2. Pengertian birokrasi sendiri diartikan sebagai istilah yang mengacu pada organisasi yang
kompleks dengan sistem dan proses berlapis-lapis. Sistem dan prosedur ini dirancang
untuk menjaga keseragaman dan kontrol dalam suatu organisasi. Organisasi yang
menerapkan sistem birokrasi, biasanya memiliki prosedur dan aturan yang ketat. Hal ini
berdampak dalam proses operasionalnya yang cenderung kurang fleksibel dan kurang
efisien. Meskipun muncul anggapan yang menyebutkan bahwa birokrasi identik dengan
inefisiensi, pemborosan, dan kemalasan, faktanya sistem birokrasi masih diperlukan agar
proses operasional berjalan sesuai dengan aturan. Jika suatu organisasi tidak memiliki
birokrasi yang jelas maka akan berdampak: 1. Organisasi sulit mencapai visi dan misi
yang telah di buat 2. Organisasi tidak mengaplikasikan seluruh aspek managemen 3.
Selain organisasi yg sulit menjalankan visi dan misinya, organisasi tersebut juga sulit
untuk mencapai tujuan yang telah di buat oleh manajemen.
4. Proses seleksi pada organisasi profit terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Proses Seleksi Administrasi
Tahap awal proses seleksi dimulai dengan seleksi administrasi, dimana pada seleksi
ini hrd perusahaan akan melakukan penilaian terhadap beberapa hal berikut ini:
-Mulai dari latar belakang pendidikan.
-Pengalaman kerja.
-Skill yang dimiliki oleh calon karyawan
Biasanya, penilaian administrasi tersebut akan dirangkum oleh calon karyawan dalam
bentuk surat lamaran dan daftar riwayat hidup.
2. Tahap Interview
Saat calon karyawan dinyatakan lolos tahapan seleksi administrasi, tahap selanjutnya
adalah melakukan interview dengan pihak HRD Recruitment. Hal ini biasanya akan
dilakukan dengan cara memanggil calon kandidat untuk bisa hadir dan melakukan
sesi wawancara. Pertanyaan yang sering kali ditanyakan tentu saja adalah seputar
pengalaman kerja, kegiatan sehari-hari dan juga seputar potensi diri calon karyawan.
Tahap ini juga akan menilai baik atau buruknya attitude yang dimiliki oleh calon
karyawan.
3. Tahap Psikotes
Setelah melewati tahapan interview, tahap selanjutnya adalah tahapan psikotes.
Tahapan seleksi karyawan yang satu ini bertujuan untuk melihat potensi dan juga
bakat yang dimiliki oleh calon karyawan.
4. Tahap bertemu dengan Manager HRD
Saat calon karyawan sudah mendapat panggilan untuk bertemu langsung dengan
pihak manajer HRD atau pihak pimpinan manajemen lainnya, tandanya mereka sudah
sampai di tahap akhir. Pada tahap ini, calon karyawan yang bertemu dengan pihak
manajemen bertujuan untuk mengetahui kelayakannya berada di posisi pekerjaan
tersebut. Selain itu, masalah gaji biasanya adalah hal yang dibahas kemudian.
5. Tahap bertemu dengan Atasan Langsung
Atasan langsung pada akhirnya merupakan orang yang bertanggung jawab atas para
karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu, pendapat dan persetujuan mereka
harus diperhatikan untuk penerimaan final, karena dianggap mempunyai kemampuan
untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara lebih tepat.
6. Keputusan Penerimaan
Keputusan diterima atau tidaknya seorang karyawan, menandai berakhirnya proses
seleksi. Departmen Personalia dapat mempertimbangkan kembali para pelamar yang
ditolak untuk lowongan pekerjaaan yang lain, karena mereka telah melewati berbagai
macam proses seleksi.
5. Teori X
Teori X didasarkan pada asumsi pesimis dari rata-rata pekerja. Gaya manajemen ini
mengandaikan bahwa karyawan rata-rata memiliki sedikit atau tidak punya ambisi,
menghindarkan diri dari pekerjaan atau tanggung jawab dan berorientasi pada tujuan
individu. Umumnya, Teori X gaya manajer percaya karyawan mereka kurang cerdas,
malas atau bekerja semata-mata untuk pendapatan. Karena sumsi ini, Teori X
menyimpulkan tenaga kerja rata-rata lebih efisien di bawah “hands-on” pendekatan
manajemen. Manajer Teori X percaya bahwa semua tindakan harus ditelusuri dan
individu yang bertanggung jawab diberi hadiah langsung atau teguran sesuai dengan hasil
tindakannya. Gaya manajerial ini lebih efektif bila digunakan untuk memotivasi tenaga
kerja yang tidak termotivasi secara inheren untuk melakukan pekerjaan. Hal ini biasanya
dilakukan di profesi dimana promosi jarang terjadi dan dimana pekerja melakukan tugas
yang sifatnya berulang.
Teori Y
Teori Y membuat asumsi bahwa orang-orang dalam angkatan kerja termotivasi secara
internal, menikmati kerja di perusahaan dan bekerja untuk memperbaiki diri tanpa
imbalan langsung. Karyawan Teori Y dianggap sebagai salah satu aset yang paling
berharga bagi perusahaan dan benar-benar mendorong kerja internal perusahaan. Teori Y
menyatakan bahwa karyawan tertentu berkembang pada tantangan yang mungkin
dihadapi dan memperbaiki kinerja pribadi. Pekerja cenderung mengambil tanggung
jawab penuh atas pekerjaan mereka dan tidak memerlukan pengawasan konstan untuk
menciptakan kualitas dan standar produk yang lebih tinggi. Karena perubahan drastic
dibandingkan dengan Teori X, Teori Y manajer tertarik pada tingkat pekerja yang lebih
pribadi sebagai lawan hubungan lebih didasarkan konduktif. Akibatnya, pengikut Teori Y
mungkin memiliki hubungan yang lebih baik dengan atasan serta berpotensi memiliki
suasana yang sehat di tempat kerja.