periode Tahun 1990 sampai Tahun 2000


Menurut Holmes (1992) menyatakan “sosiolinguitic study the relationship between
language and society” (sosiolinguistik merupakan studi antara bahasa dan masyarakat).
Berdasarkan pendapat tersebut mengindikasikan bahasa dan masyarakat memiliki
hubungan yang erat. Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati
sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau
didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia.
Contohnya: Pemberian nama pada bayi baru lahir sampai upacara pemakaman jenazah
tentu tidak akan terlepas dari peran bahasa.
Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) menerbitkan Penyelidikan Bahasa dan
Perkembangan Wawasannya dalam dua jilid pada tahun 1993. Dalam hal ini terhimpun
tulisan antara 1988-1991 dari para anggota MLI. Dari tulisan tersebut dapat terlihat adanya
ciri kevariasian teori yang berkembang selama periode tersebut. Berikut adalah contoh
karyanya:
1. “Transformasi Pemindahan dalam Bahasa Mandar” karya Ba’dulu,
2. “Interaksi Negasi dengan Numeralia” karya Sudaryono,
3. “Suatu Kajian Verba Kausatif Indonesia” karya Garantjang, sekadar contoh kajian
transformasional dalam bunga rampai tersebut.
Menurut (Yohanes, 1993: 1-4) menyatakan bahwa terjadi perubahan kurikulum
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan komunikatif
prakmatikal, yang semakin diperkuat dalam label pendekatan interagtif, tematis, dan
komunikatif yang terjadi pada tahun 1994. Terkait dengan masuknya pragmatik dalam
kancah studi linguistik di Indonesia, penelitian Bambang Kaswanti Purwa Deiksis dalam
Bahasa Indonesia (1984) patut dicatat sebagai pelopornya. Begitupun penerbitan
terjemahan buku babon bidang pragmatik seperti Prinsip-Prinsip Pragmatik (1995) karya
Geoffry Leech, dan Analisis Wacana (1996) karya Gillian Brown dan George Yull
membuktikan kevariasian yang terjadi pada periode ini. Pemasukan bab Wacana dalam
TBBI (1988) memperkuat gambaran kevariasian pada periode ini.
Proses Pembentukan Morfologis Kosakata Bahasa Gaul Tahun 1990-2000 Proses
pembentukan kosakata bahasa gaul tahun 1990-2000 ini secara morfologis mengalami
empat proses morfologis, yakni singkatan, akronim, menambahkan sisipan –ok- pada
tengah kata dan membuang huruf di belakang kata, dan membalikkan huruf (walikan).
a. Singkatan
Menurut buku Master Bahasa Indonesia oleh Ainia Prihantini singkatan adalah
bentuk dipendekkan yang terdiri dari dua huruf atau lebih.
Contoh singkatan pada tahun 1990-2000
ABG (Anak Baru Gede) PP (Pulang Pergi)
EGP (Emang Gue Pikirin) OMG (Oh My God)
SGM (Sinting Gila Miring) Sdr (Saudara)
b. Akronim
Menurut buku Master Bahasa Indonesia oleh Ainia Prihantini akronim adalah
singkatan yang merupakan gabungan dari suku kata.
Contoh akronim pada tahun 1990-2000
Wartel (Warung Telekomunikasi) Gatot (Gagal Total)
Warnet (Warung Internet) Pelakor (Perebut Laki Orang)
Warkop (Warung Kopi) Pebinor (Perebut Bini Orang)
c. Menambahkan sisipan –ok- pada tengah kalimat
Contoh:
Cembokur (cemburu) Bokis (penipu)
Rokum (rumah) Dokat (dompet/duit)
d. Pembalikan Huruf (Walikan)
Contoh:
Ngalup (pulang) Nakam (makan)
Ladub (budal) Ipok (kopi)
Kadit Itreng (tidak ngerti) Ker (rek

b) Periode Tahun 2000 Sampai Tahun 2010


Di Indonesia perkembangan studi linguistik sendiri makin beragam tiap periodenya. Hal
tersebut dapat kita lihat dan kita pahami setelah melihat ciri dan karakteristik studi bahasa pada
periode sebelumya. Berdasarkan hal tersebut menyadarkan kita bahwa studi bahasa yang ada
akan selalu mengalami perkembangan dan perubahan serta tidak stagnan atau berhenti pada masa
itu saja, melainkan akan terus berlanjut hingga periode berikutnya.
Keberagaman studi linguistik tersebut dapat dilihat melalui kajian kajian berdasar teori
tradisional pada periode ini masih juga mewarnai peristiwa linguistis (penelitian atau pun
pengajaran) Bahasa Indonesia. Demikianpun kajian berdasarkan teori struktural,
transformasional. Apalagi kajian pragmatik, psikolinguistik, sosiolinguistik, dan
ekologilinguistik. Beberapa tulisan yang terhimpun dalam PELLBA 16 (2003). Berikut adalah
contohnya:
1. “Tatabahasa Leksikal-Fungsional: Prinsip-prinsip Utama dan Tantangannya bagi Analisis
Bahasa Nusantara” ditulis oleh I Wayan Arka didasarkan pada teori tradisional, termasuk juga
tulisan Peter
2. “The Linguistic Ecology of Lombok, Eastern Indonesia” ditulis oleh Austin dengan
memadukan ilmu ekologi dan linguistik.
3. “Some Thoughts on ‘give’ in Austronesian and Papuan Languages” ditulis oleh Bernard
Comrie dengan memadukan kajian gramatikal dan pragmatikal
4. “Konstruksi Bitransitif: Tipe ‘beri’ dan ‘beli’ ditulis oleh Bambang Kaswanti Purwo
didasarkan atas aliran strukural dan transformasional.

c) Periode Tahun 2010 Sampai Tahun 2019


Di era zaman semakin maju diiringi dengan perkembangan teknologi yang makin maju
pula. Hal ini akan berdampak pada munculnya keberagaman kejahatan pula, dahulu tindak
kejahatan yang hanya dilakukan secara fisik kini dapat dilakukan dengan teknologi. Kejahatan
berbasis teknologi dapat ditemukan dalam kejahatan bermedia sosial, banyak sekali kejahatan
yang dapat dimunculkan salah satunya yaitu penipuan online, konflik netizen, penyebaran berita
hoax, dan lain-lain.
Pada tahun ini juga terdapat perluasan linguistik forensik. menurut McMenamin (2002),
linguistik forensik adalah studi ilmiah mengenai bahasa yang diterapkan untuk keperluan
forensik dan pernyataan hukum. Lebih lanjut menurut, McMenamin (2002) juga mengaitkan
linguistik forensik dengan pragmatik dan situasi tutur dengan mengemukakan bahwa pragmatik
di dalam linguistik forensik mempertimbangkan peran sosial, kepribadian, hubungan profesi,
topik, tujuan pembicara, tempat dan waktu pembicaraan, dan ekspresi pembicara.
a) Istilah
Kamseupay (kampung sekali udik payah)
b) Singkatan
CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
TB (Tambal Butuh)
c) Akronim
Lola (Loading lama)
Cogan (Cowo Ganteng)
Cecan (Cewe cantik)
d) Linguistik forensik
Contoh telaah kasus linguistik forensik :
Kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tepatnya pada tanggal 27 September 2016 pidatonya
di hadapan warga Kepulauan Seribu akan membawanya ke penjara. Saat itu, Ahok mengutip
penggalan Surat Al Maidah ayat 51 untuk mengilustrasikan isu SARA yang digiring lawan
politiknya demi mengalahkannya pada Pilkada Bangka Belitung.
Contoh telaah kasus linguistik forensik:
Pada kasus penghinaan kota Yogyakarta oleh Florence Sihombing pada 2015 lalu, Drs. Ibnu
Santoso, M.Hum., dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta hadir di
persidangan lanjutan selaku saksi ahli bahasa terkait kasus tersebut. Ibnu Santoso
mengungkapkan bahwa kata tolol dan takberbudaya termasuk menghina dan merendahkan.
Secara Linguistik Forensik ada makna provokasi dalam kalimat itu. Provokasi merupakan ajakan
untuk sesuatu yang tidak baik.

d) Periode Tahun 2019 Sampai Tahun 2022


Perlu diketahui, bahwasannya perkembangan bahasa berbanding lurus dengan
perkembangan waktu. Hal ini bisa terlihat dari semakin maraknya kosakata yang menyebar di
dalam kehidupan masyarakat. Buktinya, pada masa ini terdapat banyak kosakata baru terkait
pandemi Covid-19 dan juga kata kata gaul yang sedang trend. Kosakata baru tersebut
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, mulai dari akronim, singkatan, ujaran, istilah, hingga
sisipan. Di mana kebanyakan kosakata tersebut diadaptasi dari kata asing lalu diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
a) Akronim
Menurut KBBI Daring (Edisi ke-5), akronim adalah sebuah singkatan dari gabungan huruf
atau suku kata, yang dituliskan beserta diucapkan sebagai kata yang normal.
Beberapa akronim yang muncul selama ini adalah:
- Covid-19: Akronim dari Coronavirus - Daring: Akronim dari dalam jaringan
Disease 2019 - Luring: Akronim dari luar jaringan
- Nakes: Akronim dari tenaga kesehatan - Cepmek: Akronim dari cepak mekar
b) Singkatan
Menurut KBBI Daring (Edisi 5), singkatan adalah hasil dari pemendekan berupa gabungan
huruf. Singkatan yang umum digunakan pada era ini adalah:
- PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
- APD (Alat Pelindung Diri).
- OTG (Orang Tanpa Gejala).
- WFH (Work From Home).
- PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
- YTTA (Yang Tahu Tahu Aja).
- TTDJ (Ti Ati Di Jalan).
- YGY (Ya Gaes Ya).
- YSY (Ya Sayang Ya).
- TBL (Takut Banget Loh).
- DL (Dateline).
- NT (Nice Try).
- OOT (Out Of Topic).
- FYI (For Your Information).
- BTW (By The Way).
- FYP (For Your Page).
- OVT (Overthingking)
c) Ujaran
Menurut KBBI Daring (Edisi 5), ujaran adalah kalimat yang dilisankan.
Contoh ujaran yang trend pada era ini, antara lain:
- Slebew
- Kamu nanyea
- Senggol dong
- Hooh tenan
- Afh iyh
- Apaan tuch
d) Penambahan sisipan "-ly" pada akhir kata, yang sebenarnya hanya serapan dari bahasa asing
dan tidak memiliki makna tambahan.
Misalnya:
- Jujurly
- Seriusly
- Interstingly
e) Istilah
Menurut KBBI Daring (Edisi 5), istilah adalah sebuah kata atau bahkan gabungan kata yang
dengan teliti mengutarakan makna konsep yang khas dalam bidang tertentu.
Contohnya:
- asinkron (komunikasi tidak langsung)
- sikronus (komunikasi dilakukan melalui media perantara, seperti video conference ataupun
chatting)
- bestie (sahabat)
- guys (teman atau kawan)
- mleyot (meleleh)
- outfit (gaya pakaian)
- slay (melambai)

