Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

JURNAL PENYESUAIAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. Axel Bernard Takke

2. Teguh Andreas Bagas Sukowidodo

3. Chelsea Injili Tiwow

4. Geranium Dyna Handayani

5. Nichiviko Electra Poluan

6. Dio Prasetyo Gumeleng

7. Villia Priska Mantiri

8. Ajeng Safitri Cahyani Rianto

Jurusan Administrasi Bisnis, Prodi D4-Manajemen Bisnis, Kelas 1MB5


Mata Kuliah Akuntansi
Dosen Pengampu: Fresi Beatrix Lendo, SE., MBA
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi.

Tidak lupa juga kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini dan juga kepada teman-teman yang telah turut
berkontribusi dan membantu dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin makalah yang kami susun ini belum sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati
kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Manado, 1 Desember 2022

31
DAFTAR ISI

MAKALAH....................................................................................................................................................0

JURNAL PENYESUAIAN................................................................................................................................0

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2

BAB 1...........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................3

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................................................4

2.1 PIUTANG PENDAPATAN...............................................................................................................5

2.2 HUTANG BIAYA............................................................................................................................7

2.3 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA...............................................................................................9

2.4 BIAYA DIBAYAR DIMUKA............................................................................................................12

2.5 KERUGIAN PIUTANG..................................................................................................................16

2.6 PENYUSUTAN (DEPRECIATION)..................................................................................................18

2.7 BIAYA PEMAKAIAN PERLENGKAPAN..........................................................................................24

2.8 NERACA SALDO SETELAH DI SESUAIKAN (ADJUSTED TRIAL BALANCE).........................................27

2.9 RINGKASAN................................................................................................................................30

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................31

3.2 SARAN........................................................................................................................................31

31
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keseimbangan neraca saldo antara sisi debit dan sisi kredit belum menjamin bahwa kegiatan
akuntansi telah dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, agar neraca saldo menunjukkan keadaan yang
sebenarnya, perlu diadakan penyesuaian dan perbaikan. Bagaimana cara melakukannya? Penyesuaian
dan perbaikan dilakukan melalui jurnal penyesuaian (adjusting journal entry)

Pada kondisi seperti apakah jurnal penyesuaian diperlukan ? jurnal penyesuaian diperlukan untuk
hal-hal sebagai berikut, seperti : jurnal penyesuaian piutang pendapatan, jurnal penyesuaian utang
biaya, jurnal penyesuaian pendapatan diterima dimuka, jurnal penyesuaian beban dibayar dimuka,
jurnal penyesuaian kerugian piutang, jurnal penyesuaian depresiasi dan jurnal penyesuaian pemakaian
perlengkapan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa Jurnal Penyesuaian Itu Penting ?
2. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Piutang Pendapatan ?
3. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Utang Biaya ?
4. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka ?
5. Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka ?
6. Bagaimana Proses Penyesuaian Kerugian Piutang ?
7. Bagaimana Proses Penyesuaian Depresiasi ?
8. Bagaimana Memahami Jurnal Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan ?

31
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari topik ini

Mahasiswa akan mampu/dapat :

 Menjelaskan tujuan penyesuaian (adjustment) serta menyebutkan tujuh rekening yang mengalami
proses penyesuaian .

 Menjelaskan proses penyesuaian dengan membuat jurnal penyesuaian untuk rekening : a).
piutang pendapatan dan, b). hutang biaya, c). pendapatan diterima dimuka, d). biaya dibayar
dimuka, e). kerugian piutang, f). penyusutan (depresiasi), serta g).biaya pemakaian perlengkapan.

 Menyelesaikan neraca saldo yang sudah disesuaikan.

31
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 PIUTANG PENDAPATAN
Restauran “SIONA” memiliki surat berharga (marketable Securities) dalam bentuk obligasi yang
dibeli pada tanggal 1 Maret 2019 dengan nilai nominal Rp. 10.000 dengan bunga 6 %. Karena bunga
obligasi tersebut dibayar pada tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka pada tanggal 31 Desember
perusahaan sebenarnya sudah mempunyai tagihan bunga dari bulan Oktober – November -Desember (3
bulan) yang seluruhnya berjumlah Rp 150.

Perhitungan bunga adalah : 6% X Rp 10.000 / 12 bulan = Rp 50 / bulan. Selama tahun 2019


perusahaan sudah menerima pendapatan bunga sebesar Rp 350. Ini diperoleh dari penerimaan bunga
pada tanggal 1 April 2019 sebesar Rp 50 X 1 bulan ( bulan Maret 2019) = Rp 50 dan penerimaan bunga
pada tanggal 1 Oktober 2019 sebesar Rp 50 X 6 bulan (bulan April s/d September 2019) = Rp 300,
sehingga total pendapatan bunga yang telah diterima selama tahun 2019 adalah Rp 50 + Rp 300 = Rp
350 yang dapat dilihat pada Neraca Saldo sebelum Penyesuaian. Karena bunga obligasi tersebut dibayar
pada tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka pada tanggal 31 Desember sebenarnya perusahaan sudah
mempunyai tagihan bunga Oktober, November dan Desember, sehingga tagihan untuk 3 bulan tersebut
berjumlah Rp 50 X 3 bulan = Rp 150.

Sehingga Pendapataan Bunga untuk tahun 2019 adalah :

Pendapatan Bunga (di Neraca Saldo)……………………………… Rp 350

Piutang Bunga tgl 31 Desember 2019 sesuai data penyesuaian…. Rp 150

Pendapatan Bunga tahun 2019…………………………………….. Rp 500

Jurnal Penyesuaian untuk mencatat Piutang Bunga adalah sebagai berikut :

2019

Desember 31 Piutang Bunga Rp 150 -

Pendapatan Bunga Rp 150

31
Setelah dicatat dalam “jurnal penyesuaian” maka langkah selanjutnya adalah membukukan jurnal
tersebut ke dalam “buku besar” seperti dibawah ini :

Piutang Bunga

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 150

Pendapatan Bunga

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Saldo Rp 350

31 Penyesuaian Rp 150

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Piutang Bunga dicantumkan dalam NERACA (BALANCE SHEET) sebagai Aktiva Lancar, sedangkan
Pendapatan Bunga dicantumkan dalam LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT) sebagai
Pendapatan Lain-lain.

31
2.2 HUTANG BIAYA
Biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi sampai pada akhir periode belum
dibayar, maka harus dicantumkan dalam neraca sebagai hutang biaya dan harus termasuk dalam saldo
rekening biaya.

Contoh diatas menyatakan bahwa tanggal 31 Desember 2019 masih harus dibayar gaji pegawai
sebesar Rp 2.000. Hal ini berarti bahwa saldo rekening Biaya Gaji pada Neraca Saldo sebesar Rp 22.000
masih harus ditambah dengan Rp 2.000 yaitu untuk gaji pegawai bulan Desember 2019 yang belum
dibayar tetapi sudah menjadi beban periode tahun tersebut.

Perhitungan Biaya Gaji tahun 2019 adalah :

Biaya Gaji (di Neraca Saldo)…………………… ……..…………. Rp 22.000

Hutang Gaji tgl 31 Desember 2019 sesuai data penyesuaian…. Rp 2.000

Biaya Gaji tahun 2019………..……………………………………. Rp 24.000

Jurnal Penyesuaian untuk mencatat Piutang Bunga adalah sebagai berikut :

2019

Desember 31 Biaya Gaji Rp 2.000 -

Hutang Gaji Rp 2.000

Setelah dicatat dalam “jurnal penyesuaian” (adjustment) maka langkah selanjutnya adalah membukukan
jurnal tersebut ke dalam “buku besar” seperti dibawah ini :

Biaya Gaji

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Saldo Rp 22.000

31 Penyesuaian Rp 2.000

31
Hutang Gaji

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 2.000

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Biaya Gaji dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA sebagai Biaya Operasi, sedangkan Pendapatan Bunga
dicantumkan dalam NERACA sebagai Hutang Lancar

31
2.3 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
“Pendapatan diterima dimuka” tidak boleh diperhitungkan sebagai “pendapatan” tetapi sebagai
“hutang”, sebab perusahaan belum berhak atas pendapatan itu karena belum jatuh tempo.

Contoh Restauran diatas menyatakan bahwa tgl 31 Desember 2019 terdapat “Pendapatan yang
diterima di muka” sebesar Rp 6.000. Penerimaan ini sudah termasuk dalam rekening Pendapatan Sewa
yang sampai tgl 31 Desember 2019 seluruhnya berjumlah Rp 36.000 seperti pada Neraca Saldo.
Sehingga jumlah yang belum menjadi hak perusahaan ini harus dikeluarkan dari “Pendapatan Sewa”.

Perhitungan Pendapatan Sewa tahun 2019 :

Pendapatan Sewa (di Neraca Saldo)……………………………. Rp 36.000

Pendapatan Sewa di terima di muka tgl 31 Desember 2019 sesuai pada data
penyesuaian….
Rp 6.000

Pendapatan sewa tahun 2019…………………………………… Rp 30.000

Jurnal Penyesuaian untuk mencatat Pendapatan di terima di muka adalah sebagai berikut :

2019

Des 31 Pendapatan Sewa 6.000 -

Pendapatan Sewa diterima di muka 6.000

Setelah dicatat dalam “jurnal penyesuaian” maka membukukan jurnal tersebut ke dalam “buku besar”
seperti dibawah ini :

Pendapatan Sewa

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Penyesuaian Rp 6.000 Des 31 Saldo Rp 36.000

31
Pendapatan Sewa di Terima di Muka

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 6.000

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Pendapatan Sewa dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA sebagai Pendapatan Lain-lain, sedangkan
Pendapatan Sewa di terima dimuka dicantumkan dalam NERACA sebagai Hutang Lancar.

Seandai-nya,

Dari contoh diatas pada waktu menerima pendapatan sewa maka jurnal umum dicatat dengan meng-
kredit rekening Pendapatan Sewa, sebagai berikut :

2019

Mei 15 Kas Rp 36.000 -

Pendapatan Sewa Rp 36.000

Maka,

Transaksi penerimaan pendapatan ini dapat juga dicatat (pada saat itu terjadi) dengan meng-kredit
rekening Pendapatan Sewa di terima di muka :

2019

Mei 15 Kas Rp 36.000 -

Pendapatan Sewa di terima di muka Rp 36.000

31
Dengan soal penyesuaian sama seperti diatas yaitu pada tanggal 31 Desember diketahui bahwa
Pendapatan Sewa diterima di muka berjumlah Rp 6.000, maka jurnal penyesuaian yang perlu dibuat
adalah mendebet Pendapatan sewa di terima dimuka sebesar Rp 30.000 supaya pada akhir periode
Pendapatan sewa diterima dimuka menunjukkan jumlah Rp 6.000 dan mengkredit Pendapatan sewa
sebesar Rp.30.000.

2019

Des 31 Pendapatan Sewa di terima di muka Rp 30.000 -

Pendapatan Sewa Rp 30.000

Dengan demikian buku besarnya adalah :

Pendapatan Sewa di Terima di Muka

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Penyesuaian Rp 30.000 Des 31 Saldo Rp 36.000

Pendapatan Sewa

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Saldo Rp 30.000

31
Hasil akhir dari rekening tersebut diatas menunjukkan jumlah yang sama yaitu rekening Pendapatan
sewa menunjukkan saldo kredit Rp. 30.000 dan rekening saldo Pendapatan sewa di terima di muka
saldo kredit Rp 6.000.

2.4 BIAYA DIBAYAR DIMUKA


Perusahaan sering melakukan pembayaran biaya dimuka, artinya membayar sejumlah biaya untuk
beberapa waktu yang akan datang dan kadang-kadang melampaui batas akhir periode akuntansi. Jika
pada akhir periode akuntansi dijumpai biaya-biaya yang seharusnya dibebankan pada periode yang akan
datang, maka harus dilakukan penyesuaian untuk menentukan bagian biaya yang harus dibebankan
pada periode yang bersangkutan dan bagian biaya yang masih merupakan biaya di bayar dimuka.

Contoh diatas dilihat bahwa saldo rekening Biaya Asuransi di bayar di muka pada Neraca Saldo
menunjukkan jumlah Rp 10.000 dan data penyesuaian menunjukkan informasi bahwa tgl 31 Desember
2019 jumlah Biaya Asuransi di bayar di muka (prepaid insurance) adalah Rp 4.000. Sehingga data yang
ada pada Neraca Saldo sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu penyesuaian.

Perhitungan Biaya Asuransi untuk tahun 2019 adalah :

Biaya Asuransi di Bayar di Muka (di Neraca Saldo)………… Rp 10.000

Biaya Asuransi di Bayar di Muka tgl 31 Desember 2019 sesuai data


penyesuaian…………………………………………………..
Rp 4.000

Biaya Asuransi tahun 2019………………………………………. Rp 6.000

Pada saat mengeluarkan biaya asuransi sessuai pada neraca saldo maka saat itu dicatat dalam jurnal
umum :

2019

…. …. Biaya Asuransi di bayar di muka Rp 10.000 -

Kas Rp 10.000

31
Tanggal 31 Desember diketahui Biaya Asuransi di Bayar di Muka bukan lagi Rp 10.000 tetapi berjumlah
Rp 4.000, sehingga perlu penyesuaian. Maka jurnal penyesuaian untuk mencatat Biaya Asuransi di Bayar
di Muka adalah sebagai berikut:

2019

Des 31 Biaya Asuransi Rp 6.000 -

Biaya Asuransi di bayar di muka Rp 6.000

Setelah “jurnal penyesuaian” maka selanjutnya adalah membukukan jurnal tersebut ke dalam “buku
besar”:

Biaya Asuransi di Bayar di Muka

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Saldo Rp 10.000 Des 31 Penyesuaian Rp 6.000

Biaya Asuransi

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 6.000

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Biaya Asuransi dibayar dimuka : dicantumkan dalam Neraca (Balance Sheet) sebagai Aktiva Lancar
(Current Asset), sedangkan Biaya Asuransi : dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA (Income Statement)
sebagai Biaya operasi

31
Seandai-nya,

Dari contoh diatas pada waktu mengeluarkan Biaya Asuransi di bayar di muka maka jurnal umum dicatat
dengan men-debet rekening Biaya Asuransi di Bbayar di muka, sebagai berikut :

2019

Juni 3 Biaya Asuransi di bayar di muka Rp 10.000 -

Kas Rp 10.000

Maka,

Transaksi pembayaran premi asuransi ini dapat juga dijurnal (pada saat itu terjadi) dengan men-debet
rekening Biaya Asuransi :

2019

Juni 3 Biaya Asuransi Rp 10.000 -

Kas Rp 10.000

Dengan soal penyesuaian sama seperti diatas yaitu diketahui bahwa Biaya Asuransi di bayar di muka Rp
4.000, maka “jurnal penyesuaian” yang perlu dibuat adalah :

2019

Des 31 Biaya Asuransi di bayar di muka Rp 4.000 -

Biaya Asuransi Rp 4.000

31
Dengan demikian buku besarnya adalah :

Biaya Asuransi

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Saldo Rp 10.000 Des 31 Penyesuaian Rp 4.000

Biaya Asuransi di Bayar di Muka

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 4.000

Dari perbandingan diatas jelaslah bahwa walaupun prosedur pencatatan untuk mencatat pembayaran
premi asuransi dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda, tetapi pada akhirnya akan menunjukan
hasil atau keadaan yang sama.

31
2.5 KERUGIAN PIUTANG
Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit. Bagi si pembeli, syarat penjualan kredit ini
sangat menarik, karena pembayaran bisa dilakukan beberapa waktu kemudian. Bagi perusahaan
pemberi kredit, walaupun cara ini akan meningkatkan volume penjualan, tapi cara ini mengandung
resiko. Resiko terjadi jika debitur (pengambil kredit) tidak melaksanakan kewajibannya, sehingga
merugikan perusahaan.

Adapun kerugian karena adanya piutang yang tidak dapat ditagih ini dapat dicatat dalam
pembukuan dengan 2 cara :

 Pada saat ada kepastian bahwa piutang tidak mungkin dapat ditagih.
 Pada periode di mana penjulan kredit terjadi.

Jika perusahaan menggunakan cara kedua, maka ditiap akhir periode akuntansi diadakan penaksiran
kerugian piutang yang biasanya berdasaarkan persentase dari jumlah penjualan dalam periode yang
bersangkutan.

Data penyesuaian diatas menyatakan bahwa taksiran kerugian piutang ditaksir 1 % dari pendapatan
Restauran yaitu 1 % X Rp 457.650 = Rp 4.576,5. Dari data itu maka kita mencatat dalam jurnal
penyesuaian sebagai berikut :

2019

Des 31 Kerugian Piutang Rp 4.576,5 -

Cadangan Kerugian Piutang Rp 4.576,5

Jika “jurnal penyesuaian” diatas dibukukan ke “buku besar” maka :

Kerugian Piutang

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

31
2019

Des 31 Penyesuaian Rp 4.576,5

Cadangan Kerugian Piutang

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 4.576, 5

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Kerugian Piutang : dicantumkan dalam Laporan Rugi/Laba (Income Statement) sebagai biaya operasi
(operating Expenses), sedangkan Cadangan Kerugian Piutang dicantumkan dalam Neraca (Balance
Sheet) sebagai pengurangan terhadap saldo Piutang Dagang

Cadangan Kerugian Piutang dinyatakan sebagai pengurang karena rekening ini dalam Neraca harus
dikurangkan dengan rekening Piutang supaya rekening Piutang akan menunjukkan angka bersihnya.

Contoh :

RESTAURAN

NERACA

31 DESEMBER 2019

AKTVA : PASIVA :

Kas Rp 52.350

Piutang Dagang Rp 18,200

Cadangan Kerugian Rp 5.576


Piutang

31
Rp 13.624

2.6 PENYUSUTAN (DEPRECIATION)


Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki perusahaan untuk beroperasi mengalami
penyusutan. Adapun alasan mengapa suatu aktiva perlu dilakukan penyusutan (depresiasi) hal ini bisa
diakibatkan oleh beberapa hal berikut ini : susut karena dipakai, pengaruh iklim, keausan, dan
sebagainya. Proses ini menyebabkan nilai aktiva tetap berkurang nilainya dan inilah yang disebut
depresiasi atau penyusutan . Sehingga harga perolehan aktiva tetap harus dialokasikan sebagai biaya
penyusutan selama penggunaan aktiva tetap tersebut.

Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan pada tiap akhir periode melalui jurnal
penyesuaian dengan mendebet rekening Biaya Depresiasi dan mengkredit rekening Akumulasi
Depresiasi.

Jika kita melihat contoh soal diatas maka :

a. Depresiasi Peralatan masak


Data penyesuaian menunjukkan penyusutan Peralatan masak 20 % setahun dan pada Neraca
Saldo diketahui harga perolehan Peralatan masak adalah Rp 480.000. Dengan demikian
penyusutan Peralatan masak per tahun adalah 20% X Rp 480.000 = Rp 96.000.

Sehingga Jurnal Penyesuaian dicatat :

2019

Des 31 Depresiasi Peralatan masak Rp 96.000 -

Akumul. Dep. Peralatan masak Rp 96.000

Jika jurnal penyesuaian tersebut kita catat ke dalam “buku besar” maka :

Depresiasi Peralatan masak

31
Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 96.000

Akumulasi Depresiasi Peralatan masak

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 96.000

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Depresiasi Peralatan masak : dicantumkan dalam Laporan Rugi/Laba (Income Statement) sebagai Biaya
Operasi (Operating Expenses), sedangkan Akumulasi Depresiasi (Accumulated Depreciation)
dicantumkan dalam Neraca (Balance Sheet) sebagai rekening pengurangan terhadap rekening Peralatan
masak.

Cara penyajian dalam neraca adalah :

RESTAURAN “SIONA”

NERACA

31
31 DESEMBER 2019

AKTVA : PASIVA :

Kas Rp 52.350

Depresiasi Peralatan
masak
Rp 480.000

Akumulasi Depresiasi
Peralatan masak

Rp 96.000

Rp 384.000

b. Depresiasi Peralatan Kantor


Depresiasi Peralatan Kantor menurut data Penyesuaian adalah 10 % per tahun, dan harga
perolehan Peralatan Kantor pada Neraca Saldo adalah Rp 115.000. Sehingga penyusutan peralatan
kantor per tahun adalah 10% X Rp 115.000 = Rp 11.500.

Data itu dicatat dalam jurnal penyesuaian sebagai berikut :

2019

Des 31 Depresiasi Peralatan Kantor Rp 11.500 -

Akumulasi Dep. Peralatan Kantor Rp 11.500

Jurnal penyesuaian tersebut kita catat ke “buku besar” menjadi :

Depresiasi Peralatan Kantor

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

31
Des 31 Penyesuaian Rp 11.500

Akumulasi Depresiasi Peralatan Kantor

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 11.500

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Depresiasi Peralatan Kantor dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA sebagai Biaya Operasi, sedangkan
Akumulasi Depresiasi (Accumulated Depreciation). Peralatan Kantor dicantumkan dalam NERACA
sebagai rekening pengurang terhadap rekening Peralatan masak.

Cara penyajian dalam neraca adalah :

31
RESTAURAN ‘SIONA’

NERACA

31 DESEMBER 2019

AKTVA : PASIVA :

Kas Rp 52.350

Depresiasi Peralatan
Kantor
Rp 115.000

Akumulasi Depresiasi
Peralatan Kantor

Rp 11.500

Rp 103.500

c. Depresiasi Gedung
Depresiasi gedung menurut data penyesuaian adalah 5 % per tahun, dan harga perolehan gedung
menurut neraca saldo adalah Rp 1.000.000. Sehingga penyusutan gedung per tahun adalah 5% X
Rp 1.000.000 = Rp 50.000.

Data diatas dicatat dalam jurnal penyesuaian sebagai berikut :

2019

Des 31 Depresiasi Gedung Rp 50.000 -

Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 50.000

Jurnal penyesuaian tersebut dicatat ke “buku besar” menjadi :

Depresiasi Gedung

31
Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 50.000

Akumulasi Depresiasi Gedung

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 50.000

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Depresiasi Gedung dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA sebagai Biaya Operasi, sedangkan, Akumulasi
Depresiasi Gedung dicantumkan dalam NERACA sebagai rekening pengurang terhadap rekening Gedung

Cara penyajian dalam neraca adalah :

RESTAURAN “SIONA”

NERACA

31 DESEMBER 2019

AKTVA : PASIVA :

Kas Rp 52.350

Depresiasi Gedung Rp 1.000.000

Akumulasi Depresiasi

31
Gedung Rp 50.000

Rp 950.000

2.7 BIAYA PEMAKAIAN PERLENGKAPAN


Perlengkapan adalah bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunakan dalam operasi
perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Contoh perlengkapan dalam Restauran ada dua macam yaitu
Perlengkapan masak dan Perlengkapan Kantor (kertas, karbon, tinta, dll). Kedua perlengkapan tersebut
dicatat pada saat dibeli sebesar harga belinya.

Jika selama periode akuntansi Restauran SIONA tidak melakukan pencatatan pemakaian
perlengkapan, maka pada akhir periode perlu dilakukan perhitungan fisik atas perlengkapan yang masih
tersisa, sehingga dapat diketahui jumlah pemakaian perlengkapan pada periode tersebut. Jumlah
pemakaian perlengkapan tersebut dicatat dalam jurnal penyesuaian.

a. Pemakaian Perlengkapan Restauran


Perlengkapan Restauran pada Neraca Saldo Rp 96.150. Berdasarkan hasil perhitungan fisik tanggal
31 Desember jumlah Perlengkapan Restauran yang masih tersisa adalah Rp 32.400. Ini berarti
pemakaian Perlengkapan Restauran selama periode tersebut adalah Rp 96.150 – Rp 32.400 = Rp
63.750.

Jumlah itu dicatat dalam jurnal penyesuaian :

2019

Des 31 Biaya Perlengkapan Restauran Rp 63.750 -

Perlengkapan Restauran Rp 63.750

Rekening tersebut dicatat ke “buku besar” seperti dibawah ini :

Biaya Perlengkapan Restauran

31
Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 63.750

Perlengkapan Restauran

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Saldo Rp 96.150 Des 31 Penyesuaian Rp 63.750

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam :

Perlengkapan Restauran dicantumkan dalam NERACA sebagai Aktiva Lancar (Current Asset), sedangkan
Biaya Perlengkapan Restauran dicantumkan dalam LAP. RUGI LABA (Income Statement) sebagai Biaya
Operasi.

b. Pemakaian Perlengkapan Kantor


Perlengkapan Kantor pada Neraca Saldo Rp 41.300. Berdasarkan hasil perhitungan fisik tanggal 31
Desember jumlah perlengkapan kantor yang masih tersisa adalah Rp 15.500. Ini berarti pemakaian
perlengkapan kantor selama periode tersebut adalah Rp 41.300– Rp 15.500 = Rp 25.800.

Jumlah itu dicatat dalam jurnal penyesuaian :

2019

Des 31 Biaya Perlengkapan Kantor Rp 25.800 -

31
Perlengkapan Kantor Rp 25.800

Rekening tersebut dicatat ke “buku besar”:

Biaya Perlengkapan Kantor

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019

Des 31 Penyesuaian Rp 25.800

Perlengkapan Kantor

Tgl Ket F Debet Tgl Ket F Kredit

2019 2019

Des 31 Saldo Rp 41.300 Des 31 Penyesuaian Rp 25.800

Rekening-rekening diatas di klasifikasikan dalam : Perlengkapan Kantor dan Biaya


Perlengkapan Kantor.

31
Jika data dalam Neraca Saldo tidak memerlukan penyesuaian , maka langkah keempat adalah Menyusun :
Laporan Keuangan yang datanya dikutip pada neraca saldo tersebut. Tetapi jika data dalam pembukuan
masih memerlukan penyesuaian maka langkah selanjutnya :

1. Membuat Jurnal Penyesuaian dan membukukan angka-angkanya ke dalam rekening-rekening


Buku Besar yang bersangkutan.
2. Menyusun Neraca Saldo yang di Sesuaikan.
3. Menyusun Laporan Keuangan.

2.8 NERACA SALDO SETELAH DI SESUAIKAN (ADJUSTED TRIAL BALANCE)


Pada contoh penyesuaian diatas ada 10 buah jurnal penyesuaian. Ayat-ayat jurnal pada jurnal
penyesuaian tersebut dibukukan ke buku besar, maka sejumlah rekening di buku besar akan berubah
saldonya, bahkan muncul beberapa rekening baru yang tidak ada dalam neraca saldo yang lalu. Sebelumnya
disampaikan bahwa tujuan pembuatan neraca saldo yaitu untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan. Tujuan ini berlaku jika neraca saldo tidak memerlukan penyesuaian. Jika data dalam neraca saldo
masih harus disesuaikan terlebih dahulu, maka angka-angka dalam neraca saldo tidak semuanya bisa dikutip
ke dalam laporan keuangan. Sehingga kita memerlukan neraca saldo yang baru, yang disebut “Neraca Saldo
Setelah Disesuaikan” (Adjusted Trial Balance).

RESTAURAN “SIONA”

NERACA

31 DESEMBER 2019

NERACA SALDO
NERACA SALDO PENYESUAIAN
NAMA REKENING SETELAH DISESUAIKAN

D K D K D K

Kas 52.350 - - - 52.350

Surat Berharga 10.000 - - - 10.000

Piutang Dagang 18.200 - - - 18.200

31
Perlengkapan Restauran 96.150 - - 7a) 32.400
63.750

Perlengkapan Kantor 41.300 - - 7b) 15.500


25.800

Asuransi Di Bayar 10.000 - - 4) 6.000 4.000


Dimuka

Peralatan masak 480.000 - - - 480.000

Peralatan Kantor 115.000 - - - 115.000

Gedung 1.000.000 - - - 1.000.000

Hutang Dagang - 12.000 - - 12.000

Modal - 1.363.00 - - 1.363.000


0

Biaya Kantor 20.000 - - - 20.000

Pendapatan Restauran - 457.650 - - - 457.650

Gaji Pegawai 22.000 - 2) - 24.000 -


2.000

Biaya Advertensi 4.000 - - - 4.000

Pendapatan Bunga - 350 - 1) 150 500

Pendapatan Sewa - 36.000 3) - - 30.000


6.000

Jumlah 1.869.000 1.869.00 - - - -


0

Piutang Bunga - 1) 150 - 1) 150 -

Hutang Gaji - - - 2) 2.000 - 2) 2.000

Pendapat. Sewa - - - 3) 6.000 - 3) 6.000


diTerima diMuka

Biaya Asuransi - - 4) - 4) 6.000 -


6.000

Kerugian Piutang -- - 5) - 5) 4.576 -


4.576

31
Cadangan Kerugian - - - 5) 4.576 - 5) 4.576
Piutang

Depresiasi Peralatan - - 6a) - 6a) 96.000 -


masak 96.000

Akumulasi Dep. - - - 6a) - 6a) 96.000


Peralatan masak 96.000

Depresiasi Peralatan - - 6b) - 6b) 11.500 -


Kantor 11.500

Akumulasi Depr. - - - 6b) - 6b)


