Skenario 1
Skenario 1
Sasaran belajar:
2. Biopsi terbuka
Biopsi terbuka adalah teknik biopsi dengan melakukan insisi ataupun eksisi dari lesi patologis
secara langsung melalui prosedur pembedahan terbuka. Biopsi terbuka dapat dilakukan dengan
dua teknik, yaitu biopsi insisi dan biopsi eksisi.
Biopsi insisi dilakukan dengan pembedahan terbuka dengan cara mengambil sebagian spesimen
jaringan pada daerah yang paling representatif. Sedangkan biopsi eksisi dilakukan dengan
prosedur pembedahan dengan mengambil secara komplit lesi patologis.
Energi dibutuh oleh semua makhluk hidup untuk menjalankan fungsi kehidupan. Salah satu
sumber energi adalah makanan, Energi dalam makanan disimpan dalam bentuk ikatan kimia
dengan berbagai senyawa. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan lancar keseimbangan energi
sangatlah dibutuhkan. Keseimbangan energi dicapai ketika asupan energi sama dengan
pengeluaran energi total atau Total energy expenditure (TEE) dan simpanan energi dalam tubuh.
Seseorang dikatakan berada dalam keseimbangan energi positif ketika asupan energi melebihi
TEE (dan akibatnya energi tubuh cadangan meningkat). Keseimbangan energi negatif terjadi
ketika asupan energi kurang dari TEE dan simpanan energi tubuh mengurangi. Kelebihan energi
positif menyebabkan pertambahan berat badan sedangkan kelebihan energi negatif menyebabkan
penurunan berat badan dan kekurangan berat badan. Energi dihasilkan oleh tubuh untuk
mempertahankan gradien elektrokimia, molekul transportasi, mendukung biosintetik,
menghasilkan pekerjaan mekanis yang dibutuhkan untuk respirasi dan sirkulasi darah, dan
menghasilkan kontraksi otot.
Tidak seimbangannya energi dalam tubuh menyebabkan metabolisme dalam tubuh terganggu
sehingga menimbulkan penyakit, seperti obesitas akibat energi yang masuk kedalam tubuh lebih
besar dari pada kebutuhan tubuh, kurus, kekurangan gizi.
5. Memahami dan menjelaskan tentang sabar dan tawakal
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan dengan suatu ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” (Q.S. Al-Baqarah 155-156).
Sabar dan tawakal adalah kunci kesuksesan dalam menghadapi ujian yang sedang kita alami.
Sebagai orang yang beriman kita pun diperintahkan untuk senantiasa bersabar dan bertawakal
selama menjalani ujian-ujian tersebut karena dengan kesabaran dan tawakal seluruh ujian atau
cobaan dan musibah tersebut bisa dilalui dengan baik, membawa kebaikan, dan keberkahan.
Pada dasarnya Allah telah memberi ujian dan cobaan di setiap hambanya sesuai porsinya
masing-masing. Ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah di tiap manusia berbeda-beda.
Sifat sabar mencerminkan nilai keimanan yang kuat. Kedudukan sabar dalam iman bagaikan
kepala pada jasad dan tidak ada keimanan tanpa sabar sebagaimana jasad tidak akan berfungsi
tanpa kepala. Kesabaran tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi ia harus diusahakan dan
dibiasakan agar menjadi sifat utama diri.
Sementara itu, tawakal merupakan pelengkap sejati sifat sabar. Tawakal merupakan kerja hati
memasrahkan seluruh ujian dan cobaan kepada kehendak-Nya. Tawakal berkaitan erat dengan
keridaan kita menjadikan Allah sebagai pelindung dalam kehidupan. Kehadiran tawakal dalam
diri akan menghadirkan kemudahan mengatasi persoalan. Karena kita benar-benar mengharap
pertolongan dan kemudahan hanya dari Allah SWT.
Dalam menghadapi berbagai ujian, ada beberapa sikap yang harus dilakukan seorang mukmin.
Pertama, tetap merasa yakin atau optimistis bahwa akan datang pertolongan Allah kepada kita.
Kedua, segera mengucapkan innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiuun setiap kali mendapat musibah.
Sikap selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah. Tawakal menjadi salah satu syarat bagi
seseorang mendapat pertolongan Allah.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat bertawakal, pertama jangan menyandarkan hati
kepada selain Allah. Kedua, dalam bertawakal jangan melakukan ikhtiar dengan mudarat yang
lebih besar dari pada manfaat. Ketiga, ketika bertawakal, kita harus berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dari awal hingga berakhirnya urusan. Terakhir, jauhkan rasa was-was yang
berlebihan. Kembalikan semua yang kita alami kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha
Mengetahui.