D) Contoh Studi Bahasa dalam Pengajaran Bahasa Indonesia

a) Metode Komunikatif
Pembelajaran bahasa dengan metode komunikatif pertama muncul pada teori - teori
Noam Chomsky di tahun 1960-an. Pembelajaran ini merupakan modifikasi atau
pembaharuan pada metode-metode sebelumnya yang dinilai oleh beberapa ahli kurang
mengendalikan komunikasi secara langsung, tidak efektif, kurang relatif dengan keadaan
di dunia nyata, serta dinilai tidak dapat membuat siswa banyak mengembangkan berbagai
keterampilan komunikatif. Pengajaran bahasa dengan metode ini termasuk pendekatan
yang menekankan adanya interaksi secara langsung ataupun tidak langsung.
Dalam pembelajaran bahasa dengan metode komunikatif, para instruktur atau guru
telah menyiapkan berbagai macam kegiatan yang efektif serta dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan komunikatif dalam bahasa target. Del Hymes, C. B. Cazden,
dan V. P. John (dikutip dari Atmowardoyo, 2019), menjelaskan bahwa kompetensi
komunikatif ditandai dengan keterampilan menggunakan bahasa sesuai dengan tempat,
waktu, pembicara, lawan bicara, dan juga substansi pebicaraan. Kegiatan yang
mengandalkan percakapan secara asktif, respon kreatif, serta bervariasi dalam kegiatan
lisan merupakan salah satu contohnya. Beberapa kegiatan yang biasanya digunakan di
kelas CLT yaitu bermain peran sunting, kerja kelompok, perburuan, berbagi pendapat,
wawancara, dan kesenjangan informasi.
Di dalam sebuah masyarakat komunikasi adanya pasangan penutur dan pendengar
yang merata dan ideal merupakan sebuah keharusan. Maka dari itu menurut Noam
Chomsky diperlukan adanya kompetensi bahasa serta serta performansi bahasa. Noam
Chomsky juga menekankan beberapa hal dalam pengajaran bahasa seperti adanya aspek
kreatif dalam penggunaan bahasa, terdapat adanya keabstrakan pada lambang-lambang
linguistik seperti rumus-rumus atau kaedah dalam penafsiran kata atau kalimat, struktur
dasar linguistik yang bersifat universal serta adanya sebuah peranan organisasi intelek
dalam proses kognitif atau mental. Dapat dilihat bahwa beberapa kompetensi tersebut dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa dengan metode komunikatif.

b) Metode Kontemporer
Pada Periode 1990-sekarang muncul sebuah pendekatan kajian linguistik yaitu
pendekatan kontemporer. Metode kontemporer merupakan sebuah turunan dari metode
komunikatif yang dipelopori oleh David Nunan. Metode ini menekankan pembelajaran
bahasa yang berbasiskan tugas (task based languange teaching). Nunan dalam bukunya
Task-Based Languange Teaching (dikutip dari Atmowardoyo, 2019), memberikan
penjelasan bahwa pembelajatn bahasa berbasis tugas dikembangkankan berdasarkan
prinsip yang telah dianut dalam metode komunikatif diantaranya yaitu isi menjadi dasar
ditentukannya bahan ajaran, diharuskan adanya proses interaksi dalam sebuah
pembelajaran bahasa, serta adanya aktivitas penggunaan bahasa di luar kelas yang perlu
dikaitkan dengan pembelajaran bahasa. Metode ini mendorong para siswa atau seseorang
yang belajar sebuah bahasa untuk dapat dilakukan beriringan dengan melakukan sebuah
gerakan atau melakukan sebuah tugas. Karena dalam metode ini diyakini bahwa
pengamatan tidak cukup dalam sebuah pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa,
maka dari itu diperlukan adanya suatu praktik atau tugas secara langsung. Sehingga
membuat siswa atau pelajar dapat belajar berkomunikasi dengan langkah alamiah yang
relatif cepat.
c) Studi Bahasa Mengenai Naskah Kuno
Munculnya naskah kuno berkaitan dengan munculnya kemahiran pada menulis dan
membaca masyarakat. Lahirnya kemahiran menulis dan membaca berkaitan kemunculan
aksara sebagai tanda bunyi melalui pengucapan manusia. Bunyi pengucapan manusia
kemudian disebut bahasa lisan yang menjadi alat komunikasi sosial. Naskah kuno
memberikan pengaruh untuk masa sekarang, seperti diantaranya pada bidang bahasa,
sastra, dan pendidikan. Naskah kuno sebagai jalan untuk menyatukan bahasa dan budaya
Melayu di Asia Tenggara. Jenis manuksrip di Indonesia yaitu manuksrip pegon yang ditulis
dengan huruf arab tetapi berbahasa jawa, bugis, aceh, sunda, dan banjar; manuksrip jawi
ditulis dengan huruf arab menggunakan bahasa Melayu dengan tambahan vonim;
manuskrip Islam yang ditulis dengan bahasa arab.
Studi bahasa sangat dominan pada perwujudan kualitas proses dan lulusan yang
berpendidikan kompeten. Tidak cukup jika siswa hanya diberikan kesibukan kognitif untuk
menghafal pengetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati di masa lalu yang telah terjadi.
Dengan adanya naskah kuno sebagai alat dan data untuk analisis bahasa pada masa lalu
dapat sesuai dengan peran guru dan siswa dalam mempergunakan naskah kuno sebagai
sumber analisis pengajaran bahasa.
Contohnya yaitu “Filologi dan Penelitian Naskah Kuno Nusantara” oleh Misdianto,
S.Pd (2013). Penelitian tersebut berisikan hasil transkrip dan terjemahan teks Melayu
klasik Hikayat Si Miskin, beserta hasil analisis teks Melayu klasik guna mengetahui
karakter tokoh dan mengetahui amanat dalam cerita Melayu klasik serta menerapkannya.

