Metode penelitian yang digunakan adalah survei lapangan dan laboratorium. Alat
yang digunakan dalam penelitian yaitu perangkat lunak (software) QGIS 3.28.0, GPS (Global
Positioning System), kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu Peta Rupa
Bumi Indonesia skala 1 : 25.000, peta kelas kemiringan lereng, peta curah hujan, peta jenis
tanah, dan peta penggunaan lahan skala 1 : 100.000. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas
variabel bebas dan terikat. Variabel bebas terdiri atas kelas kemiringan lereng, curah hujan,
jenis tanah dan penggunaan lahan, sedang variabel terikat adalah bahaya erosi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data lereng, curah hujan tahuanan, jenis tanah, dan
penggunaan lahan. Pengolahan data dilakukan dengan cara penskoran terhadap ke empat
variabel tersebut. Penskoran dilakukan untuk memperoleh nilai berapa besar sumbangan dari
masing-masing variabel terhadap bahaya erosi. Besaran sumbangan dinilai apabila
sumbangan terhadap erosi rendah maka diberi skor rendah, sedang apabila sumbangan
terhadap erosi tinggi maka diberi skor besar.
Air adalah kebutuhan sangat dalam kehidupan, air tidak ada kehidupan akan punah.
Penduduk bertambah maka kebutuhan air meningkat, dimana ketersediaan terbatas. Untuk
memenuhi kebutuhn air pada musim kemarau dibutuhkan sumber air dari air tanah dalam
bentuk mata air.
Pertumbuhan penduduk semakin meningkat, sehingga kebutuhan air semakin
meningkat pula, keberadaan air di bumi tetap, karena hanya mengalami siklus atau peredaran.
Untuk memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau dibutuhkan sumber air dari air tanah.
Air tanah merupakan bagian dari alam yang terdapat di dalam tanah. Pembentukan air tanah
mengikuti siklus air di bumi yang disebut dengan istilah daur hidrologi, yaitu proses alamiah
yang secara berurutan secara terus berlanjut (Kodoatie, 2012).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)
dengan perangkat lunak QGIS 3.28.0 dengan teknik overlay atau tumpangsusun peta yang
mendasarkan pada besaran skor masing-masing parameter. Hasil ahkir dari proses
tumpangsusun peta tersebut berupa peta pemetaan potensi mata air Sub-DAS Logawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengambilan data sekunder. Alat
yang digunakan dalam penelitian yaitu perangkat lunak (software) ArcView 3.3, GPS
(Global Positioning System), kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu Peta
Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000, peta kelas kemiringan lereng, peta curah hujan, peta
jenis tanah, dan peta penggunaan lahan skala 1 : 100.000. Variabel dalam penelitian ini terdiri
atas variabel bebas dan terikat. Variabel bebas terdiri atas kelas kemiringan lereng, curah
hujan, jenis tanah dan penggunaan lahan, sedang variabel terikat adalah bahaya erosi. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lereng, curah hujan tahuanan, jenis tanah,
dan penggunaan lahan. Pengolahan data dilakukan dengan cara penskoran terhadap ke empat
variabel tersebut. Penskoran dilakukan untuk memperoleh nilai berapa besar sumbangan dari
sumbangan terhadap erosi rendah maka diberi skor rendah, sedang apabila sumbangan
terhadap erosi tinggi maka diberi skor besar. Nilai skor masing-masing variabel disajikan
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk
data yang mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial (Mustopa, 2009).
Sistem Informasi Geografi merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai
sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan
bumi. Salah satu komponen dalam Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk pemasukan, penyimanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (2014). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
15 Tahun 2014 tentang daerah aliran sungai di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang
pengelolaan DAS (2012). Jakarta.