1. a. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang sedang berlangsung diharapkan agar
pembelajaran IPS berbasis perspektif global berhasil dilaksanakan para peserta didik tidak
hanya memiliki pengetahuan, melainkan harus mempunyai sikap dan keterampilan yang
baik agar nantinya dapat menjadi lulusan yang diharapkan mampu memberikan dampak
positif terhadap pembangunan bangsa di Indonesia. Bangsa Indonesia sangat membutuhkan
generasi-generasi emas yang sangat berkompeten dalam bidang pengetahuan dan teknologi
b. agar pembelajaran IPS berbasis perspektif global berhasil dilaksanakan dalam aspek
Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur,
suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Setiap materi
pembelajaran tidak dapat menggunakan metode pembelajaran yang sama, oleh karena itu
sebelum mengajar seorang guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi. Metode pembelajaran dikatakan sebagai kunci keberhasilan guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran, hal ini merupakan bukti bahwa metode pembelajaran merupakan
suatu hal yang sangat penting
2. Perspektif global mempengaruhi perkembangan iptek pada masa Covid 19 Pandemi Covid-
19 telah menimbulkan dampak yang luar biasa bagi perguruan tinggi, baik dari segi
akreditasi akademik maupun perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini juga dipandang
sebagai realitas yang harus dihadapi dalam melakukan transisi masa-masa sulit untuk
kembali membangun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyikapi hal ini, program
studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) kembali menggelar
Sarasehan Webinar Islam & the Pandemic
Sarasehan yang berkolaborasi dengan Lembaga Budaya Embun Kalimasada, Yayasan Badan
Wakaf UII kali ini bertemakan “Islam Scientific Development and Innovations amid the Covid-
19 Pandemic”. Sarasehan kali ini mendatangkan empat pembicara yaitu Prof. Dr. Olgun Cicek
dari Siprus Utara, Prof. Dr. Boshra Arnout dari Mesir, Prof. Dr. Muhammad Mumtaz Ali dari
Malaysia, dan Dr. Trias Setiawati M.Si, dari UII.
Olgun Cicek dalam pemaparannya menguraikan tiga fase transisi yang dijumpai di masa
pandemi. Pertama, realitas baru yaitu adanya perubahan, kompleksitas, dan ketidakpastian
yang menimbulkan reaksi spontanitas seperti menutup pembelajaran tatap muka dan
memulai kelas online, serta menerka-nerka berapa lama pandemi akan berlangsung dan apa
yang akan terjadi setelahnya. Kedua, fase normal baru atau yang kita kenal dengan istilah
new normal. Evaluasi dan pemantauan terhadap sumber daya yang tersedia dilakukan di
tahap ini. Dan yang terakhir, fase mempersiapkan dan membangun masa depan dengan
melakukan adaptasi, kreativitas, dan digitalisasi yang berkelanjutan.
Daya lenting adalah sifat manusia yang diperoleh melalui pengalaman hidup. Semakin tinggi
tingkat resiliensi maka semakin sedikit masalah kesehatan mental yang dialami oleh individu,
seperti cemas, depresi, dan sebagainya. Arnout juga menyebutkan beberapa aktivitas yang
dapat meningkatkan resiliensi, yaitu memiliki tidur yang cukup dan nyenyak, mempraktikkan
kebiasaan keagamaan, memperkuat kesadaran mental dan spiritual, menjaga komunikasi
dengan orang lain, melakukan olahraga dan makan makanan yang sehat, serta meminta
bantuan profesional jika dibutuhkan.
Sementara Trias Setiawati memaparkan penelitiannya tentang wanita dan sains selama
masa pandemi. Dalam hasil risetnya yang melibatkan empat dosen UII, ilmuwan dan
akademisi wanita menghadapi beberapa kendala selama bekerja termasuk membagi waktu
antara karir dan keluarga, ketidaksetaraan gender dalam bentuk marginalisasi, stereotip
masyarakat, dan beban kerja ganda. Tetapi disisi lain, mereka bersikeras memberikan
manfaat bagi masyarakat luas sehingga bernilai ibadah.
Terlebih di era pandemi, menurut Trias Setiawati, mereka tetap melakukan sesuatu yang
relevan dengan bidangnya sekaligus melakukan urusan rumah tangga selama working from
home. Oleh karena itu, Trias mengibaratkan akademisi wanita sebagai ‘yellow light from the
ivory tower’, yang mana walau terpisah dari komunitas dan keramaian tetapi sangat tinggi
dan terang. (MRS/RS)
3. Isu dan masalah global di bidang ekonomi pada masa pandemi Covid 19 di Sepanjang tahun,
pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi di seantero penjuru dunia. Tidak
hanya dialami negara-negara berkembang dan negara-negara yang dikategorikan miskin,
negara-negara maju juga merasakan dampak negatif merebaknya Covid-19.
Sebagian besar negara maju bahkan terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup dalam.
Begitu pula negara berkembang, apalagi negara miskin. Hanya segelintir negara di dunia
yang masih mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi dampak pandemi Covid-19 di
tahun 2020, yaitu China (2,3 persen), Vietnam (2,9 persen), dan Taiwan (2,98 persen).
Ekonomi Amerika Serikat (AS) tercatat menyusut hingga minus 3,5 persen pada 2020.
Jerman tumbuh negatif 5 persen. Inggris terkontraksi 9,9 persen. Jepang menyusut 4,8
persen. Sedangkan Perancis dan Italia menutup tahun 2020 dengan kontraksi masing-masing
8,2 persen dan 8,9 persen.
Di kawasan Asia Tenggara, hanya Vietnam yang tumbuh positif sebesar 2,91 persen pada
tahun 2020. Sedangkan, negara-negara lain di kawasan ASEAN, tumbuh negatif.
Singapura tercatat terkontraksi 5,4 persen, Malaysia minus 5,6 persen, dan Thailand minus
6,1 persen. Sementara, Filipina menjadi yang paling buruk lantaran perekonomiannya
terkontraksi hingga 9,5 persen pada 2020. Adapun Indonesia terkontraksi 2,07 persen pada
tahun lalu
4. Lampiran 1. Kisi kisi Lembar observasi keaktifan belajara Siswa pada model
pembelajaran pembinaan konsep berbasis perspektif global di Sekolah Dasar!
Kelompok : …………………………
Pengamat : …………………………
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√) pada kolom 1, 2, 3, 4, dengan kriteria skor sebagai
berikut.
Skor 4 jika aspek (1), (2), dan (3) muncul. (keterangan ada di bawah)
Skor 3 jika ada 2 aspek yang muncul
Skor 2 jika hanya ada 1 aspek saja yang muncul
Skor 1 jika ikut dalam pembelajaran tetapi 3 aspek yang ada tidak muncul
Keterangan Skor :
Kegiatan Visual
1. Memperhatikan guru
(1) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
(2) Memperhatikan dengan antusias
(3) Memperhatikan dengan cermat
Kegiatan Lisan
5. Kesediaan bertanya
(1) Menunjukkan keseriusan dalam bertanya
(2) Menanyakan hal yang sesuai dengan materi pembelajaran
(3) Bertanya dengan kesadaran sendiri
6. Kesediaan menjawab
(1) Berani menjawab pertanyaan
(2) Menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh
(3) Menjawab pertanyaan dengan tepat
7. Mengemukakan pendapat
(1) Berani mengemukakan pendapat
(2) Mengemukakan pendapat dengan sistematis
(3) Mengemukakan pendapat sesuai dengan permasalahan