Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang
Siklus menstruasi sebagai suatu periode berlangsungnya perubahan fisiologi pada wanita.
Menstruasi terjadi dalam rentang waktu antara fase perdarahan menstruasi yang satu dengan fase
perdarahan menstruasi berikutnya. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat
setelah menarche dan sesaat sebelum menopause. Panjang siklus menstruasi seorang wanita biasanya
di pengaruhi oleh usia. Sindrom premenstruasi terjadi pada 75-80% wanita didunia adalah usia
reproduksi. Sistem reproduksi wanita menunjukkan siklus teratur yang dikenal sebagai persiapan
pembuahan dan kehamilan secara berkala. Ini disebut menstruasi dan terlihat oleh pengeluaran darah
bulanan dari uterus. Pendarahan ini terjadi ketika sel telur (sel telur matang) tidak dibuahi. Wanita
hanya dapat menghasilkan satu sel telur dalam sebulan dan hanya sekitar 400 ova dalam hidup
mereka. 1-3 Organ reproduksi wanita yang bertanggung jawab untuk siklus ini adalah ovarium,
saluran tuba, rahim, dan vagina. Menstruasi adalah proses katabolik yang dipengaruhi oleh hormon
dari hipofisis dan ovarium. Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) yang dikeluarkan oleh
hipotalamus memiliki peran dalam memicu sekresi gonadotropin oleh sel-sel hipofisis anterior.
Hormon-hormon ini, FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone),
merangsang dan mengendalikan perubahan siklus di dalam ovarium. Selama waktu reproduksi,
endometrium mengalami perubahan siklus yang konstan. Setiap siklus biasanya memiliki 4 fase yang
berkaitan dengan aktivitas hormon ovarium. Fase tersebut adalah fase proliferatif, fase ovulasi, fase
sekretori dan fase menstruasi. Fase ovulasi pada wanita normal dengan siklus seksual 28 hari terjadi
14 hari setelah menstruasi dimulai. Fase ini juga dikenal sebagai masa subur wanita. Masa subur
wanita adalah masa ketika ada sel telur yang tersedia untuk dibuahi oleh sel sperma.
Air liur dihasilkan oleh kelenjar ludah yang berakhir di rongga mulut dan menyebar dari
sistem peredaran darah melalui saluran yang terletak di permukaan antara gigi dan gusi. Jumlah dan
komposisi saliva menentukan kesehatan mulut. Air liur terdiri dari hampir 99% air dan sejumlah
kecil zat organik dan anorganik. yang dapat digunakan untuk mencerminkan kesehatan seluruh
tubuh. Zat anorganik yang terkandung dalam saliva adalah Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, dan NH4
sedangkan zat organiknya adalah urea, asam urat, glukosa bebas, asam amino, laktat, asam lemak
dan makromolekul seperti protein, amilase , peroksidase, tiosianat, lisosom, lipid, IgA, IGM, dan
IgG. Selain itu, air liur juga mengandung CO2, N2 dan O2. Sehingga saliva dapat digunakan sebagai
bahan pengganti lendir serviks untuk tes ferning ini.
Tes fern adalah pemeriksaan pada lendir serviks untuk melihat pola berbentuknya fern/
daun pakis. Pembentukan pola fern/ daun pakis pada lendir serviks akan tampak jika kadar estrogen
mencukupi. Estrogen meningkatkan eksresi NaCl oleh kelenjar serviks, sehingga membentuk pola
fern/ daun pakis. Sedangkan progesteron menghambat ekskresi NaCl sehingga menghambat
pembentukan pola fern. Oleh karena itu dengan mengetahui pola fern/ daun pakis pada lendir serviks,
maka dapat digunakan untuk mengevaluasi keseimbangan estrogen – progesteron.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tes ferning saliva

1.2.2 Mahasiswa mampu memberikan penilaian terhadap hasil tes ferning

1.3 Manfaat Praktikum

1.3.1 Bagi mahasiswa

Praktikum Frening Test ini bermanfaat bagi mahasiswa sebagai sarana untuk memantapkan
pengetahuan yang diperoleh dengan keadaan yang sesungguhnya.

1.3.2 Bagi Universitas

Praktikum ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah untuk mengevaluasi kembali
efektivitas praktikum frening test ini untuk kedepannya. Sehingga akan tercapai tujuan
pembelajaran dari blok urogenitalia ini.

1.3.3 Bagi Masyarakat

Praktikum ini diharapkan dapat diterapkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat
mengetahui pola kadar estrogen-progesteron pada tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai