Abstrak
Pemandu karaoke adalah pekerjaan untuk menemani tamu di ruang karaoke.Selain itu, ia
tidak jarang ikut minum (alkohol) bersama-sama. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat
relasi gender yang terbangun pada keluarga pemandu karaoke. Penelitian ini menggunakan
beberapa kajian konsep yakni terkait bentuk-bentuk relasi gender. Data yang dikumpulkan
melalui wawancara, participant observation, serta pengumpulan dokumen-dokumen
pendukung. Analisis dalam penelitian ini menggunakan tiga proses yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, relasi
gender yang terbangun antara pemandu karaoke dengan suami terjabarkan dalam bentuk-
bentuk yang berbeda yaitu: trust antara kedua pihak suami dan istri, keterlibatan suami
dalam pengambilan keputusan bekerja sebagai escort, serta toleransi dan komitmen antara
kedua pihak. Di samping itu, muncul dua jenis relasi gender yang terbangun dalam
keluarga pemandu karaoke, yakni: relasi patriarkis hirarkis, serta relasi mitra sejajar.
Kata kunci : Relasi Gender, Escort, Pemandu Karaoke, Keluarga
Abstract
Karaoke escort is a job to accompany guests in the karaoke room. In addition, he does not
often participate drink (alcohol) together. The focus of this research is to look at the gender
relations built up in the karaoke guiding family. This study uses several studies of the
concept of related forms of gender relations. Data collected through interviews, participant
observation, and collection of supporting documents. Analysis in this research use three
process that is data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study
indicate that, the gender relations established between karaoke guides with husbands are
spelled out in different forms: trust between husband and wife, husband involvement in
decision making work as escort, and tolerance and commitment between both parties. In
addition, two types of gender relations are established in the karaoke guide family, namely:
hierarchical patriarchal relationships, and parallel partner relationships.
Key Words: Gender Relations, Escort, Karaoke Chaperone, Family
Trust terbangun atas dasar bahwa rumah tangga atau sektor domestik.
aktivitas dan pekerjaan di sektor publik Meskipun kepercayaan ini telah
sifatnya harus dipisahkan dengan urusan terbangun, namun beberapa kali suami
juga berhubungan dan membangun relasi dan perabot, kebanyakan dilakukan oleh
dengan rekan-rekan di karaoke tempat istri yang juga bekerja sebagai escort.
escort ini bekerja. Lebih jauh, Kontribusi dan partisipasi suami hanya
kepercayaan ini juga tebangun di atas terjadi jika istri tidak sempat untuk
anggapan bahwa istri yang bekerja melakukannya, dan lebih banyak aktivitas
sebagai escort juga tidak melupakan yang sifatnya komplementer. Sedangkan
aktivitas pada sektor domestik.Rasa aktivitas reproduktif yang bersifat pokok
saling percaya dapat dibangun melalui semacam memasak dan membersihkan
pengontrolan jam kerja yang harus rumah hampir secara keseluruhan
dijalankan. Pengontrolan ini terejawantah ditangani oleh istri. Hal ini menunjukkan
melalui batas waktu untuk segera pulang masih adanya anggapan bahwa aktivitas
ke rumah, yang disepakati kedua belah reproduktif dan segala macam urusan
pihak. Melalui penetapan batas waktu ini, domestik merupakan kewajiban yang
kedua pihak tidak akan menaruh curiga harus dikerjakan istri. Minimnya
satu sama lain. Berikutnya untuk keterlibatan suami pada aktivitas
membangun trust, keterbukaan dan sikap reproduktif berimplikasi pada beban kerja
terus terang kepada suami, menjadi poin yang harus ditanggung oleh istri. Selain
penting dalam membangun trust pekerja beban kerja pada sektor publik sebagai
escort dalam keluarganya. Medium lain escort, istri juga berkewajiban me-
yang dapat digunakan untuk menjamin rampungkan aktivitas reproduktif di
trust pada keluarga pekerja escort adalah sektor domestik. Kiranya benar jika
keterlibataan suami. kondisi beban kerja ganda dialami oleh
Tidak ada pembagian dan pekerja escort. Dikarenakan adanya
distingsi yang tegas dan jelas terkait anggapan bahwa kaum perempuan
pembagian kerja yang dilakukan kedua bersifat memelihara, rajin dan tidak akan
pihak pada sektor domestik. Aktivitas menjadi kepala rumah tangga, akibatnya
reproduktif semacam memasak, melayani semua pekerjaan domestik menjadi
hubungan seksual, merawat anak, tanggung jawab kaum perempuan.
membersihkan rumah, mencuci pakaian Akibatnya, perempuan menerima beban
ganda, selain harus bekerja domestik, pekerjaan escort adalah pekerjaan yang
mereka masih harus bekerja mencari kotor. Namun karena pertimbangan
nafkah. Mereka inilah yang menjadi finansial dan alasan pemenuhan
korban dari bias gender dalam kebutuhan hidup, maka keputusan untuk
masyarakat. bekerja sebagai escort ini pun disepakati
Dalam hal menentukan pekerjaan oleh kedua pihak. Keputusan untuk
pada sektor publik yang harus dijalankan, menjadi escort diawali dari keputusan
istri sepenuhnya memiliki kontrol penuh istri untuk memenuhi dan menutupi
atas keputusan yang dibuatnya. kebutuhan hidup. Hal ini banyak terjadi
Keputusan ini pun banyak dilakukan dikarenakan sebelum menikah, subjek
semasa pekerja escort belum memasuki sudah menempuh pekerjaan sebagai
institusi pernikahan. Pasca pekerja escort escort.
ini menikah dan memiliki keluarga pun, Toleransi dan komitmen kedua
keputusan untuk tetap menjalani profesi belah pihak dilandasi oleh perasaan saling
escort ini pun tidak dapat diganggu oleh percaya antara suami istri. Selain rasa
suami. Hal ini diakibatkan oleh percaya antara keduanya, keterbukaan
banyaknya kebutuhan keluarga yang antar kedua belah pihak akan menjamin
harus dipenuhi, dan tidak akan terpenuhi relasi keluarga pekerja escort. Pada poin
jika hanya bergantung pada penghasilan toleransi, suami mengetahui secara pasti
suami semata.Pekerjaan sebagai escort apa saja yang dilakukan istri ketika
dilakukan berdasarkan keputusan bersama bekerja sebagai escort, dan memaklumi
antara suami dan istri. Keputusan ini pun berbagai jenis pelayanan yang harus
tidak berjalana secara straight-forward, diberikan istrinya kepada pelanggan.
melainkan harus menempuh beberapa Toleransi ini pun juga terbatas pada
pertentangan dari kedua pihak. Karena bentuk pelayanan sewajarnya yang
pada awalnya, suami dari ketiga subjek diberikan oleh escort, dalam artian istri
tersebut tidak sepakat dengan pekerjaan tidak sampai melayani hubungan seksual
sebagai escort, bahkan untuk suami dari dengan klien.
subjek Ratih beranggapan bahwa
Pada perkembangannya, toleransi menunjukkan kurangnya persamaan hak
yang diberikan suami kepada ini dan kewajiban antara laki-laki dan
memunculkan komitmen yang dijalankan perempuan. Relasi ini beranggapan
oleh kedua pihak, untuk bisa bekerja bahwa peran gender laki-laki dan
secara profesional dan tidak melewati perempuan sudah dikodratkan dan tidak
batas pelayanan kepada klien. Kedua bisa dinegosiasikan. Semisal pada
pihak pun berkomitmen mengenai jam kewajiban mengurus aktivitas reproduktif
kerja yang harus dijalani oleh istri sebagai pada sektor domestik yang selalu
escort, dan istri pun tidak pernah dikerjakan oleh istri. Penyebabnya baik
melewati batas yang telah disepakati laki-laki dan perempuan yang ada dalam
dengan suaminya. Toleransi dan keluarga ini mereproduksi serta
komitmen yang diberikan oleh kedua mempertahankan nilai-nilai patriarki yang
belah pihak dilandasi oleh rasa saling dikonstruksikan sejak kecil.Hal ini
percaya dan saling terbuka terhadap termanifestasikan pula pada beban kerja
aktivitas dalam lingkup pekerjaan. Hal ini ganda yang harus dikerjakan oleh istri.
juga merupakan lanjutan dari trust yang Relasi hierarkis sering terjadi pada
telah dibangun di awal, maka komitmen keluarga dengan sistem kekeluargaan
antara dua pihak ini bisa berjalan. patriarki, di mana di dalamnya, istri
Sedangkan toleransi yang diberikan memiliki keterbatasan akses dan
suami pun juga didasarkan pada posisinya dianggap lebih rendah daripada
komitmen ini, artinya suami mengizinkan suami. Relasi hierarkis telah
istri untuk tetap bekerja sebagai escort, menempatkan laki-laki dan perempuan
selama istri tidak melanggar trust dan dalam strata yang berbeda kepada tiap
komitmen yang telah disepakati. proses sosialisasi nilai yang mereka
terima semenjak kecil (Pandu, 2013c: 46).
Jenis relasi gender yang terbangun
antara pekerja escort dan suami ada dua, Bentuk relasi grnder yang kedua
yang pertama adalah relasi patriarkis yang terbentuk antara pekerja escort dan
hirarkis. Relasi gender dalam jenis ini suaminya adalah relasi mitra sejajar.
Relasi pada jenis ini terbangun atas dasar antara pekerja escort dengan suami
pengakuan mengenai hak, kewajiban, dan terjabarkan dalam bentuk-bentuk yang
kesempatan yang sama antara suami dan berbeda. Bukan hanya berhasilnya
istri. Kemitraan dan kesejajaran suami perempuan untuk bisa masuk pada sektor
istri yaitu di mana keduanya berada pada publik dan berpartisipasi penuh untuk
status yang sama. Dalam hal pengambilan bekerja, namun relasi gender dalam
keputusan, dalam hal kerumah tanggaan, keluarga pekerja escort mewujud dalam
keduanya dalam status tawar menawar empat bentuk, yaitu: trust antara kedua
yang setara dan sama bobotnya. pihak suami dan istri terkait pekerjaan
Keduanya saling menghargai, saling sebagai escort, aktivitas yang dilakukan
mendukung, dan saling menunjang. kedua pihak pada sektor domestik yang
Syarat terjadinya relasi ini ialah saat lebih banyak dijalankan oleh istri karena
pasangan (suami-istri), memiliki kesama- dianggap sebagai kewajiban,
an dalam hal akses ke semua bidang pengambilan keputusan bekerja sebagai
kehidupan. Salah satunya terlibat aktifnya escort yang diambil dan disepakati oleh
perempuan pada sektor publik, atau kedua pihak, serta toleransi dan
pekerjaan. Hal ini berimplikasi pada komitmen yang diberikan suami kepada
sejajarnya posisi perempuan dengan laki- istri terkait pekerjaan sebagai escort serta
laki, dan juga akan membuat daya tawar batas-batas bentuk pelayanan yang bisa
perempuan dalam kehidupan berumah diberikan kepada klien.
tangga menjadi lebih kuat, yakni Di samping itu, muncul dua jenis
kesempatan untuk melakukan negoisasi relasi gender yang terbangun dalam
untuk mengambil keputusan, menjadi keluarga pekerja escort, yakni: relasi
lebih merata. patriarkis hirarkis, yang menunjukkan
kurangnya persamaan hak dan kewajiban
antara laki-laki dan perempuan. Relasi ini
KESIMPULAN
beranggapan bahwa peran gender laki-
Hasil penelitian ini menunjukkan
laki dan perempuan sudah dikodratkan
bahwa, relasi gender yang terbangun
dan tidak bisa dinegosiasikan. Serta berkelindan dan berjalan pada kondisi
munculnya relasi mitra sejajar, yang kontemporer.
terbangun atas dasar pengakuan mengenai
hak, kewajiban, dan kesempatan yang DAFTAR PUSTAKA
sama antara suami dan istri. Kemitraan Badan Pusat Statistik Kota Surabaya.
dan kesejajaran suami istri yaitu di mana 2015. Surabaya dalam Angka Tahun
keduanya berada pada status yang sama. 2015. Surabaya: Sari Murni Printed
Dalam hal pengambilan keputusan, dalam Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender
hal kerumah tanggaan, keduanya dalam dan Transformasi Sosial Cetakan Ke-14.
status tawar menawar yang setara dan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
sama bobotnya. Pandu, Maria E. 2013. Bunga Rampai
Perempuan Keluarga Gender.
Makasar: Bina Generasi.
SARAN
Handayani, Trisakti. dan Sugiarti. 2002.
Penulis menyadari masih banyak
Konsep dan Teknik Penelitian
sekali berbagai poin penting yang
Gender Cetakan ke-1. Malang :
menjadi kekurangan dan tidak terangkum
UMM Press.
dalam penelitian ini. Semisal tentang
bagaimana pembentukan formasi Lee, Everett S. A Theory of Migration.
diskursus afeksi dan keintiman yang Makalah disajikan pada
harus disajikan oleh escort itu bisa mapan Pertemuan Tahunan Asosiasi
hingga hari ini. Saran bagi penelitian Historis Mississipi, Kansas City
selanjutnya yang akan dilakukan adalah, 23 April 1965. Dipublikasikan
bagaimana penelitian tersebut bisa lebih dengan bantuan Surinder K.
jauh mengetahui skema, struktur, dan Mehta.
kaitan antara industri hiburan dengan
diskursus afeksi serta keintiman yang
dimiliki oleh pekerja escort ini bisa