Anda di halaman 1dari 10

PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK

OP PEGAWAI SWASTA YANG MERANGKAP SEBAGAI


PENGUSAHA UMKM
Nama : Yudith Novian Sari
NIM : J3N119262
Hari/Tanggal :
Dosen Pembimbing : Mela Nurdialy S.E., M.Ak.
Dosen Moderator :

Menyetujui

Mela Nurdialy S.E., M.Ak. ____________________

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu komponen yang mendukung akan peningkatan penerimaan pajak negara ini
adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan antara lain yaitu Pajak Penghasilan Pasal
21 (PPh 21) dan Pajak Penghasilan Final. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) diperoleh atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Sedangkan pajak penghasilan final
merupakan pajak yang dikenakan secara langsung saat Wajib Pajak (WP) menerima
penghasilan. Pengenaan pajak penghasilan final tersebut telah diatur dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2018.Sebagai wajib pajak telah diberikan
wewenang untuk melaksanakan kewajiban pajak mulai dari menentukan sendiri besaran
pajak terutang dengan menghitung, menyetor, dan melaporakan sendiri pajak terutang dengan
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Dalam melaksanakan kegiatan ini,
wajib pajak dapat menggunakan badan usaha yang memberikan jasa perpajakan untuk wajib
pajak orang pribadi. Salah satu badan usaha yang memberikan jasa tersebut adalah Kantor
Konsultan Pajak (KKP).
Wajib Pajak Y merupakan Wajib Pajak dalam negeri yang bertempat tinggal di daerah
Jakarta Utara. Wajib Pajak Y bekerja sebagai pegawai swasta di PT. AKBM. Selain menjadi
pegawai swasta, Wajib Pajak Y juga memiliki usaha. Wajib Pajak Y memiliki status menikah
dengan 2 tanggungan (anak kandung) dan memiliki status KK (Kepala Keluarga) untuk status
kewajiban perpajakannya. Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) Y menggunakan jasa dari
Kantor Konsultan Pajak ABC (KKP ABC) dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengambil judul “Pemenuhan
Kewajiban Pajak Penghasilan Wajib Pajak OP Pegawai Swasta yang Merangkap
Sebagai Pengusaha UMKM” .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Bagaimana profil dari wajib pajak Y dan rencana kerja KKP ABC atas jasa yang
diberikan?
2. Bagaimana proses perhitungan,pembayaran dan pelaporan kewajiban pajak penghasilan
perbulan Wajib Pajak Y?
3. Bagaimana proses perhitungan, pembayaran dan pelaporan kewajiban pajak penghasilan
tahunan wajib pajak orang pribadi Y ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan profil wajib pajak Y dan tahapan dari rencana kerja KKP ABC atas jasa
yang diberikan.
2. Menjelaskan proses perhitungan, pembayaran dan pelaporan kewajiban pajak penghasilan
perbulan Wajib Pajak Y.
3. Menguraikan proses perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajak penghasilan tahunan
wajib pajak orang pribadi Y.

1.4 Manfaat
Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak
diantaranya :
1. Bagi Penulis
Penulisan tugas akhir ini sebagai sarana dalam penerapan pengetahuan yang telah
diperoleh selama menempuh studi, khususnya dibidang perpajakan dalam pemenuhan
kewajiban PPh Tahunan Orang Pribadi.
2. Bagi Akademik
Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi di perpustakan Sekolah Vokasi
IPB dalam bidang perpajakan.
3. Bagi Pembaca
Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat menambah pemahaman dalam pemenuhan
kewajiban PPh Tahunan Orang Pribadi.

WAKTU PELAKSANAAN PKL


Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Kantor Konsultan Pajak
(KKP) ABC yang berlokasi di Jalan Paradise Timur Raya, Sunter Agung, Jakarta Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung mulai dari tanggal 24 Januari 2022
sampai dengan 31 Maret 2022. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) sesuai
dengan hari dan jam kerja yang diterapkan di Kantor Konsultan Pajak (KKP) ABC yaitu hari
Senin sampai Jumat di mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

METODE
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis, terdiri dari 1) Wawancara, 2)
Dokumentasi, 3) Studi Pustaka.

