Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM X

PENGAMATAN MIKROSKOPIS
SIMPLISIA YANG MENGANDUNG FLAVONOID

A. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui ciri-ciri makroskopis, mikroskopis dan organoleptis dari simplisia
yang mengandung flavonoid.

B. DASAR TEORI
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.
Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan disebabkan karena banyaknya variasi struktur, akan
tetapi lebih disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi atau glikoksilasi pada
struktur tersebut. Flavonoid di alam juga sering dijumpai dalam bentuk glikosidanya.
Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna
kuning yang terdapat dalam tanaman. Sebagai pigmen bunga, flavonoid jelas berperan dalam
menarik serangga untuk membantu proses penyerbukan. Beberapa kemungkinan fungsi
flavonoid yang lain bagi tumbuhan adalah sebagai zat pengatur tumbuh, pengatur proses
fotosintesis, zat antimikroba, antivirus dan antiinsektisida. Beberapa flavonoid sengaja
dihasilkan oleh jaringan tumbuhan sebagai respon terhadap infeksi atau luka yang kemudian
berfungsi menghambat fungsi menyerangnya.
Telah banyak flavonoid yang diketahui memberikan efek fisiologis tertentu. Oleh karena
itu, tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan tradisional.
Peneitian masih terus dilakukan untuk mengetahui berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari
senyawa flavonoid. Berdasarkan strukturnya, terdapat beberapa jenis flavonoid yang
bergantung pada tingkat oksidasi rantai propan, yaitu kalkon, flavan, flavanol (katekin),
flavanon, flavanonol, flavon, flavanon, antosianidin, auron.
1. DAUN JATI BLANDA (Guazumae Ulmifoliae Folium)
Daun jati blanda adalah daun Guazuma ulmifolia Lam., suku Malvaceae, mengandung
flavonoid total tidak kurang dari 0,96% dihitung sebagai tilirosida.

Pemerian : Serbuk hijau tua kecokelatan, berbau khas aromatik lemah, rasa agak kelat.
Mikroskopik : Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatik lemah, rasa agak kelat.
Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan
berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak berstomata. Epidermis bawah
sel lebih kecil,bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut penutup
berupa bintang.
2. DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopi Scaberis Folium)
Daun tapak liman adalah daun Elephantopus scaber L., suku Asteraceae, mengandung
flavonoid total tidak kurang dari 0,09% dihitung sebagai kuersetin.
Pemerian : Berupa helaian daun, bentuk jorong sampai bulat menjorong, pangkal daun
runcing, tepi daun tidak berlekuk atau berlekuk tidak beraturan, bergerigi
tidak rata, ujung daun tumpul sampai runcing, permukaan daun berambut,
pada permukaan bawah tulang daun lebih menonjol daripada permukaan
atas, tangkai daun berbentuk seperti pelepah; kedua permukaan daun
berwarna hijau tua; tidak berbau; mula-mula tidak berasa kemudian agak
pahit.
Mikroskopis : Fragmen pengenal adalah berkas pengangkut dengan penebalan tipe
spiral, sklerenkim, mesofil dengan epidermis, palisade dan parenkim, dan
rambut penutup.

3. HERBA BENALU (Scurrulae Atropurpureae Herba)


Herba benalu adalah seluruh bagian tumbuhan Scurrula atropurpurea (Bl.) Danser., suku
Loranthaceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,28% dihitung sebagai
kuersetin.
Pemerian : Berupa semua bagian tumbuhan yang menempel sebagai parasit pada
tumbuhan inang, bentuk batang silindris, mengkerut, beruas-ruas, bunga
tersusun di ketiak daun, bentuk helaian daun bulat telur, pertulangan daun
menyirip, permukaan atas licin mengilat, permukaan bawah berambut halus
seperti beludru, pangkal helaian daun rata atau agak membulat, tepi
berlekuk, ujung tumpul sampai runcing; helaian daun berwarna kuning atau
cokelat, batang berwarna cokelat kehitaman; tidak berbau; tidak berasa.

Mikroskopis : Fragmen pengenal adalah epidermis dan rambut penutup, sklerenkim,


epidermis batang, epidermis bawah dengan stomata dan parenkim batang.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
• Object glass
• Cover glass
• Mikroskop

2. Bahan :
• Daun jati belanda
• Daun tapak liman
• Herba benalu
• Kloralhidrat
D. CARA KERJA
1. Ambil sedikit simplisia (secukupnya).
2. Letakkan di atas gelas obyek, tetesi dengan sedikit kloralhidrat, panaskan dan tutup dengan
gelas penutup.
3. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Analisis bentuk
simplisia dari masing-masing spesies tanaman.
4. Gambar hasil pengamatan yang diperoleh pada kolom yang tersedia. Tunjukkan bagian-
bagian simplisia hasil pengamatan.
5. Jelaskan taksonomi untuk simplisia tersebut!

Anda mungkin juga menyukai