Anda di halaman 1dari 3

6 LEMBAGA NEGARA BERSINERGI BERANTAS KORUPSI

http://news.liputan6.com

Korupsi, salah satu tindak pidana intelektual yang sulit diputus mata rantainya dari Tanah
Air. Enam lembaga negara pun bersinergi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Keenam
lembaga itu juga mengokohkan kerja sama demi pengembalian uang negara. Sinergitas tersebut
dituangkan dalam pelatihan bersama peningkatan kapasitas penegak hukum dalam penanganan
tindak pidana korupsi yang diselenggarakan di Kota Bogor. Langkah ini guna meningkatkan
kapasitas aparat penegak hukum dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi sekaligus
sinergi di antara penegak hukum.
Kegiatan tersebut diikuti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, Kejaksaan, Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Ketua KPK Agus Raharjo menegaskan sinergitas di antara aparat penegak hukum dan
auditor sangat diperlukan guna mengatasi berbagai kendala dalam penanganan perkara tindak
pidana korupsi dan pengembalian kerugian keuangan negara, khususnya di Provinsi DKI Jakarta.
Dari sinergi ini, diharapkan dapat terwujud kerja sama yang efektif di antara instansi penegak
hukum, dengan auditor BPK dan BPKP.
Sebagai implementasinya, seluruh jajaran penegak hukum berbaur, sehingga terjalin
kekompakan dan tidak terjadi kriminalisasi di antara sesama penegak hukum. "Untuk penegakan
hukum semua harus bersatu dan bekerja sama agar penanganan tindak pidana korupsi berjalan
efektif," kata Agus Raharjo. "Sinergi dan kerja sama ini mutlak dilaksanakan. Tanpa kerja sama
lembaga penegak hukum dan instansi terkait serta partisipasi aktif masyarakat, tugas penegak
hukum khususnya penanganan perkara tindak pidana korupsi menjadi tidak efektif," kata Agus
Raharjo.

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum


Agus Raharjo menuturkan, kegiatan ini guna mempercepat proses penanganan perkara
tindak pidana korupsi yang sedang ditangani aparat penegak hukum lainnya, seperti kepolisian
dan kejaksaan. "Ini untuk meningkatkan kapasitas aparat penegak hukum dalam perkara korupsi,
sejak tingkat penyelidikan, penyidikan, penuntutan hingga eksekusi dalam rangka penyelamatan
aset negara," kata Agus Raharjo.
Wakil Kepala Bareskrim Polri Irjen Ari Dono Sukmanto juga sependapat dan
mengapresiasi kegiatan tersebut. Sinergitas ini untuk menyamakan persepsi aparat penegak
hukum antara kepolisian, kejaksaan dan KPK dalam menangani tindak pidana korupsi. "Selain
saling mengenal antara penyidik, kegiatan ini juga dapat memberikan satu pandangan terkait
penanganan hukum, sehingga mengurangi resistensi di antara lembaga," kata Ari Dono
Sukmanto. Keuntungan lainnya, lanjut Ari Dono Sukmanto, masing-masing lembaga bisa
melakukan penyidikan bersama dalam kasus perkara korupsi.
Kegiatan ini, diikuti 160 peserta dari beberapa instansi, yakni 80 penyidik Kepolisian
Daerah Metro Jaya, 10 penyidik Bareskrim Polri, 35 penyidik dan jaksa penuntut hukum
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, 10 penyidik dan jaksa penuntut Direktorat Penyidikan pada
Jampidsus Kejaksaan Agung, lima penyidik atau penuntut umum pada KPK dan 10 auditor BPK
serta 10 auditor BPKP Pusat.
Penyelenggaraan ini merupakan kedua di tahun 2016. Sebelumnya, dilaksanakan pada
awal April untuk wilayah Jawa Barat. Sejak diselenggarakan pada tahun 2012 hingga tahun
2015, pelatihan ini telah diikuti lebih dari 2.600 aparat penegak hukum di 16 provinsi.

Sumber berita:
1. http://news.liputan6.com/read/2513651/6- lembaga - negara - bersinergi – berantas - korupsi,
Senin, 23 Mei 2016.
2. http://www.beritasatu.com/nasional/366270 - supervisi - kasus - korupsi - kpk - gelar -
pelatihan- bersama - jaksa – dan - polisi.html, Senin, 23 Mei 2016.

Catatan:
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyatakan:
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonornian
negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum


(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara tidak menghapuskan
dipidananya pelaku tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 di atas.

Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum

Anda mungkin juga menyukai