KEADAAN PERUSAHAAN
4.1 Profil KKP ABC
Kantor Konsultan Pajak (KKP) ABC yang terletak di Jalan Paradise Timur Raya,
Sunter, Jakarta Utara. Telah memiliki surat izin sebagai konsultan pajak yang didirikan secara
legal pada tahun 2010. Kantor Konsultan Pajak (KKP) ABC adalah kantor yang memberikan
jasa layanan konsultasi di bidang perpajakan dan akuntansi (pelaporan keuangan). Kantor
Konsultan Pajak (KKP) ABC telah melayani klien dengan berbagai jenis bidang usaha,
seperti jasa transportasi, jasa sewa kendaraan, jasa logistik, perdagangan eceran, perdagangan
aksesoris komputer, perdagangan barang elektronik dan jenis usaha lainnya. Jasa perpajakan
yang diberikan juga mencakup pajak badan dan pajak orang pribadi.
4.2 Struktur Organisasi
Berikut ini merupakan struktur organisasi dari Kantor Konsultan Pajak (KKP) ABC
yang terdapat jabatan berserta wewenang masing-masing untuk mengambil peran dalam
kegiatan operasional yang dijalankan:

PIMPINAN

ACCOUNTING TAX MANAGER


MANAGER

STAF OP STAF
ACCOUNTING
BADAN
STAF

KURIR

Sumber: KKP ABC

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Profil Wajib Pajak dan Rencana Kerja KKP ABC
Wajib Pajak Y menggunakan jasa Kantor Konsultan Pajak ABC untuk pemenuhan kewajiban
pajak penghasilan tahunan wajib pajak orang pribadi.
5.1.1 Profil Wajib Pajak
Wajib Pajak Y merupakan Wajib Pajak dalam negeri yang bertempat tinggal di daerah
Jakarta Utara. Wajib Pajak Y bekerja sebagai pegawai swasta di PT. AKBM. Selain menjadi
pegawai swasta, Wajib Pajak Y juga memiliki usaha. Jenis usaha yang dilakukan Wajib Pajak
Y yaitu menjual eceran bahan bangunan yang berlokasi di daerah Jakarta Utara. Karena wajib
pajak Y memiliki usaha, maka Wajib Pajak Y menggunakan jenis SPT Tahunan 1770 dengan
peredaran bruto (omzet) tidak melebihi Rp4.800.000.000 dalam satu tahun. Wajib Pajak Y
memiliki status menikah dengan 2 tanggungan (anak kandung) dan memiliki status KK
(Kepala Keluarga) untuk status kewajiban perpajakannya. Dengan status kewajiban
perpajakan tersebut, artinya status suami – istri tidak melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan secara terpisah.

5.1.2 Rencana Kerja KKP ABC


KKP ABC yang telah di amanahkan dalam membantu proses pelaksanaan pemenuhan
kewajiban pajak penghasilan orang pribadi Y, yang meliputi kewajiban untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak penghasilannya. Adapun Rencana Kerja KKP ABC untuk
memenuhi kewajiban jasa yang diberikan adalah:
No. Rencana Kerja Tujuan Keterangan
1 KKP ABC melakukan Mengetahui jasa yang Klien Wajib Pajak Y telah
rapat dan perjanjian dibutuhkan klien, besaran melakukan perjanjian kontrak
kontrak dengan klien. fee konsultan, data yang sejak 2017.
dibutuhkan serta estimasi
penyelesaian jasa.
2 Pembagian tugas Sebagai panduan dan Pembagian sesuai job desk
kepada staf pedoman staf yang masing-masing.
bertugas.
3 Permintaan data klien Memperoleh data yang Staf yang bertanggung jawab
dibutuhkan terkait dapat meminta data ke klien.
penghasilan dan jasa yang
dilakukan klien.
4 Penerimaan data dari Data yang dibutuhkan dapat Data klien diarsipkan ke file
klien kepada KKP diterima oleh KKP ABC. kantor.
ABC
5 Perhitungan dan Melaksanakan pemenuhan Staf OP menghitung dan membuat
pembayaran PPh Final kewajiban pajak kode billing tiap bulan atas
UMKM final.UMKM WP OP Y penghasilan final UMKM WP OP Y.
tiap bulan.

6 Perhitungan dan Mengetahui PPh terutang Staf OP melakukan perhitungan


penginputan SPT serta status PPh serta menginput ke dalam format
Tahunan WP OP nihil/kurang bayar/lebih excel SPT Tahunan WP OP.
bayar.

7 Review SPT Tahunan Mengetahui kesesuaian Staf OP melakukan review dengan


WP OP perhitungan dan pengisian pimpinan KKP ABC dan
SPT Tahunan WP OP. membuat kode billing jika
terdapat kurang bayar.

8 Penandatanganan SPT Bukti legalitas SPT WP OP Y menandatangani SPT


Tahunan WP OP dan Tahunan WP OP setelah
kesesuainnya. memeriksa berkas tersebut.
9 Pelaporan SPT Pemenuhan kewajiban 1)Staf OP melakukan pelaporan
Tahunan WP OP pajak penghasilan tahunan dengan format e-form.
WP OP.
2)Staf OP melampirkan berkas
terkait pelaporan.
3)Staf OP memperoleh BPE.
10 Pengiriman berkas Sebagai bukti pemenuhan Staf OP mengirimkan SPT
perpajakan asli kewajiban pajak Tahunan WP OP Tahun 2021,
kepada WP OP penghasilan tahunan WP BPE dan invoice atas jasa yang
OP telah selesai dikerjakan. diberikan.

5.2 Proses Perhitungan dan Pembayaran atas Penghasilan Perbulan Wajib Pajak Y
Wajib Pajak Y setiap bulannya memperoleh penghasilan dari perusahaan Wajib Pajak
Y berkerja sebagai pegawai swasta dan memiliki kegiatan usaha UMKM final yang memilih
UMKM Final dengan perhitungan peredaran bruto dikalikan 0.5% setiap bulan yang
disetorkan sendiri. Untuk penghasilan bruto/omzet dalam setahun UMKM Wajib Pajak Y
tidak melebihi Rp4.800.000.000. Berikut penghasilan yang didapatkan atas usaha UMKM
Final Wajib Pajak Y pada tahun 2021:

Bulan Peredaran Tarif PPh Final


Bruto (0,5%)
Januari 130.512.000 0,5 652.560
Februari 142.585.000 0,5 712.925
Maret 139.215.000 0,5 696.075
April 89.326.000 0,5 446.630
Mei 78.302.000 0,5 391.510
Juni 88.218.000 0,5 441.090
Juli 85.325.000 0,5 426.625
Agustus 97.925.000 0,5 489.625
September 89.028.000 0,5 445.140
Oktober 139.425.000 0,5 697.125
November 159.524.000 0,5 797.620
Desember 154.315.000 0,5 771.575
Jumlah 1.393.700.000 6.968.500

Wajib Pajak Y telah memenuhi kriteria untuk menggunakan Peraturan Pemerintah


Nomor 23 Tahun 2018 pada tahun pajak 2021 dengan tarif sebesar 0,5% karena jumlah
penghasilan bruto setahun kurang dari Rp4.800.000.

5.2.1 Ilustrasi Perhitungan Pajak Penghasilan Perbulan Wajib Pajak Y


Wajib Pajak Y memiliki kegiatan usaha yang jenis usahanya yaitu menjual eceran
bahan bangunan. Di bulan Januari tahun 2021, usaha Wajib Pajak Y mendapatkan
penghasilan bruto sejumlah Rp130.512.000. Atas penghasilan dengan peredaran bruto kurang
dari Rp4.800.000.000 pertahun. Penghasilan penjualan bahan bangunan tersebut, dikenakan
pajak final dengan tarif 0,5%. Pengenaan pajak penghasilan final dengan tarif pajak sebesar
0,5% tertera dalam Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2018.
Berikut adalah perhitungan PPh Final bulan Januari 2021:

DPP Rp130.512.000
Perhitungan PPh Final DPP x 0,5%
Rp130.512.000 x 0,5%
PPh Final Rp652.560

Pajak penghasilan bersifat final yang dibayarkan setiap bulan dan tidak dapat dikreditkan.
Untuk penghasilan sebagai pegawai swasta yang diterima setiap bulan di PT AKBM
telah diperhitungkan dan dipotong langsung oleh perusahaan. Wajib Pajak Y akan
memperoleh bukti potong 1721-A1.

