Kelompok 5 :
1. Khoirul Mubarok (3022041075)
2. Mulyawati (3022041093)
3. Nagita Miranti Dewi (3022041097)
4. Oriza Sativa (3022041104)
5. Putri Febrianti Muharommah (3022041109)
D3 Keperawatan 2022/2023
Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahasa Esa karena berkat limpah
rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktu nya. Dibuatnya makalah ini agar yang membaca dapat
memahami dengan jelas.
Akhir dari kami meminta semoga makalah dilema etik peraktek keperawatan ini
bermanfaat bagi kita semua.
BAB 1
Latar belakang
Nilai-nila, keyakinan dan filosofi individu memainkan peran penting pada
pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran
perawat ditantang Ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk
memutuskan mana yang benar dan salah. Berhadapan dengan dilema etis
bertambah susah dengan adanya dampak emosional seperti rasa marah, prustasi,
dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional. Pada pasien dengan
kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik misalnya pada kasus dibawah ini :
1) Rumusan masalah
Definisi dilemma etik
Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik
Contoh kasus tentang dilemma etik
Pemecahan kasus
2) Tujuan
Mengetahui definisi dilema etik
Mengetahui prinsip moral menyelesaikan masalah etik
Mengetahui contoh kasus
Mengetahui pemecahan kasus
BAB II
Definisi Dilema Etik
Dilema etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan mengenai prilaku yang patut.
Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik
a). Otonomi (Autonomi)
Prinsip autonomi di dasarkan keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Contohnya,otonomi adalah
memberitahukan klien bahwa keadaannya baik padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
b). Berbuat baik
Prinsip ini menuntut perawat untuk menentukan hal yang baik degan begitu
dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contohnya,perawat menasehati klien
tentang program latihaan untuk memperbaiki Kesehatan secara umum,tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
c). Keadilan
Nilai ini direflesikan dalam praktek professional Ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum,standar praktik da keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan Kesehatan. Contohnya, Ketika perawat dinas
sendirian dan Ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien perawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus adil.
D). Tidak merugikan
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologi pada
klien.Contohnya,Ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan Ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan
pemberian transfusi darah.
E). Kejujuran
Nilai ini bukan cuma dimiliki oleh perawat namaun harus di miliki oleh seluruh
pemberi layanan Kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien
mengerti. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kelecakaan mobil, suaminya ada juga dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia.
kasus:
Klien 85 tahun dirawat di RS karena sesat berat. Riwayat DM tidak
terkontrol dan COPD dengan CHF dan sering dirawat di RS. Klien
mengatakan telah bahagia dengan kehidupan nya dan siap
meninggal. Ketika klien mengalami henti jantung. Anaknya meminta
klien di resusitasi dan dirawat dengan ventilator.
Analisis kasus
a. Definisi melitisus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya
kadar gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin.
KONSEKUENSI
1) Tidak mempercepatkematian klien
2) Kondisi klien Kembali sadar
3) Keluhan sesak napas pada klien akan tetap berlangsung
4) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri.
5) Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang
dapat melanggar hak klien yang dapat melanggar autonomy.
b) Tidak menuruti keinginan anak klien dan menuruti keinginan klien yang siap
untuk meninggal.
KONSEKUENSI
1. Klien kehilangan kesadaran dan bisa meninggal
2. Melanggar prinsip etik Beneficience dan Nonmaleficience
4.Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat:
Pada kasus diatas dokter lah yang secara legal dapat memberikan izin untuk
perawat melakukan resusitasi jantung paru.
5.Mendefinisikan kewajiban perawat
1. Memfasilitasi klien dalam melakukan resusitasi jantung paru.
2. Mengoptimalkan system dukungan keluarga untuk pasien
3. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan yang maha
esa sesuai dengan keyakinan
4. Membantu keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang adapif
terhadap masalah yang sedang di hadapi
5. Memfasilitasi system beruda keluraga dengan memberikan support
6.Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan
konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan/palimg tepat
untuk klien.namun upaya alternatif tindakan lain perlu di perhatikan
terlebih dahulu misalnya kita mengambil keputusan untuk meresusitasi
klien dan kemudian evuluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif
diteruskan namun apabila
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai permasalaha etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang
melibatkan interaksi antara klien dan perawat . permasalan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya manjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan
kebebasan menentukan nasib nya,dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam
mengatasi permasalahan klien .
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilemma etik,perawat
dituntut dapat mengammbil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri
perawat dan bertentang dengan nilai-nilai yang di Yakini klien. Pengambilan
keputusan yang tepat di harapkan tidak ada pihak yang di rugikan sehingga semua
merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat di pertahankan.
3.2 Saran
Pembelajar tentang etika dan moral dalam dunia propesi terutama bidang
keperawatan harus di tanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya 5
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya ( kode etik keperawatan).
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan propesional secara
mandiri atau secara Bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik.