Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan sosial merupakan unsur kerja yang melalui hubungan sosial

menjadi kerja sama, dan pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya

rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan serta saling

membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu (Muhammad &

Pambudi, 2017:3). Menurut Coleman jaringan sosial termasuk dalam modal sosial

dalam menjalannkan usaha, jaringan sosial sangat berkaitan dengan modal sosial,

modal sosial merupakan bagian dari kemampuan yang ada di masyarakat dalam

bekerja bersama-sama untuk menentukan tujuan yang diinginkan dalam suatu

kelompok atau organisasi (Fina, 2018:5). Aspek modal sosial selain jaringan sosial

meliputi kepercayaan dan norma yang ada di dalamnya. Konsep dari jaringan

sosial sendiri lebih fokus kedalam ikatan antara satu sama lain yang melibatkan

seseorang secara individu maupun kelompok.

Jaringan sosial merupakan pola untuk menghubungkan kelancaran dalam

hubungan sosial secara individu, dan kelompok secara bersamaan, hubungan ini

bisa menjadi hubungan yang terjadi di antara dua orang atau lebih yang saling

ketergantungan satu sama lain sifatnya bisa ekonomi, politik serta hubungan sosial

yang lainnya (Zukaiyah, 2017:13). Jaringan sosial dalam kehidupan ekonomi dapat

mempengaruhi ikatan perilaku dalam berinteraksi ataupun hubungan sosial.

1
Penggunaan jaringan sosial sangat penting di era global sekarang

merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan suatu home industry.

Penggunaan jaringan sosial home industry berguna untuk mengembangkan usaha

suatu home industry. Dengan jaringan sosial home industry mampu bertahan di era

global dengan memiliki strategi utama yaitu dengan membentuk ikatan yang

menghubungkan satu sama lain yang dinamakan hubungan sosial. ikatan tersebut

bisa melalui jaringan sosial melalui masyarakat secara langsung maupun tidak

langsung selain itu juga bisa memperbanyak relasi kerja. Tanpa adanya jaringan

sosial dan memanfaatkannya untuk home industry, maka home industry tersebut

tidak akan berkembang dengan baik. Penggunaaan jaringan sosial bermanfaat untuk

mengenalkan produk buatan home industry untuk bisa dikenal oleh masyarakat

luas.

Pada era modern seperti ini maraknya pasar bebas dimana semakin ketatnya

persaingan usaha serta diimbangi dengan pertumbuhan masyarakat yang semakin

pesat. Salah satu cara untuk tetap bisa bertahan dan bersaing adalah dengan inovasi

kewirausahaan dan salah satunya dengan mendirikan home industry. Home industry

memiliki prospek yang tinggi dalam berwirausaha, melihat bahwa perkembangan

industri rumahan atau home industry yang ada di Indonesia juga semakin

meningkat.

Home industry sangat berguna dalam meningkatkan pendapatan serta

membantu dalam membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang banyak sehingga

dapat memenuhi kebutuhan hidup, home industry juga memberikan pendapatan

rumah tangga dan menjadikan masyarakat mandiri. Home industry juga

2
mengurangi banyak pengangguran sehingga dapat di katakan dengan adanya home

industry bisa menyejahterakan masyarakat. Home industry pada dasarnya

memanfaatkan keterampilan untuk memproduksi suatu barang. Home industry pada

bidang makanan, usaha dalam bidang makanan akan berhasil jika ditunjang dengan

inovasi dan kesungguhan.

Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten

Pasuruan, merupakan salah satu kawasan home industry. Home industry yang

dikembangkan di Dusun Warurejo ini adalah pembuatan makanan ringan pia.

Karena hampir seluruh warga Dusun Warurejo berkcimpung dalam pembuatan pia,

membuat Dusun Warurejo memiliki julukan sendiri sebagai Kampung Pia.

Terdapat 50 lebih home industry pembuat pia yang ada di Dusun Warurejo pada

saat ini, yang dulunya hanya sekitar 5 pengusaha saja yang membuat pia. Pia sendiri

merupakan makanan khas tiongkok yang terbuat dari tepung dan kacang hijau yang

di panggang atau dikukus.

Pia merupakan makanan ringan yang umum tetapi di home industry pia, di

kampung pia ini, pia menjadi makanan oleh-oleh dari kawasan Gempol Pasuruhan.

Salah satu pelopor home industry pia adalah Pia Kahromah milik Ibu Yana, Ibu

Yana merupkan pelopor berdirinya Kampung Pia, sebelum berkecimpung dalam

pembuatan pia dulu Ibu Yana membuat kue biasa untuk di jual, lalu berpindah untuk

membuat pia hingga saat ini. Dengan adanya kampung pia mayoritas ekonomi

masyarakat terbantu. Terutama juga dalam hal lapangan pekerjaan home industry

kampung pia ini sangat membantu dalam hal membuka lapangan pekerjaan baru

bagi masyarakat Dusun Warurejo ataupun orang lain. Pemasaran home industry pia

3
kampung pia ini, selain dikawasan Pasuruan sendiri yakni juga dipasarkan didaerah

Malang, Madura serta Surabaya. Pada saat awal pembentukan kampung pia, pia

yang diproduksi hanya dipasarkan di sekitar daerah Kejapanan saja. Selain itu

kampung pia memiliki keunikan, yakni dalam terdapat banyak inovasi rasa pia yang

sudah di buat, yang pada umunya pia original hanya yang berisi kacang hijau,

sedangkan kampung pia memiliki 11 rasa dan terus dikembangkan lagi untuk

menraik konsumen.

Ibu Yana juga mengajarkan di sebagian masyarakat bagaimana membuat

pia, sehingga banyak masyarakat yang ada di Dusun Warurejo juga terjun dalam

home industry pembuatan pia. Semakin banyak masyarakat Dusun Warurejo yang

membuka home industry tidak menjadikan suatu persaingan dia antara home

industry lain, justru semakin bertambah maka akan membentuk jaringan sosial yang

dapat mempertahankan eksistensi dari kampung pia.

Memanfaatkan jaringan sosial sebagai modal usaha home industry pia yang

ada di Kampung Pia Dusun Warurejo dapat membantu mengubungkan antara

pemilik masing-masing home industry dengan konsumen. Menjaga kualitas produk

itu perlu tetapi juga di dukung oleh jaringan sosial seperti masyarakat sekitar,

teman-teman, dan juga menggunakan media sosial sebagai perantara untuk

mengenalkan dan memasaran pia dari home industry kampung pia. Jaringan sosial

membuat semakin banyak relasi dalam mengembangkan home industry pia gempol.

Penelitian ini mengkaji mengenai jaringan sosial pada home industry yang

ada di kampung pia Dusun Warurejo. Karena jaringan sosial berperan penting

4
dalam mengembangkan home industry di kampung pia, terutama dalam hal

pemasaran pia.

Berdasarkan uraikan latar belakang yang ada di atas, penulis tertatik untuk

melakukan penelitain mendalam mengenai “Jaringan Sosial Home Industry

Makanan Ringan Pia di Kampung Pia (Studi Terhadap Pada Kampung Pia di Dusun

Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana jaringan sosial home industry makanan ringan pia pada

Kampung Pia di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol,

Kabupaten Pasuruan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk:

Mengetahui jaringan sosial home industry makanan ringan pia pada

Kampung Pia di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol,

Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

5
Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

bersangkutan. Manfaat penelitian ini terdiri dar manfaat praktis dan manfaat

teoritis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pustaka serta

menambahkan ilmu dalam bidang sosiologi tentang jaringan sosial dalam home

industry. Serta penelitian ini dapat mengembangkan dan memahamkan teori

sosiologi yang di kemukakan oleh Mark S. Granovetter mengenai jaringan sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Jurusan Sosiologi

Hasil penelitian ini dapat menjadikan salah satu acuan untuk membantu

pembaca serta peneliti-peneliti yang lain dalam mengembangkan kajian-kajian

penelitian yang berkaitan dengan jaringan sosial.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan tentang jaringan sosial home

industri terutama bagi masyarakat Kampung Pia yang berkecimpung dalam home

industry pia, dimana mengembangkan jaringan sosial sangat bepengaruh dalam

meningkatkan home industry pia supaya bisa berkembang.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan acuan bagi peneliti

selanjutnya mengenai jaringan sosial pada home industry.

6
1.5 Definisi Konsep

1.5.1 Jaringan Sosial

Jaringan sosial menurut Robert M. Z Lawang adalah, jaringan sendiri

merupakan terjemahan dari network, yang terdiri dari dua suku kata yaitu net dan

work. Jaringan diartikan sebagai ikatan di anatar dua simpul yang memiliki

hubungan satu sama lain. Ikatan antara simpul terdapat kepercayaan di dalamnya

yang diikat oleh norma, sehinggan hubungan sosial yang terjalin harus

mengutamakan kepercayaan. Oleh karena itu ikatan yang yang di jalin datu sama

lain harus menguatamakan norma supaya bisa bertahan. Sosial sendiri dapat

diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan orang ain yang memiliki

pemaknaan tentang perilaku atau tindakan orang lain. Jadi jaringan sosial melihat

hubungan antar individu yang memiliki makna subyektif yang berhubungan atau

dikaitkan dengan sesuatu sebagai simpul dan ikatan. (Damsar, Indrayani, 2009:157-

158).

Jaringan sosial menurut (Bott: 1957, Barnes: 1969) mempunyai ikatan

khusus yang mengikat serta menghubungkn satu sama lain kedalam jaringan sosial

yang berupa hubungan sosial. Manusia juga merupakan jaringan sosial, dan juga

sekumpulan kelompok dan kelompok yang tidak harus diwakili oleh satu orang

saja, contohnya instansi, organisasi, pemerintah atau negara. Bott dan Barnes

mengatakan bahwa jaringan-jaringan sosial dapat menjelaskan dari berbagai situasi

yang ada di sekitar dan tidak ada batasnya dengan studi lain (Johan, 2010:6).

1.5.2 Home Industry

7
Home industry merupakan usaha yang sebagian besar aktivitas nya berada

di atau tempat tinggal yang di jadikan sebuah tempat usaha, baik berupa usaha jasa,

perkantoran hingga perdagangan. Pelaku home industry berasal dari kalangan

entrepreneur dan sudah professional, yang pada sekarang ini mulai meluas pada

kalangan umum. Entrepreneur atau kewirausahaan sangat berperan penting dalam

membuka pemikiran masyarakat uruk melihat kedepan bahwa rumah bukan

merupakan hanya tempat tinggal saja namun juga bisamenjadi tempat usaha yang

menghasilkan (Alkim, 2005:3).

1.5.3 Kampung Pia

Kampung Pia merupakan kawasan home industry pembuatan pia, terdapat

60 rumah produksi pembuatan pia di kampung pia. Mayoritas masyarakat di sana

menidiriakan rumah produksi pembuatan pia. Kampung ini berdiri pada tahun 2012

di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Pia Kharomah milik Bu Yana merupakan pelopor berdirinya home industry

Kampung Pia.

1.5.4 Makanan Ringan

Makanan adalah kebutuhan dasar manusia, menurut Maslow

makanan merupakan tingkat pertama dalam rangkain kebutuhan lainnya.

Kebutuhan setiap orang beberapa makanan dapat mempertahankan kelangsungan

hidup. Ekonom menyatakan bahwa mkanan digunakan sebagai indicator tingkat

kesejahteraan masyarakat. Makanan adalah bagian dari budaya yang sangat penting

(Khosom 2003).

8
Camilan atau makanan ringan diketahui dengan sebutan snack food,

snack food merupakan yang dimakan antara waktu makan utama dalam sehari-hari.

Sehingga jenis makana ini disebut makan ringan karena makanan ringan

dikonsumsi saat menhan lapar dan juga memberikan tenaga tambahan jika memang

belum memakan makanan utama (Anonim, 2007). Makanan ringan juga mudah dan

praktis untuk dibawa kemana saja, terdapat bebagai banyak macam makanan ringan

yang jiperjual belikan baik di toko-toko kelontong, toko oleh-oleh dan supermarket.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif.

Metode penelitaian kualitatif dapat dipergunkan untuk mengungkapkan serta

memahami apa yang terletak dibalik fenomena yang belum diketahui. Dengan

menggunkan metode kualitatif dapat memberikan fenomena yang sangat detail.

Menurut Denzin & Licolin (1998:5) dalam Creswell (1998:15) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif merupakan multimetode dalam focus, termsuk

pendekatan interpretif dan naturalistik terhadap suatu pokok perso

alan. Peneliti berfokus untuk memahami dan menginterprestasi fenomena

dalam hal makna-makna orang-orang berikan pada fenomena tersebut (Ahmadi,

2014: 14-15).

Karakteristik penelitain kualitatif menurut Creswell (2012:16) yaitu: 1).

Tindakan mencari masalah setelah itu di proses untuk lebih mudah dipahami

9
tentang sebuah tema. 2). Memiliki pandangan yang mempunyau peranan kecil yang

digunakan untuk mempertimbangkan suatu masalah. 3). Sudah menentukan tujuan

dan membuat daftar pertanyaan sebagai pendukung untuk melakukan penelitian

yang di dasari oleh pengalaman dari orang yang berperan. 4). Mengumpulkan dari

kata-kata dari sejumblah kecil individu sehingga memperoleh pandangan dari

partisipan yang berpengalaman. 5). Penganlisisan data untuk mendeskripsikan tema

dengan analisis teks dan memberikan pandangan makna tentang temuan-temuan.

6). Menulis laporan serta menggunakan struktur serta memberikan penilaian

kriterai (Ahamadi, 2014: 17-18).

Penelitian yang berjudul Jaringan Sosial Home Industry Makanan Ringan

Pia di Kampung Pia di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol,

Kabupaten Pasuruhan ini, menggunakan metode penelitian kualitatif karena

penggambaran fenomena akan di jelaskan dengan detail dan menyeluruh sehingga

menjadi detail.

1.6.2 Jenis Penelitian

Penelitian Jaringan Sosial Home Industry Makanan Ringan Pia pada

Kampung Pia di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol,

Kabupaten Pasuruhan ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif membuat lebih mengerti bagaiaman peristiwa itu bisa terjadi. Dengan

demikian temuan-temuan penelitian deskriptif lebih luas dan terperinci daripada

penelitian eksploratif. Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya

masalahnya sendiri, tetapi juga variable-variabel lain yang berhubungan dengan

10
masalah itu. Lebih terperinci karena variable-variabel tersebut diuraikan atas

faktor-faktornya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian dilakukan

dengan menarik sampel (Gulo, 2002: 19).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan masalah atau

keadaan sebagimana adanya atau berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dalam

deskriptif dibutuhkan interpretasi atau analisis, (Waluya, 2007:91).

Penelitian deskriptif menghasilkan penelitian yang tarafnya memberikan

penjelasan mengenai gambaran tentang ciri-ciri suatu gejala yang diteliti.

Tujuannya adalah untuk mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana

adanya. Penelitian deskriptif hanya merupakan penyingkapan fakta. Dalam

penelitian ini, peneliti hanya melukiskan, memaparkan, dan melaporkan suatu

keadaan, suatu objek, atau suatu peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum

(Maryati & Suryawati, 2006:104).

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis deskriptif studi kasus.

Studi kasus merupakan memahami data dengan konteks yang luas. Mengangkat

suatu kausus yang di batasi dan terpisah dalam waktu, tempat, atau batas-batas fisik.

Kasus dapat berupa individu, program, kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau

kelompok. Studi kasus dilakukan secara mendalam, biasanya menggunakan metode

pengumulan data dengan wawancara, observasi lapangan dan dokumen. Studi kasus

melibatkan beberapa kasus dengan mengumpulakan beberapa kasus dan memahami

kasus ini secara mendalam (Fitrah&Luthfiyah, 2007:37).

1.6.3 Lokasi Penelitian

11
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kampung Pia Dusun Warurejo, Desa

Kejapanan, Kecamatan Gempol yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruhan Jawa

Timur. Alasan memilih kampung pia di Dusun Warurejo karena merupakan sentra

pembuatan pia yang mayoritas masyarakatnya terjun dalam home industry

pembuatan pia. Terdapat 60 lebih rumah produksi pembuatan pia yang ada di

kampung pia. Kampung pia juga di jadikan pusat oleh-oleh pia yang ada di Gempol

Pasuruan.

