Anda di halaman 1dari 9

RMK Audit Sektor Publik

“Audit Internal Sektor Publik : Proses dan Teknik”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Suci Agustina 1802125296

Thelma Ivanka W. 1802112049

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Riau

2021/2022
Statement Of Authorship

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa RMK / makalah / tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah / tugas
pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Audit Sektor Publik

Judul RMK : Audit Internal Sektor Publik : Proses dan Teknik

Tanggal : 3 Desember 2021

Dosen : Dr. H. M. Rasuli, SE., M.Si., Akt., CA., ACPA

Suci Agustina Thelma Ivanka Winatami

1802125296 1802112049
Audit Internal Sektor Publik : Proses dan Teknik

1. Pengertian

Audit internal sektor publik adalah audit yang dilakukan di lingkungan


organisasi/lembaga yang bergerak di bidang penyediaan barang dan jasa publik (public goods
and services), yaitu barang dan jasa yang dibutuhkan oleh khalayak ramai atau masyarakat pada
umumnya, seperti jalan raya, rumah, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pertahanan dan
keamanan, penerangan, dsb.

Organisasi/lembaga sektor publik tersebut dapat berupa instansi pemerintah,


BUMN/BUMD, dan lembaga swasta. Memperhatikan hal tersebut, pengertian audit internal
sektor publik dapat dipertajam menjadi kegiatan audit yang dilakukan oleh auditor yang bekerja
untuk kepentingan manajemen organisasi/lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, dan swasta
yang melakukan upaya penyediaan barang dan jasa publik.

yang dimaksud dengan sektor publik adalah pemerintah daerah (provinsi,


kabupaten/kota). Dengan demikian audit internal sektor publik dalam modul ini adalah audit
yang dilakukan instansi struktural yang secara khusus ditugasi sebagai auditor internal
dilingkungan pemerintahan daerah (provinsi, kabupaten/kota), yang disebut juga dengan
inspektorat daerah.

2. Peran dan Kontribusi Auditor Internal

Menurut the International Standard for the Professional Practice of Internal Auditing,
peran yang dimainkan oleh auditor internal dibagi menjadi dua kategori utama; jasa assurance
dan jasa konsultansi.

a. Jasa Assurance merupakan penilaian obyektif auditor internal atas bukti untuk
memberikan pendapat atau kesimpulan independen mengenai proses, sistem atau subyek
masalah lain. Jenis dan lingkup penugasan assurance ditentukan oleh auditor internal.
b. Jasa konsultansi merupakan pemberian saran, dan umumnya dilakukan atas permintaan
khusus dari klien (para auditi). Dalam melaksanakan jasa konsultansi, auditor internal
harus tetap menjaga obyektivitasnya dan tidak memegang tanggung jawab manajemen.
Disamping memberikan jasa audit (tepatnya assurance) dan jasa konsultansi, auditor
internal juga dapat berperan dalam berbagai hal lain yang memberikan nilai tambah bagi
organisasi:

 Memberikan masukan kepada pimpinan mengenai berbagai hal terkait dengan


pelaksanaan fungsi manajemen, mulai dari perencanaan (misal: penyusunan usulan
rencana anggaran pendapatan dan belanja) sampai pada penyusunan laporan pertanggung
jawaban keuangan pemerintah daerah. Auditor internal dapat memberi masukan yang
komprehensif kepada manajemen karena dia memiliki akses dan pengetahuan yang luas
terhadap seluruh satuan kerja di lingkungan pemerintahan daerah.
 Sebagai counterpart (pendamping) auditor eksternal (BPK dan/atau kantor akuntan
publik yang ditunjuk) dan pejabat pengawas pemerintah lainnya yang melakukan
pengawasan di lingkungan pemerintah daerah tempat dia bekerja. Pejabat Pengawas
Pemerintah lainnya tersebut meliputi; BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen/Unit
pengawasan LPND.

Dalam hal tertentu, bila independensi, kompetensi dan kecermatan profesional


inspektorat daerah dalam melaksanakan tugas dipandang memenuhi syarat, dimungkinkan hasil
pengawasannya akan dimanfaatkan oleh auditor eksternal, sebagai pendukung terhadap laporan
audit yang akan diterbitkannya. Dengan demikian, luas pemeriksaan oleh auditor eksternal dapat
dikurangi dan biaya auditnya dapat lebih efisien.

3. Proses Audit Internal


a. Persiapan Penugasan

Kegiatan utama pada tahap ini adalah pengumpulan informasi umum tentang auditi,
untuk ditelaah dalam rangka menentukan sasaran audit tentantif (tentative audit objectieves) atau
perkiraan permasalahan yang perlu mendapat perhatian pada tahap audit pendahuluan. Secara
keseluruhan aktivitas persiapan penugasan meliputi: penerbitan Surat Tugas, koordinasi dengan
Inspektorat lain, pemberitahuan kepada Auditi, pengumpulan informasi umum, penyusunan
rencana penugasan, penyiapan program audit untuk audit Pendahuluan.
b. Audit Pendahuluan

Pada tahap ini auditor berupaya memperoleh kerjasama dengan auditi, memperoleh
gambaran yang lebih detil tentang auditi, serta mengumpulkan bukti awal dan melakukan
berbagai penelaahan dengan memperhatikan sasaran audit tentantif (tentative audit objectives)
dan mengikuti langkahlangkah pemeriksaan dalam program audit pendahuluan. Hasil
pengumpulan bukti awal dan penelaahan tersebut digunakan untuk menentukan permasalahan
yang perlu didalami (sasaran audit definitif/firm audit objectives) dalam rangka merencanakan
prosedur audit selanjutnya. Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh auditor pada audit
pendahuluan ini, meliputi: pertemuan awal, observasi lapangan, penelaahan dokumen, evaluasi
pengendalian internal, prosedur analitis, dan penyusunan program audit lanjutan.

c. Pelaksanaan Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pendalaman pemeriksaan, dengan mengumpulkan bukti-bukti


yang lebih banyak dan analisa yang lebih mendalam, dalam rangka memperkuat/melengkapi
atribut terkait dengan permasalahan yang perlu mendapat perhatian sebagaimana diidentifikasi
pada audit pendahuluan. Kegiatan pelaksanaan pengujian ini disebut juga dengan pemeriksaan
lanjutan/perluasan pengujian/pengembangan temuan.

d. Penyelesaian Penugasan Audit

Pada tahap penyelesaian penugasan, auditor merangkum semua permasalahan yang


ditemukan dalam suatu daftar permasalahan/temuan, kemudian mengkonfirmasikannya kepada
pihak auditi untuk mendapatkan tanggapan dan pengembangan rekomendasi untuk persetujuan
dan komitmen dari menajemen mengenai permasalahan yang dikemukakan dan pelaksanaan
rekomendasi tersebut. Kegiatan konfirmasi dengan pihak auditi tersebut biasanya dilakukan
dalam forum pertemuan akhir atau clossing conference.

e. Pelaporan dan Tindak Lanjut

Penyusunan laporan hasil audit, yaitu aktivitas menuangkan rangkuman hasil audit
kedalam laporan, biasanya dilakukan oleh Ketua Tim Audit, direviu oleh Supervisor dan
disetujui/ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Audit. Laporan yang telah disetujui kemudian
digandakan sesuai kebutuhan dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya.
Dalam laporan hasil audit diungkapkan pula berbagai permasalahan yang ditemukan dan
rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh manajemen atau pihak lain yang terkait. Terhadap
rekomendasi yang diberikan itu, auditor melakukan pemantauan dan evaluasi (monitoring dan
evaluation). Maksudnya adalah untuk mencapai tujuan akhir kegiatan audit internal, yaitu adanya
perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan peningkatan kinerja auditi, sekaligus bermanfaat
dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.

4. Teknik Audit Internal Sektor Publik


a. Prosedur Analitis

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau
laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau
anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisa regresi.

b. Inspeksi

Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi
seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, baik bottom up maupun
top-down.

c. Konfirmasi

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan


auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi
sektor publik yang diaudit

d. Permintaan Keterangan (Inquiring)

Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis olehauditor.
Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan
organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis.
e. Penghitungan (Counting)

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan (counting) adalah perhitungan
fisiksumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh
dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered).

f. Penelusuran (Tracing)

Dalam penelusuran (tracing), yang sering kali disebut sebagai penelusuran ulang, auditor
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan,dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan
akuntansi (jurnal dan buku besar).

g. Pemeriksaan Bukti Pendukung (Vouching)

Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) meliputi pemilihan ayat jurnaldalam


catatan akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.

h. Pengamatan (Observing)

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan


beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya dapat berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi
tertentu, seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas
yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor publik.

i. Pelaksanaan Ulang (Reperforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang(reperforming)


perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh organisasi sektor publik yang diaudit.

j. Teknik Audit Berbantuan Komputer (Computer-Assisted Audit Technique)

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui mediaelektronik,


maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputeruntuk membantu
melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
k. Pengujian Pengendalian

Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:

 Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan


desain kebijakan atau prosedur dan apakah benar- benar digunakan dalam
kegiatan organisasi.
 Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan
prosedur serta bagaimana pengaplikasiannya, konsistensinya dengan
aplikasi terdahulu, dan oleh siapa tersebut dilakukan selama periode audit.
l. Pengujian Substantif
Dua kategori umum pengujian substansif adalah:
 Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam menyediakan bukti-bukti
tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya,
tentang kesalahan atau ketidakberesan yang terjadi.
 Pengujian yang terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujianuntuk
menyediakan bukti- bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi
dan neraca, atau sebaliknya, tentang kesalahan atau ketidakberesan yang
terjadi
DAFTAR PUSTAKA

https://jabatanfungsionalauditor.files.wordpress.com/2014/06/dasar-dasar-audit-internal-
sektor-publik.pdf

https://123dok.com/document/z1er7rey-teknik-audit-keuangan-sektor-publik.html

Anda mungkin juga menyukai