Peralatan Kantor 11.500 11.500

Depresiasi Gedung - - 6c) - 6c) 50.000 -


50.000

Akumulasi Depresiasi - - - 6c) - 6c) 50.000


Gedung 50.000

Biaya Perlengkapan -- - 7a) - 7a) 63.750 -


Restauran 63.750

Biaya perlengkapan - - 7b) - 7b) 25.800 -


Kantor 25.800

Jumlah 265.77 265.776 2.033.226 2.033.226


6

31
2.9 RINGKASAN

Tujuan untuk Penyesuaian (adjustmen) adalah : (1) setiap rekening Riil khususnya rekening aktiva
dan rekening hutang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode. (2) setiap rekening
Nominal yakni rekening Pendapatan (revenue) dan rekening Biaya (expenses) menunjukkan pendapatan
dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode. Saldo-saldo dalam neraca saldo yang
memerlukan penyesuaian adalah : (1). Piutang Pendapatan yaitu pendapatan yang sudak menjadi hak
perusahaan tetapi belum dicatat. (2). Hutang Biaya yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban
perusahaan tetapi belum dicatat, (3). Pendapatan Diterima Dimuka yaitu pendapatan yang sudah
diterima tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang. (4), Biaya dibayar dimuka
yaitu biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang, (5).
Kerugian Piutang adalah merupakan taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang yang
tidak dapat ditagih. (6). Depresiasi/Penyusutan yaitu penyusutan terhadap aktiva tetap yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang harus dibebankan pada suatu periode tertentu. (7). Biaya Pemakaian
Perlengkapan yakni bagian dari harga beli perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi.
Langkah-langka dalam siklus akuntansi sesuai dengan urutannya adalah : (1). Mencatat transaksi-
transaksi dalam jurnal. (2). Membukukan (posting) ayat-ayat jurnal kedalam buku besar (general ledger).
(3). Menyusun Neraca Saldo yaitu membuat daftar saldo-saldo rekening yang ada di buku besar pada
suatu periode tertentu. Jika dalam Neraca Saldo tidak memerlukan penyesuaian, maka langkah ke 4
(empat) adalah menyusun Laporan Keuangan yang datanya dikutip/diambil pada neraca saldo tersebut.
Tetapi jika data dalam pembukuan masih memerlukan penyesuaian maka langkah selanjutnya adalah :
(4). Membuat Jurnal Penyesuaian (adjustment) dan membukukan angka-angkanya ke dalam rekening-
rekening Buku Besar yang bersangkutan. (5). Menyusun Neraca Saldo yang disesuaikan. (6). Menyusun
Laporan Keuangan (business report).

31
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan angka-angka dalam neraca saldo agar
dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan tuntutan dalam penyajian
laporan keuangan. Atau penyesuaian dilakukan untuk memperbaiki rekening-rekening tertentu
sehingga mencerminkan keadaan harta, hutang, modal, pendapatan dan biaya dari suatu
perusahaan agar memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, karena
selama ini ada anggapan bahwa semua neraca saldo yang sudah seimbang berarti sudah
memperlihatkan kondisi yang sebenarnya, padahal masih banyak yang perlu disesuaikan atau
diperbaiki.
3.2 SARAN
Dalam mempelajari ilmu akuntansi harus dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam
mengerjakan atau memahami materinya karena akuntansi ini merupakan seperti halnya
matematika, hasilnya butuh kepastian untuk mendapatkan jawaban yang benar atau bisa
disebut juga sebagai ilmu pasti, karena dalam akuntansi apabila terjadi kesalahan maka yang
akan timbul adalah tidak balancenya angka-angka atau nilai dalam suatu akun.

31

Anda mungkin juga menyukai