RUMAH SAKIT
2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap orang yang hidup di dunia ini,
dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental.
Keadaan kesehatan seseorang dapat berpengaruh pada segi kehidupan sosial ekonomi, maupun
kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan negara dimanapun di dunia ini, baik di negara yang
sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Table 1.1 Data Jumlah Kunjungan Pasien Poli Di RSK St. Antonius AmpenanTahun 2010 -
2015
Tahun P.Umum P. Gigi Igd P. Kia Rawat inap Rad lab P. Bedah
2010 4247 344 2019 951 2802 414 7343 0
2011 4108 293 2972 789 2405 181 3966 0
2012 4222 372 3765 1507 1561 234 4050 195
2013 2959 269 5118 1144 1486 343 4033 1005
2014 2532 285 6309 750 1602 315 4123 277
2015 1997 240 6081 822 1408 83 3954 166
Sumber : data rekam medis RSK. St. Antonius Ampenan
Berdasarkan data di atas maka kami membuat study kelayakan untuk mengetahui apakah
Rumah Sakit Katolik Santo Antonius masih layak beroperasional atau tidak.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah :
Apakah pengembangan investasi pembangunan atau perombakan rumah sakit dan
peralatannya pada Rumah Sakit katolik santo Antonius ampenan dari aspek pasar dan aspek
finansial layak dilakukan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menentukan kelayakan suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat
kelayakan pembangunan atau perombakan rumah sakit dan peralatannya pada Rumah Sakit
katolik santo Antonius ampenan dari aspek pasar dan aspek finansial layak dilakukan.
2. Tujuan khusus
1) Adakah pengaruh antara kualitas petugas terhadap study kelayakan pembangunan atau
perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
2) Adakah pengaruh antara kuantitas petugas terhadap study kelayakan pembangunan atau
perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
3) Adakah pengaruh antara kualitas petugas terhadap study kelayakan pembangunan atau
perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
4) Adakah pengaruh antara menejemen pemasaran (media) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
5) Adakah pengaruh antara menejemen pemasaran (direct marketing) terhadap study
kelayakan pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan
tahun 2016
6) Adakah pengaruh antara penunjang medis (radiologi) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
7) Adakah pengaruh antara penunjang medis (ruang operasi) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
8) Adakah pengaruh antara penunjang medis (kamar bersalin) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
9) Adakah pengaruh antara penunjang medis (laboratorium) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
10) Adakah pengaruh antara penunjang non medis (instalasi gizi) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
11) Adakah pengaruh antara penunjang non medis (laundry atau linen) terhadap study
kelayakan pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan
tahun 2016
12) Adakah pengaruh antara penunjang non medis (administrasi) terhadap study kelayakan
pembangunan atau perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
13) Adakah pengaruh antara teknologi terhadap study kelayakan pembangunan atau
perombakan rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
14) Adakah pengaruh antara tarif terhadap study kelayakan pembangunan atau perombakan
rumah sakit katolik santo Antonius ampenan tahun 2016
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk bukti empiris berupa
Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Investasi Pada Rumah Sakit katolik santo Antonius
ampenan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi yayasan
dan manajemen untuk mengambil keputusan melakukan investasi serta kepada pihak
perbankan dalam mengambil keputusan pemberian penyaluran dana untuk investasi.
Kajian masalah
Lingkungan
1. Rencana pengelolaan lingkungan
2. Rencana pemantauan lingkungan
a. Kuantitas
SDM merupakan penggerak bagi sumber daya yang lain. SDM berkaitan dengan kinerja. Rumah
sakit katolik santo Antonius ini berada di bawah naungan Yayasan Santo Antonius Ampenan yang
diketuai oleh Sr Vincencia SSpS. Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan adalah
Dr Agustinus Sutanto dengan jumlah karyawan sebanyak 95 orang. Karyawan Rumah Sakit
Katolik Santo Antonius Ampenan mempunyai pendidikan yang berbeda dari tingkat SMP sampai
S2. Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan juga sering mengikut sertakan karyawannya
dalam pelatihan atau seminar sesuai dengan bidang yang di tempati, yang diharapkan dapat
b. Kualitas
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan karyawan pihak menejemen harus
senantiasa memperhatikan faktor – faktor yang mendorong karyawan bekerja dengan produktif,
salah satunya yaitu memperhatikan kepuasan kerja karyawan dengan memperhatikan faktor
kepuasan kerja karyawan makakaryawan dalam bekerja akan senantiasa disertai dengan perasaan
Kualitas petugas terhadap parameter kecepatan petugas dalam melayani pasien lambat sehingga
2. Promosi
penyampaiannya dengan menggunakan media yang bertujuannya untuk menarik minat konsumen
terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjadi jembatan
kepentingan produsen dengan konsumen. Promosi rumah sakit memberikan dampak kepada
pelanggan eksternal berupa pemahaman pelanggan mengenai produk atau pelayanan yang di
a. Media
Sejauh ini media promosi yang ada yaitu melalui web Rumah Sakit Katolik Santo Antonius.
Namun bentuk promosi masih kurang begitu lengkap karena tidak di cantumkan bentuk pelayanan
dan dokter yang menganganinya sehingga banyak pasien yang kurang mengetahuinya.
b. Direct Marketing
Sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk
menghasilkan respon atau transaksi. Dalam hal ini Rumah Sakit Katolik Santo Antonius
mengunjungi beberapa perusahaan atau universitas untuk menawarkan jasa pelayanan dalam hal
3. Penunjang medis
a. Radiologi
Salah satu sarana penujang medis yang memberikan pelayanan pemeriksaan radiologi
dengan hasil pemeriksaan berupa foto/ gambar/ imaging yang dapat membantu dokter dalam
melayani pasien. Berdasarkan data kunjungan pasien radiologi di rumah sakit katolik santo
Antonius dari tahun 2010-2015 mengalami penurunan hal ini kemungkinan di karenakan alat
radiologi masih dalam perbaikan sehingga pasien melakukan pemeriksaan di luar rumah sakit.
b. Ruang operasi
Bagian dari sebuah pelayanan rumah sakit yang diperlukan untuk memberikan sarana dan
prasarana tindakan bedah. Berdasarkan data dari rumah sakit katolik santo Antonius di
dapatkan pada tahun 2010 – 2015 jumlah kunjungan kamar operasi mengalami penurunan hal
ini di karenakan fasilitas yang ada kurang memadai…blab ala bal (Tanya kak nela)
c. Kamar bersalin
wadah pelayanan masyarakat yang berperan sebagai tempat kegiatan dan tindakan dibidang
kesehatan khususnya kebidanan. Berdasarkan data dari rumah sakit katolik santo Antonius ampenan
di dapatkan pada tahun 2010 – 2015 mengalami penurunan hal ini di karenakan …bla bl
d. Laboratorium
Unit pemeriksaan diagnostic untuk membantu menegakkan diagnosis yang ditangani oleh
dokter. Unit Laboratorium rumah sakit katolik santo Antonius mempunyai 4 orang tenaga
sebagai analis laboratorium, karyawan terbagi dalam 2 shift (pagi dan sore) selama 15 jam.
Unit ini telah mempunyai standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga laboratorium.
Untuk mencapai standar tersebut, setiap tahunnya selalu ada pendidikan berkala yang harus
diikuti oleh tenaga unit ini secara bergantian, baik itu melalui pendidikan resmi D3 Analis
Medis, maupun melalui seminar, kongres dan lain-lain. Berdasarkan data kunjungan pasien lab
dari tahun 2010 – 2015 mengalami penurunan kemungkinan dikarenakan jumlah SDM yang
e. Instalasi gizi
Unit yang mengelola pelayanan bagi pasien rawat inap, rawat jalan maupun keluarga pasien,
dengan kegiatannya :
Penerapan
dengan memakai air dan bahan kimia pencuci, baik dengan menggunakan mesin maupun
tangan.
Proses pencucian linen di rumah sakit katolik santo Antonius ampenan sebagai berikut.
Mengumpulkan semua linen-linen yang kotor dari semua ruangan. Seksi yang bertugas
memilah-milah semua linen-linen yang ada kemudian petugas sebisa mungkin
meletakkan linen-linen yang ada pada ember yang sudah disiapkan.
Sortir sewaktu berada di ruang pencucian, linen harus dipilah-pilah berdasarkan jenis dan
kesiapannya untuk dicuci.
Perhatikan pada noda-noda sebelum memasukkan linen-linen ke pencucian,
Mencuci dan menghilangkan noda dengan detergen dan penghilang noda
Memasukkan cucian ke dalam mesin cuci sesuai dengan takaran mesin cuci .
Mengambil cucian yang sudah bersih dari mesin cuci
Menjemur linen bersih
g. Adiministrasi
4. Teknologi
Untuk mendukung dan mempermudah dalam pelayanan rumah sakit, maka RSK menggunakan
program HIS sebagai alat bantu dalam pelayanan administrasi rumah sakit. HIS merupakan salah
satu program offline yang digunakan rumah sakit untuk membantu petugas admistrasi untuk
memperoleh data yang lebih akurat seperti : data pasien, dokter, karyawan, dll.
Program HIS ini dapat membantu petugas dalam menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu di
samping itu juga dapat menghemat kertas sehingga dapat meminimalkan pengeluaran rumah sakit.
5. Tariff
Tarif merupakan biaya/patokan yang harus di bayarkan oleh coustemer. Berdasarkan survey yang
sudah di lakukan di beberapa rumah sakit yang ada di nusa tenggara barat dimana Rumah sakit
katolik santo Antonius menawarkan harga lebih murah dibandingkan rumah sakit lainnya dengan
pelayanan yang maksimal. Akan tetapi kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan
dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Definisi lain menurut Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008, rumah sakit
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat
Menurut Aditama (2003), Rumah Sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan pada upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan.
Berdasarkan penjelasan BAB III Pasal 4 dan 5 UU No.44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
B. PEMASARAN
1) Pengertian Pemasaran
dan keinginannya dengan cara tertentu yang disebut pertukaran. Jadi pemasaran merupakan
suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran. Kegiatan tersebut
tidak lain bertujuan memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun kepada pembeli. Pada
kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu untuk dipuaskan dan usaha tersebut
merupakan suatu system yang saling berhubungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Kotler (2009) yang menyatakan bahwa pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi
Kotler (2009) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran sebagai
seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan
unggul. Manajemen pemasaran yang baik sangat penting pengaruhnya untuk mencapai tujuan
pedoman atau dasar melakukan kegiatan pemasaran dengan ketepatan memilih pasar sasaran
serta menjaga dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan, dan
tersebar luas di pasar dengan harga terjangkau. Tetapi konsep tersebut berlaku
paling tidak dalam dua situasi, yaitu jika permintaan akan produk melebihi
penawaran dan jika biaya produk yang tinggi dapat ditekan untuk memperluas
pasar.
menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik. Konsep ini
dan promosi yang agresif. Kebanyakan perusahaan menjalankan konsep ini bila
adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menetapkan dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran ini dimulai dengan
kepuasan yang diinginkan lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara
anggota organisasi untuk melihat peran mereka sendiri dan memperhatikan apa
internal organisasi, sehingga ada kinerja yang maksimal dalam operasional untuk
menyampaikan nilai terbaik. Kondisi yang ada mampu diciptakan karena dalam
dukungan, bukan sebagai program atau kampanye jangka pendek untuk menarik
sebagai berikut:
laba.
teori Varey dan Barbara (2000) mengenai pemasaran internal yang paling
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
KARAKTERISTIK
JUMANTIK
- Pengetahuan
- Sikap STATUS ANGKA
- Peran petugas BEBAS JENTIK (ABJ)
- umur
- Lama kerja
- kelengkapan
Peralatan
- dukungan honor
B. Hipotesis
1. Ada Hubungan antara pengetahuan jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
2. Ada Hubungan antara sikap jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
3. Ada Hubungan antara peran petugas jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
4. Ada perbedaan antara umur jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
5. Ada Hubungan antara lama kerja jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
6. Ada Hubungan antara kelengkapan peralatan jumantik dengan status Angka Bebas
Jentik
7. Ada Hubungan antara dukungan honor jumantik dengan status Angka Bebas Jentik
C. Jenis Penelitian
dengan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas yaitu pengetahuan, sikap, peran petugas, umur, lama kerja, kelengkapan peralatan
D. Variabel Penelitian
sikap, peran petugas, umur, lama kerja, kelengkapan peralatan dan dukungan honor.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabell bebas atau
E. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
Pemahaman petugas jumantik terhadap penyakit DBD dan pemeriksaan jentik rutin
(PJR) yang meliputi pengertian DBD, penyebab DBD, gejala DBD, mekanisme
Skala : ordinal
baik ≥ mean
baik ≥ median
dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia. Peran
petugas jumantik dalam hal ini meliputi melakukan pemeriksaan jentik, memberikan
penyuluhan, mencatat dan melaporkan hasil PJR, mencatat dan melaporkan kasus
Skala : nominal
Kategori : Jika data berdistribusi normal maka :
Aktif ≥ mean
Aktif ≥ median
d. Umur
Adalah lamanya hidup responden terhitung sejak tanggal lahir sampai dengan waktu
Skala : rasio
e. Lama Kerja
Lama kerja dalam penelitian ini adalah lamanya responden bekerja sebagai Juru
Pemantau Jentik di hitung sejak pertama melakukan tugas sampai penelitian ini
dilakukan.
Skala : nominal
Lama ≥ mean
Lama ≥ median
f. Kelengkapan Peralatan
Kelengkapan peralatan yaitu tersedianya alat alat yang di butuhkan oleh jumantik
dalam melakukan Pemeriksaan Jentik Rutin (PJR). Perlatan (alat – alat) dalam hal
ini meliputi : lampu senter, buku catatan pemeriksaan jentik berkala dan PSN, serta
Skala : nominal
Lengkap ≥ mean
Lengkap ≥ median
g. Dukungan Honor
Dukungan Honor dalam penelitian ini adalah gaji yang di terima oleh jumantik.
Skala : nominal
2. Variabel Terikat
Status angka bebas jentik dalam penelitian ini adalah rata – rata per bulan
pemeriksaan jentik yang dilakukan oleh jumantik pada bulan April dimana
Skala : nominal
Kategori :memenuhi standar apabila persentase Angka Bebas Jentik (ABJ)
≥ 95 %.
¿ 95 % .
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
pada penelian ini adalah seluruh Jumantik di kelurahan Wonotingal wilayah kerja
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi(26). Sampel dalam penelitian ini adalah para petugas jumantik yang ada di
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
N
n= 2
1+ N ( d )
90
n= 2
1+ 90 ( 0,1 )
90
n=
1,9
n=47,36
Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 47 responden.
Kriteria ekslusi:
1) Jumantik tidak dalam keadaan sadar dan tidak mau dijadikan responden
G. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar
observasi. Kuesioner ini digunakan untuk megetahui fator internal dan eksternal dari
jumantik yang meliputi pengetahuan, sikap, peran petugas, umur, lama kerja, kelengkapan
peralatan, dan dukungan honor. Sedangkan lembar observasi ini di gunakan untuk
mencatat persentase Angka Bebas Jentik waktu pelaksanaan Pemeriksaan Jentik Rutin
(PJR). Selain itu digunakan instrumen lain yang mendukung kuesioner dan lembar
1. Validitas
Validitas merupakan pernyataan tentang sejauh mana alat ukur mampu mengukur
apa yang sesungguhnya hendak diukur. Instrumen penelitian dikatakan valid jika
mempunyai signifikansi kurang dari 0,05 pada pengujian validitas di SPSS (28).
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan program aplikasi statistik terhadap status
angka bebas jentik, didapatkan hasil bahwa dari 32 item pertanyaan yang diberikan di
ketahui ada sebanyak 13 item pertanyaan yang vailid yaitu P2, P4, P15, P16, P18,
2. Realibilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menyatakan sejauh mana suatu alat ukur dapat
mempunyai nilai cronbach – alpha lebih dari 0,5(29). Berdasarkan hasil uji reliabelitas
terhadap kuesioner status angka bebas jentik didapatkan hasil bahwa nilai koefisien
reliabelitas alpha (cronbach’s alpha) sebesar 0,651. Hal ini menunjukkan bahwa
3. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas data dapat digunakan uji
Shapiro-Wilk (sampel < 50) pada SPSS. Apabila signifikansi p ≤ 0,05 maka data
tersebut merupakan data yang tidak normal distribusinya. Sebaliknya bila signifikansi
H. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber nya sebagai sumber
informasi yang dicari yaitu penangggung jawab jumantik serta para jumantik di
Kelurahan Wonotingal.
b. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
lewat pihak peneliti dari subjek penelitian yaitu data Dinas Kesehatan Kota berupa
data Angka Bebas Jentik (ABJ) serta dari Puskesmas Kagok berupa data
a. Wawancara
mengetahui nama responden, umur responden, lama kerja dan faktor – faktor
b. Obsevasi
responden dan lingkungannya seperti laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) saat
pelaksanaan Pemeriksaan Jentik Rutin (PJR), serta buku bantu kasus DBD di
Puskesmas Kagok.
c. Studi Kepustakaan
I. Pengolahan Data
1. Editing
Mengoreksi data secara langsung apakah data yang didapat sudah sesuai dengan
keinginan.
2. Koding
Memberikan skor atas jawaban dari hasil-hasil pertanyaan sesuai dengan penetapan
4. Entry
5. Tabulating
Kegiatan memasukkan data kedalam suatu tabel sesuai dengan jenis variabel yang
diperoleh.
6. Penyajian Data
Menampilkan data dalam bentuk tabel frekuensi dari data yang telah di entry.
J. Analisis Data
SPSS for widows versi 16.0, dengan menggunakan analisis sebagai berikut :
1. Analisis univariat
data dengan menggunakan tabel frekuensi dan narasi dari masing – masing variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
uji statistik chi square (X2) digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Dengan tabel 2x2, derajat kemaknaan 95 %
(O-E)2
X2 = Ʃ
Keterangan :
a.)Bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih klas hipotesis
1. Bila nilai p value > nilai α = 0,05 maka Ho diterima, yang artinya tidak ada
2. Bila nilai p value ≤ nilai α = 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang
Apabila uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji fisher exact, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Uji independent t-test digunakan untuk menguji hubungan antara variabel skala
perhitungan p value dengan kaidah: bila taraf signifikan nilai p value < 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan atau
bermakna. Bila taraf signifikansi nilai p hitung 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti hubungan yang tidak signifikan/tidak bermakna. Bila uji tidak
memenuhi syarat independent t-test maka digunakan uji non parametrik Mann
Whitney.
Tabel 3.1
variabel maka uji statistik yang digunakan untuk analisis bivariat sebagai berikut:
Tabel 3.2