1.6.4 Sumber Data

Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan diperoleh langsung dari lapangan saat

melakukan penelitian oleh peneliti maupun orang yang bersangkutan. Data primer

di dapatkan melalui sumber informan melalui wawancara yang dilakukan oleh

peneliti secara individu maupun kelompok. Selain wawancara data primer di

dapatkan melalui observasi di lapangan dan data-data informan (Hasan, 2002: 82).

Sumber Data Sekunder

Data sekunder diperoleh oleh peneliti dengan mengacu kepada sumber-

sumber yang telah ada (Hasan, 2002:82). Data sekunder digunakan sebagai

pendukung informasi primer yang diperoleh dari daftar pustaka, literatur, penelitian

terdahulu, buku, dan lain sebaginya.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

12
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi, observasi

dilakukan dengan terjun langsung kelapangan, mengamati kegiatan yang di lakukan

di masing-masing home industry di kampung pia, serta mengamati jaringan sosial

yang dilakukan oleh pelaku home industry dengan pemasok barang, pelaku home

industry dengan sesama pelaku home industry pia lainnya, pelaku home industry

dengan karyawan kerja serta pelaku home industry dengan relasi kerja dalam

pemasaran pia. Sehingga peneliti bisa mendapatkan data awal hasil observasi yang

dilakukan saat di lapangan.

Obeservasi termasuk dalam pengumpulan data, data yang di ambil

berdasarkan data langsung dari lapangan. Perolehan data yang dilakukan secara

observasi dapat berupa gambaran langsung mengenai sikap, kelakuan, perilaku,

serta tindakan keseluruhan interaksi yang dilakukan oleh manusia. Selain itu data

bisa berupa interaksi di dalam organisasi ataupun pengalaman para anggota dalam

berorganisasi. Obeservasi diawali dengan mengidentifikasi tempat yang diteliti

setelah itu dilakukan pemetaan (Raco, 2010:122).

b. Wawancara

Wawancara menurut Esterberg adalah merupakan pertemuan yang

dilakukan antara dua orang untuk saling bertukar informasi serta ide melalui tanya

jawab sehingga dapat tersusun makna dan suatu topic tertentu. Wawancara

digunakan untuk teknik pengumpulan data yang dapat digunakan untuk

menemukan permasalahan yang ingin diteliti serta mengetahui lebih dalam

informasi dari responden untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2014:231).

13
Wawancara yang di lakukan harus dengan keadaan yang nyaman, kita

sebagai peneliti tidak boleh memaksakan kehendak narasumber, misalnya

narasumber itu sedang sibuk atau tidak bisa menjawab pertanyaan dari peneliti.

Maka peneliti tidak boleh memaksa, karen itu akan menambah suasana yang keruh

sehingga kita sebagai peneliti tidak bisa memperoleh data. Alat yang digunakan

untuk wawancara bisa berupa camera, tipe recorder dan buku catatan.

Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur, langkah awal yang

dilakukan adalah membuat pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai jaringan

sosial home industry yang ada di kampung pia, wawancara dilakukan, wawancara

tidak terstruktur tidak memiliki batasan sehingga antara peneliti dan narasumber

bisa lebih dekat. Pertanyaan yang akan di tanyakan seputar jaringan sosial pada

home industry di kampung pia. Penggunaan wawancara tidak struktur dilakukan

secara mengalir antara pewawancara dengan responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi bagi peneliti berguna untuk menjadi sumber data yang di

gunakan untuk menguji hasil data yang ada. Peneliti menganalis dokumen

mengenai jaringan sosial pada home industry pia. Menurut Bogdan & Biklen

dokumen tersebut bisa berupa gambar atau foto, video, film, memo, surat, diari,

rekaman kasus klinis, dan sejenisnya yang bisa digunakan sebagai informasi

tambahan untuk melengkapi data dan merupakan bagian dari kajian kasus yang

sumber data utamanya observasi atau wawancara (Ahmadi, 2014:179).

14
Dokumentasi yang didapatkan saat penelitian mengenai jaringan sosial

berupa foto ataupun video yang ada di kampung. Hasil dari dokumentasi tersebut

digunakan untuk menunjang hasil penelitian serta memberikan bukti data yang

didapatkan.

1.6.6 Teknik Penentuan Subjek

Penelitian jaringan sosial home industry kampung pia menggunakan teknik

penentuan subjek purposive sampling. Tenik ini harus mempertimbangkan dulu

siapa sampel yang akan dijadikan subjek penelitian. Purposive sampling memiliki

kriteria tertentu dalam menentukan subjekl sesuai dengan tema yang akan di teliti

yang sudah ditetukan sebelumnya (Mamik, 2015:53).

Subjek yang di jadikan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

penelitian harus memahami permasalahan yang akan di angkat oleh peneliti.

Subyek yang akan dipilih untuk mendapatkan data penelitian yakni:

1. Pemilik home industry pia sebanyak 3 orang, yang merupakan aktor dari

penelitian mengenai jaringan sosial.

2. Pekerja yang telah bekerja di home industry pia sebanyak 3 orang

dengan rentan waktu 2 tahun atau lebih.

1.6.7 Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian sudah lengkap dan di dapat maka akan di lakukan

teknik analisis data. Analisis data merupakan cara untuk menentukan suatu

hipotesa. Hipotesa di peroleh dengan cara mengurutkan data yang di dapat supaya

15
dapat memudahkan untuk menganalisis lebih lanjut. Menurut Miles & Huberman

(1992: 16). Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyederhanaan data yang tertulis dari hasil

lapangan. Memfokuskan pada hal-hal yang penting, menggolongkan,

mengarahkan, serta membuang hal yang tidak perlu, sehingga dapat di tentukan

pokok intinya dan dapat memberikan gambaran yang jelas. Setelah reduksi data

maka akan mempermudah pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

Setelah reduksi data makan selanjutnya adalah penyajian data, untuk

menggolongkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi.

Data informasi akan di jadikan satu untuk di jadikan berbagai jenis matrik, grafik,

jaringan dan juga bagan. Serta bentuk penyajian yang lain digunakan hanya sebagai

pendukung saja.

c. Penarikan Kesimpulan

Tahap terkahir adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan akan diverivikasi

karena terkadang kesimpulan awal akan bersifat sementara. Jika ditemukan bukti

lain yang mendukung maka kesimpulan akan berubah. Tetapi jika kesimpulan di

dukung dengan bukti yang mendukung maka data akan diverifikasi dan besifat falid

agar bisa dipertanggung jawabkan.

16
1.6.8 Keabsahan Data

Validitas data digunakan untuk mengukur kebenaran data yang terjadi pada

objek penelitian dengan upaya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sehingga data

tersebut benar adanya atau bersifat valid yang tidak berbeda dengan apa yang telah

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. Uji validitas penelitian kualitatif menurut (Sugiyono, 2014:273) salah

satunya dengan triangulasi. Triangulasi terdiri dari triangulasi, sumber, waktu dan

teknik. Pada penelitian mengenai jaringan sosial di kampung pia ini menggunakan

triangulasi sumber.

Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber merupakan pengengecekan kredibilitas data dilakukan

dengan mengecek data yang diperoleh melalui benerapa sumber. Dari beberapa

sumber maka data akan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan dan

kesepakatan dengan sumber tersebut (Sugiyono, 2014:274).

Triangulasi sumber pada dasarnya adalah multimetode yang digunakan oleh

peneliti saat mengumpulkan dan menganalis data. Ide dasarnya adalah jika anda

melakukan penelitian dari berbagai sudut, peneliti dapat memiliki pemahaman yang

baik tentang fenomena yang diteliti untuk mendapatktan tingkat keaslian yang lebih

tinggi.

Data yang yang diperoleh dengan triangulasi sumber dicek kembali pada

sumber yang sama tetapi waktunya berbeda, atau dicek menggunakan sumber data

yang berbeda. Contoh pada yang pertama, apabila peneliti mengumpulkan data

17
dengan melakukan wawancara dengan sumber A, data yang, nantinya data tersebut

akan dicek kembali, pada sumber A di saat yang berbeda dengan jangka waktu

seminggu atau dua minggu kemudian. Pada yang kedua diperoleh dari sumber A

nantinya di cek dengan menggunakan wawancara dengan sumber B atau dengan

sumber C atau ruang lainnya. Jadi triangulasi sumber membandingkan dan

mengecek kebenaran suatu informasi pada waktu yang berbeda (Ahmadi,

2014:267).

18

Anda mungkin juga menyukai