Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis yang diampu oleh :
Ns. Helza Risdianti, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh :
Ilham Rizal Muttaqin
201913037

PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN

STIKES DAN AKBID WIJAYA HUSADA BOGOR


KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN
2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien

Nama : Tn. K

Tempat/tgl lahir : Bogor, 14 Oktober 1980

Umur : 40 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Buruh

Lama bekerja : 7 Tahun

Alamat : Jl. Padjajaran, Perumahan Melati Blok 2A, No. 24

Tanggal masuk : 20 Oktober 2020

Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2020


Diagnosa Medis : Penyakit jantung
koroner

Sumber informasi : Klien

No. RM : 509642
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi :
Nama : Ny. M
Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Padjajaran, Perumahan Melati Blok 2A, No. 24


2. Status Kesehatan Saat Ini

1) Keluahan Utama

Klien masuk ke RS pada tanggal 20 Oktober 2020 melalui IGD Rumah


Sakit MELANIA dengan keluhan nyeri dada sejak kemarin.
2) Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk jarum di bagian dada sebelah kiri, skala nyeri 7 dari rentang
1-10, nyeri hilang timbul, nyeri saat beraktivitas, merasa sesak nafas, kepala
pusing, badan terasa lemas dan lelah, klien tampak lemas, gelisah, cemas,
klien tampak meringis, klien mengusap daerah dan melindungi area yang
nyeri, posisi klien tampak tidak nyaman dan raut wajah klien tampak
tegang.
3) Faktor Pencetus
Apabila terlalu banyak beraktifitas, nyeri yang dirasakan semakin
bertambah
4) Lama Keluahan
Keluhan yang dirasakan yaitu sejak kemarin secara bertahap
5) Faktor Yang Memperberat
Klien mengatakan bahwa klien ada riwayat penyakit jantung sudah 1 tahun
yang lalu dan klien juga memiliki riwayat hipertensi.
6) Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi
Klien mengatakan jika klien merasakan nyeri dada hal yang pertama klien
lakukan yaitu beristirahat dan jika nyeri dada bertambah keluarga klien
akan membawa klien ke rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit jantung pada tahun 2019 dan
pernah dirawat dengan penyakit jantung dan klien juga ada riwayat hipertensi.
Klien mengatakan tidak ada memiliki alergi makanan maupun obat. Klien
dulunya suka memakan makanan yang banyak mengandung minyak.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien.
5. Data Aktivitas Sehari-hari
NO AKTIVITAS DIRUMAH DI RUMAH SAKIT
1. Pola nutrisi dan cairan Klien makan 3 kali sehari, Saat di rumah sakit
minum ± 6 gelas per hari frekuensi makan 3 kali
Makanan yang disukai sehari, klien
yaitu semuanya, klien mengatakan nafsu
tidak ada pilih-pilih dalam makan klien
makanan berkurang. Klien
hanya makan sedikit.
2. Pola Eliminasi BAB saat di rumah lancar Saat di rumah sakit
dengan frekuensi 1 kali klien mengatakan
sehari pada pagi hari. belum ada BAB.
BAK saat dirumah lancar BAK: Klien dibantu
dengan frekuensi 5-7 kali menggunakan pispot
ketika BAK. Warna
urine tampak kuning
Produksi urine 1030
cc/24 jam
3. Pola istirahat dan tidur Waktu tidur klien ± 8 jam Saat dirumah sakit
dan klien tidak ada klien tidur ± 4 jam
kesulitan tidur Klien

mengatakan kadang
mengeluh nyeri dada
sehingga membuat
klien agak mengalami
kesulitan untuk tidur

6. Pola Aktivitas dan Latihan

Saat di rumah klien bekerja sebagai buruh, klien mengatakan jarang melakukan
olahraga. Kegiatan diwaktu luang yang digunakan hanya untuk beristirahat
dirumah saja. Sedangkan saat di rumah sakit aktivitas klien sepenuhnya di bantu

oleh perawatan ruangan dan keluarga karena klien merasa nyeri untuk beraktivitas.
7. Data Psikososial

Klien tampak tidak ada menggunakan alat bantu pendengaran, kesulitan yang
dialami klien saat ini yaitu sering pusing dan nyeri dada. Hal yang dipikirkan
oleh klien saat ini adalah berharap klien segera sembuh, bisa pulang dan
melakukan aktivitas seperti biasanya. Bahasa yang digunakan klien adalah
bahasa sunda, klien tinggal di rumah klien sendiri. Pembuat keputusan
dilakukan oleh klien sendiri karena klien sebagai kepala rumah tangga. Tidak
ada mengalami kesulitan dalam keluarga klien. Klien mengatakan sumber
kekuatan itu dari Allah SWT, dan agama, Tuhan, kepercayaan sangat penting
menurut klien.

8. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Lemah


2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital :
TD : 150/120 mmHg RR : 26 x/i SpO2 : 101 %

N : 104 x/i S : 36 0C

4. BB/TB : 70 Kg/ 169 Cm


5. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut tampak berwarna hitam, kepala
tampak bersih, tidak ada oedem, tidak ada peradangan atau
perdarahan di kepala dan tidak ada tampak benjolan di kepala.
Palpasi : Tidak ada teraba masa dan pembengkakan pada kepala klien.
b. Mata
Kedua mata simetris, ukuran pupil ± 2 mm, konjungtiva tampak berwarna merah
muda, tidak ada terdapat udema pada palpebra dan tidak ada peradangan pada mata
klien, terdapat kantung mata pada pasien karena kurang tidur.
c. Hidung
Hidung tampak bersih, tidak ada pembengkakan pada hidung klien, tidak
ada terdapat perdarahan pada hidung klien. Klien menggunakan oksigen
non rebirthing mask dengan 11-14 L.
d. Mulut dan Tenggorokan
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada kesulitan dalam berbicara, klien
tidak ada menggunakan gigi palsu. Dan klien tidak ada kesulitan dalam
menelan.
e. Leher
Tidak ada tampak pembesaran vena jugularis dan pembesaran kelenjar
tyroid pada leher klien.
f. Dada / Pernafasan
Inspeksi : Tidak ada tampak pembengkakan ataupun lesi pada pada
dada klien, frekuensi pernafasan 26 x/i, klien tampak
menggunakan otot bantu nafas, klien tampak terpasang
monitor.
Palpasi : Taktil fremitus kurang bergetar terdapat efusi pleura pada
bagian sinistra.
Perkusi : Pekak, terdapat cairan di rongga pleura.
Auskultasi : Vesikuler

g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, CRT < 3 detik, tidak ada
perubahan warna kulit, nadi 104 x/i
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS ke V, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Batas jantung kanan atas: ICS II linea para sternalis dextra.
Batas jantung kanan bawah: ICS IV linea para sternalis
sinistra dextra. Batas jantung kiri atas: ICS II linea para
sternalis sinistra. Batas jantung kiri bawah: ICS IV linea
medio clavicularis sinistra.
Auskultasi : BJ 1, BJ 2 irama teratur dan tidak ada suara tambahan.
h. Abdomen
Inspeksi : Bentuk tampak datar, simetris kiri dan kanan, umbilikus
bersih, tidak ada tampak luka atau bekas operasi pada
abdomen klien
Auskultasi : Bising usus terdengar 12x/i
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan massa.
Perkusi : Timpani
i. Genitalia
Tidak ada lesi, terlihat bersih
j. Ekstremitas
Akral terasa dingin
Ekstremitas atas : Terpasang infus RL 21 cc/jam di sebelah kanan dan
terpasang manset tensi di sebelah kiri
Ekstremitas bawah : Tidak ada tampak udem maupun fraktur

9. Hasil Pemeriksaan Penunjang

 Elektrokardiografi (EKG). Mengetahui gambaran aktivitas listrik jantung, mendeteksi


pembesaran ruang jantung, dan gangguan irama jantung.

