Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PEWARNAAN TEKSTIL
PROSES PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA

Nama : NOVA SAFRINA

Nim : 21075088

A. No Tugas 05

B. Topic : Proses Pewarnaan

C. Teori Dasar
a. Pencelupan
Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata, dan
memberikan sifat ketahanan luntur yang baik. Sebelum proses pencelupan dilakukan maka harus
dipilih zat warna yang sesuai dengan serat serta metoda yang akan digunakan. Pencelupan dapat
dilakukan dengan berbagai macam metoda dan mesin yang akan digunakan. Pencelupan pada
umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain,
kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat
warna kedalam serat. Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik
dan reaksi kesetimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya
ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna
yang dikehendaki.

b.Serat Selulosa
Serat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa, dengan
derajat polimerisasi (DP) yang bervariasi, sebagai contoh Derajat Polimerisasi serat rayon 500
– 700,sedangkan Derajat Polimerisasi serat kapas sekitar 3000. Semakin rendah DP daya serap
airnya akan semakin besar, hal tersebut dibuktikan dengan adanya Moisture Regain (MR). MR
serat rayon 11 – 13
% sedangkan MR kapas 7 – 8%. Gugus -OH primer pada selulosa merupakan gugus fungsi
yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna reaktif panas, berupa ikatan
kovalen. Serat selulosa umumnya lebih tahan terhadap alkali, akan tetapi kurang tahan
terhadap asam, sehingga pengerjaan proses pencelupan nya dilakukan dalam suasana alkali.

c. Zat Warna Reaktif Panas


Zat warna reaktif merupakan zat warna yang sangat banyak digunakan dalam pencelupan maupun
pencapan serat selulosa. Sebab zat warna reaktif merupakan zat warna yang mudah larut dalam air
dansangat mudah berikatan dengan selulosa melalui ikatan kovalen, sehingga memiliki ketahanan
luntur warna serta hasil pencelupannya yang baik. Zat warna reaktif panas merupakan salah satu
contoh jenis dari zat warna reaktif yang strukturnya adalah jenis mono kloro triazin
Zat Pembantu Pencelupan Selulosa dengan Zat Warna Reaktif Panas.
Zat pembantu yang digunakan dalam proses pencelupan selulosa dengan zat warna reaktif
panas ini antara lain elektrolit berupa NaCl, Na 2CO3, dan pembasah (Teepol). Selain itu dapat
juga ditambahkanzat pelunak air, zat anti crease mark dan zat anti reduksi. Fungsi dari
masing masing zat tersebut adalah
- NaCl berfungsi sebagai zat pendorong menyerapnya zat warna pada bahan.
- Na2CO3 berfungsi sebagai fiksasi zat warna dengan serat
- Pembasah berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain
Sabun yang digunakan untuk proses pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan
zat warna reaktif yang terhidrolisis yang ada dalam kain hasil pencelupan.

D. Alat dan Bahan :


Alat :
- Gelas ukur
- Kasa asbes
- Timbangan analitik
- Batang pengaduk

- Spiritus
- Bekker glass
- Pipet tetes
- Kaki tiga Bahan :
- Air
- H2O2
- Na2Co3 / Soda Abu
- Teepol
- NaCl
- Bahan blacu

E. Resep
RESEP dan METODA
PERCOBAANResep Pencelupan
Zat warna Reaktif Panas : 010
Pembasah : 0,216mL/L
Na2CO3 : 2,16 g/L
NaCl : 6,8 g/L
Vlot : 1 : 20 = 216
Suhu : 70 – 90oC
Waktu : 40 menit

Resep Pencucian :
Sabun : 0,21 g/L
Na2CO3 : 0,21 g/L
Vlot : 1 : 20
Suhu : 80oC
Waktu : 15 menit
Metoda yang dilakukan dalam proses pencelupan ini adalah dengan menggunakan metoda
Exhaust ( Perendaman ) dengan memperhatikan beberapa skema proses seperti pada gambar
dibawah ini.

Metoda All in
Metoda ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas, karena 1 orang bisa menangani 4 –
5 mesin celup, persyaratan nya adalah proses ini memerlukan zat warna reaktif yang lebih stabil
(tidak mudah terhidrolisis) dan mudah rata.

Gambar 4.8 Skema proses pencelupan zat warna reaktif dengan metoda all
in.
Langkah Percobaan
- Pilihlah zat warna yang akan digunakan (kuning)
- Timbang bahan yang akan warnai
 Berat bahan kain : 216

- Hitung kebutuhan larutan, zat warna, dan zat pembantu yang akan digunakan:
 Teepol= 0,216
 Na2c3=2.16
 Nacl 6.48
- Lakukanlah proses pencelupan sesuai dengan skema atau metoda yang akan dilakukan:
Metode all in : pada metode all in semua bahan ( zat warna, teepol, na2co3 dan nacl langsung dimasukan ke
dalam larutan. Kemudian di aduk sampai merata denga kain selama 10 menit. kemudian lakukan
pembakaran selama 40 menit. setelah itu angkat kain dan cuci bersih dengan air panas yang di campur
dengan sabun (teepol dan nacl) selama 15 menit. setelah itu bilas dengan air bersih biasa.
- Evaluasi dan analisis hasil proses pencelupan yang diakukan
EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan pada proses pencelupan kapas dengan zat warna reaktif panas ini adalah:
 Ketuaan dan kerataan warna hasil pencelupan dengan metoda perankingan
 Uji Ketahanan luntur kain hasil pencelupan saudara terhadap pencucian, maupun gosokan nya.

Evaluasi pengamatan anggota kelompok :


No. Perbandingan Metode Metode Metode Metode Keterangan
1 2 3 4 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua
1. Ketuaan warna 4 1 5 2 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua
2. Kerataan warna 4 1 5 2 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua
3. Ketahanan luntur 3 1 4 2 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua
4. Rata-rata 11 3 14 6 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua
5. Perangkingan 2 4 1 3 1=sangat
muda
2=muda
3=cukup
4=tua
5=sangat
tua

Kesimpulan :
Proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata, dan memberikan sifat ketahanan luntur
yang baik. Sebelum proses pencelupan dilakukan maka harus dipilih zat warna yang sesuai dengan
serat serta metoda yang akan digunakan. Metoda pencelupan ada 4 : Metode standar, Metoda
Pemasukan Garam dan Alkali secara Bertahap, Metoda Salt at Start (Penambahan garam didepan),
dan Metoda All in.
Metode yang saya gunakan adalah metode yg ke-4. All in. Perubahan warna terjadi setalah dilakukan
proses pewarnaa. 10 meit pertama, kain dimasukkan dari warna putih gading/ pucat berubah menjadi
berwarna orange. Kemudian dilakukan pembakaran selama 40 menit. pada menit ke 20, warna kain
mulai berwarna sedikit pekat. Setelah di angkat selesai pembakaran, air larutan menjadi berkurang.

Kemudian pada saat pencucian, kain direndam selama 15 menit menggunakan pembasah dan nacl.
Pada pencucian ini, terdapat banyak busa, semakin memakan waktu, semakin banyak busanya.

F. Daftar Pustaka :
Khayati,Enni Zuhni.1997. Ilmu Tekstil. Yokyakarta : Institut keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta:
Yogyakarta.
https://elearning2.unp.ac.id/pluginfile.php/100000002822147/mod_resource/content/3/Penceluupan%20Ba
han%20Katun%20dengan%20Zw%20Reaktif%20Panas.pdf

Anda mungkin juga menyukai