Makalah Permasalahan Dalam Kerusakan Bangunan Rumah - Ade Wulandari
Makalah Permasalahan Dalam Kerusakan Bangunan Rumah - Ade Wulandari
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM ARSITEKTUR
UNIVERSITAS EKASAKTI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Dari hasil penelitian ini akan diketahui bahwa pada bangunan seperti
rumah teridentifikasi ada beberapa macam kerusakan yang terjadi, yaitu:
kebocoran atap dan karat, pelapukan listplank, cacat kayu (mata kayu) pada
kuda-kuda dan gording, pelapukan langit-langit, retak vertikal join kolom dan
tembok, retak pada frame jendela dan pintu,retak random pada dinding,
kerusakan setempat pada dinding, lantai retak/pecah, dengan penyebab kerusakan
yang dominan yaitu oleh faktor alam, faktor pelaksanaan, dan faktor mekanis.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Beton
1) Sejarah
2) Sifat Beton
b. Kuat Tekan
c. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitu sekitar
10%-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang
penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.
d. Rangkak (Creep)
Terdapat dua istilah mutu beton yang berlaku di Indonesia, yaitu mutu beton
K (karakteristik) dan Fc. Standar mutu beton K dengan satuan kg/cm2 mengacu
kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.1.-2. Standar ini mengacu
kepada standar Uni Eropa dan lebih umum dikenal oleh para kontraktor. Pada sisi
lain, mutu beton Fc dengan satuan Mpa mengacu pada peraturan baru SNI 03-
2847-2002. Standar ini digunakan dalam proyek yang terkait dengan Pemerintah
Republik Indonesia. Jika terdapat hal yang belum terkait dengan SNI terkait
beton, maka merujuk kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI).
Benda uji yang digunakan pada mutu beton K berbentuk kubus ukuran 15 cm
x 15 cm x 15 cm. Perhitungan kuat tekan beton menggunakan perhitungan
(kg/m2). Mutu yang biasa di pakai adalah K100 (B0), K125, K175, K200, K250,
K300 sampai K500. Benda uji yang digunakan pada mutu beton Fc berbentuk
silinder dengan ukuran 15 cm x 30 cm. Perhitungan kuat tekan beton
menggunakan satuan Mpa (Megapascal). Mutu yang biasa di pakai adalah > fc 10
mpa, fc 13 mpa, fc 20 mpa, fc 30 mpa sampai fc 60 mpa. Benda uji silinder
dengan ukuran diameter 10 cm x tinggi 20 cm boleh digunakan dengan memakai
faktor koreksi benda uji. Pada pengujian mutu beton K menggunakan kubus
15x15x15 yang memiliki perbandingan 1:0,83. Cara menghitung konversi dari
beton mutu K ke mutu Fc adalah: 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2. Contoh pada
perhitungan mutu beton K-100 mendapatkan perhitungan (100/10 x 0,83) = 10 x
0,083 = 8,3 mpa; sehingga mutu beton K-100 jika dikonversikan ke Fc adalah 8,3
Mpa.
Pendekatan Dengan
Tingkat
Deskripsi Kerusakan Secara Tipikal Lebar Keretakan
Kerusakan
(mm)
Retak rambut lebar kurang dari 0,1 mm,
1 0-0,1
bisa diabaikan
Retak halus, jarang terlihat pada bagian
luar pasangan bata, kemungkinan
2 0,1-1
terjdinya pemisahan atau penyusutan
material pada bangunan.
Retak mudah dimasuki, retak tidak perlu
3 1-5
kelihatan dari luar.
Pintu dan jendela melekat, kegagalan
4 perbaikan pada pipa-pipa didalam 5-15
tembok.
Rangka pada jendela dan pintu
5 terdistorsi, lantai miring, kehilangan 15-25
beberapa fungsi balok.
Balok kehilangan kekuatan, dinding
6 miring sekali, kerusakan pada >25
jendela dengan distorsi.
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dipusatkan pada salah satu rumah yang ada di Desa Walenrang,
Dusun Kaliba Bawah, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi
Selatan, dengan mengambil sampel secara acak pada rumah tersebut. Bangunan
rumah tua yang telah mengalamai kerusakan adalah bangunan permanen
dibangun puluhan tahun yang lalu yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya.
B. Metode Survei
Metode ini digunakan untuk mengukur gejala atau kerusakan yang ada tanpa
menyelidiki kenapa gejala atau kerusakan dan metode ini hanya menggunakan
data yang ada untuk memecahkan masalah.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dengan metode survai untuk
mendapatkan data primer, yaitu : mengidentifikasi jenis kerusakan yang terjadi
pada bangunan dan mengukur untuk mengetahui dimensi kerusakan. Data
sekunder dikumpulkan dari pihak pemilik rumah yang bersangkutan untuk
memperoleh informasi : unsur bangunan dan riwayat bangunan, dan lain-lain.
D. Pengolahan dan Analisis Data
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran jenis kerusakan yang terjadi,
semua data dikumpulkan dan diurut dari kerusakan bagian atas bangunan sampai
ke bagian bawah yang masih di permukaan tanah. Data kerusakan yang ada
kemudian dianalisis apa yang menjadi penyebab dari kerusakan tersebut. Untuk
memperoleh suatu format instrument penilaian kerusakan dengan mengadopsi
suatu standar atau sistem penilaian kerusakan pada bangunan jembatan dalam hal
ini terutama yang berkaitan dengan jenis bahan/material serta nilai besaran
volume, luas, lebar, panjang dan sebagainya tentang dimensi kerusakan yang
diterapkan pada objek bangunan dengan nilai tingkat kerusakan mulai 0 sampai
dengan 5.
E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
[1] Sulaiman, L., & Fisu, A. A. (2020). Pengaruh Campuran Terhadap Kuat Tekan Beton Agregat
Recycle. Rekayasa Sipil, 14(1), 35-42.
[2] Cook G.K., Hinks A.J., 1992. Apraising Building Defect, Longman Scientific & Technical,
England.
[3] Fintel Mark. 1987, Buku Pegangan Tentang Teknik Beton, PT. PradnyaParamitha, Jakarta.
[4] Nakazawa K., Sosrodarsono S., 1994, Mekanika tanah & Teknik Pondasi, PT. Pradnya
Paramitha, Jakarta.
[5] Ossenbruggen Paul J., 1984, System Analysis For Civil Engineering, JohnWiley & Sons
Inc.
[6] Badaron, S. F., Gecong, A., Anies, M. K., Achmad, W. M., & Setiani, E. P. (2019). Studi
Perbandingan Kuat Tarik Tidak Langsung terhadap Campuran Aspal Beton dengan
menggunakan Limbah Marmer dan Abu Sekam Padi sebagai Filler. PENA TEKNIK: Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 4(2), 145-155.
[7] Sulaiman, L. (2018). Evaluasi Kuat tekan Beton recycle Agregat Dengan Campuran Air Laut
dan Prediksi Modulus Elastisitasnya. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik, 3(1),
25-36.
[8] Sulaiman, L., & Suppa, R. (2019). Studi Kuat Tekan Beton Recycle Agregat Terhadap
Lingkungan Air Laut. Pena Teknik: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 4(1), 1-9.
[9] Mattotorang, U. H. (2019). Studi Pengaruh Lebar Sungai Terhadap Karakteristik Aliran
Sedimen Di Dasar. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 4(1), 77-87.
[10] Sulaiman, L., & Nurhidayah, N. (2018). Analisis Perbandingan Kuat Tekan Mortar Dari
Material Pasir Putih Dan Pasir Biasa Sungai Masamba. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Teknik, 3(2), 207-218.
[11] Hadi, A. K., Supardi, S., Maruddin, M., Yusuf, A. A. A., & Samsuddin, R. H. (2021).
Pengaruh Metode Self Compacting Concrete (Scc) Terhadap Sifat Mekanis Beton. PENA
TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 6(1), 32-38.
[12] Sulaiman, L., Sedek, M., Maing, S., & Fisu, A. A. (2018, December). Studi Kuat Tekan Beton
Recycle Agregat Dengan Campuran Air Laut. In Seminar Nasional Hasil Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat (Snp2m).
[13] Fisu, A. A. (2018). ANALISIS LOKASI PADA PERENCANAAN TERMINAL TOPOYO
MAMUJU TENGAH. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(1), 1-12.
[14] FISU, A. A. STUDI AWAL LOKASI RENCANA PELABUHAN DI TELUK PRIGI
KABUPATEN TRENGGALEK.
[15]
[16] Prandeni, 2004., Analisis Kerusakan Bangunan Perumahan, (Tugas Akhir Tidak
Dipublikasikan), Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
[17] Peck R.B., Hanson W.E., Thornburn T.H., 1974, Foundation Engineering, John Wiley &
Sons Inc.
[18] Sagel Ing R., Kole Ing P., Kusuma G., Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga,Jakarta.