Anda di halaman 1dari 2

Nama: FADIL AKBAR

Nim : 21052038
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN EKONOMI
Referensi
 Riwayadi, E. (2021). ANALISIS PARADIGMA PERUSAHAAN BERBASIS EKONOMI
PANCASILA DI INDONESIA. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(5), 875-866.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang ekonomi memiliki tujuan untuk


pengembangan ekonomi di Indonesia, yg harus berdasarkan kepada moralitas sila-sila dari
Pancasila tersebut , yaitu dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan yang humanistik dan
bertujuan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Salah satu penerapan Ekonomi
Pancasila adalah kesediaan perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki skala usaha yang
lebih besar menggandeng usaha kecil dan menengah UKM. sebagai mitra supaya UKM-
UKM itu selalu menambah dan terus berkembang.
Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi yang berlandaskan pada kekuatan ekonomi
rakyat dan didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pelaksanaannya, dimana, ekonomi
rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh kebanyakan
rakyat yang secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan
dan dikuasainya, yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sebagai
negara yang sedang berkembang Indonesia sangat sesuai menerapkan prinsip ekonomi
kerakyatan atau yang lebih kita kenal sebagai Ekonomi Pancasila. Prinsip ini sejalan dengan
amanat para pejuang dan pendahulu /pelopor negeri ini yang dituangkan mereka dalam UUD
1945. Yaitunya dengan cara mewujutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Terdapaat 3 alasan ekonomi Pancasila perlu dijadikan paradigma dan strategi pembangunan
ekonomi diindonesia. Yaitunya:
1 karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri
Konsep dan strategi pembangunan ekonomi yang berhasil diterapkan di suatu negara, belum
tentu berhasil diterapkan di tempat lain atau negara lainya. Menurut Robert Solow dan Travor
Swan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada tambahan persediaan
faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi. Jadi untuk membangun ekonomi Indonesia yang kuat, stabil dan berkeadilan, tidak
dapat menggunaka teori generik yang ada. Indonesia harus merumuskan konsep
pembangunan ekonomi sendiri yang cocok dengan tuntutan politik rakyat, tuntutan konstitusi
kita, dan cocok dengan kondisi obyektif dan situasi subyektif.
b. Tuntutan Konstitusi
Tata ekonomi seharusnya dibangun bukan tata ekonomi monopoli atau monopsoni ataupun
oligopoli. Ekonomi yang diperlukan Indonesia adalah etata ekonomi yang memberi peluang
kepada seluruh masyarakat suatu negara untuk memiliki asset ekonomi nasional. Tata
ekonomi nasional adalah tata ekonomi yang membedakan secara tegas barang dan jasa yang
mana harus diproduksi pemerintah dan swasta atau non pemerintah
c. fakta empirik
Selama periode 2010–2020 secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun
(BPS, 2021), namun demikian tidak ditemukan adanya kelaparan, kekurangan gizi dan lain
sebagainya. Bercermin pada tahun 1998-1999 pada saat krisis moneter dan krisis ekonomi
2008, Indonesia dapat melalui masa itu dengan baik. Itu tidak terlepas dari kekuatan rakyat dan
pemerintah Indonesia yang Bersama sama menghadapi krisis ekonomi secara goto royong.
Fakta kehidupan di masyarakat menjadi bukti nyata bahwa ekonomi kerakyatan sebagai wujud
dari ekonomi Pancasila berhasil apabila perusahaan-perusaan besar bahu-membahu para
pelaku UKM dan dilakukan oleh sebanyak-banyaknya warga negara, sehingga kehidupan
ekonomi kerakyatan itu akan semakin dinamis terus hidup dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat.

DASAR HUKUM
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 merupakan fundamen sistem perekonomian
nassional. UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai