Sistem Informasi
Manajemen
Etika dan Isu Sosial pada Era Digital
10
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Tim Dosen Sistem Informasi Manajemen
Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
perkembangan etika, sosial dan bahasan ini mahasiswa mampu
politik, konsep dasar etika informasi, menjelaskan Etika dan Isu Sosial
dan hak-hak informasi. pada era digital.
Indikator:
Mampu mengemukakan pendapat
mengenai model pemikiran tentang
etika, sosial dan politik.
Mampu menjelaskan konsep dasar
dari responsibility, accountability,
dan liability.
Mampu menjelaskan hak-hak
informasi
Pengertian Etika
Definisi Etika
Etika adalah : kepercayaan tentang hal yang benar dan salah atau yang baik dan yang tidak
Etika dalam SI dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA:
1. Privasi
2. Akurasi
3. Properti
4. Akses
Etika adalah salah satu cabang dalam filosofi yang mempelajari tentang konsep apa itu yang
disebut Benar dan Baik, dan apa yang disebut Salah dan Jahat. Etika digunakan dalam
menentukan suatu hukum apakah layak di aplikasikan dan apakah suatu perbuatan dihitung
layak atau tidak layak. Salah satu cabang etika yang muncul akibat dari perkembangan
Teknologi adalah Cyberethics. Cyberethics mempelajari tentang dampak dari teknologi
terhadap sistem sosial, moral, dan legal. Cyberethics juga mengevaluasi kebijakan –
kebijakan dan hukum yang di implementasi oleh perusahaan atau organisasi. Dalam
Cyberethics ada 3 aspek yang harus dipikirkan dalam masalah menggunakan suatu
Teknologi, 3 aspek itu adalah Privasi, Properti, dan ACF (Accessbility, Censoring and
Filtering).
Privacy
Membicarakan tentang hak-hak privasi yang dimiliki oleh pengguna saat menggunakan
internet. Pertanyaan-pertanyaan yang di diskusikan seperti haruskah ada pembatasan
dalam akses memberikan info pribadi kepada pengguna? Sampai manakah perusahaan
dapat menyimpan info pribadi seseorang? Apakah ada standard regulasi dalam memposting
data pribadi? Dan lain-lain.
Property
Membicarakan tentang hak-hak pengguna dalam berkarya dan hak intelektual. Pertanyaan-
pertanyaan yang didiskusikan seperti, apakah internet seharusnya menajdi tempat yang
bebas untuk menyimpan dan melihat? Apakah internet harus diberikan Batasan pada suatu
karya?
Dimensi Moral
A Model for Thinking About Ethical, Social,
and Political Issues
Cyberethics adalah studi filosofis tentang etika yang berkaitan dengan jaringan komputer
yang mencakup perilaku pengguna, apa yang diprogram untuk dilakukan oleh komputer
berjaringan, dan bagaimana hal ini memengaruhi individu dan masyarakat (Mosalanejad,
Dehghani, & Abdolahifard, 2014, p. 205).
Sedangkan menurut Pusey dan Sadera (2012), cyberethics adalah pilihan moral yang dibuat
individu ketika menggunakan teknologi dan media digital yang berbasis internet yang
meliputi hak cipta, etiket online, peretasan, dan kecanduan online.
Haque, Rahman, and Khatibi (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara moralitas konsumen, pengaruh sosial, dan penilaian moral konsumen terhadap
pengambilan keputusan etis saat membeli perangkat lunak bajakan.
Etika siber adalah aspek etika informasi (Ochola, 2009). Dia berpendapat bahwa etika
informasi mengacu pada pembuatan dan penggunaan informasi yang bertanggung jawab
dalam berbagai format. Ini tentang isi data atau informasi dan bagaimana menggunakannya.
Dia mencatat bahwa pertimbangan etis meliputi siklus penciptaan, generasi, manajemen,
evaluasi, dan penyebaran informasi oleh para profesional informasi dan bahkan masyarakat
pada umumnya. Bahwa "para profesional informasi memiliki tanggung jawab dalam
masyarakat, untuk memastikan bahwa dalam proses menemukan, mengambil,
menggunakan, dan menyediakan akses ke informasi, implikasi moral dari semua kegiatan
dipahami dan dipertimbangkan".
Etika siber benar-benar tentang tanggung jawab sosial di dunia maya. Ini melibatkan sistem
standar yang menentukan moralitas dan imoralitas di dunia maya, menandakan pelestarian
Karena itu, semua masalah etika yang berlaku dalam etika komputer dan etika informasi
juga berlaku untuk etika siber, tetapi hanya berfokus pada penerapannya ke Internet.
Beberapa masalah etika dunia maya termasuk plagiarisme, hak cipta, peretasan,
penggunaan yang adil; berbagi file, protokol etiket online, memposting informasi yang salah /
tidak akurat, cyber-bullying, mencuri atau membajak perangkat lunak, musik, dan video,
perjudian online, permainan, dan kecanduan internet. Lainnya adalah privasi, keamanan,
pemantauan elektronik karyawan, pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi tentang
konsumen, dan pencurian identitas.
Singkatnya, aturan dasar dalam dunia cyber adalah bahwa individu tidak boleh melakukan
sesuatu di ruang cyber yang akan dianggap salah atau ilegal dalam kehidupan sehari-hari.
Saat menentukan perilaku yang bertanggung jawab online, individu harus
mempertimbangkan hal berikut:
Jangan gunakan bahasa kasar atau ofensif.
Jangan menjadi pengganggu di Internet. Ini berarti bahwa orang tidak boleh
dipanggil dengan nama, berbohong, mengirim foto-foto yang memalukan, atau
melakukan hal lain untuk mencoba melukai mereka.
Jangan menyalin informasi dari Internet dan mengklaimnya sebagai milik Anda.
Patuhi batasan hak cipta saat mengunduh materi, termasuk perangkat lunak, game,
film, atau musik dari Internet.
Jangan membobol komputer orang lain.
Jangan gunakan kata sandi orang lain.
Jangan mencoba menginfeksi atau dengan cara apa pun mencoba membuat
komputer orang lain tidak dapat digunakan.
Salami slicing: bagian program yang memotong sebagian kecil dari nilai
transaksi yang besar dan mengumpulkan-nya dalam suatu periode tertentu
Cyber laundering: transfer elektronik dari uang yang diperoleh secara ilegal
dengan tujuan menyembunyikan sumbernya dan kemungkinan tujuannya.
Website cloning: Salah satu tren baru-baru ini dalam kejahatan dunia maya
adalah munculnya situs web ‘salinan-kucing palsu yang mengambil
keuntungan dari konsumen yang tidak terbiasa dengan Internet atau yang
tidak tahu alamat web persis dari perusahaan sah yang ingin mereka
kunjungi. Konsumen, percaya bahwa mereka memasukkan detail kredit untuk
membeli barang dari perusahaan yang dimaksud, bukannya tanpa sadar
memasukkan rincian ke dalam basis data pribadi penipu. Penipu kemudian
dapat menggunakan informasi ini pada tahap selanjutnya, baik untuk
tujuannya sendiri atau untuk dijual kepada orang lain yang tertarik melakukan
penipuan kartu kredit.
Jurnal
Chen, Irene L. Dan Shen, Libi. (2016). The Cyberethics, Cybersafety, and Cybersecurity at
Schools. International Journal of Cyber Ethics in Education Volume 4 (1) p. 1-2.
Haque, Ahasanul ; Rahman, Muhammad Sabbir; Khatibi, Ali. (2010), “Factors Influencing
Consumer Ethical Decision Making of Purchasing Pirated Software: Structural Equation
Modeling on Malaysian Consumers”, Journal of International Business Ethics, Vol.3 (1). pp.
30-40; ISSN 1940-1485, American Scholar's Press (Atlanta, Georgia, USA.);
Igwe, K.N. dan Ibegwam, Ahiaoma. (2014). Imperative of Cyber Ethics Education to Cyber
Crimes Prevention and Cyber Security in Nigeria. International Journal of ICT and
Management II (2) p. 105-106. ISSN No. 2026-6839
Mosalanejad, Leili; Dehghani, Ali; Abdolahifard, Khadije. (2014). The Students' Experiences
of Ethics in Online Systems: A Phenomenological Study. Turkish Online Journal of Distance
Education, v15 n4 p. 205-216.
Ocholla, D.N. (2009) Information ethics and education in Africa: where do we stand?
International Information and Library Review, 41, 79 – 88. Doi: 10.1016/j.iilr.2009.04.001.
Pusey, Portia dan Sadera, William. (2012). Preservice Teacher Concerns about Teaching
Cyberethics, Cybersafety, and Cybersecurity: A Focus Group Study. Proceedings in Society
for Information Technology & Teacher Education International Conference, Mar 05, 2012 in
Austin, Texas, USA ISBN 978-1-880094-92-1 Publisher: Association for the Advancement
of Computing in Education (AACE), Waynesville, NC USA
Ramadhan, A., Sensuse, D.I. & Arymurthy, A.M. (2011) E-government ethics: a synergy of
computer ethics, information ethics, and cyber ethics. International Journal of Advanced
Computer Science and Applications, 2(8), 82 – 86. Accessed July 10, 2014 from
www.ijacsa.thesai.org
Online
https://sis.binus.ac.id/2019/05/28/cyberethics/ (diakses pada 05 Agustus 2020)
https://www.fosi.org/good-digital-parenting/ (diakses pada 05 Agustus 2020)