Anda di halaman 1dari 1

Renungan 2 Agustus 2022

Ayat Inti : Filipi 2:5-7

Hari ini, tepatnya 32 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 2 Agustus 1990, pasukan Irak menginvasi
dan menyerbu Kuwait. Invasi ini menjadi awal Perang Teluk II di mana negara adidaya Amerika
Serikat ikut terlibat dalam peperangan. Invasi ini memang turut mengancam kepentingan AS di
Kuwait, mengingat banyak ladang minyak di sana yang menggelontorkan pundi-pundi ke negara
tersebut. Dalam beberapa jam, Kuwait berhasil direbut dan beberapa warganya kocar-kacir ke
arab Saudi. Dengan menginvasi Kuwait, Irak berhasil menguasai 20 persen cadangan minyak
dunia dan garis pantai substansial di Teluk Persia.

Setelah kita mendengar akan cerita peristiwa invasi Irak ke Kuwait, kita mengingat akan
rencana penyerangan Iblis terhadap kedaulatan Allah di Surga. Peperangan itu terjadi oleh
karena ketidakpuasan Iblis akan posisi yang ditempatinya di dalam kerajaan Surga yang mulia.
Namun sang iblis tidak puas akan kedudukannya. Ia mengincar akan posisi Allah sebagai Raja
semesta alam. Peperangan itu tidak bisa dielakkan. Bisakah kita bayangkan bagaimana bentuk
peperangan antara Allah dan pihak Iblis. Pasti peperangan itu terjadi dengan dahsyatnya. Iblis
mencoba menguasai takhta Allah dan kerajaanNya dengan kuasanya atas beberapa bagian dari
penghuni Surga. Tapi usaha Iblis, gagal total. Bagaimana ceritanya seorang ciptaan ingin
melebihi sang pencipta. Mengutip tulisan dari buku pengkhotbah, hal itu adalah usaha
menjaring angin, yang adalah sia-sia.

Saat ini, misi Iblis berubah dari usahanya merebut takhta Allah menjadi misi menghancurkan
rencana Allah untuk bertemu dan berkumpul kembali dengan umatNya yang sangat
dikasihiNya. Iblis tidak bisa menghancurkan kerajaanNya, jadi dia menyasar akan kita sekalian
umat-umatNya. Ia mencoba menjatuhkan kita ke dalam kuasa dosa, agar kita berpindah sisi dari
pengikut Allah, menjadi pengikut Iblis. Sebagai umat Tuhan, hal yang perlu kita ingat adalah,
jika Iblis berani melawan Allah Bapa, apalagi kita yang adalah manusia yang sudah jatuh di
dalam dosa. Filipi 2:5-7 mengatakan “Hendaklah kamu dalam hidupmu Bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa
Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Tuhan menginginkan kita untuk
memiliki karakter Kristus. Dimana kita bisa menjauhkan kuasa duniawi dan digantikan dengan
kuasa surgawi, agar kita tidak menjadi manusia dunia. Sebuah pertanyaan renungan bagi kita
semua, apakah kita sudah menjadi seperti Kristus? Apakah kita mengenakan kehidupan Yesus
sebagai senjata terang? Dan salah satu cara untuk melawan kuasa dosa adalah memiliki
karakter, pikiran, perasaan yang sama dengan Kristus. Agar kita bisa melawan usaha invasi Iblis
untuk menghancurkan hubungan kita dengan Tuhan, dan menggagalkan rencana Tuhan untuk
hidup Bersama dengan kita umat-umatNya. Iblis mungkin giat menjatuhkan kita, maka kita
harus lebih giat lagi dalam menjalin hubungan dengan Tuhan lebih baik lagi, lebih intim lagi,
agar Tuhan memimpin serta menyertai kita semua umat-umatNya. Kiranya Tuhan memberkati
kita sekalian. Amin

Anda mungkin juga menyukai