Anda di halaman 1dari 11

MUSEUM SENI DI CIREBON

Syanindita Ataztya1
Cynthia Puspitasari2
Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila
1
Syaninditaataztya2@gmail.com

Abstrak
Museum merupakan tempat untuk menyimpan, memamerkan dan melestarikan karya-karya
atau benda-benda
PENDAHULUAN masyarakat yang toleran. Dengan keaaan
Museum adalah tempat untuk seperti itu pada leluhur
melayani publik, dengan sifat terbuka yang memformulisasikan budaya dan tradisi
berfungsi sebagai tempat untuk sehingga banyak peninggalan bangunan-
melestarikan, merawat, dan sebagai bangunan tua, mulai dari keraton, masjid,
sumber informasi benda-benda petilasan, kelenteng, gereja, gedung-
peninggalan sejarah, seni, dan ilmu. gedung, stasiun, taman, dan lain
Adapun pengertian berdasarkan Peraturan sebagainya. Macam-macam seni seperti
Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, musik, seni tari, seni lukis, seni pahat, dan
Museum adalah lembaga, tempat arsitektur talah mencapai dimensi-dimensi
penyimpanan, perawatan, pengamanan dan baru. Potensi wisata budaya yang ada di
pemanfaatan benda-benda bukti materi Cirebon membuat daya tarik terhadap
hasil budaya manusia serta alam dan wisatawan, apalagi Kota Cirebon adalah
lingkungannya guna menunjang upaya kota tua yang menyimpan berbagai
perlindungan dan pelestarian kekayaan warisan sejarah, budaya serta seni tradisi.
budaya bangsa. Oleh karena itu, aset warisan budaya untuk
Cirebon merupakan daerah kepentingan sejarah dan budaya harus
perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa dikembangkan sebagai objek wisata. Maka
Tengah dengan kebudayaan yang berbeda. diperlukan suatu wadah atau tempat untuk
Cirebon menjadi salah satu daerah yang melestarikan seni dan kebudayaan Kota
memiliki budaya yang cukup luas Cirebon sebagai warisan budaya,
khususnya yang memiliki bagian yang perwujudan wadah tersebut ialah sebuah
saling berhubungan. Demi menjaga Museum. Museum sebagai tempat untuk
kelestarian dan kesinambungan benda- melestarikan dan menyimpan suatu
benda seni dan benda-benda peninggalan warisan budaya yang patut untuk
perlu adanya Museum seni dan budaya. mendapakan perhatian umum. Museum di
Pada saat ini, benda-benda seni dan cagar Indonesia memiliki citra yang kaku di
budaya bayak tersimpan di berbagai mata masyarakat. Hal ini dikarenakan
tempat di Cirebon dengan kondisi yang banyak Museum di Indonesia bersifat tidak
tidak baik dengan tempat penimpanan interaktif sehingga infornasi yang
yang kurang tertata dan kurang terawat. didapatkan oengunjung dalam Musuem
Maka diperlukannya Museum sebagai tidak maksimal. Maka dari itu,
wadah untuk melestarikan kebudayaan perancangan dan perencanaan Museum
seni dan budaya sebagai ajang promosi Seni di Cirebon diperlukan sebagai salah
daerah. satu pemenuhan kebutuhan sarana dan
Cirebon tumbuh dan berkembang prasarana pembangunan di Cirebin, serta
menjadi kota yang penuh dengan warisan sebagai salah satu agar aset budaya
budaya dan sejarah yang menjadi bagian misalnya benda-benda peninggalan yang
dari kebudayaan Cirebon. Hal ini diambil dari beberaoa keraton atau benda-
dkarenakan Cirebon sebagai sentral jalur benda seni dan cagar budaya Kota Cirebon
perdagangan, penyebaran agama, dan tidak musnah atau hilang seiring
perkembangan zaman. Oleh karena itu mempengaruhi masyarakat terutama
dibutuhkan suatu sarana publik yang dapat kalangan remaja terhadap budaya. Hal
mengumpulkan, mewadahi merawat, serta tersebut berpengaruh terhadap kelestarian
mempublikasikan dan mengapresiasi budaya yang perlu dikembangkan agar
karya-karya dan budaya yang ada di masyarakat tidak kehilangan pengetahuan
Cirebon. tentang sejarah. Museum dapat berwujud
museum publik maupun privat, namun
TINJAUAN PUSTAKA yang membedakan Museum ini adalah
Secara etimologis, kata “Museum” pada kepemilikan dari koleksi-koleksi
diambil dari bahasa Yunani Klasik, yaitu: yang ada pada Museum. Koleksi-koleksi
“Muze” kumpulan sembilan dewi yang pada Museum ini terdapat duplikat barang
berarti lambang ilmu dan keseninan. Maka 3 keraton yang ada di Cirebon, serta
pengertian museum adalah sebagai tempat skluptur, fotografi, ilustrasi, seni instalasi,
penyimpanan benda-benda kuno yang lukisan, benda-benda kuno, dan objek dari
dapat digunakan untuk menambah seni yang ada di Cirebon. Museum ini juga
wawasan dan juga sebgai tempat rekreasi. digunakan sebagai tempat berbagai
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan seni lainnya, seperti konser musik
Museum memiliki makan yang sangat luas dan pertunjukan tari. Museum Seni ini
sesuai dengan pemikiran setiap individu dirancang untuk menarik minat masyarakat
maupun institusi. dan wisatawan untuk lebih mengenal seni
Seni sendiri dapat diartikan sebagai dan budaya yang ada di Cirebon dengan
suatu yang diciptakan manusia yang beragam fasilitas sebagai sarana pemberi
mengandung unsur seni. Seni menurut informasi dan media edukasi. Tema
media yang digunakan terbagi menjadi tiga perancangan yang diambil adalah
yaitu seni yang dapat dinikmati melalui “Kebudayaan dengan pendekatan desain
media pendengaran (audio art), media Arsitektur Kontemporer” yang berada
penghilatan (visual art), dan gabungan dalam katagori budaya. Kota Cirebon
antara media pendengaran dan penglihatan memiliki pilar utama, yaitu pilar
(audio visual art). pendidikan, pilar sejarah, dan pilar budaya.
Sedangkan Museum Seni Pada perancangan ini tujuan yang ingin
merupakan tempat atau lembaga yang dicapai adalah pendekatan kebudayaan
mengumpulkan, memamerkan, dan yang sangat erat dalam segi desai
menyimpan benda-benda seni rupa yang bangunan yang akan menjadi ikon Kota
dikomunikasikan secara visual dalam Cirebon.
bentuk media informasi, pendidikan seni, Arsitektur Kontemporer merupakan
apresiasi seni maupun rekreasi. Museum suatu bentuk karya arsitektur yang sedang
Seni merupakan salah satu lembaga terjadi di masa sekarang yang bertujuan
pendidikan nonformal untuk masyarakat untuk mendemontrasikan suatu kualitas
yang memiliki beberapa fungsi atau peran tertentu terutama dari segi kemajuan
sebagai pusat informasi, pusat rekreasi teknologi dan juga kebebasan dalam
serta pusat belajar. Di dalamnya terdapat mengekspresikan suatu gaya arsitektur.
berbagai peninggalan benda-benda kuno, Gaya arsitektur kontemporer terbentuk dari
pengetahuan tentang sejarah, seni, dan banyak ragam gaya yang mempengaruhi.
budaya. Pengaruh budaya luar cenderung Untuk membuat desain kontemporer bisa
dikreasikan dengan mengadopsi beberapa perancangan, selain itu melakakukan
gaya arsitektur seperti modern, minimalis, pengamatan lokasi yang berhubangan
futuristikm elektrik, hingga natural. Tetapi degan objek perancangan sehingga kondisi
pastikan untuk memasukan unsur-unsur lokasi dapat diketahui dengan jelas.
yang menjadi ciri khas Arsitektur Namun karena sedang masa pandemi,
Kontemporer. metode yang dilakukan tidak begitu
maksimal, untuk mengetahui pola kegiatan
METODOLOGI PERANCANGAN beserta besaran ruangan hanya dengan
Pada perancangan ini diawali mengumpulkan beberapa data studi
dengan mempelajari pengertian dan hal-hal preseden yang diambil di internet. Adapun
mendasar mengenai Museum Seni. Baik studi preseden terkait dalam perancangan
itu cara pengumpulan benda cagar budaya, Museum Seni di Cirebon sebagai referensi
penilaian kelayakan, pemeliharaan dan atau acuan dalam perancangan Museum di
pameran. Hal dasar ini sangat berpengaruh Cirebon yang memiliki pendekatan budaya
terhadap bentuk ruang dan tata sirkulasi sebagai berikut:
1. Museum Tsunami Aceh
Museum nantinya. Dilakukan juga tinjauan
mengenai lokasi Museum Seni di Cirebon
dan pembahasan konsep perancangan
dengan penekanan desain Arsitektur
sebagai pendekatan desain dengan
kebudayaan Cirebon yang akan membuat
desain Museum tersebut lebih menarik.
Pada pendekatan ini menjadi salah satu
daya tarik utama dari Museum Seni Museum Tsunami Aceh yang
tersebut. Lokasi tapak yang berada di berlokasi di Aceh. Museum ini merupakan
samping Taman Goa Sunyaragi merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas
potrnsi utam pada perancangan ini karena 10.000 m2 yang dinding lekungannya
tapak berada didaerah yang masih kental ditutupi relief geometris. Untuk atapnya
dengan kebudayaan Cirebon yang akan membentuk gelombang laut, sedangkan
mempengaruhi sistem pendekatan dasarnya dirancang mirip rumah panggung
perancangan berbasis penerapan tradisional Aceh yang selamat dari
kebudayaan dalam desain rancangan. terjangan Tsunami. Dan pada bagian
Dalam proses penggabungan unsur rooftop bangunan Museum Tsunami Aceh
kebudayaan Cirebon dengan unsur dirancang sebagi escape roof, yakni area
arsitektur kontemporer ini bertujuan untuk evakuasi jika terjadi bencana banjir atau
memperoleh hasil desain rancangan yang tsunami di kemudian hari. Didalamnya
akan menjadi ikon Kota Cirebon. terdapat beberapa fasilitas yaitu:
Dalam perancangan ini 1. Ruang renungan
menggunakan beberapa metode untuk 2. Memorial Hill
menghasilkan perencanaan desain yang 3. Ruang “The Light of God”
maksimal. Pengumpulan data dengan cara 4. Lorong cerobong
observasi langsung ke site untuk 5. Jembatan harapan
mendapatkan data sebagai acuan 6. Ruang multimedia
7. Ruang geologi, perpustakaan, dan pameran karya-karya seperti lukisan,
souvenir patung, cetakan dan instalasi.
8. Ruang penyelamatan Adapun ruang-ruang yang ada di Selasar
Sunaryo Art Space:
2. Cemiti Art House 1. Ruang A (Galeri A)
Ruang A dengan luas 177 m2 digunakan
untuk rumah dan memamerkan karya-
karya berasalkan timeline dan periode
penciptaan. Ruangan ini juga digunakan
sebagai pameran bersekalas besar unruk
Cemiti Art house aktif sejak tahun mempromosikan seniman Indonesia dan
1988 yang berlokasi di Yogyakara dengan luar negeri.
luas 26.550m2. Cemiti Art House secara 2. Stone Garden
aktif memamerkan dan Stone Garden dengan luas 48 m2
mengkomunikasikan karya seni dari digunakan untuk menampilkan pameran
seniman-seniman kontemporer baik dri karya untuk menampilkan koleksi
Indonesia maupun dari mancanegara. permanen.
Adapun fasilitas yang ada di Cemiti Art 3. Ruang B (Galeri B)
House: Ruang dengan luas sekita 210 m2
1. Ruang pameran temporer digunakan untuk menyajikan koleksi
2. Stock room permanen dan art space dan karya-karya
3. Rumah tinggal seniman seniman.
4. Ruang pengelola 4. Kopi Selasar (Salasar Cafe)
5. Lobby Kopi selasar adalah sebuah kafe
6. Gudang outdoor untuk tempat bersantai dan
7. Taman menikmati kopu dengan pemandangan dari
8. Lavatory atas bukit.
9. Studio konsep 5. Amphitheater
10. Ruang servis Amphitheater dengan luasa sekitar
3. Selasar Sunaryo Art Space 198 m2 yaitu ruang melingkar terbuka
dengan layar terbuka yang mempunyaki
Selasar Sunaryo Art Space adalah
kapasitas maksimum 300 orang digunakan
salah satu tempat atau wadah dimana
untuk perfoming arts seperti pembacaan
senimn dapat meyimpan dan memamerkan
puisi, pentas seni dan acara budaya lainnya
hasil karya yang dapat dilestariakan. Istilah
6. Rumah Bambu
‘Selasar’ yang berarti ‘Beranda’,
Rumah bambu merupakan rumah
mencerminkan pada konsep desainnya.
sederhana yang dibuat dari bambu untuk
Selasar Sunaryo Art Space terbagi menjadi
tempat istirahat bagi seniman.
10 bagian dengan konsep yang berbeda
7. Bale Handap
pada setiap bagiannya. Untuk ruang
Bale handap adalah ruang serba guna yang
tingkat yang lebih rendah digunakan untuk
digunakan untuk diskusi, pertunjukan,
area pamer karya-karya seni. Sedangkan
acara dan loka karya.
upper indoor dan outdoor adalah ruang
8. Bale Tonggoh
Bale tonggoh adalah sebuah Cirebon Tahun 20210-2030. Rencana ini
bangunan semi permanen yang berfungsi merupakan perbaikan dari kebijakan
sebagi ruang pryek dan sementara sebagai sebelumnya yang mengalami beberapa
ruang pameran. penyimpangan. Dalam pelaksaannya,
kebijakan ini telah sesuai dengan rencana
PERANCANGAN peruntukannya untuk kawasan
pemukiman, perindustrian, pergudangan
dan fasilitas umum. Perkembangan
Museum Seni di Kota Cirebon terbilang
cukup jarang karena beberapa hal. Namun,
saat ini dibutuhkan ruang atau tempat yang
tepat dalam melakukan aktifitas bertemu
atau melakukan kegiatan lainnya. Dan hal
tersebut maka Kota Cirebon dinilai baik
Lokasi perancangan Museum Seni
dan sangat berpotensi untuk perkembangan
di Cirebon terletak di Kota Cirebon.
Museum yang juga Cirebon merupakan
Dalam perkembangannya Kota Cirebon
Kota yang bersejarah yang mana nantinya
secara
akan menjadi landmark Kota Cirebon itu
fungsional ditetapkan menjadi 4 Bagian
sendiri juga menjadi tujuan utama para
Wilayah Kota (BWK) dimana masing-
penyelenggara kegiatan baik perorangan
masing BWK mengemban fungsi seusai
atau kelompok. Aspek arsitektur pada
karakteristiknya sebagai berikut:
bangunan ditentukan berdasarkan fungsi
 BWK I Zona pesisir dan kelautan, bangunan itu sendiri, karena fungsi
seluas ± 346 Ha bangunan yang merupakan bangunan
 BWK II Zona perdangan dan jasa, publik maka penggunaan tema arsitektur
seluas ± 1.343 Ha kontemporer sangat cocok berdasarkan
 BWK III Zona permukiman, seluas fungsi bangunan tersebut.
± 1.716 Ha
 BWK IV Zona pertanian
konservasi terbatas, hankam, seluas
± 405 Ha
Strateginya adalah :
 Menetapkan konsep pemerataan
pengembangan kota
 Menetapkan tema, fokus, dan
rencana pengembangan di setiap Lokasi perancangan ini berada di
BWK dan Kota Cirebon, yang dimana aksebilitas dan
 Penetapan BWK menetapka Kota pencapaian pada tapak ini tidak terbatas
menjadi 4 BWK karena berada di Jalan Brigjend AR
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan Dharsono dengan sirkulasi kendaraan dua
satu kebijakan strategis pemerinta daerah arah. Serta dapat dicapai dengan kendaraan
dalam mengatur tata ruang wilayahnya, umum.
Kota Cirebon dalam melaksanakan hal Untuk lokasi tapak terpilih berada
tersebut mengacu pada RTRW Kota di Jl Brigjend AR Dharsono, Kelurahan
Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon. bagus karena berada di lingkungan
Lokasi perancangan Museum Seni ini yang bersejarah.
memiliki luas lahan 3,1 Ha yang berada  Selain itu juga aksebilitas untuk
menuju tapak sangan mudah karena
tapak berada dipinggir Jalan Raya
Utama
 Tapak berada di Pusat Kota
Cirebon sebagai wilayah III
 Berada di wilayah dengan fungsi
utama sebagai kawasan pendidikan
disamping Goa Sunyaragi. Lokasi ini yang didukung oleh pemerintahan,
berada dipusat pelayanan dengan KDB perdagangan dan jasa serta
50%, KLB 6, KDH 10%, RTH 25%, dan pariwisata
ketentuan KTB yang berada di Kota  Lahan cukup luas, cocok untuk
Cirebon adalah maksimal 6 lantai dengan pengembangan objek wisata
GSB (garis sepadan bangunan) kawasan Analisis Mikro
site 1/2 jalan dari jalan utama 12 m. Analisis mikro merupakan analisis
Tapak terpilih dengan luas 3,1 Ha terhadap tapak perencanaan meliputi
merupakan lahan kosong yang dijadikan analisis tapak, analaisis fungsi, analisis
sebagain tempat ruang terbuka. Gambaran aktifitas, dan analisis program ruang.
lokasi perancangan mengarah pada potensi Analisis tapak pada perancangan Museum
dan masalah disekitar tapak yang nantinya Seni ini menghasilkan program tapak yang
akan membantu proses perancangan dan terkait dengan fungsi dan fasilitas yang
analisa. Dalam pengumpulan data ini akan diwadahi pada tapak perancangan.
dilakukan dari data primer yaitu Analisis ini juga meliputi gambaran lokasi
melakukan observasi langsung ke tapak tapak untuk mengetahui potensi dan
dan ada beberapa juga diambil dari masalah pada tapak.
internet. Analisis Tapak
Pada analisis tapak ini dimulai
dengan mengidentifikasi tapak
perancangan terhadap hubungan bangunan
Museum Seni dengan arsitektur
(Goa Sunyaragi) (Jalan Utama) kontemporer. Analisis ini meliputi
peruntukan fungsi Museum dengan tema
Seni dan Budaya yang akan dirancang.
Analisis taoak pada perancangan ini
menghasilkan program tapak yang terkait
(Kawasan perdagangan dan jasa) dengan fungsi dan fasilitas yang akan
Lokasi tapak terpilih memiliki diwadahi pada tapak perancangan.
potensi sebagai berikut: 1. Orientasi Bangunan
 Tapak berada disamping Gua
Sunyaragi, potensi yang dimiliki
membangun Museum Seni sangat
pejalan kaki yang masuk ke tapak, jalur
pedestrian berada di depan tapak menuju
jalan raya. Sirkulasi kendaraan di dalam
tapak mengelilingi bangunan agar
pengunjung dapat melihat bentuk
bangunan dan sekitar bangunan.
3. Zoning pada tapak
Zoning pada tapak ini di bagi
Orientasi pada bangunan ini lebih menjadi 3 zona yaitu: Publik, Semi Publik,
condong ke arah Barat daya yang dan private. Pembian ini berdasarkan
merupakan pintu masuk dan pintu keluar tingkat privasi antara pengguna bangunan
dari bangunan Museum Seni di Cirebon. dengan masyrakat umum yang tidak
Viewnya sangan mendukung karena view memiliki keperluan ke bangunan maupun
menuju ke Jalan utam serta pencahayaan ke tapak. Pada area publik merupakan area
yang lumayan baik dan akan dibuat bukaan umum pengunjung yang masuk ke tapak,
cukup banyak guna memanfaatkan cahaya oada area semi publik merupakan area
matahari dari arah timur. pengguna yang berkunjung ke Museum,
2. Sirkulasi dalam tapak kemudian pada area private merupakan
Pencapaian pengunjung menuju area yang hanya bisa digunakan oleh
lokasi tapak yaitu dengan menggunakan pengelola maupun karyawan.
kendaraan pribadi dan kendaraan umum.
Total lebar Jalan raya utama adalah 24 m,
dipergunakan untuk jalur kendaraan dua
arah dengan lebar jalan satu arah 12 m,
serta lebar jalur pedestriannya 8m. Jalan
raya utama Brigjend AR Dharsono
merupakan jalur yang ideal dan pencapain
yang lebih efesien. Oleh karena itu, main
entrance akan diletakan didepan.

4. View
View paling baik yaitu menghadap
ke Jalan raya sehingga view ini akan
memanfaatkan view dari luar ke bangunan
dengan cara dijadikan point of interest
supaya dapat menarik minat orang untuk
Main entrance atau pintu masuk
mengunjungi bangunan tersebut.
dan exit berada di depan Jalan raya utama
Sedangkan view yang kurang baik dibuat
karena sesuai dengan arah sirkulasi
view dari dalam ke luar dengan cara
kendaraan yang ada di jalan tersebut
merencanakan bagian interior dengan
sehingga memudahkan pengunjung masuk
nyaman.
ke tapak untuk akses kendaraan dan akses
dalam tapak akan diberikan gril pada
bagian area parkir dan diberikan beberapa
grass block untuk taman sehingga
meminimalisis genangan.

5. Kebisingan
Sumber kebisiangan pada tapak
dari arah selatan tapak, kebisingan rendah
pada arah barat disebabkan oleh bangunan
komersil, sedangkan kebisangan arah utara Analisis Bangunan
tingkat kebisingannya rendah. Bentuk bangunan yang diambil dari
bentuk dasar yang berasal dari bentukan
tapak agar memudahkan dalam
penyesuaian didalamnya atau bentuk dasar
(geometri) yaitu persegi panjang lalu
bentuk tersebut dibagi menjadi 3 massa
dengan metode shape grammar untuk
memisahkan lalu diberikan pengurangan
bentuk untuk lebih menonjolkan fungsi
bangunan. Museum ini menerapkan tema
6. Vegetasi “Arsitektur Kontemporer” dimana
Vegetasi sekitar tapak kurang rapih bangunan tersebut berbentuk dengan gaya
sehingga penangannya akan ditanami karakteristik yang mengutamakandengan
vegetasi yang dapat memperindah sekitar mengikuti fungsi bangunan tersebut dan
tapak bangunan agar mengurangi dampak tidak terpaku oleh satu gaya yang
tidak terlalu gersang, panas dan menonjol saja, tetapi bisa berbagai macam
mengurangi kebisingan suara yang berasal gaya dalam perancangannya.
dari Jalan utama. KONSEP PERANCANGAN
1. Konsep Zoning Ruang
Pada bangunan Museum Seni di
Cirebon dirancang menjadi 5 lantai dengan
fungsi bangunan sebagai wadah bagi
pelaku seni untuk menuangkan bakatnya
serta melakukan kegiatan latihan di
dalamnya. Pembagian pada bangunan
Museum Seni dibagi menjadi publik, semi
7. Topografi dan Drainase private, private, dan service.
Untuk aliran di dalam tapak akan 2. Konsep Arsitektur
diarahkan ke sisi tapak sehingga dapat Tema yang dipakai bangunan
dialirkan langsung turun ke roil kota yang Museum Seni di Cirebon ini adalah
berada disamping tapak dan untuk di Arsitektur Kontemporer. Tema Arsitektur
Kontemporer ini akan menjadikan sirkulasi dalam bangunan. Arah matahari
bangunan dengan gaya karakteristik yang menjadi sangat penting untuk keterkaitan
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan terhadap peracangan desain bangunan.
memiliki bentuk yang mengikuti Main entrance untuk kendaraan
fungsinya. Arsitektur Kontemporer adalah berada di bagian selatan tapak karena
arsitektur yang tidak terpaku oleh satu berhubungan langsung dengan jalan raya
gaya yang menonjol saja, teteapi bisa utama. Untuk sirkulasi pejalan kaki
terdapat berbagai macam gaya dalam nantinya bisa melewati sebuah plaza atau
perancangannya dan meimiliki gaya selasar atau jalur pedestrian yang juga
berimbas kepada keinginan untuk yang ditempatkan dibagian selatan tapak sebagai
simple, bersih, dan fungsional. Untuk penghubung antara bangunan dengan
memperkuat tema Arsitektur Kontemporer bagian luar tapak. Untuk pintu keluar
ini, akan diaplikasikan beberapa gaya tapak kendaraan akan ditempatkan pada
desain pada perancangan. Pertama dari bagian tapak yang berhubangan langsung
bentuk gubahan massanya, biasanya dengan jalan raya utama.
bangunan Arsitektur Kontemporr Bangunan akan ditempatkan
mempunyai atap yang datar atau dibagian tengah tapak. Pola sirkulasi
melengkung. Yang kedua adalah dari dalam tapak juga dibuat memutari tapak
fasadnya, Arsitektur Kontemporer dengan bangunan utama sebagai pusatnya
mempunyai ciri khas pada fasatnya banyak dan untuk sirkulasi drop off hanya
menggunakan elemen kaca. Untuk melewati depan bangunan saja. Hal ini
bangunan ini, menggunakan batu alam dimaksudkan bangunan utama dapat
sebagai material fasad utama dan memakai dicapai dari segala arah aksebilitasnya juga
acp sebagai material pendukung dan mudah.
manambahkan secondary skin. 4. Konsep Perancangan Bangunan
3. Konsep Perancangan Tapak Bangunan Museum Seni akan
Penataan pada perancangan tapak memiliki massa tunggal dengan bentuk
bangunan Museum Seni ini bedasrkan dari bangunan tersebut diambil dari bentuk
zonasi penggunaan bangunan yang terbagi dasar (geometri) yaitu persegi lalu
menjadi zonasi publik, semi publik, dan dibentuk menjadi 3 massa dengan shape
private. Zonasi publik berada di bagian grammar untuk memisahkan antar akses
selatan tapak, zonasi semi publik berada publik yang dapat digunakan pengunjung
bagian tengah tapak, dan zonasi private untuk bersantai dan area utama pada
berada di belakang zonasi semi publik. bangunan yaitu ruang galeri, lalu diberikan
Tapak seluas 3,1 Ha dengan batas pengurangan bentuk untuk lebih
luas maksimal dasar bangunan yang menonjolkan fungsi bangunan yaitu
terbangun 15.550m2 sisanya difungsikan sebagai Museum.
sebagai lahan parkir dan fungsi sekunder. Untuk elemen pada fasad bangunan
Untuk area hijau akan dibuat sebesar 20% yang akan dipakai pada perancangan
dari total sebesar 5.300m2 yang akan Museum Seni nantinya akan menggunakan
dibangun terbuka hijau dan plaza, besar segi material yaitu bahan utamanya
GSB pada depan tapak adalah 3m yang menggunakan curtain wall dan
difungsikan sebagai daerah serapan, menggunakan ACP dengan motif batik
sehingga sisa tapak digunakan sebagai yang sesuai dengan tema yang diambil.
Untuk menabahkan estetika bangunan efesien dan baik sehingga tidak terganggu
akan digunakan secondary skin di kolom dan balok sebagai pengingat kolom
beberapa titik. Manfaat dari secondary berfungsi menahan lateral dan vertikal,
skin sebagai sun shading bangunan agar lalu beban tersebut disalurkan ke bawah
barang-barang yang ada di Museum tidak sehingga akhirnya jika terjadi kesalahan
terkena sinar matahari secara langsung. pada kolom maupun balok dapat
5. Konsep Struktur Bangunan mengakibatkan keruntuhan komponen
Struktur bawah struktur yang berhubungan.
Struktur pondasi harus kokoh Pada struktur tengah digunakan
berdiri diatas jenis tanah latosol dan material beton, disesuaikan dengan
menahan seluruh gaya lateral dan vertikal kebutuhan struktur pada ruang. Jarak
yang membebaninya. Tanah latosol jenis setiap 12m2 diberi kolom untuk penguatan
tanah tua berbentuk seperti batu api yang struktur. Sedangkal material komposit
mengalami proses pelapukan. Struktur sebagai struktu kolom pada bentang lebar
pondasi juga harus kokoh dan stabil karena kemungkinan bentang yang lebih
menahan kemungkinan gempa bumi dan panjang.
tsunami mengingat lokasi site termasuk Struktur atas
dalam wilayah gempa (kriteria sedang). Pada perancangannya struktur
Pondasi yang terpilih merupakan tipe bentang lebar Museum Seni struktur atap
pondasi dalam, harus mampu menahan merupakan terusan dari struktur rangka
beban bangunan bentang lebar. Pondasi ini pada bagian tengah bangunan. Pemilihan
dapat digunakan untuk mentransfer beban struktur bentang lebar harus
ke lapisan tanah lebih dalam untuk memungkinkan terciptanya bentuk yang
mendapatkan daya dukung tanah. Untuk ekspresif, untuk itu dipilih struktur rangka
itu penggunaan pondasi yang akan ruang.
digunakan dalam perancangan yaitu Konsep Mekanikal Elektrikal Pumbling
pondasi tiang pancang dan menggunakan
system hidrolik, untuk mereduksi getaran
dan bising.

Struktur tengah
Struktur berupa kolom dan balok
berfungsi sebagai penyalur beban
bangunan. Pemilihan pada saat
menentukan modul dapat menyesuaikan
dengan besaran ruang, sehingga berfungsi

Anda mungkin juga menyukai