E. Manfaat Studi Linguistik

Bagi tenaga pendidik terutama guru bahasa, pengetahuan linguistik memiliki


kedudukan yang amat penting. Bagaimana mungkin seorang guru bahasa bisa
melatih keterampilan berbahasa peserta didiknya jika mereka tidak tahu fonologi?
Dan bagaimana mungkin seorang guru bahasa melatih keterampilan menulis
peserta didiknya jikalau dia tidak menguasai ejaan, morfologi, sintaksis, semantik,
dan leksikologi. Selain itu, sebagai seorang guru bahasa, ia tidak hanya harus
melatih keterampilan bahasanya, tetapi juga menjelaskan aturan bahasa dengan
benar.

Bagi para penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak dibutuhkan dan justru tidak
hanya mencakup morfologi, sintaksis dan semantik, namun juga menjurus pada
ilmu sosiolinguistik dan linguistik kontrastif.

Bagi penyusun kamus (leksikografer) kemahiran dalam aspek linguistik tak kalah
penting. Sebab dalam menyusun sebuah kamus, seorang leksikografer terlebih
dahulu menentukan ejaan atau grafem dari fonem-fonem tersebut, memahami latar
belakang pembentukan kata, hingga kemudian menentukan bentuk, susunan kata,
struktur frase, struktur kalimat, makna leksikal, hingga makna gramatikal.

Bagi seorang penulis buku, pengetahuan linguistik diperlukan untuk menunjang


perumusan kalimat yang benar, serta pemilihan kosakata sesuai kelompok usia
pembaca.
DAFTAR RUJUKAN

Atmowardoyo, H., 2019. Pengajaran Bahasa dari Waktu ke Waktu. Sebuah Tinjauan Filosofis.
Cazden, C., John, V. & Hymes, D., 1972. Functions of Language in The Classroom. Teachers
Col. Columbia: U Press.
Gosali, A. P., 2018. Historiografi Linguistik Indonesia.
Helvianie, W., 2016. Kesantunan Berbahasa Pada Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci
Angin.
Kridalaksana, H., 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Kumanireng, T. Y., 1993. Struktur Kata dan Struktur Frasa Bahasa Melayu Larantuka.
Luis, D., 2016. Fenomena Bahasa "Loe-Gue" di Kalangan Mahasiswa Fisip Unpas. Studi
Fenomenologi Bahasa "Loe-Gue" di Kalangan Mahasiswa Fisip Unpas.
Pei, M., 1971. Kisah daripada Bahasa. Jakarta: Bhratara Press.
Setiadi, A. C., 2009. Pengajaran Bahasa dengan Pendekatan Komunikatif. Analisis atas Teori
Transformatif-Generatif Noam Chomsky.
Widiatmoko, B., 2009. Pemanfaatan Hasil Penelitian Linguistik. Pedagogis dalam Peningkatan
Kualitas Pembelajaran di Sekolah.
Wijana, 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yendra, 2018. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.
Yohanes, B., 1988. Ilmu Sastra Bandingan dan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:
IKIP Sanata Dharma.
Yendra. 2018. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.
Alek. (2018). Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Erlangga
file:///C:/Users/vitop/Downloads/26171-67623-1-PB%20(1).pdf

Kemdikbud. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 5). Diakses pada 16 November 2022
melalui aplikasi

Anda mungkin juga menyukai