Anda di halaman 1dari 2

Dengan Koordinasi yang Baik, Tingkatkan Peran

APIP dan APH


Denpasar (7/8) - “Koordinasi dan Kerjasama antara APIP dan APH bertujuan untuk menghindari
terjadinya perasaan khawatir atau gamang dari penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
bertindak, karena takut melakukan kesalahan administrasi yang kemudian dapat dipidanakan.
Jadi koordinasi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Aparat Penegak Hukum
(APH) bukan untuk melindungi kejahatan atau menutupi tindakan pidana ataupun melindungi
Koruptor”, demikian sambutan Inspektur Jendral Kemendagri Sri Wahyuningsih dalam
sambutannya pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama APIP dengan APH
Kabupaten/Kota se Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Denpasar.

Penandatanganan perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh sembilan Bupati/Walikota se-


Provinsi Bali, sembilan Kepala Kejaksaan Negeri Kab/Kota, dan sembilan Kepala Kepolisian
Resort Kab/Kota se-Bali itu disaksikan langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Irjen
Kemendagri, Perwakilan dari Polda Bali, Kejaksaan Tinggi Bali, Pimpinan DPRD Prov. Bali.
Penandatangan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan BPK Provinsi Bali dan Kepala
Perwakilan BPKP Provinsi Bali Ari Dwikora Tono serta para Inspektur Kabupaten/Kota Se Bali.
Irjen Kemendagri dalam sambutannya menekankan kepada para APIP agar dalam
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesi APIP, “Jangan sekali-kali merubah
rekomendasi yang seharusnya pidana menjadi administrasi, dan APIP harus tegak lurus
terhadap standar kode etik”, tegas Sri Wahyuningsih.
Pada kesempatan tersebut Irjen Kemendagri juga mengatakan bahwa kegiatan ini sangat perlu
dilakukan, karena belum samanya persepsi APIP dan APH di tingkat daerah terkait kapan
melakukan koordinasi, untuk itu dalam penanganan kasus perlu koordinasi yang baik agar
penegakan hukum berjalan efektif. “Apabila terbukti indikasi korupsi maka ditingkatkan ke
penyidikan, apabila indikasi administrasi maka APIP berperan dalam proses sanksi administrasi,”
jelas Sri Wahyuningsih.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi pelaksanaan Penandatanganan Perjanjian
Kerja Sama (PKS) antara APIP dengan APH yaitu Kepolisian dan Kejaksaan Kabupaten/Kota
se-Bali. Melalui program ini, Gubernur berharap tidak ada Kepala Daerah di Bali kena Operasi
Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK.
Selain itu Made Mangku Pastika juga mengatakan bahwa penandatangan ini diharapkan
menjadi pedoman dalam menindaklanjuti laporan atau pengaduan masyarakat yang berindikasi
tindak pidana korupsi pada penyelenggaraan pemerintahan daerah, berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan potensi korupsi, kualitas pelayanan publik, dan pengelolaan keuangan
daerah harus menjadi perhatian bersama. Terhadap permasalahan yang ada, dan bahkan
berpotensi terus berkembang, harus dirumuskan sarana dan solusi yang tepat, yang semuanya
bermuara pada terwujudnya birokrasi yang profesional dan akuntabel pada seluruh jajaran
Pemerintahan Daerah di Bali.
“Sementara secara internal. dalam implementasi sistem pengawasan intern, Saya terus
mengefektifkan peran Inspektorat Provinsi sebagai APIP, sesuai fungsi dan kewenangannya
dalam mengawal dan mengawasi penyelengaraan pemerintahan daerah, serta berkoordinasi
intensif dengan perwakilan BPKP dan BPK di Bali”, jelas Gubernur Bali.
Pada akhir sambutannya Made Mangku Pastika berharap dengan telah dilaksanakannya
perjanjian kerjasama ini bisa memantapkan tindak lanjut implementasi program pemberantasan
korupsi di wilayah Provinsi Bali dan secara umum memantapkan implementasi tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik yang transparan, akuntabel dan berkualitas, guna
mempercepat terwujudnya clean government dan good governance di lingkungan Pemerintah
Daerah di Provinsi Bali (AS).

Anda mungkin juga menyukai