1. Pengertian / Definisi Penyakit gagal ginjal kronis adalah 1. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan,yang dimaksud adalah terdapat kerusakan ginjal bila dijumpai kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dengan salah satu manifestasi kelainan patologi atau pertanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah atau urine atau kelainan radiologi 2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) <60 2 ml/men/1,73 m ≥ 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Askandar Tjokroprawiro: NKF-K/DOQI, 2015: 484) 2. Asesmen B1 (Breath) Klien bernafas dengan bau urine Keperawatan (fetor uremik), respon uremia didapatkan adanya pernafasan kussmaul. Pola nafas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang menumpuk di sirkulasi. B2 (Blood) Pada kondisi uremia berat tindakan auskultasi akan menemukan adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi pericardial. Didapatkan tanda dan gejala gagal jantung kongestif, TD meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfusiperifer sekunder dari penurunan curah jantungakibat hiperkalemi, dan gangguan kondisi elektrikal otot ventikel..Pada system hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI, kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari trombositopenia..Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktivitas system rennin- angiostensin- aldosteron. Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi. B3 (Brain) Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan proses berfikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, burning feet syndrome, restless leg syndrome, kram otot, dan nyeri otot. B4 (bladder) :Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan libido berat. B5 (Bowel) Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, dan diare sekunder dari bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering di dapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. B6 (Bone) Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit jaringan lunak dan sendi, keterbatasan gerak sendi. Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi. 1. Diagnosa 1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d Keperawatan dispnea, edema anasarka atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat, kadar hb/ht menurun, intake lebih banyak dari output (balance cairan positif). 2. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung kemih d.d desakan berkemih, urin mentes, berkemih tidak tuntas 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea, PCO2 meningkat/menurun, takikardia, pusing, penglihatan kabur, sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola nafas abnormal ( cepat / lambat, reguler / ireguler, dalam / dangkal), warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan) kesadaran menurun. 4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makan, faktor psikologis ( mis. Stres, keengganan unutk makan) d.d berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat, serum albumin turun, diare. 5. Nausea b.d gangguan biokimia (mis. uremia, ketoasidosis diabetik) d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berniat makan, merasa asam dimulut, pucat, takikardi. 6. Keletihan b.d kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan) d.d merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur, mengeluh lelah, tampak lesu 7. Ketidakberdayaan b.d program perawatan atau pengobatan yang kompleks atau jangka panjang d.d menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, bergantung pada orang lain, merasa tertekan, tidak berpartisipasi dalam perawatan 8. Nyeri kronis b.d peningkatan masa tubuh d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah 9. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat 10. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan atau kelebihan volume cairan d.d kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan, hematoma. 11. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tegang, sulit tidur, merasa tidak berdaya, frekuensi nadi dan tekanan darah meningkat 12. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : penurunan hemoglobin. 4. Kriteria Evaluasi / 1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d Nursing Outcome dispnea, edema anasarka atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat, kadar hb/ht menurun, intake lebih banyak dari output (balance cairan positif). Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil: a. Asupan cairan sedang b. Haluaran urin meningkat c. Kelembaban membran mukosa meningkat d. Edema menurun e. Dehidrasi menurun f. Asites menurun g. Tekanan darah membaik h. Denyut nadi radial membaik i. Tekanan arteri rata-rata membaik j. Membran mukosa membaik k. Mata cekung membaik l. Turgor kulit membaik m. Berat badan membaik 2. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung kemih d.d desakan berkemih, urin mentes, berkemih tidak tuntas a. Sensasi berkemih meningkat b. Desakan berkemih menurun (urgensi) c. Distensi kandung kemih menurun d. Berkemih tidak tuntas (hesitancy) menurun e. Volume residu urine menurun f. Urin menetas (dribbling) menurun g. Nokturia menurun h. Mengompol menurun i. Enuresis menurun j. Disuria menurun k. Anuna menurun l. Frekuensi BAK membaik m. Karakteristik urino membaik 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea, PCO2 meningkat/menurun, takikardia, pusing, penglihatan kabur, sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola nafas abnormal ( cepat / lambat, reguler / ireguler, dalam / dangkal), warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan) kesadaran menurun. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil: a. Tingkat kesadaran meningkat b. Dispnea menurun c. Bunyi napas tambahan menurun d. Pusing menurun e. Penglihatan kabur menurun f. Napas cuping hidung menurun g. PCO2 membaik h. PO2 membaik i. Takikardia membaik j. pH arteri membaik k. Sianosis membaik l. Pola napas membaik m. Warna kulit membaik 4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makan, faktor psikologis ( mis. Stres, keengganan unutk makan) d.d berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat, serum albumin turun, diare. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka status nutrisi meningkat dengan kriteria hasil: a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat b. Berat badan membaik c. Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik d. Frekuensi makan membaik e. Nafsu makan membaik f. Bising usus membaik g. Membran mukosa membaik 5. Nausea b.d gangguan biokimia (mis. uremia, ketoasidosis diabetik) d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berniat makan, merasa asam dimulut, pucat, takikardi. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka status nutrisi menurun dengan kriteria hasil: a. Nafsu makan meningkat b. Keluhan mual menurun c. Perasaan ingin muntah menurun d. Perasaan asam di mulut menurun e. Sensasi panas menurun f. Sensasi dingin menurun g. Frekuensi menelan menurun h. Diaforesis menurun i. Jumlah saliva menurun j. Pucat membaik k. Takikardia membaik l. Dilatasi pupil membaik 6. Keletihan b.d kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan) d.d merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur, mengeluh lelah, tampak lesu Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka tingkat keletihan membaik dengan kriteria hasil: a. Verbalisasi kepulihan energi meningkat b. Tenaga meningkat c. Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat d. Motivasi meningkat e. Verbalisasi lelah menurun 7. Ketidakberdayaan b.d program perawatan atau pengobatan yang kompleks atau jangka panjang d.d menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, bergantung pada orang lain, merasa tertekan, tidak berpartisipasi dalam perawatan. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka keberdayaan meningkat dengan kriteria hasil: a. Pernyataan umum melaksanakan aktivitas meningkat b. Pernyataan frustasi menurun c. Ketergantungan pada orang lain menurun 8. Nyeri kronis b.d peningkatan masa tubuh d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: a. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat b. Keluhan nyeri menurun c. Meringis menurun d. Sikap protektif menurun e. Gelisahg menurun f. Kesulitan tidur menurun g. Frekuensi nadi membaik 9. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: a. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat b. Keluhan nyeri menurun c. Meringis menurun d. Sikap protektif menurun e. Gelisahg menurun f. Kesulitan tidur menurun g. Frekuensi nadi membaik 10. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan atau kelebihan volume cairan d.d kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan, hematoma. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil: a. Elastisitas meningkat b. Perfusi jaringan meningkat c. Kerusakan jaringan menurun d. Kerusakan lapisan kulit menurun 11. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tegang, sulit tidur, merasa tidak berdaya, frekuensi nadi dan tekanan darah meningkat. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka tingkat ansietas menurun meningkat dengan kriteria hasil: a. Verbalisasi kebingungan menurun b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun c. Perilaku gelisah menurun d. Perilaku tegang menurun e. Kosentrasi membaik f. Pola tidur membaik 12. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : penurunan hemoglobin. Setelah dilakukan intervensi selama 5 jam maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil: a. Demam menurun b. Kemerahan menurun c. Nyeri menurun d. Bengkak menurun e. Kadar sel darah putih membaik 5. Intervensi 1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d Keperawatan dispnea, edema anasarka atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat, kadar hb/ht menurun, intake lebih banyak dari output (balance cairan positif). Observasi : a. periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular komplikasi. b. Identifikasi pentebab hipervolemia c. Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI) jika tersedia d. Monitor intake dan output cairan e. Monitor tanda hemokosentrasi (mis. kadar natrium, BUN, hematokrit, berat jenis urin) f. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar protein dan albumin meningkat) g. Monitor kecepatan infus secara ketat h. Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi, ortotastik, hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia) Terapeutik: a. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama b. Batasi asupan cairan dan garam c. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40° Edukasi: a. Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam b. Anjurkan melapor jka BB bertambah >1 kg dalam sehari c. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan d. Ajarkan cara membatasi cairan Kolaborasi: a. Kolaborasi pemberian diuretik b. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik c. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT) 2. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung kemih d.d desakan berkemih, urin mentes, berkemih tidak tuntas Observasi : a. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine b. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine c. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna) Terapeutik : a. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih b. Batasi asupan cairan, jika perlu c. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur Edukasi : a. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih b. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine c. Ajarkan mengambil spesimen urine midstream d. Ajarkan mengenai tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih e. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemih f. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi g. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea, PCO2 meningkat/menurun, takikardia, pusing, penglihatan kabur, sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola nafas abnormal ( cepat / lambat, reguler / ireguler, dalam / dangkal), warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan) kesadaran menurun. Observasi: a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, Biot, ataksik c. Monitor kemampuan batuk efektif d. Monitor adanya produksi sputum e. Monitor adanya sumbatan jalan nafas f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru g. Auskultasi bunyi napas h. Monitor saturasi oksigen i. Monitor nilai AGD j. Monitor hasil x-ray toraks Terapeutik: a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien b. Dokumentasi hasil pemantauan Edukasi: a. jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b. informasukan hasil pemantauan, jika perlu 4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makan, faktor psikologis ( mis. Stres, keengganan unutk makan) d.d berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat, serum albumin turun, diare. Observasi: a. Identifikasi status nutrisi b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan c. Identifikasi makanan yang disukai d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien e. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik f. Monitor asupan makanan g. Monitor berat badan h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik: a. Lakukan oral hygieneI sebelum makan, jika perlu b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. paramida makanan) c. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi d. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein e. Berikan suplemen makanan, jika perlu f. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi Edukasi: a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu b. Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi: a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik) jika perlu b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu. 5. Nausea b.d gangguan biokimia (mis. uremia, ketoasidosis diabetik) d.d mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berniat makan, merasa asam dimulut, pucat, takikardi. Observasi: a. Identifikasi pengalaman mual b. Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis. bayi, anak- anak da mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif c. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur) d. Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur) e. Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan) f. Monitor mual (mis. frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan) g. Monitor asupan nutrisi dan kalori Terapeutik: a. Kendalikan faktor lingkingan penyebab mual (mis. bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan) b. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan, ketakutan, kelelahan) c. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik d. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu Edukasi: a. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup b. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali merangsang mual c. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak d. Anjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur) Kolaborasi: Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu 6. Keletihan b.d kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan) d.d merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur, mengeluh lelah, tampak lesu Observasi: Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik: a. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat b. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya Edukasi: a. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik / olahraga rutin b. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya c. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat d. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak napas saat aktivitas) e. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan 7. Ketidakberdayaan b.d program perawatan atau pengobatan yang kompleks atau jangka panjang d.d menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, bergantung pada orang lain, merasa tertekan, tidak berpartisipasi dalam perawatan Observasi: Identifikasi harapan pasien dan keluarga Terapeutik: a. Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting b. Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan c. Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan d. Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan sederhana sampai dengan kompleks e. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok f. Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikan kebutuhan spiritual Edukasi: a. Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis b. Anjurkan mempertahankan hubungan ( mis. menyebuutkan nama orang yang dicintai) c. Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain d. Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan e. Latih cara mengembangkan spiritual diri f. Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis. prestasi, pengalaman) 8. Nyeri kronis b.d peningkatan masa tubuh d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah Observasi: a. Identifikasi lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri b. Identifikasi skala nyeri c. Identifikasi respon nyeri non verbal d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap sensor nyeri g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup h. Monitor keberhasilan tentang komplementer yang sudah diberikan i. Monitor efek smaping penggunaan analgetik Terapeutik: a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis. TENS, hipnosis, akupresur, terpai musik, biofeedback, terpai pijat, aroma terpai, teknik imaginasi terbimbing, kompres hangat / dingin, terapi bermain b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) c. Fasilitas istirahat dan tidur d. Pertimbangankan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi: a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri b. Jelaskan strategi meredkan nyeri c. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi: Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu 9. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat Observasi: a. Identifikasi lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri b. Identifikasi skala nyeri c. Identifikasi respon nyeri non verbal d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap sensor nyeri g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup h. Monitor keberhasilan tentang komplementer yang sudah diberikan i. Monitor efek smaping penggunaan analgetik Terapeutik: a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terpai pijat, aroma terpai, teknik imaginasi terbimbing, kompres hangat / dingin, terapi bermain b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) c. Fasilitas istirahat dan tidur d. Pertimbangankan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi: a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri b. Jelaskan strategi meredkan nyeri c. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi: Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu 10. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan atau kelebihan volume cairan d.d kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan, hematoma. Observasi: Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan morbiditas) Terapeutik: a. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring b. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu c. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama masa periode diare d. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering e. Gunakan produk berbahan ringan dan alami atau hipoalergik pada kulit sensitif f. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering Edukasi: a. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum) b. Anjurkan minum air yang cukup c. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi d. Anjurkan meningkatkan buah dan sayur e. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem f. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah g. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya 11. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tegang, sulit tidur, merasa tidak berdaya, frekuensi nadi dan tekanan darah meningkat Observasi: a. Identifikasi saat tingakt ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor) b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan c. Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan non verbal ) Terapeutik: a. Ciptakan suasana terapeutik untuk nmenumbuhkan kepercayaan b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan c. Pahami situasi yang membuat ansietas d. Dengarkan dengan penuh perhatian e. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan f. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan g. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan h. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang kan datang Edukasi: a. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mugkin dialami b. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu d. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, seusi kebutuhan e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi f. Latih kegiatan pengalihan untuk mnegurangi ketegangan g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Kolaborasi: Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu 12. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : penurunan hemoglobin. Observasi : a. Monitor tekanan darah b. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama) c. Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman) d. Monitor suhu tubuh e. Monitor oksimetri nadi f. Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD) g. Indentifikasi penyebab perubahan tanda vital Terapeutik : a. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi : a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 6. Informasi dan Edukasi 1. Pembatasan cairan 2. Memberikan makanan yang disukai 3. Menghindari makanan yang mengandung gas/asam, pedas 7. Evaluasi 1. Ka Pasien dapat mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan. 2. pasien dapat mempertahankan nutrisi yang adekuat. 3. pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan yang dapat dioleransi. 8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan 9. Kepustakaan 1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI 2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI 3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI 4. Tjokroprawiro, Askandar dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.2. Surabaya. Airlangga University Press