Anda di halaman 1dari 6

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

2.2. Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus


2.2.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berat volume atau berat
isi agregat halus (pasir). Dengan mendefinisikannya sebagai perbandingan berat
material kering dengan volumenya.

2.2.2. Peralatan dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan pemeriksaan berat volume
agregat halus ini sebagai berikut:
1. Neraca ohauss
2. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm dan panjang
3. Sekop semen
4. Wadah baja
5. Beban neraca
6. Pan
7. Bahan uji berupa agregat halus

Gambar 2.2.1. Neraca ohauss Gambar 2.2.2. Tongkat pemadat


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

Gambar 2.2.3. Sekop semen Gambar 2.2.4. Wadah baja

Gambar 2.2.5. Beban neraca Gambar 2.2.6. pan

Gambar 2.2.7. Agregat halus


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

2.2.3. Prosedur Percobaan


Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam percobaan ini sebagai berikut:
Sebelum melakukan percobaan pastikan agregat yang digunakan dalam keadaan
bersih dan sudah dioven pada suhu (100±5)°C hingga memiliki berat yang stabil

1. Berat isi lepas:


a. Timbanglah berat wadah baja, kemudian catat (W1)
b. Masukkan benda uji menggunakan sekop dari ketinggian 5 cm di atas
wadah baja sampai penuh. Prosedur ini dilakukan secara hati-hati agar tidak
terjadi pemisahan butir-butir pada agregat
c. Ratakan permukaan benda uji menggunakan mistar perata
d. Timbanglah berat wadah baja yang terisi oleh benda uji, kemudian catat
(W2)
e. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)

2. Berat isi dengan cara penusukan:


a. Timbanglah berat wadah baja, kemudian catat (W1)
b. Masukkan benda uji ke wadah baja secara berangsur, yaitu dengan membagi
wadah menjadi tiga bagian. Setiap bagian diisi dengan agregat sama tebal,
dimana setiap lapisnya dilakukan penusukan sebanyak 25 kali secara merata
c. Ratakan permukaan benda uji dengan mistar perata
d. Timbanglah berat wadah baja yang terisi oleh benda uji, kemudian catat
(W2)
e. Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

2.2.4. Perhitungan
Perhitungan dalam percobaan ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Rumus yang digunakan:
NIM
 W2 = W2 kelompok +
100
88
= 7,767 kg + gr
100
= 8,647 kg

Tabel 2.2.4.1 Data dan hasil perhitungan observasi 1

OBSERVASI 1
Isi lepas Penusukan
A Volume wadah 3,181 L 3,181 L
B Berat wadah (W1) 4,515 kg 4,515 kg
C Berat wadah + benda uji (W2) 7,767 kg 8,072 kg
D Berat benda uji (W3= W2-W1) 3,252 kg 3,557 kg
Berat volume 1 1,022 kg/L 1,118 kg/L

Tabel 2.2.4.2 Data dan hasil perhitungan observasi 2

OBSERVASI 2
Isi lepas Penusukan
A Volume wadah 3,181 L 3,181 L
B Berat wadah (W1) 4,515 kg 4,515 kg
C Berat wadah + benda uji (W2) 8,647 kg 8,952 kg
D Berat benda uji (W3= W2-W1) 4,132 kg 4,437 kg
Berat volume 2 1,298 kg/L 1,394 kg/L

Berat V 1+ Berat V 2
Berat volume rata-rata isi lepas =
2
1,022+1,298
=
1,298
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

= 1,16 kg/L

Berat V 1+ Berat V 2
Berat volume rata-rata penusukan =
2
1,118+1,394
=
2
= 1,256 kg/L
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
PUTRI HAYATUN NUFUS
03011282025088

2.2.5. Pembahasan
Berat volume agregat halus dipengaruhi oleh berat butiran agregat itu
sendiri. Semakin besar berat butiran suatu agregat maka semakin berat volume
yang dihasilkan suatu agregat, dan sebaliknya jika semakin kecil berat butiran
suatu agregat maka berat volumenya akan semakin kecil. Berat volume rata-rata
pada kondisi penusukan lebih besar dibandingkan dengan volume rata-rata isi
lepas. Perbedaan ini dikarenakan pada prosedur berat isi lepas masih banyak pori
yang terbentuk di dalam wadah yang berisi benda uji karna tidak dilakukan
pemadatan, sedangkan pada prosedur percobaan berat volume dengan metode
penusukan, dilakukan penuangan agregat secara bertahap menjadi tiga kali
penuangan dengan masing-masing proses penuangan dilakukan pemadatan
menggunakan tongkat pemadat dengan penusukan sebanyak 25 (dua puluh lima)
kali secara merata, yang mengakibatkan pori yang terbentuk menjadi lebih sedikit
karena terisi oleh agregat yang dipadatkan. Oleh karena itu agregat yang dapat
ditampung lebih banyak atau lebih maksimal dan mengakibatkan volume yang
diperoleh semakin besar jga.
Proses penusukan ini mempengaruhi hasil pemeriksaan berat volume
agregat halus pada kondisi padat. Jika penusukan tidak dilakukan secara benar,
seperti tongkat dijatuhkan terlalu tinggi atau menekan tongkat saat menusuk akan
mempengaruhi berat volume. Agregat yang digunakan haruslah agregat yang
bersih dan kering, karena kadar air dapat mempengaruhi massa agregat tersebut.
Untuk hasil dari percobaan ini, dengan data seperti di table dperoleh berat
rata-rata volume isi lepas adalah 1,16 kg/L dan berat rata-rata volume penusukan
adalah 1,256 kg/L

Civil Engineering of SriwijayaUniversity

Anda mungkin juga menyukai