Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

K
E
L
O
M
P
O
K

2
“ UNGGAS ”
DOSEN PEMBIMBING: Riskawati STP., M.Si
Di Susun Oleh:
 AHNAF ZACHAR ATHALLAH
 SRI DEVI ASTUTI
 INTAN NURAINI
 MARESKHA ROSA MYSTICA
 WINDA
 ANDIKA PONGARRANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt, karena atas Rahmat-Nya
Bahan Ajar Mata Kuliah Nutrisi Ternak Unggas dan Monogastrik dapat
diselesaikan.
Judul Bahan Ajar ini adalah “ Nutrisi Mineral pada Unggas”.
Bahan Ajar ini dibuat sebagai salah satu landasan ilmiah dalam bidang Nutrisi
Ternak serta sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar Mata Kuliah
“Nutrisi
Ternak Unggas dan Monogastrik”, dimana didalamnya membahas tentang
makro dan
mikro mineral untuk unggas dan monogastrik”.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, yang telah memberikan
kepercayaan untuk melakukan penulisan Bahan Ajar Mata Kuliah Nutrisi
Ternak
Unggas dan Monogastrik.
2. Kepala Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri
Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran, Jatinangor, yang telah memberikan pasilitas dan
bimbingannya dalam penulisannya.
3. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan Bahan Ajar ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukannya.
PENDAHULUAN

Latar Belakang Unggas merupakan salah satu komoditas ternak yang sudah
banyak dikembangbiakkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan
peternakan dengan komoditi unggas sudah sangat pesat baik dari peternakan
kecil-sedang sampai pada peternakan yang sudah besar. Pertimbangan kualitas
dan produktivitas ternak membuat perusahaan-perusahaan peternakan akan
tetap bersaing di pasar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan
mempertahankan usaha ternaknya. Meningkatnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan
daging ayam dipasaran. Masyarakat Indonesia umumnya juga lebih menyukai
daging ayam lokal dibandingkan dengan ayam pedaging sehingga ayam lokal
sangat berpotensi dan membuka peluang usaha guna meningkatkan taraf
hidup bagi peternak. Beberapa ayam lokal yang dikembangkan tersebut adalah
Ayam Kedu, Ayam Pelung, dan Ayam Nunukan (Suprijatna, 2005). Salah satu
keanekaragaman ayam lokal khas Indonesia adalah Ayam Kedu, ayam yang
berasal dari Karesidenan Kedu ini memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai usaha peternakan ayam lokal. Berkurangnya jumlah populasi Ayam
Kedu yang ada sekarang, mendorong Dinas Peternakan terkait berusaha
menjaga dan melestarikan ayam ini dengan program pemurnian yang akan
digunakan untuk pengembangbiakan Ayam Kedu. Program pemurnian 2
bertujuan menemukan galur murninya sehingga Ayam Kedu dapat terhindar
dari ancaman kepunahan. Dalam usaha pemurnian Ayam Kedu tersebut selain
dari karakter pembeda kualitatif, diperlukan juga peubah karakter kuantitatif
dengan identifikasi seperti morfologi ukuran tubuh. Pengukuran morfometrik
sebagai sifat kuantitatif perlu dilakukan dikarenakan ukuran tubuh suatu
individu merupakan indikator yang baik dan memiliki nilai kolerasi yang cukup
erat dengan parameter bobot hidup (Suparyanto dkk., 2004). Pengukuran
morfometrik juga dapat membantu proses seleksi dan perkawinan silang
ternak antar bangsa maupun jenis (Kurnianto dkk., 2013). Pentingnya
penelitian ini dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan mengenai sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif terutama pada Ayam Kedu yang nantinya dapat
digunakan sebagai informasi dasar guna pengembangan unggas lokal
selanjutnya. Hasil yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai salah satu
cara atau kriteria seleksi dalam pertimbangan kebijakan pemuliaan/pemurnian
Ayam Kedu. Karakteristik dari ukuran–ukuran tubuh kelompok ayam tertentu
dapat menentukan individu – individu yang tidak sesuai dengan kelompok
aktualnya (Sartika, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
karakteristik pada Ayam Kedu Jengger Merah dan Ayam Kedu Jengger Hitam
baik dari sifat kualitatif maupun sifat kuantitatifnya. Manfaat yang diperoleh
dari penelitian ini adalah memberikan gambaran informasi fenotipik mengenai
Ayam Kedu Jengger Hitam dan Jengger Merah serta memberikan pengetahuan
yang diperlukan dalam upaya pelestarian plasma nuftah.

Anda mungkin juga menyukai