Disusun oleh :
9. Oktaningtiyas (1910084)
TA.2022/2023
FALSAFAH DAN PARADIGMA
A. Falsafah keperawatan
Pertama memandang bahwa pasien sebagai manusia holistik yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spritual yang diberikan
secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan hanya secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya;
Kedua, bentuk pelayanankeperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan tetap
memperhatikan aspek kemanusian;
B. Paradigma
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,
memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang ada.
Paradigma keperawatan terdiri dari 4 unsur, yaitu keperawatan, manusia, sehat sakit,
dan lingkungan. Keempat unsur inilah yang membedakan paradigma keperawatan dengan
teori lain. Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut yakni konsep
manusia, konsep sehat sakit, konsep lingkungan, konsep keperawatan (Asmadi, 2009)
1. Manusia
Manusia adalah makhluk hidup lebih sempurna dibandingkan makhluk hidup yang
lain. profesi keperawatanmempunyai konsep tentang manusia yang memandang dan
meyakini manusia sebagai makhluk yang unik, sebagai sisItem adaptif, dan sebagai
makhluk holistic (Asmadi, 2009).
Rentang sehat sakit adalah sebuah skala ukur hipotesis yang diperuntukkan untuk
melakukan pengukuran pada keadaan sehat atau kesehatan seseorang. Dipengaruhi oleh
faktor pribadi dan lingkungan maka kedudukan seseorang di skala tersebut memiliki sifat
dinamis. Di skala ini, sewaktuwaktu seseorang dapat berada dalam keadaan sehat, namun
di lain waktu bisa mengalami pergeseran pada kondisi sakit (Asmadi, 2009).
Konsep sehat secara fisik dan bersifat individual adalah seseorang dikatakan sehat
bila semua organ tubuh dapat merfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur
dan jenis kelamin.
Konsep sehat berdasarkan ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian antara
individu dengan lingkungannya. Menurut WHO (1948) sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya terbebas dari penyakit
dan kelemahan (Asmadi, 2009). Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya
keadaan terjadinya proses penyakit (Asmadi,2009).
3. Lingkungan
Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Mencakup benda hidup
dan benda mati yang terdapat di sekitar manusia. Komponen internal seperti: faktor
genetik, struktur anatomis, fisiologis, psikologis, nilai, keyakinan serta faktor internal lain
yangpotensial mempengaruhi perubahan sistem manusia. Faktor eksternal terdiri dari:
keadaan fisik, demografis, ekologis, hubungan interpersonal dan nilai sosial budaya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta faktor eksternal lain yang potensial
mempengaruhi perubahan pada sistem manusia. Perawat memberikan perhatian khusus
pada hubungan interpersonal manusia, karena memandang manusia sebagai makhluk
sosial. Unit sosialterdiri dari keluarga, kelompok dan komunitas. Pada tiap unit sosial
individu membawa sifatnya yang unit dan secara bersamaan juga berbagi tujuan, nilai dan
budaya dalam tiap interaksi yang dilakukan (Asmadi, 2009).
4. Keperawatan
Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup
manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan
kesehatan utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan
sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif (Asmadi,
2009).
DEFINISI TEORI DAN TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomena semacam itu. Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik dari
fenomena dihubungkan dengan preposisi yang menyatakan hubungan di antara
fenomena-fenomena tersebut (Aini Nur, 2018)
Teori adalah seperangkat konsep dan proposisi yang memberikan cara yang teratur
untuk melihat fenomena, pernyataan yang menjelaskan atau memberi ciri fenomena
tertentu.
Teori adalah deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomena semacam itu (Steves, 1979). Secara inti, konsep seperti deskripsi
simbolik dari fenomena dihubungkan dengan preposisi yang menyatakan hubungan di
antara fenomenafenomena tersebut.
a. Ciri-ciri Teori :
2) Dapat digeneralisasikan
1) Konsep adalah blok bangunan dasar dari sebuah teori, bentuk pikiran atau gagasandari
pemahaman manusia yang mencerminkan tanda penting dan umum dari objek tertentu
yang dipahami. Konsep dapat juga diartikan istilah atau label yang menjelaskan
fenomena. konsep merupakan suatu pondasi untuk membangun suatu teori yang di
dalamnya menggambarkan suatu fenomena tertentu.
2) Fenomena adalah fakta yang dapat diamati oleh pancaindra dan dapat dijelaskan.
Fenomena yang dijelaskan dapat berupa empirik atau abstrak. Fenomena empirik adalah
sesuatu yang bisa dialami atau diamati melalui pancaindra Fenomena abstrak adalah
sesuatu yang tidak bisa diamati seperti harapan (Aini Nur, 2018).
Komponen suatu teori berdasarkan F. Nightingale yaitu:
4) Fenomena: Sesuatu yang dapat disaksikan, dilihat dengan panca indera (Suara Mahyar,
Dalami Ermawati, Rochimah, Raenah Een, Rusmianti, 2013).
Teori Keperawatan
Siapa saja yang mempunyai minat akan mampu mempelajari ilmu keperawatan.
2. Objektif.
Ilmu keperawatan mampu menginterprestaikan objek yang sama dengan cara yang
sama hingga pada akhirnya akan diperoleh hasil yang sama pula.
3. Abstraksi.
Ilmu keperawatan diperuntukkan bagi seluruh umat manusia yang tidak akan lepas
dari kebutuhan sepanjang hidupnya.
4. Konseptual.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dikemukakan oleh sosiolog America Robert Merton dalam “Social Theory and Social
Structure (1957)” untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-hipotesis terbatas
dari study empirisme. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori MidRange amat penting dalam disiplin praktik.
Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari
pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris . Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan . Pelayanan keperawatan
mrpkn bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses
keperawatan .
1.2 Tujuan
1. Memahami Pengertian Middle Range Theory
2. Memahami Ciri-ciri Middle Range Theory
3. Memahami Kegunaan Middle Range Theory
4. Memahami contoh Middle Range Theory
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Middle Range Theory
Serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu
dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori ini menjelaskan fenomena spesifik dan telah diuji dalam penelitian dan
digunakan untuk memandu praktek keperawatan. Mid-range teori memberikan
manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak
secara ilmiah.
1. Dalam bidang praktik dan penelitian mudah diaplikasikan dan cukup abstrak
secara ilmiah. Tingkatnya menengah diorganisasi dalam lingkup terbatas, variable
terbatas, serta dapat diuji secara langsung.
2. Mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.
3. Membimbing dalam penilitian variable dan pernyataan dalam penelitian.
4. Membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien.
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Teori ini menjelaskan fenomena spesifik dan telah diuji dalam penelitian dan
digunakan untuk memandu praktek keperawatan. Mid-range teori memberikan
manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak
secara ilmiah.
3.2 Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami, mengerti serta dapat
mengaplikasikan teori middle range theory ke dalam asuhan keperawatan untuk
mengaplikasikan teori keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
McKenna, Hugh .1997 . Nursing Theories and Models . New York : Routledge .
Meleis, Afaf Ibrahim . 2010 .Transitionstheory : middle -range and situation specific
theories in nursing research and practice . New York : SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E . & Smith, Marlaine Cappelli . 2010 . Nursing theories and nursing
practice . 3rd ed . Philadelphia : F . A . Davis Company.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A . 2007 . Middle Range Theory
Development Using King’s Conceptual System . New York : Springer Publishing
Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R . 2008 . Middle range theory for nursing . 2nd ed .
New York : Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood . 2006 . Nursing Theorist and Their Work . Sixth edition . Toronto : The
CV Mosby Company St . Louis
FLORANCE
NIGHTINGALE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien,
mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Teori Evironmental
Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”
meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untukdipenuhi oleh seorang
wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan. Hampir semua model keperawatan yang
diaplikasikan dalam praktik keperawatan profesional menggambarkan empat
jenis konsep yang sama, yang disebut dengan paradigma keperawatan, yakni :
Keperawatan Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang
meletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan mengidentifikasi
peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya.
Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan literature yaitu dengan metode
media internet
D.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut:
BAB I:
Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan,Metode Penulisan,
dan sistematika penulisan.
BAB II:
Tinjauan Teoritis,terdiri dari riwayat hidup florence nightingale, biografi florence
nightingale, perjalanan keperawatan florence nightingale, perang krimea, kembali
ke Inggris, meninggal dunia, aplikasi teori florence nightingale.
BAB III: Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
2. Masa Kecil
Florence Nightingale lahir di Florence, Italia pada 2 Mei 1820 dan diberi
nama berdasarkan kota dimana ia dilahirkan. nama depannya, Florence
menunjukkan kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia dan dalam bahasa
Inggrisnya Florence. semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar
dan mewah milik ayahnya,William Nightingale yang merupakan seorang tuan
tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. florence mempunyai saudara
perempuan yang bernama Parthenope.
3. Masa Remaja
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah.
sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
membutuhkan. Pada saat Florence berusia dua puluh tahun, dia merasa yakin
bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para
gadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat.
C. Bidadari Berlampu
Saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang
dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan
banyak. Berangkatlah Florence bersama bintara. Mereka berenam ke bekas medan
pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence
dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang
bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa
diselamatkan, termasuk prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi
pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk
mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai
bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang
seharusnya sudah meninggal.
D. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon,
Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Sekembalinya Florence ke
London, ia diundang oleh tokoh- tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah
badan bernama “Dana Naightingale”, Florence menggunakan dana itu untuk
pembangunan sebuah sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama, saat itu
bahkan perawat- perawat pria pun jarang ada yang berpendidikan.
Florence beragumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi
perawat akan menjadi lebih di hargai.Sekolah tersebut didirikan di lingkungan
rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik
pembukaan sekolah perawat tersebut. Pada tahun 1860 Florence menulis buku
CatatanTentang Keperawatan (Notes On Nursing), dan menjadi buku acuan pada
kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada tahun 1883
Florence dianugerahkan kedali Palang Merah Kerajaan (the Royal Red Cross)
oleh Ratu Victoria.
Pada tahun 1908 ia di anugerahkan Honorary Freedom Of the City dari kota
London.Pada tahun 1869, Naightingale dan Elisabeth Blackwewell mendirikan
Universitas Medis Wanita.
E. Meninggal Dunia
Florence Naightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
agustus 1910. ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris.
Untuk mengenang jasa Florence Naightingale, maka Internasional cauncil of
nurses (ICN) menetapkan tanggal lahir Florence Nightingale menjadi hari
keperawatan Sedunia, (12 mei) yang di peringati oleh perawat sedunia setiap
tahunnya.
A. Kesimpulan.
Teori Keperawatan Florence Nightingale lebih memprioritaskan
Lingkungan sebagai aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan
pasien. Jika ada seseorang yang sakit maka lingkungannya harus
diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan pasien.
Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat diberikan kepada
perawat adalah mengajari mereka apa yang harus diamati, bagaimana
mengamati, apa gejala menunjukkan keadaan pasien yang membaik, apa
yang penting dari tidak ada, apa bukti kelalaian dan tentang apa jenis
kelalaian. Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang
memberikan kenyamanan lingkungan pada pasien baik secara fisik
maupun psikologi. Disamping itu Florence percaya bahwa tindakan
pencegahan dan promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah penting
dibanding dengan merawat pasien hingga sembuh. Kelebihan teori
Florence adalah pengkajian menggunakan data angka sedangkan
kekurangan dari teori Florence adalah belum adanya model keperawatan
seperti model keperawatan Betty Neuman, Teori Florence ini masih
bersifat filosofi yakni hanya sebatas pengalaman Florence saat merawat
korban perang.
B. Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat
mengaplikasikan teori Florence Nightingale ke dalam praktik asuhan
keperawatan. Untuk perawat agar dapat mengaplikasikan teori
keperawatan florence nightingale dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien. Saran bagi pembaca agar memberikan masukan untuk
melengkapi makalah teori keperawatan Florence Nightle
24
TEORI VIRGINIA HENDERSON
BAB 1
PENDAHULUAN
8
1.3.1 Mengetahui tentang teori keperawatan dalam perspektif Virginia
Henderson
1.3.2 Menjelaskan tentang pengkajian menurut
1.3.3 Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan
1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan informasi tentang teori keperawatan dalam perspektif
Virginia Henderson
1.4.2 Memudahkan pembaca dalam memahami tentang analisa masalah dan
pembahasan
1.4.3 Memberikan pemahaman terkait dengan asuhan keperawatannya
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
5. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya
6. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan
untuk memperkirakan adanya bahaya
7. Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara
perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat dengan
klien terbagi menjadi tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri
8. Perawat sebagai pengganti (substitude) pagi pasien
9. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
10. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien
11. Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di
dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan atau kemauan pasien yang berkurang.
Nama : Tn.D
Umur : 58 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Temanggung
Tanggal Masuk : 18 Februari 2019
Tanggal Pengkajian : 19 Februari 2019
No. Register : 277516
Diagnosa Medis : Paraplegia
b) Pengkajian berdasarkan 14 komponen Henderson
(Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
1) Pola Bernapas
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait
pernapasan Saat sakit: pasien mengatakan tidak ada sesak dan
tidak ada keluhan, RR: 22x/menit
2) Pola Makan-Minum
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit makan selalu
habis dengan porsinya dan biasanya makan teratur 3 kali/hari
Saat sakit: pasien mengatakan masih nafsu makan hanya saja
porsi yang dimakan lebih sedikit dari biasanya
3) Pola Eliminasi
13
Sakit: pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait BAB dan
BAK serta biasanya BAB 1-2x/hari, BAK 2-4x/hari
Saat Sakit: pasien mengatakan bahwa merasa BAK dan BAB
beberapa kali, tetapi ternyata tidak ada yang keluar. Oliguri
(<400cc/24 jam), warna BAK kuning dan tidak menggunakan
kateter urine. Kandung kemih teraba penuh. BAK hanya keluar
sedikit.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak ada hambatan dan
masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari pada umumnya
Saat sakit: pasien mengatakan bahwa sekarang kedua kakinya
terasa lemas dan sulit untuk digerakkan. Saat ini pasien
membutuhkan bantuan total untuk melakukan aktivitas. Pasien
tidak dapat berjalan karena paralisis ekstremitas bawah kanan
dan kiri. Kekuatan otot pasien 5/5, 3/3. Pasien mengatakan
memiliki riwayat 3 kali jatuh dengan posisi yang sama yaitu
duduk. Pasien mengatakan bahwa terakhir jatuh adalah satu
bulan yang lalu.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit: pasien mengatakan biasanya tidur 7 jam
setiap hari dan tidak terbiasa tidur siang
Saat sakit: pasien mengatakan sedikit sulit untuk
menggerakkan badan untuk mengubah posisi saat istirahat
ataupun tidur. Selain itu pasien mengatakan saat ini
memiliki lebih banyak waktu istirahat namun mudah bosan
6) Pola Berpakaian
Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa dapat melakukan
dengan sendirinya mulai dari memilih baju dan memakainya
Saat sakit: pasien mengatakan bahwa saat ini menggunakan
pakaian harus dibantu dan bahkan tidak dapat melakukan
14
sendiri kecuali baju masih dapat melakukan sendiri dengan
perlahan namun diawasi
7) Pola Rasa Nyaman (Suhu tubuh)
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak ada keluhan dan
merasa nyaman
Saat sakit: pasien mengatakan tidak ada yang dikeluhkan, tetapi
pasien mengatakan merasa bosan berbaring saja. S: 36,2°C.
8) Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit: pasien mengatakan biasanya mandi 3x/hari,
mencuci rambut 2x/Minggu dan menggosok gigi 3x/hari
Saat sakit: pasien mengatakan saat ini tidak dapat mandi seperti
biasanya namun hanya dibersihkan dan dilap badannya oleh
istrinya. Serta sesekali menggosok gigi dengan dibantu istrinya.
Pasien mengatakan jika BAB dibantu istrinya untuk
membersihkan dan kadang meminta tolong perawat juga.
Pasien terlihat lemas dan kekuatan ototnya 5/5, 3/3.
9) Pola Aman
sakit: pasien mengatakan merasa aman dan tidak ada yang
mengganggunya
Saat sakit: pasien mengatakan tidak ada keluhan dan merasa
aman dan nyaman karena ada istrinya yang selalu menjaganya
10) Pola Komunikasi
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelumnya tidak ada
hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain, bahkan
pasien sering berkunjung dan mengikuti kegiatan kelompok
bersama di masyarakat.
Saat sakit: pasien mengatakan masih dapat berkomunikasi
dengan kelompok di masyarakat walaupun tidak secara
langsung atau langsung jika ada kerabat yang menjenguk.
Pasien juga mengatakan tidak ada hambatan saat
15
menyampaikan perasaannya dan hal lainnya yang ingin
disampaikan oleh keluarganya.
11) Pola Beribadah
Sebelum sakit: pasien mengatakan selalu salat berjamaah dan
tepat waktu di masjid dekat rumahnya. Selain itu, pasien juga
mengatakan menjadi anggota keagamaan di lingkungan
masyarakatnya.
Saat sakit: pasien mengatakan masih dapat melakukan kegiatan
ibadah walaupun salat dengan berbaring dan istrinya selalu
mendampingi sambil tilawah di dekat pasien
12) Pola Produktivitas (Bekerja)
Sebelum sakit: pasien mengatakan masih dapat bekerja
mengajar dan mengikuti kegiatan di masyarakat. Selain itu,
juga masih bekerja di sawah yang ia miliki
Saat sakit: pasien mengatakan saat ini tidak dapat mengikuti
kegiatan apapun di masyarakat terutama bekerja mengajar dan
ke sawah karena memang tidak dapat melakukan kegiatan
apapun karena kondisinya
13) Pola rekreasi
Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa sesekali pergi
berlibur dengan keluarganya ke kota, Atau anaknya yang
datang berkumpul di rumah
Saat sakit: pasien mengatakan anaknya akan datang ke sini
mengunjunginya, dan selama sakit hanya berbaring tidak bisa
kemana-mana
14) Pola Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit: pasien mengatakan hanya sesekali melihat
berita dan informasi mengenai kesehatan
Saat sakit: pasien mengatakan ingin mengetahui terkait
kondisinya dan bagaimana agar cepat pulih kembali
2.4 Analisis Masalah dan Pembahasan
16
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis kasus menunjukkan
bahwa peran perawat di sini sebagai Helper (menolong) pasien. Hal ini
dikarenakan kondisi pasien yang belum bisa secara mandiri melakukan
dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Dapat dilihat dari hasil pengkajian
bahwasanya pasien mengalami kelemahan pada kedua ekstremitas bawah.
Sehingga pasien tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa
dan membutuhkan bantuan dari perawat serta keluarganya. Pasien dengan
kelemahan mengalami hambatan urine dan latihan range of motion (ROM)
secara pasif. Kondisi pasien dengan retensi urine yang diakibatkan trauma
dan mengakibatkan kelemahan pada ekstremitas bawah kanan dan kiri
dapat mengalami gangguan pengosongan kandung kemih. Retensi urine
jika tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih
(Cempakaningroem et al., 2017). Sehingga pasien perlu diberikan
penatalaksanaan keperawatan berupa pemasangan kateter urine.
Pemasangan kateter urine merupakan suatu tindakan invasif dengan cara
memasukkan selang ke dalam kandung kemih untuk membantu proses
pengeluaran urine dari dalam tubuh (Nababan, 2020). Kateterisasi urine ini
adalah suatu metode primer dekompresi kandung kemih dan menjadi alat
diagnostik pada keadaan retensi urine akut. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi dan membantu proses pengeluaran urine pasien, sehingga
pasien dapat berkemih dengan bantuan kateter urine (Shehab, n.d). Pasien
yang mengalami kelemahan atau stroke dengan retensi biasanya lebih
sering dipasang kateter menetap, sementara kateterisasi intermitten
merupakan suatu terapi pilihan. Kateterisasi ini dilakukan pada pasien
hanya bila benar-benar diperlukan karena tindakan ini sering
menimbulkan infeksi saluran kemih (Cempakaningroem et al., 2017).
Kemudian untuk mengembalikan kekuatan otot pada masalah
gangguan mobilitas fisik salah satunya adalah dengan range of motion
(ROM). Latihan ini merupakan salah satu terapi pemulihan dengan cara
latihan otot untuk mempertahankan kemampuan pasien dalam
menggerakkan persendian secara normal (Susanti et Al., 2019).
17
Penggunaan latihan rentang gerak pasif tidak hanya untuk mencegah
komplikasi lokal, tetapi juga dapat memperbaiki fungsi motorik. Dalam
penelitian (Hosseini et al., 2019) and one and tree months after
intervention, motor function wear measure by muscle strength grading
scale (Oxford scale, pada kedua kelompok kontrol dan intervensi
mengalami perbaikan pada kekuatan otot atas dan bawah selama sebulan
pertama. Pada kelompok intervensi di fase akut setelah diberikan ROM
pasif memiliki perubahan skor fungsi motorik dalam interval dari
pengukuran awal hingga satu bulan pada ekstremitas atas dan bawah, serta
dari bulan pertama hingga bulan ketiga pada ekstremitas bawah. Dapat
disimpulkan bahwa perubahan fungsi motorik lebih signifikan pada
pemberian intervensi ROM pasif sejak awal pada pasien. Sehingga secara
bertahap dapat mengembalikan sebagian besar fungsi sensorik dan
motorik pasien. Maka dari hal ini intervensi sangat dianjurkan untuk
menggunakan latihan rentang gerak pasif sejak awal sebagai bagian dari
perawatan untuk pasien dengan stroke atau kelemahan selama fase akut
(Hosseini et al., 2019) and one and tree months after intervention, motor
function wear measure by muscle strength grading scale (Oxford scale.
18
Data Subyektif Etiologi Diagnosa Komponen
kebutuhan dasar
- Pasien mengatakan
bahwa kedua kakinya
terasa lemas tidak dapat
digerakkan
- Pasien mengatakan
sebelumnya sekitar 1
bulan yang lalu jatuh
dengan posisi terduduk
19
di lantai dan memiliki
riwayat jatuh tiga kali
dengan posisi yang
sama
Do : kelemahan Gangguan Pola kebersihan
integritas diri
- Pasien terlihat lemas
kulit/jaringan
- Kekuatan otot pasien
5/5, 3/5 (D. 0127)
Ds :
20
No Peran Kompone Masalah Kriteria Hasil Tindakan EBN
Perawa n Keperawat Keperawatan
t Kebutuha an
n Dasar
Pasang sarung
tangan
21 Bersihkan
daerah perineal
atau
preposisium
dengan cairan
NaCl atau
aquades
Lakukan kateter
urine dengan
menerapkan
prinsip aseptik
Sambungkan
kateter urine
dengan urine
bag
Pastikan
kantung urin
ditempatkan
lebih rendah
dari kandung
kemih
Berikan label
waktu
pemasangan
22
Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemasangan
kateter urine
Anjurkan
menarik nafas
saat insersi
selang kateter
Anjurkan
memvisualisasik
an gerak tubuh
sebelum
memulai
gerakan
24
Kolaborasi
dengan
fisioterapi
dalam
mengembangka
n dan
melaksanakan
program latihan
Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan
26
TEORI HILDEN E PAPLAU
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Riwayat keluarga
28
Hildegard peplau( Hilda) di lahirkan di reading pennisylvia
merupakan keluarga imigran dari jerman. Dia merupakan anak kedua
dari 6
bersaudara. Ayahnya seorang pekerja keras sedangkan ibunya
sangat
2. Riwayat pendidikan
• Klien
• Perawat
30
mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.
Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional
kepada kliendalam suasana bersahabat dan akrab.
• Sumber Kesulitan
32
TEORI JOHN WATSON
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.Oleh
sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan
umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss.WHO didirikan oleh PBB pada 7 April
1948.Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8 November 2006.Menurut
WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep
sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem
yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal,
dan penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi
kesehatan saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi
keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta
kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan.Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap
perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang
telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud Teori
Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan 33 digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.
Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan
klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994) Kerangka Kerja
Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan proses
interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia
(Torres, 1986)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep utama keperawatan menurut Jean Watson?
2. Apakah ada faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean
Watson?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep keperawatan menurut Jean Watson.
2. Mengetahui Faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean
Watson.
3.
34
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson
Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan,
Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health Nursing dari University of Colorado - Danver,
sertaPhD dalam Educational Psychology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter/tulisan
-singkat dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya adalah tentang manusia dan
rasakehilangan.Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human
Science andHuman Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
faktor care/perhatian pada perawatan yang asalnya dari humanistic perspective dan dikombinasikan
dengandasar ilmu pengetahuan. Dalam keperawatan juga dikembangkan filosofi kemanusiaan, dan
sistemsistem nilai, serta menggunakan seni perawatan yang baik. Teori Jean Watson ini
ternyatamerupakan salah satu dari kebutuhan manusia dalam merawat pasien.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan.Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang
saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan
Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas
dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk
Berprestasi dan Berorganisasi
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan)
35
yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
JeanWatson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar manusia yang
salingberhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari
empatkebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna
danmemiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnyadalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan hanya secara
interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hasilnya dapat
memuaskanKebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang ke arah
perbaikan bagiindividu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di rawat saja, tetapi
jugakemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa menawarkan
kepada pasienuntuk mengembangkan potensinya untuk memilih apa yang terbaik untuk
dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek asuhan
keperawatanterintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk memberikan bantuan / pertolongan
kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawata
b. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental, dan sosial yang baik. Akan
tetapiWatson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukan
dalam definisi sehat ini, yaitu:
Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi
Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkunganny
Tidak adanya penyakit.
36
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan:
Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apayang dialami.
c. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakatmemberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya berkelakuan, dan
tujuan apayang harus dicapai. Nilai - nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural,
dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyaiseseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan
keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai
beberapaorang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari
generasi kegenerasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping
yang unik terhadap lingkungan.
d. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit,merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan
awalnyasama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area,
yaitu:masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satuasumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu
berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan
riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negatif
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental,
fisik,sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
37
2.3 Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui
berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth,
kindness, compassion”.
39
2.6 Caring Occation Moment
Caring OccationMoment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caringdilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat
yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human
to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal
ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment
merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat
dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian
akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan- kemampuan
untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry.2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran.EGC. Jakarta
http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html
40