 Foto Rontgen dada. Dapat melihat pembesaran jantung dan melihat kondisi paru-paru.

 EKG Treadmill. Berfungsi untuk melakukan pemantauan jantung mengukur terhadap


aktivitas fisik yang dijalani.

 Ekokardiografi. Ekokardiografi merupakan USG jantung yang memproduksi gambar


jantung menggunakan gelombang suara. Ekokardiografi dapat melihat pergerakkan
jantung, struktur jantung, katup jantung, dan aliran darah dalam jantung.
Ekokardiografi, layaknya pemeriksaan USG, dilakukan dengan menempelkan alat
(probe) melalui dinding luar dada, lalu akan menampilkan hasil gambar ke monitor.
Selain melalui dinding dada, probe dapat dimasukan melalui mulut ke dalam
kerongkongan (esofagus) dengan tujuan melihat jantung lebih dekat lagi, tes ini
disebut transesophageal echocardiogram (TEE).

 Kateterisasi jantung. Dilakukan dengan menyuntikan zat warna (kontras) ke dalam


pembuluh darah koroner dan dilakukan foto Rontgen. Untuk menyuntikkan zat warna,
akan dimasukan selang kecil (kateter) melalui pembuluh darah arteri di lengan atau
tungkai. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat pembuluh darah koroner secara
rinci, mengukur tekanan rongga jantung, dan evaluasi fungsi jantung.

 MRI jantung. Pemeriksaan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio
untuk melihat gambaran jantung dan katupnya secara rinci, untuk mengetahui tingkat
keparahan dari penyakit katup jantung.
10. Therapy

 Pengencer darah, seperti aspirin dan clopidogrel, untuk membantu mencegah


pembekuan darah
 Statin, seperti atorvastatin dan simvastatin, untuk menurunkan kolesterol dengan
membuang LDL dari darah
 Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors),
seperti captopril dan enalapril, untuk mengatasi hipertensi
 Angiotensin II receptor blockers (ARB), seperti valsartan dan telmisartan, untuk
menurunkan tekanan darah
 Penghambat beta (beta blockers), seperti bisoprolol dan metoprolol, untuk mencegah
angina dan mengatasi hipertensi
 Nitrat, seperti nitrogliserin, untuk melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah
ke jantung meningkat dan jantung tidak memompa darah lebih keras
 Antagonis kalsium, seperti verapamil dan diltiazem, untuk melebarkan otot di
pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun
 Diuretik, untuk mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Agen cidera fisiologis Nyeri Akut
- Pasien mengeluh (iskemik dan penurunan (D. 0077)
nyeri suplai oksigen ke otot
- Pasien mengatakan jaringan mikardi)
sulit tidur
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
mengusap dan
melindunngi area nyeri
- TD : 150/120 mmHg
- N : 104x/menit
- RR : 26x/menit
DS : Asidosis respiratorik Pola Napas Tidak
- Pasien mengatakan Efektif
sesak napas. (D. 0005)
DO :
- Pasien tampak cemas
- Dispnea
- Pasien tampak
menggunakan alat
bantu napas
- RR : 26x/menit
- PH : 7,40
- PaCO2 : 48
- HCO3 : 25
DS : Ketidakseimbangan Intoleransi Aktivitas
- Pasien mengatakan suplai darah dan (D. 0056)
merasa lemas dan lelah kebutuhan oksigen
- Pasien mengatakan
nyeri saat beraktivitas
- Pasien mengatakan
tidur tidak nyenyak
DO :
- Pasien tampak dibantu
saat beraktivitas
- Pasien tampak
dispnea setelah
beraktivitas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan
oksigen ke miokardium dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri, pasien
mengatakan sulit tidur, pasien tampak gelisah, pasien tampak meringis,
pasien tampak mengusap dan melindungi area nyeri, TD : 150/120/mmHg,
N :104x/menit, RR : 26x/menit
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses asidosis
respatorik dibuktikan dengan pasien mengatakan sesak napas, pasien
tampak cemas, dispnea, RR : 26x/menit, PH : 7,40, PaCO2 : 48, HCO3: 25
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah
dan kebutuhan oksigen ke miokardium dibuktikan dengan pasien
mengatakan merasa lemas dan Lelah, pasien mengatakan nyeri saat
beraktivitas, pasien mengatakan tidur tidak nyenyak, pasien tampak
dibantu saat beraktivitas, pasien tampak dispnea setelah beraktivitas

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
HASIL (SIKI)
1 Nyeri akut Tingkat nyeri A. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan (L.08066) (I. 08238)
ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Observasi
suplai darah dan tindakan keperawatan 1.1. Lokasi, karakteristik,
oksigen ke miokardium selama 1x24 jam, tingkat durasi, frekuensi,
dibuktikan dengan nyeri pada pasien kualitas, dan intensitas
pasien mengeluh nyeri, menurun dengan kriteria nyeri
pasien mengatakan hasil : 1.2. Identifikasi skala
sulit tidur, pasien 1. Keluhan nyeri nyeri
tampak gelisah, pasien menurun 1.3. Identifikasi respon
tampak meringis, 2. Meringis menurun nyeri non verbal
pasien tampak 1.4. Identifikasi faktor
mengusap dan yang memperberat dan
melindungi area nyeri, memperingan nyeri
TD : 150/120/mmHg, 1.5. Identifikasi pengaruh
N :104x/menit, RR : nyeri pada kualitas hidup
26x/menit 1.6. Monitor efek
samping penggunaan
analgetic
2. Terapeutik
2.1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2.2. Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
2.3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
2.4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
3.1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
3.2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3.3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
3.4. Anjurkan
menggunakan analgetic
secara tepat
3.5. Ajarkan teknik
nonfarmokologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
4.1. Kolaborasi
pemberian analgetic, jika
perlu
B. Pemberian Analgetik
(I.08243)
1. Observasi
1.1. Identifikasi
karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
1.2. Identifikasi riwayat
alergi obat
1.3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika,
atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
1.4. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic
1.5. Monitor efektifitas
analgesic
2. Terapeutik
2.1. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
2.2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
2.3. Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respon pasien
2.4. Dokumentasikan
respon terhadap efek
analgesic dan efek yang
tidak diinginkan
3. Edukasi
3.1. Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
4. Kolaborasi
4.1. Kolaborasi
pemberian dosis dan jenis
alagesik, sesuai indikasi
C. Pemantauan Nyeri
(I.08242)
1. Observasi
1.1. Monitor durasi dan
frekuensi nyeri
2. Terapeutik
2.1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
3. Edukasi
3.1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
4. Kolaborasi
Tidak tersedia
2 Ketidakefektifan pola Pola Napas A. Manajemen Jalan
nafas berhubungan (L.01004) Napas
dengan proses asidosis Setelah dilakukan (I.01011)
respatorik dibuktikan tindakan keperawatan 1. Observasi
dengan pasien selama 1x24 jam, 1.1. Monitor pola napas
mengatakan sesak masalah gangguan pola (frekuensi, kedalaman,
napas, pasien tampak napas tidak efektif dapat usaha napas)
cemas, dispnea, pasien teratasi dengan kriteria 1.2. Monitor bunyi napas
tampak menggunakan hasil : tambahan (mis. gurgling,
alat bantu napas, RR : 1. Dispnea menurun mengi, wheezing, ronkhi
26x/menit, PH : 7,40, 2. Penggunaan otot bantu kering)
PaCO2 : 48, HCO3: 25 napas menurun 2. Terapeutik
3. Frekuensi napas 2.1. Pertahankan
membaik kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
2.2. Posisikan semi-
fowler atau fowler
2.3. Berikan minuman
hangat
2.4. Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
3.1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontradiksi
3.2. Ajarkan teknik batuk
efektif
4. Kolaborasi
4.1 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
3 Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas A. Manajemen Energi
berhubungan dengan (L.05047) (I.05178)
ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Observasi
suplai darah dan tindakan keperawatan 1.1. Monitor pola dan
kebutuhan oksigen ke selama 1x24, intoleransi jam tidur
miokardium dibuktikan aktivitas pasien membaik 1.2. Monitor lokasi dan
dengan pasien dengan kriteria hasil : ketidaknyamanan selama
mengatakan merasa 1. Kemudahan melakukan aktivitas
lemas dan Lelah, melakukan aktivitas 2. Terapeutik
pasien mengatakan sehari- hari meningkat 2.1. Sediakan lingkungan
nyeri saat beraktivitas, nyaman dan rendah
pasien mengatakan stimulus (mis. Cahaya,
tidur tidak nyenyak, suara, kunjungan)
pasien tampak dibantu 2.2. Berikan aktivitas
saat beraktivitas, pasien distraksi yang
tampak dispnea setelah menenangkan
beraktivitas 3. Edukasi
3.1. Anjurkan tirah
baring
3.2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3.3. Anjurkan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
4.1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
B. Dukungan Tidur
(I.05174)
1. Observasi
1.1. Identifikasi faktor
pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
2. Terapeutik
2.1. Modifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat
tidur)
3. Edukasi
3.1 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
4. Kolaborasi
Tidak tersedia
C. Terapi Aktivitas
(I.05186)
1. Observasi
1.1. Monitor respons
emosional, fisik, sosial
dan spiritual terhadap
aktivitas
2. Terapeutik
2.1. Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis dan sosial
3. Edukasi
3.1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
3.2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
4. Kolaborasi
4.1. Kolaborasi dengan
terapi okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas, jika sesuai
D. Manajemen Mood
1. Observasi
1.1. Identifikasi mood
2. Terapeutik
2.1. Berikan kesempatan
untuk menyampaikan
perasaan dengan cara
yang tepat (mis.
Sounsack, terapi seni,
aktivitas fisik)
3. Edukasi
3.1. Jelaskan tentang
gangguan mood dan
penanganannya
4. Kolaborasi
4.1. Rujuk untuk
psikoterapi (mis.
Perilaku, hubungan
interpersonal, keluarga
dan kelompok), jika perlu

