Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Rosidi

NIM : 2108113205
KELAS :B
MK : ILMU TAUHID

QODHO’ DAN QODAR

Takdir adalah suatu ketetapan akan garis kehidupan seseorang. Setiap orang lahir
lengkap dengan skenario perjalanan kehidupannya dari awal dan akhir. Hal ini dinyatakan
dalam Qur'an bahwa segala sesuatu yang terjadi terhadap diri seorang sudah tertulis di
lauhulmahfuz .
Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya
memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih.
Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manusia
hanya tahu takdirnya setelah terjadi. Atau dengan kata lain manusia hanya bisa menjalani
sementara Allah SWT yang akan menentukan hasil akhirnya.
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani
hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya.
1. Pengertian Takdir
Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara yang berasal dari akar kata qadara yang
antara lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika kita berkata, "Allah
telah menakdirkan demikian," maka itu berarti, "Allah telah memberi kadar/ukuran/batas
tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya."
2. Konsep Takdir
Islam mengenal takdir dengan sebutan qadha dan qadar sebagaimana yang terdapat
didalam rukun iman,yaitu rukun iman yang keenam percaya pada qodo’dan qodar. Sebagian
ulama menafsirkan qadha sebagai hubungan sebab akibat dan qadar sebagai ketentuan Allah
sejak zaman ajali. Jadi secara singkat qadha adalah pelaksanaan dalam tataran operasional
yang dipilih oleh manusia untuk selanjutnya menemui qadarnya dan akhirnya menentukan
nilai dari amal perbuatannya.
Takdir adalah suatu yang sangat ghoib, sehingga kita tak mampu mengetahui takdir kita
sedikitpun. Yang dapat kita lakukan hanya berusaha, dan berusahapun telah Allah dijadikan
sebagai kewajiban. ”Tugas kita hanyalah senantiasa berusaha, biar hasil Allah yang
menentukan”, itulah kalimat yang sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang
menegaskan pentingnya mengusahakan qadha untuk selanjutnya menemui qadarnya. Dan
ada 3 hal yang sering-sering disebut sebagai takdir, yaitu jodoh, rizky, dan kematian.
Taqdir itu memiliki empat tingkatan yang semuanya wajib diimani, yaitu :
a. Al-`Ilmu, bahwa seseorang harus meyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu
baik secara global maupun terperinci.
b. Al-Kitabah, Bahwa Allah mencatat semua itu dalam lauhil mahfuz
c. Al-Masyiah (kehendak), Kehendak Allah ini bersifat umum.
d. Al-Khalqu, Bahwa tidak sesuatu pun di langit dan di bumi melainkan Allah sebagai
penciptanya, pemiliknya, pengaturnya dan menguasainya.
. Takdir tidak lain sebagai sebuah prinsip akan terbinanya sistem bahwa akibat mesti
berasal dari sebab-sebab khususnya, atas dasar pengetahuan dan kehendak ilahi yang Maha
Bijak. Takdir Takwini (ketetapan penciptaan) tiada lain merupakan prinsip kemestian yang
mengatasi sistem penciptaan alam dan takdir tasyrii (ketetapan syariat) merupakan prinsip
kemestian yang mengatur sistem gerak individu maupun masyarakat dari segi sosiologis dan
spiritual.

Anda mungkin juga menyukai