Anda di halaman 1dari 3

Universitas Terbuka Surabaya

Fakultas Ekonomi Prodi


Manajemen
Kelompok Belajar Mojokerto (Pokjar Mojokerto)

Matakuliah : Organisasi
Kode Matakuliah : EKMA.4157
Tutor : Dr. Bachtiar J.Helmy, SE.MM.
Waktu : 75 Menit
Semester/Prodi : 3/Manajemen
Tugas Tutor III : 12 Nopember 2023

Nama : Cicilia Tamara Regina Putri


Nim : 044557732
Prodi : S1 Manajemen / 3B

Soal.

1. Organisasi memerlukan alat pengukur kompleksitas agar dapat menetapkan tingkat


kompleksitas sebuah organisasi salah satunya yitu mengukur sebaran spasial
Jelaskan alat ukur kompleksitas sebaran spasial ! (30%)

2. Terdapat berbagai cara untuk membakukan perilaku anggota organisasi. Salah satunya
dengan menggunakan berbagai teknik organisasi
Jelaskan berbagai teknik Fomaliasi yang dilakukan oleh organisasi ! (50%)

3. Organisasi yang memiliki banyak tingkatan hierarki seringkali memiliki perbedaan dalam
pelaksanaan organisasi. Oleh karena itu dibutuhkan proses pengambilan keputusan yang
tersentralisasi.
Jelaskan pengambilan keputusan sentralisasi dalam organisasi !. (20%)

*****Sukses Selalu*****

JAWABAN:

1. Sebaran spasial menunjukkan sebaran fasilitas atau kantor cabang secara geografis dan
jumlah karryawan pada setiap lokasi yang terpisah. Oleh karena itu, ukuran sebaran spasial
perlu lebih lengkap dari pada sekedar menghitung jumlah kantor cabang yang tersebarr
secara geogrrafis. Alat ukur sebaran spasial juga mampu mengukur rata-rata jarak setiap
lokasi dari kantor pusat dan jumlah karyawan yang ada di setiap lokasi dibanding dengan
jumlah karyawan di kantor pusat maupun secara keseluruhan. Penggunaan alat ukur
semacam ini memiliki maksud untuk mempertimbangkan juga kenyataan bahwa
peningkatan derrajat komplesitas sebanding dengan jarak suatu unit dari kantor pusat dan
banyaknya karyawan yang terdapat pada setiap unit.
2. a. Seleksi.
Organisasi tidak memilih karyawannya secara acak. Pelamar kerja biasanya diharuskan
melewati rangkaian proses seleksi, yang sebenarnya dimaksudkan untuk memisahkan
pelamar yang berpotensi untuk menjadi karyawan yang berprestasi dari karyawan yang
diperkirakan tidak akan mampu. Rangkaian proses seleksi biasanya dimulai dari pengajuan
surat lamaran, tes, wawancara, dan pemeriksaan latar belakang maupun kesehatan pelamar,
di mana pada setiap tahapan pelamar mungkin dapat ditolak.
b. Persyaratan Peran.
Anggota atau karyawan organisasi harus menjalankan peran tertentu. Pada setiap jabatan
biasanya terkandung harapan (ekspektasi) mengenai perilaku yang diharapkan dari
pemegang jabatan tersebut. Analisis jabatan, misalnya menetapkan tugas-tugas yang
perluùý dikerjakan dalam suatu jabatan dan perilaku seperti apa yang dipersyaratkan untuk
menjalankan jabatan tersebut

c. Peraturan, Prrosedure, dan Kebijakan.


Peraturan merupakan pernyataan yang secara eksplisit menunjukkan apa yang boleh maupun
yang tidak boleh dilakukan oleh karyawan dalam suatu organisasi. Prosedur merupakan
serangkaian langkah berurutan dan saling berkaitan, yang perlu diikuti oleh karyawan dalam
menyelesaikan tugasnya. Kebijakan merupakan petunjuk berupa serangkaian pembatas yang
mengarahkan karyawan dalam melakukan pengambilan keputusan. Peraturan, prosedur, dan
kebijakan merupakan cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mengatur perilaku
anggotanya

d. Pelatihan (Training).
Banyak organisasi yang menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
maupun keterampilan karyawannya, baik yang dilakukan di tempat bekerja, di mana
pelatihan dilakukan saat karyawan bekerja melaksanakan tugas for the job training) maupun
yang tidak dilakukan di luar pelaksanaan tugas, bahkan di luar perusahaan (off the job
training)

e. Ritual (Upacara).
Ritual atau upacara sering kali merupakan teknik formalisasi yang dilakukan terhadap
sejumlah anggota terpilih suatu organisasi. Upacara sering kali mampu menimbulkan
dampak yang kuat dan tertanam lama dalam diri karyawan suatu organisasi. Termasuk
dalam anggota terpilih yang menjadi sasaran teknik formalisasi sejenis ini adalah individu
yang dianggap berpotensi untuk dipromosikan menjadi pejabat tinggi ataupun pimpinan
organisasi. Upacara juga dikatakan mampu mempererat solidaritas atau rasa persaudaraan
antar karyawan dalam suatu organisasi.

f. Teori X, Teori Y, dan Formalisasi.


Sejauh mana formalisasi sebenarnya diinginkan oleh organisasi? Ahli psikologi temama,
Douglas McGregor, pada tahun 1960 memperkenalkan dua kategori sifat manusia,
kemudian bisa dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan derajat formalisasi yang sesuai
digunakan dalam suatu organisasi. Dua kategori sifat manusia itu dinamakan Teori X dan
Teori Y. kemudian mendapat perhatian yang cukup besar dalam pengembangan ilmu
organisasi.

g. Hubungan Formalisasi Dengan Kompleksitas Organisasi


Keterkaitan antara derajat formalisasi dengan kompleksitas organisasi bukan merupakan
hubungan yang sederhana. Dari satu sudut pandang formalisasi dan kompleksitas organisasi
memang cenderung meningkatkan derajat pengendalian dalam suatu organisasi, Spesialisasi,
standardisasi yang diimplementasikan melalui peraturan dan prosedur, dan profesionalisasi,
seluruhnya merupakan perangkat yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
atasan dalam mengatur perilaku bawahannya.

3. Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Dinamika Sentralisasi dan Desentralisasi di Indonesia


oleh Rira Nuradhawati, sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada
sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Kata sentralisasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu "centre" yang artinya adalah
pusat atau tengah.
Dengan begitu segala keputusan, tanggung jawab, dan wewenang dalam sebuah organisasi
atau pemerintah dikendalikan seluruhnya oleh pemimpin. Di Indonesia, sentralisasi banyak
digunakan dalam pemerintahan lama sebelum adanya otonomi daerah.

Hadirnya sentralisasi di dalam organisasi atau pemerintahan membuat sejumlah orang yang
memiliki jabatan tertinggi di dalamnya memiliki wewenang besar. Mereka juga bisa
mengeluarkan keputusan dan kebijakan sesuai undang-undang yang disepakati bersama

Anda mungkin juga menyukai