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI, DIAGNOSA IMPLEMENTASI TANDA
TANGGA (SLKI) TANGAN
L
1 Sabtu, 20 Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066)
Oktober berhubungan Setelah dilakukan asuhan
2020 dengan keperawatan selama 1x24 jam
ketidakseimbangan diharapkan tingkat nyeri pasien
suplai darah dan berkurang dengan kriteria hasil :
oksigen ke Kriteria Hasil
miokardium
dibuktikan dengan
pasien mengeluh
nyeri, pasien Kemampuan 1 2 3 4 5
mengatakan sulit menuntaska
tidur, pasien n aktivitas
tampak gelisah, Keluhan
pasien tampak nyeri
meringis, pasien Meringis
tampak mengusap Sikap
dan melindungi protektif
area nyeri, TD : Gelisah
150/120/mmHg, N Kesulitan
:104x/menit, RR : tidur
26x/menit

Ketentuan :
1. Meningkat
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
Kriteria Hasil
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas
Tekanan
darah
Pola tidur
Ketentuan :
1. Memburuk
2. Cukup Memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5. Membaik
2 Sabtu, 20 Ketidakefektifan Pola Napas (L.01004)
Oktober pola nafas Setelah dilakukan asuhan
2020 berhubungan keperawatan selama 1x24 jam
dengan proses diharapkan pola napas pasien
asidosis respatorik membaik dengan kriteria hasil :
dibuktikan dengan Kriteria Hasil
pasien mengatakan Dispnea 1 2 3 4 5
sesak napas, Penggunaan
pasien tampak otot bantu
cemas, dispnea, napas
pasien tampak Ketentuan :
menggunakan alat 1. Meningkat
bantu napas, RR : 2. Cukup Meningkat
26x/menit, PH : 3. Sedang
7,40, PaCO2 : 48, 4. Cukup Menurun
HCO3: 25 5. Menurun
Kriteria Hasil
Frekuensi 1 2 3 4 5
napas
Ketentuan :
1. Memburuk
2. Cukup Memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5. Membaik
3 Sabtu, 20 Intoleransi Toleransi Aktivitas (L.05047)
Oktober aktivitas Setelah dilakukan asuhan
2020 berhubungan keperawatan selama 1x24 jam
dengan diharapkan aktivitas pasien
ketidakseimbangan meningkat dengan kriteria hasil :
suplai darah dan Kriteria Hasil
kebutuhan oksigen Kemudahan 1 2 3 4 5
ke miokardium dalam
dibuktikan dengan melakukan
pasien mengatakan aktivitas
merasa lemas dan sehari-hari
Lelah, pasien Ketentuan :
mengatakan nyeri 1. Menurun
saat beraktivitas, 2. Cukup Menurun
pasien mengatakan
tidur tidak 3. Sedang
nyenyak, pasien 4. Cukup Meningkat
tampak dibantu 5. Meningkat
saat beraktivitas, Kriteria Hasil
pasien tampak Keluhan 1 2 3 4 5
dispnea setelah lelah
beraktivitas Dispnea
setelah
aktivitas
Perasaan
lemah
Ketentuan :
1. Meningkat
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun

F. EVALUASI KEPERAWATAN
N TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
O
1 Minggu, 21 Nyeri akut berhubungan S:
Oktober dengan ketidakseimbangan - Pasien mengatakan nyeri
2020 suplai darah dan oksigen ke berkurang setelah diberikan
miokardium dibuktikan pijatan terapi akupresur
dengan pasien mengeluh - Pasien mengatakan lebih rileks
nyeri, pasien mengatakan - Pasien mengatakan sudah bisa
sulit tidur, pasien tampak tidur nyenyak setelah minum obat
gelisah, pasien tampak - Pasien mengatakan skala nyeri 3
meringis, pasien tampak (1-10)
mengusap dan melindungi O:
area nyeri, TD : - Pasien tampak kooperatif
150/120/mmHg, N - Pasien tampak lebih nyaman
:104x/menit, RR : A: Masalah teratasi
26x/menit
2 Minggu, 20 Ketidakefektifan pola nafas S:
Oktober berhubungan dengan proses
2020 asidosis respatorik - Pasien mengatakan masih
dibuktikan dengan pasien merasa sesak napas saat berbaring
mengatakan sesak napas, O:
pasien tampak cemas, - Pasien tampak masih kesulitan
dispnea, pasien tampak dalam bernapas
menggunakan alat bantu - RR : 26x/menit
napas, RR : 26x/menit, PH : - PaCO2 : 48
7,40, PaCO2 : 48, HCO3: A : Masalah belum teratasi
25 P : Rencana tindakan dilanjutkan
yaitu monitor jumlah pernafasan,
mengajarkan pasien untuk
meninggikan kepala agar tidak
tertekuk saat tidur, mengajarkan
teknik bernapas dan relaksasi
3 Minggu, 20 Intoleransi aktivitas S:
Oktober berhubungan dengan - Pasien mengatakan Lelah sudah
2020 ketidakseimbangan suplai berkurang
darah dan kebutuhan - Pasien mengatakan rasa lemas
oksigen ke miokardium cukup berkurang
dibuktikan dengan pasien - Pasien mengatakan dispnea
mengatakan merasa lemas setelah aktivitas berkurang
dan Lelah, pasien O:
mengatakan nyeri saat - Kemudahan dalam melakukan
beraktivitas, pasien aktivitas sehari-hari pasien
mengatakan tidur tidak tampak meningkat
nyenyak, pasien tampak A : Masalah teratasi
dibantu saat beraktivitas,
pasien tampak dispnea
setelah beraktivitas

Anda mungkin juga menyukai