Anda di halaman 1dari 18

Bila pemerintah memberikan subsidi terhadap

barang/jasa yang dijual, maka harga per unit


barang (jasa) tersebut akan turun dan
sebaliknya kuantitas barang (jasa) yang
diminta oleh konsumen akan naik.
Besarnya subsidi yang diberikan oleh
pemerintah per unit barang (jasa), akan
menggeser kurva penawaran ke bawah
sebesar subsidi tersebut, dan kurva
permintaan tetap. Subsidi s per unit
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan
oleh Pd= 15-Q dan fungsi penawarannya Ps=
0,5Q+3. jika pemerintah memberikan subsidi
sebesar Rp 1,5 per unit produk
Berapakah harga dan jumlah keseimbangan
sebelum dan sesudah subsidi?
Berapa besar subsidi yang diberikan oleh
pemerintah
Berapa besar subsidi yang di nikmati oleh
konsumen dan produsen
Ps = 0,5Q + 3
Pss = 0,5Q + 3 - 1,5
= 0,5Q + 1,5
Jadi Pd = Pss, maka 15 - Q = 0,5Q + 1,5
-1,5Q = -13,5
Q=9
P = 15 – 9 = 6 Es(9,6)
Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah
S = (1,5)(9) = 13,5
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen
(7-6)(9) = 9
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen
13,5 – 9 = 4,5 atau (7,5-7)(9) = 4,5
Fungsi Penerimaan

1.Total Penerimaan total (total revenu = total penjualan) bagi


sebuah perusahaan adalah fungsi dari kuantitas barang yang
dijual (diproduksi).
2.Besarnya (nilainya) merupakan hasil kali antara kuantitas barang
yang diproduksi (dijual) dengan harga barang per unitnya. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

R= f(Q)
R= P x Q
Dimana
R = total revenu (total penerimaan, total penjualan),
Q = kuantitas barang yang diproduksi/ terjual dan
P = harga per unit barang.
Biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi
suatu barang akan semakin besar bila kuantitas
produksinya semakin banyak.
Ini berarti biaya total adalah fungsi dari kuantitas
barang yang diproduksi. Besarnya biaya total ini
merupakan hasil kali antara banyaknya barang
yang diproduksi dengan biaya rata-rata per unit,
yang dapat dinyatakan sebagai

C=f(Q)
Dimana:
C = biaya total (total cost),
Q = kuantitas barang yang diproduksi.
C = biaya rata- rata per unit barang.
Bila total revenu (total penjualan) lebih besar dari total biaya, maka
perusahaan tersebut mendapat untung/laba. Bila total revenu lebih kecil
dari total biaya, maka perusahaan tersebut menderita kerugian
(keuntungan negatif), dan apabila total revenu sama dengan total biaya
maka perusahaan tersebut berada dalam keadaan pulang pokok.
Dalam keadaan pulang pokok perusahaan tidak mendapat laba dan tidak
pula menderita kerugian. Secara grafis titik potong antara kurva total
revenue (R) dan biaya total biaya (C) menunjukkan titik pulang pokok
(Break Even Point).
Persamaan yang menyatakan hubungan antara laba, total revenu dan
total biaya adalah
=R-C
Dimana:
R = Total revenu/ total penjualan,
C = biaya total dan
= Laba.
1. Suatu perusahaan menghasilkan produknya dengan biaya
variabel per unit Rp 4.000 dan harga jualnya per unit Rp
12.000. manajemen menetapkan bahwa biaya tetap dari
operasinya sebesar Rp 2.000.000. Tentukan jumlah unit
produk yang harus perusahaan jual agar mencapai pulang
pokok?

Jawab:

Diket:
V= Rp.4.000; P= Rp. 12.000; dan FC= Rp. 2.000.000
Q= FC/(P-V)
= 2.000.000/ (12.000-4.000)
= 2.000.000/8.000
= 250 unit
■ Fungsi Konsumsi Dalam jangka pendek
fungsi konsumsi dapat dianggap linear. Besar
kecilnya konsumsi nasional suatu negara
tergantung dari pendapatan nasionalnya.
Hubungan konsumsi dan pendapatan
nasional secara umum dapat dinyatakan
sebagai
C=f(Y)
C= C0+ bY
Y=C+S

Anda mungkin juga menyukai