Anda di halaman 1dari 2

JURNAL PENELITIAN KEGIATAN MAGANG

KEJAKSAAN NEGERI SORONG


Pada 13 Juli 2022

Siti Khadijah
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sesuai dengan program kegiatan magang di Kejaksaan Negeri Sorong, pada hari Rabu,
13 Juli 2022 saya telah melihat proses dilaksanakannya dua sidang di Pengadilan Negeri Sorong
yang mana sidang pertama adalah sidang untuk kasus perkara pencurian dan yang kedua adalah
kasus perkara pembunuhan.

Pada persidangan pertama kasus perkaranya adalah kasus pencurian motor. Kasus
pencurian motor ini merupakan kasus yang masuk dalam kategori Tindak Pidana Biasa. Ketika
memulai sidang Ketua Majelis Hakim selalu menyatakan sidang dibuka dan terbuka untuk umum
untuk sidang yang terbuka untuk umum dengan ditandai mengetuk palu sidang sebanyak tiga
kali, lalu Penuntut Umum membacakan dakwaan kepada terdakwa dan Ketua Majelis Hakim
menanyakan keterangan dari pihak terdakwa. Setelah itu pihak Penuntut Umum membacakan
dakwaan dan memanggil masuk para saksi untuk dimintai keterangan. Sebelum saksi dimintai
keterangan, saksi diminta untuk bersumpah dengan meletakkan Al-qur’an diatas kepala para
saksi agar sumpah tersebut sah. Pada saat dakwaan tersebut selesai dibacakan oleh pihak
Penuntut Umum, Majelis Hakim kemudian memberikan pernyatan bahwa terdapat 3 syarat
ketentuan diterimanya dakwaan yang dibacakan oleh Penuntut Umum, yaitu terdakwa dapat
menerima putusan tersebut, dipikir-pikir dahulu, atau ajukan banding. Pada akhir proses sidang
mengadili perkara kasus pencurian motor 13 Juli 2022 ini, Ketua Majelis Hakim menunda
persidangan sampai dengan 19 Juli 2022. Dikarenakan pada sidang pertama ini merupakan
persidangan dengan kategori kasus perkaranya adalah Tindak Pidana Ringan, maka status
Majelis Hakim dalam persidangan ini adalah Hakim Tunggal atau hanya dihadiri oleh Ketua
Majelis Hakim.

Pada persidangan kedua kasus perkaranya adalah kasus pembunuhan di Double’o


Sorong. Lain hal dengan sidang pertama tersebut, Pada sidang kedua ini terdapat 3 Majelis
Hakim yaitu satu Hakim Ketua dan dua Hakim Anggota. Pada sidang kedua, Penuntut Umum
menghadirkan satu Saksi Ahli untuk memberikan keterangan terkait hasil visum pada korban
pembunuhan di Double’o Sorong, setelah itu saksi ahli ini melakukan pemeriksaan silang yang
mana Penasehat Hukum menanyakan perihal keterangan Saksi Ahli tersebut. Kasus ini lalu
ditunda oleh Majelis Hakim atas dasar untuk memberikan kesempatan Penggugat dan Tergugat
menyampaikan bukti-bukti ke pengadilan.

Kesimpulan dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa dari kedua sidang yang
saya hadiri pada 13 Juli 2022 di Pengadilan Negeri Sorong, saya mendapatkan ilmu pengetahuan
atau teori-teori secara langsung tentang bagaimana jalannya proses sidang dalam mengadili
perkara dan prosedur yang harus dilengkapi sebelum mulainya sidang, mulai dari pihak yang
wajib hadir untuk keabsahan suatu sidang yang diantaranya adalah Majelis Hakim, Penuntut
Umum, Panitera, dan Penasehat Hukum (jika ada). Serta sidang tersebut juga harus mempunyai
dasar kepentingan kenapa sidang tersebut perlu ditunda.

Anda mungkin juga menyukai