Bab Iii
Bab Iii
masih banya memakai aturan HAM dari eropa. HAM di Indonesia dilindungi
Indonesia Tahun 1945 (yang disebut UUD NRI Tahun 1945). HAM telah
dan artikulasi”. Hal yang sama mengenai kesempatan artikulasi juga diatur
undang-undang tersebut.”.
memegang prinsip bebas dan bertanggung jawab. Bebas artinya bhwa segala
ide, pikiran dan pendapat bisa dikemukakan secara bebas tanpa tekanan dari
49
Universitas Bung Karno
siapapun. Bertagung jawab maksudnya segala ide dan pikiran tersebut harus
1945, khususnya pasal 28F (perubahan kedua, yang ditetapkan pada bulan
dan memperoleh data untuk menumbuhkan iklim mereka sendiri dan sosial,
Umum dalam pasal 14 ayat (2) menyatakan bahwa “Setiap orang mempunyai
diakses”.1
kemerdekaan dapat dimaknai hal yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa
1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
2
Jimly Asshiddiqie, Diskriminasi Rasial Dalam Hukum HAM, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2013, hlm. 23.
Indonesia adalah:
hambatan)..
dan proposisi tanpa hambatan. Kesempatan ini sesuai dengan Pasal 19 dari
teliti:
3
7 W.J.S. Poerwadirminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1984.
4
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat
Di Muka Umum.
1. Makar
Makar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akal busuk, tipu
5
Larry Alexander, Is There A Right to Freedom of Expression, (New York: Cambridge
University Press, 2005), hlm. 128.
6
Vincenzo Zeno-Zencovich, Freedom of Expression: A Critical and Comparative
Analysis, (New York: Routledge-Cavendish, 2008), hal. 1.
7
Larry Alexander, Is There A Right to Freedom of Expression, (New York: Cambridge
University Press, 2005), hlm. 136
Makar menurut Adami Chazawi dalam siti faridah berasal dari kata
“aanslag” yang berarti “aanval” yang berarti suatu penyerangan tidak dengan
Wakilnya (104);
(106);
1. Unsur-unsur Makar
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008, hlm 902.
makar untuk melakukan suatu perbuatan adalah adanya niat dan permulaan
pelaksanaan.
a. Niat
heidsbewistzijn),
opzet/ doluseventualis).9
Langemeyer. Selain daripada itu yang tidak sepakat dengan pendapat diatas
adalah VOS. Dia mengartikan secara sempit bahwa niat adalah sama dengan
b. Permulaan Pelaksanaan
(uitvoeringshandeling).11
Tindak pidana makar terdiri dari beberapa macam bentuk tindak pidana
Presiden atau Wakil Presiden, tindak pidana makar dengan maksud untuk
atau untuk memisahkan sebagian wilayah negara dan tindak pidana makar
wakilnya.
dua puluh tahun.14 Pasal 104 sebagai pasal pertama yang memuat
mestinya.15
14
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm
43
15
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia Cetakan Kedua,
Bandung: Refika Aditama, 2008, h. 196
16
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm
43
melalui cara;
negara asing.
Indonesia
pemerintahan negara
namun cukup dengan segala perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan
KUHP menentukan pidana yang lebih berat bagi pimpinan atau orang yang
Menurut Pasal 183 KUHAP yang menyatakan bahwa: “Hakim tidak boleh
kurangnnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
Dalam Pasal 184 KUHAP mengatur mengenai alat bukti yang sah, yaitu17 :
1. Keterangan saksi
17
Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.
hal.23-24
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Penjelasan mengenai alat bukti yang sah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterangan saksi
(Penjelasan Pasal 159 Ayat (2) KUHAP). Semua orang dapat menjadi saksi.
terdakwa.
ketiga.
2. Keterangan ahli
3. Surat
menerjemahkan suatu isi pikiran. Menurut Pasal 187 KUHAP yang termasuk
adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas
atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam
d. Surat lain yang dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari
4. Petunjuk
kejadian atau keadaan yang diduga memiliki kaitan, baik antara yang satu
dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, yang menandakan
telah terjadi suatu tindakan pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk hanya dapat
diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa. Oleh karena
itu, petunjuk juga merupakan alat bukti tidak langsung. Penilaian terhadap
oleh hakim secara arif dan bijaksana, setelah melewati pemeriksaan yang
atau kejadian, yang karena persesuaiannya baik antara yang satu dengan yang
lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah
terjadi tindak pidana dan siapa pelakunya. Menurut Pasal 188 Ayat (2),
terdakwa.
hanya mengatur tentang 5 (lima) alat bukti yang sah, dan diluar dari alat-alat
bukti tersebut tidak dibenarkan untuk dipergunakan sebagai alat bukti dalam
kepastian hukum dan perlindungan hukum yang berkenan dengan alat bukti
penditeksi kebohongan (lie detector) sebagai alat bukti petunjuk, hakim dapat
meluas dari peraturan perundang-undangan yang berlaku positif dalam hal ini,
detector) dapat dijadikan alat bukti yang sah pada proses peradilan pidana.
kepastian hukum karena ruang lingkup berlakunya lebih luas, selain itu
mengenai hasil tes pengujian alat penditeksi kebohongan (lie detector) sebagai
alat bukti yang sah, yaitu alat bukti petunjuk. Berdasarkan penjelasan Pasal
disimpan secara elektornik dengan alat optik atau serupa dengan itu, termasuk
setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan atau
didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana baik
yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas maupun yang
terekam secara elektronik yang berupa tulisan, gambar, peta, rancangan, foto,
18
http://www.academia.edu/7228559/
analisa_perluasan_alat_bukti_denganpengaturan_hukum_aca ra_di_luar_kuhap. Diakses
Minggu 19 April 2020
adalah apa yang telah dinyatakan terdakwa di muka sidang, tentang perbuatan
keterangan terdakwa memiliki aspek yang lebih luas dari pengakuan, karena
bebas (tidak dalam tekanan) dan ia memiliki hak untuk tidak menjawab.
Kekuatan alat bukti keterangan terdakwa, tegantung pada alat bukti lainnya
ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan
pidana yang mengatur macam-macam alat bukti yang sah menurut hukum,
sistem yang dianut dalam pembuktian, syarat-syarat dan tata cara mengajukan
alat bukti tersebut serta kewenangan Hakim untuk menerima, menolak, dan
dalam hal ini adalah: undang-undang, doktrin atau ajaran, dan juga
yurisprudensi. Dan yang di maksud dengan alat bukti adalah segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana dengan alat-alat bukti
19
Leden Marpaung, Op cit. hal.25
20
Hari Sasangka dan Lily Rosita, Hukum pembuktian dalam Perkara Pidana, Mandar
Maju, Bandung, 2003,hal, 10.
dilakukan terdakwa.21
21
Hari Sasangka dan Lily Rosita, Hukum pembuktian dalam Perkara Pidana, Mandar
Maju, Bandung, 2003,hal, 10.