Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN PADA


KASUS RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN

Disusun oleh :

1. WITRI ROHMATUNMINALLAH 834012118


2. HIDAYAT 834012121
3. HAYUNIS 834012106
4. MUHLIS 834012111

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ‘‘Hak dan kewajiban klien pada kasus rawat inap dan rawat jalan’’. Makalah ini
berisikan tentang Hak dan kewajiban klien pada kasus rawat inap dan rawat jalan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pembuatan makalah ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antara anggota
kelompok dan bimbingan dari dari dosen. Demikian, semoga makalah yang kami sajikan
ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi mengenai presentasi. Atas partisipasinya
kami ucapkan terimakasih.

Sampang, 11 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Hak Dan Kewajiban Klien.....................................................................6
B. Pengertian Kasus Rawat Inap.................................................................................8
C. Pengertian Kasus Rawat Jalan................................................................................8
D. Hak dan Kewajiban Pasien Rawat Jalan..................................................................8
BAB III...............................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................11
A. KESIMPULAN........................................................................................................11
B. SARAN..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana dalam Pasal 25


Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
menyatakan setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan diri serta keluarganya. Menurut Undang-
Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Bab III tentang Hak dan
Kewajiban Pasien dalam Pasal 8 menyatakan bahwa pasien mempunyai
hak untuk memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang akan diterima maupun yang telah diterima
oleh pasien dari tenaga kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang
perlu diketahui oleh pasien. Sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang
Praktek Kedokteran No. 24 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya diberikan kepada
pasien mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan. Dunia kedokteran masa kini informasi merupakan hak asasi
pasien karena berdasarkan informasi itulah pasien dapat mengambil
keputusan tentang suatu tindak medis yang dilakukan terhadap diri pasien.
Di pihak lain, memberikan informasi secara benar kepada pasien
merupakan kewajiban pokok seorang dokter yang sedang menjalankan
profesi. Selain berkaitan moral, serta norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat (Setiawan, 2009). Hak-hak untuk memperoleh informasi
merupakan hak asasi pasien yang paling utama bahkan dalam tindakan
khusus diperlukan Informed Consent (persetujuan tindakan medis)
(Notoatmodjo, 2010). Hubungan antara informed consent dan tindakan
medis yang akan dilakukan oleh dokter dapat dikatakan bahwa informed
consent merupakan komponen utama yang mendukung adanya tindakan
medis tersebut (Setiawan, 2009).
Hak-hak pasien menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) terdapat pada penjelasan yang diberikan dokter kepada pasien
tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya, hak untuk
memperoleh pelayanan kedokteran, hak untuk memperoleh penjelasan
tentang peraturan-peraturan di Rumah Sakit dan hak untuk memperoleh
penjelasan tentang perician biaya rawat inap, obat, dan sebagainya.
Komunikasi yang efektif antara pasien dan tenaga kesehatan sangat
diperlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan, sikap
pasien terhadap informasi mengenai data kesehatan termasuk tindakan dan

4
pengobatan yang akan dilakukan dan setelah dilakukan. Komunikasi yang
baik akan diterima oleh pasien dan selama informasi tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan serta
kepercayaan akan menimbulkan persepsi yang baik kepada pasien
terhadap pelayanan yang diberikan (Notoatmodjo, 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiman hak dan kewajiban klien pada kasus rawat inap?


2. hak dan kewajiban klien pada kasus rawat jalan

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban klien pada kasus rawat inap
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban klien pada kasus rawat jalan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban Klien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan


medis, kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari
bahasa Inggris, patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang
memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita",
orangsakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit).
1. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah
setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter
gigi. Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-
Amerika), atau consument/konsument (Belanda), kata konsument
dalam bahasa Belanda tersebut oleh para ahli hukum pada
umumnya sudah disepakati untuk mengartikannya sebagai pemakai
terakhir dari benda dan jasa (uiteindelijk gebruiker van goederen
en dienstent) yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha
(ondernemer).
2. Menurut Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Perlindungan
Konsumen, dijelaskan bahwa Konsumen adalah setiap orang
1http://id.wikipedia.org/wiki/Pasien, diakses tanggal 30 Maret
2012 2 A.Z. Nasutuion, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu
Pengantar, (Jakarta : Diadit Media, 2001), h. 3 29 30 pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, ataupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan,
berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud
konsumen adalah konsumen akhir. Berdasarkan penjelasan dari
unsur-unsur konsumen dan dengan dikaitkan dengan pasien, maka
menurut penulis pasien juga dapat dikategorikan sebagai
konsuemen, yaitu
3. konsumen jasa pelayanan kesehatan (medis), karena unsur-unsur
pengertian konsumen telah terpenuhi dalam pengertian pasien, dan
ketentuan di atas menjelaskan bahwa apabila dikaitkan dengan jasa
pelayanan medis, dapat diartikan sebagai layanan atau prestasi

6
kesehatan yang dilakukan oleh dokter dan disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan pasien sebagai konsumen.
4. Hak pasien sebagai konsumen Hak adalah kekuasaan atau
kewenangan yang dimiliki seseorang atau badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu, sedang
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan, menurut Joko
Wiyono (2000), hak pasien yaitu hak pribadi yang dimiliki setiap
manusia sebagai pasien.
5. Pasien sebagai konsumen kesehatan memiliki perlindungan diri
dari kemungkinan upaya pelayanan kesehatan yang tidak
bertanggung jawab seperti penelantaran, pasien juga berhak atas
keselamatan, keamanan dan kenyamanan terhadap pelayanan jasa
kesehatan 3 Susatyo Herlambang, Etika Profesi Kesehatan,
(Yogyakarta : Gosyen Publishing, 2011), h. 43 31 yang
diterimanya, dengan hak tersebut maka konsumen akan terlindungi
dari praktek profesi yang mengancam keselamatan atau kesehatan.
6. Hak pasien sebenarnya merupakan hak yang asasi yang bersumber
darihak dasar individu dalam bidang kesehatan, (the right of self
determination), meskipun sebenarnya sama fundamentalnya,
namun hak atas pelayanan kesehataan sering dianggap lebih
mendasar, dalam hubungan dokter–pasien,secara relatif pasien
berada dalam posisi yang lemah, kekurang mampuan pasien untuk
membela kepentingannya dalam situasi pelayanankesehatan
menyebabkan timbulnya kebutuhan untuk mempermasalahkan
hak-hak pasien dalam menghadapi para professional
kesehatan.Adapun kewajiban yang harus dilakukan pasien saat
berobat,dapat dikelompokkan menjadi kewajiban terhadap :
a. Dokter
1) Memberikan informasi, berupa anamnesis mengenai
keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit. Juga
kerjasama pasien diperlukan pada waktu dokter melakukan
pemeriksaan fisik, misalnya apabila timbul perasaan
tertentu sewaktu diperiksa, pasien harus memberitahu
dokternya. Dengan demikian dokter bisa lebih tepat
menegakkan diagnosis penyakitnya.
2) Mengikuti petunjuk atau nasihat untuk mempercepat
peroses kesembuhan
3) Memberikan honorarium.
b. RumahSakit
1) Mentaati peraturan rumah sakit yang pada dasarnya dibuat
dalam rangka menunjang upaya penyembuhan pasien-
pasien yang dirawat, misalnya jam kunjungan keluarga,
kerabat, kebersihan,dan lain-lain
2) Melunasi biaya perawatan
3) Mentaati atau melaksanakan petunjuk atau nasehat dokter

7
4) Menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahui oleh
pasien tersebut.

B. Pengertian Kasus Rawat Inap

Rawat inap adalah merupakan suatu bentuk perawatan, dimana


pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik
kepada pasien:
a. Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan
b. Memberikan pelayanan atas semua hal berikut

C. Pengertian Kasus Rawat Jalan

Rawat Jalan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor


1165/MENKES/SK/2007/bab 1, pasal 1 ayat 4 “pelayanan rawat jalan
adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di
Rumah Sakit.”
Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang
diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan Rumah Sakit
(hospital based ambulatory care).
Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan
atas 4 macam, yaitu:
1. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yaitu untuk menangani
pasien yang membutuhkan pertolongan segera dan mendadak.
2. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient
services) yaitu yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna
sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Pelayanan rujukan (referral services) yaitu hanya melayani pasien-
pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis
atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh
sarana kesehatan yang merujuk.
4. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yaitu
memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama
putus cinta.

D. Hak dan Kewajiban Pasien Rawat Jalan

Hak dan kewajiaban pasien merupakan suatu ketentuan tentang hak


pasien dan kewajiban pasien atas pelayan kesehatan yang diterimanya dari
rumah sakit. Ketentuan tentang hak pasien dan kewajiban pasien diantara
nya :
1. HAK.
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan perarturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

8
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil dan jujur tanpa
deskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang
diterima.
g. Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai
dengan keingininan dan kemampuan serta sesuai dengan perturan
yang berlaku di rumah sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter dan dokter gigi lain yang mempunyai Surat Ijin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya
termasuk data-data medisnya.
j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.Menjalankan
ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
tersebut tidak menggangu pasien lainnya.Memperoleh keamanan
dan keselamatan dirinya selama dalam perwatan di Rumah
Sakit.Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadapnya.Menolak pelayanan bimbingan rohani yang
tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.Menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.Mengeluhkan
pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar dengan ketenntua
peraturan perundang-undangan.Mendapatkan ringkasan rekam
medis.
2. KEWAJIBAN
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab.
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang maslah kesehatannya.
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oelh Tenaga
Kesehatan di rumah sakit dan disetujui oelh pasien yang

9
bersangkutan setelah mendapat penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
g. Menerima segala konsekuensinya atas keputusan pribadinya
untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh
Tenaga Kesehatan dan/ atau tidak mematuhui petunjuk yang
diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan


kebutuhan pribadinya.Salah satu hak klien adalah:
1. pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan atau menghargai
pelayanan yang akan diterima.
2. menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang
diterima.
3. mendapatkan akses terhadap isi rekam medis.
Kewajiban adalah tanggung jawab seseorang untuk melakukan
sesuatu yang memang harus dilakukan agar dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan haknya.Salah satu kewajiban klien:
1. Mematuhi ketentuan yang berlaku dirumah sakit.
2. Memberikan informasi yang jujur,lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

B. SARAN

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rosiana,Mya,Dkk.2014.Jurnal Analisis Pendayagunaan Tenaga Sarjana


Kesehatan Masyarakat Dirumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Kota
Semarang Tahun 2013.
Rustiyanto ,Ery.2012. Etika Profesi: Perekam Medis& Informasi Kesehatan.
Yogyakarta:Graha Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai