Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

KENAIKAN TITIK DIDIH DAN TEKANAN OSMOSIS

XII MIPA 3

KELOMPOK 9

1. GEDE AGUS KRISNA WIJAYANTARA (3)


2. GEDE NGURAH ADI NUGRAHA (4)
3. GUSTI AYU WEDA SURYA PUTRI (8)
4. PUTU RISKA TRIANI (37)
5. PUTU WIKA HARTAMI (38)

SMA NEGERI 4 SINGARAJA


Jl. Melati, Banjar Jawa, Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.
a. KENAIKAN TITIK DIDIH

Judul : Laporan Pengamatan Sifat Koligatif Larutan (Kenaikan Titik Didih)

Tujuan : Mengetahui pengaruh zat terlarut pada titik didih larutan dan menjelaskan faktor
yang dapat mempengaruhi kenaikan titik didih.

Alat dan Bahan:

a. Panci
b. Sendok makan
c. Gelas
d. Stopwatch
e. Kompor
f. Alat tulis
g. Air
h. Gula pasir

Langkah Kerja:

1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.


2. Untuk percobaan pertama, tuangkan air ke panci sebanyak satu gelas.
3. Nyalakan kompor dan klik mulai pada stopwatch.
4. Matikan kompor stopwatch apabila sudah terlihat ada gelembung-gelembung air.
5. Catatlah waktu yang tertera pada stopwatch.
6. Untuk percobaan kedua, tuangkan air ke panci sebanyak satu gelas.
7. Tambahkan satu sendok gula pasir lalu aduk sampai tercampur merata.
8. Nyalakan kompor dan klik mulai pada stopwatch.
9. Catatlah waktu yang tertera pada stopwatch.
10. Ulangi langkah enam sampai sembilan untuk percobaan ketiga (menggunakan dua
sendok gula pasir) dan percobaan keempat (menggunakan tiga sendok gula pasir).
Hasil Pengamatan:

No. Jenis Larutan Waktu


1. Air 40,67 s
2. Air dan satu sendok gula pasir 46,03 s
3. Air dan dua sendok gula pasir 49,38 s
4. Air dan tiga sendok gula pasir 53,52 s

Pembahasan:

Kenaikan titik didih menurut Rosenberg (1992) adalah nilai selisih titik didih larutan
dengan nilai titik didih zat pelarut. Larutan yang ditambahkan dengan zat terlarut cenderung
membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk bisa menyamai suhu udara luar. Seperti halnya yang
ditekankan oleh Petrucci (1999) bahwa zat cair yang bercampur dengan zat non volatile akan
membutuhkan temperatur yang lebih tinggi karena tekanan uap suatu larutan mengalami
penurunan.

Pada percobaan pertama, yaitu air yang dididihkan membutuhkan waktu 40,67 detik.
Pada percobaan kedua, yaitu air dicampur dengan satu sendok makan gula yang dididihkan
membuthkan waktu 46,03 detik. Sedangkan, pada percobaan ketiga, yaitu air dicampur dengan
tiga sendok gula yang dididihkan membutuhkan waktu 53,52 detik.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak gula pasir yang ditambahkan,
semakin lama waktu yang dibutuhkan sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik didihnya.
Dengan kata lain, terbukti kembali bahwa zat terlarut memiliki andil besar dalam kenaikan titik
didih suatu larutan. Perbedaan kadar gula pasir juga membuktikan ada faktor lain yang
mempengaruhi kenaikan titik didih. Faktor tersebut adalah konsentrasi dari larutan. Semakin
besar konsentrasi yang dimiliki oleh gula, maka berdampak pada tingginya titik didih larutan.
b. Tekanan Osmosis

Judul : Laporan Pengamatan Sifat Koligatif Larutan (Tekanan Osmosis)

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap tekanan osmosis.

Alat dan Bahan:

a. Empat mangkok atau toples


b. Gelas
c. Alat tulis
d. Sendok makan
e. Empat buah timun
f. Air
g. Garam

Langkah Kerja:

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Isilah label berupa angka satu, dua, tiga, dan empat pada mangkok.
3. Tuangkan air ke setiap mangkok masing-masing sebanyak satu gelas.
4. Tambahkan sebanyak satu sendok makan garam pada mangkok dua, dua sendok
makan garam pada mangkok tiga, dan tiga sendok makan pada mangkok empat.
Kemudian aduklah sampailah merata.
5. Masukkan timun yang masih utuh ke setiap mangkok, masing-masing satu buah
timun.
6. Amatilah perubahan warna air, tekstur timun, dan ukuran timun setiap 2-3 jam
selama 12-15 jam.
7. Catatlah setiap perubahan.
Hasil Pengamatan:

Waktu 0 Jam 3 Jam 6 Jam 9 Jam 12 Jam


Timun 1 Bening Bening Bening Bening Bening
Warna Timun 2 Bening Tidak terlalu Tidak terlalu Tidak terlalu Tidak terlalu
Air bening bening bening bening
Timun 3 Tidak terlalu lebih keruh Lebih keruh Lebih keruh Lebih keruh
bening
Timun 4 Tidak terlalu Lebih keruh Lebih keruh Lebih keruh Lebih keruh
bening
Timun 1 Keras Keras Keras Keras dan padat Keras dan padat
Tekstur Timun 2 Keras Tidak terlalu Lunak Lunak Lebih lunak
Timun keras
Timun 3 Keras Tidak terlalu Lunak Lebih lunak Lebih lunak dan
keras lembek
Timun 4 Keras Tidak terlalu Lunak Lebih lunak dan Lunak dan lembek
keras lembek
Ukuran Timun 1 11 cm 11 cm 11 cm 11 cm 11 cm
Timun Timun 2 10,5 cm 10,6 cm 10,5 cm 10,4 cm 10,3 cm
Timun 3 12 cm 12,1 cm 11,9 cm 11,7 cm 11 cm
Timun 4 11,5 cm 11,8 cm 11,6 cm 11,5 cm 11, 2 cm

Pembahasan:

Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik yang terbentuk dalam larutan yang lebih


pekat saat osmosis terjadi. Osmosis terjadi ketika dua larutan dengan konsentrasi pelarut yang
berbeda dipisahkan menggunakan sebuah membran. Molekul pelarut kemudian melewati
membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan yang lebih pekat.
Ketika mentimun dimasukkan dalam larutan yang hipertonis maka akan terjadi proses
osmosis diantara keduanya untuk menyeimbangkan tekanan. Konsentrasi larutan lebih
tinggi daripada konsentrasi pada mentimun, maka akan terjadi pergerakan air dari dalam
mentimun yang memiliki nilai potensial air lebih tinggi menuju lingkungan. Tekanan osmotik
bergantung pada konsentrasi dari partikel zat pelarut di larutan itu sendiri.
Pada timun 1 tidak mengalami perubahan ukuran, namun teksturnya semakin padat. Pada
timun 2 mengalami perubahan ukuran yaitu semakin memendek dan teksturnya menjadi lebih
lunak. Pada timun 3 mengalami perubahan ukuran yaitu semakin memendek dan teksturnya lebih
lunak dan lembek. Sedangkan pada timun 4 juga mengalami perubahan ukuran yaitu memendek
dan teksturnya menjadi lunak dan lembek.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan berpengaruh pada tekanan
osmotik, semakin besar konsentrasi maka semakin tinggi nilai tekanan.

Anda mungkin juga menyukai