5.2.2 Proses Pembayaran atas Pajak Penghasilan Perbulan Wajib Pajak Y


Wajib Pajak Y yang melakukan kegiatan usaha memiliki tanggung jawab untuk
membayar PPh Final atas penghasilan dari usaha tersebut. Batas pembayaran dari PPh final
paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pembayaran pajak
menggunakan kode billing melalui menu bayar yang terdapat di website
djponline.pajak.go.id. Berikut proses pembayaran PPh final melalui E-Billing :
1. Staff OP KKP ABC login ke website djponline.pajak.go.id menggunakan NPWP Wajib
Pajak Y, password, dan masukkan kode autentifikasi yang terdapat pada tampilan layar.
2. Selanjutnya pilih menu bayar dan klik e-Billing akan muncul form Surat Setoran
Elektronik (SSE) yang harus di isi sesuai dengan data dan pajak yang ingin dibayarkan
Wajib Pajak Y. Pilih kode jenis pajak 411128-PPh Final dan jenis setoran 420-Final
UMKM Bayar Sendiri. Jika semua telah diisi, klik Buat Kode Billing dan cetak kode
Billing.
3. Kemudian Staf OP KKP ABC mengirimkan cetakan kode billing kepada Wajib Pajak Y
untuk dilakukannya pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan melalui Teller, ATM,
Internet Banking, Mobile Banking, dan Mini ATM (EDC). Setelah proses pembayaran
tersebut telah selesai, Wajib Pajak Y memperoleh Nomor Tanda Penerimaan Negara
(NTPN).
PPh pasal 21 yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji yang diterima Wajib Pajak Y
telah dipotong dan disetorkan ke pemerintah secara langsung oleh perusahaan tempat Wajib
Pajak Y berkerja sebagai pegawai swasta di setiap bulan. Jadi Wajib Pajak Y tidak perlu
melakukan pembayaran atas penghasilan sebagai pegawai swasta.

5.2.3 Proses Pelaporan Pajak Penghasilan UMKM Final Wajib Pajak Y Perbulan.
Proses pelaporan atas pajak penghasilan sebagai pegawai swasta dan UMKM Final
yang telah dibayarkan tiap bulannya, tidak dilaporakan setiap bulan. Pajak penghasilan
sabagai pegawai swasta dilaporkan pada SPT Tahunan setelah memperoleh bukti potong
1721-A1 dari perusahaan tempat Wajib Pajak Y berkerja yang dimasukkan kedalam lampiran
II. Besarnya PPh Final yang terutang akan dilaporkan dalam SPT Tahunan Orang Pribadi Y
pada lampiran “Daftar Jumlah Peredaran Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 23
Tahun 2018 Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha” dan pada lampiran III
bagian A Penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final.

5.3 Proses Perhitungan, Pembayaran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Y
Pertahun.
Wajib Pajak Y memiliki tanggung jawab untuk melaporakan SPT Tahunan Orang
Pribadi atas dua penghasilan yang diperoleh dari PT AKBM sebagai pegawai swasta dan
penghasilan atas kegiatan usaha Wajib Pajak Y.
5.3.1 Proses Perhitungan Pajak Penghasilan Tahunan Wajib Pajak Y
Berdasarkan Bukti Potong 1721-A1 yang diterima Wajib Pajak Y dari PT AKBM
tempatnya berkerja, diperoleh perhitungan pajak penghasilan tahun 2021 sebagi berikut:
Uraian Jumlah (Rp)

Penghasilan Bruto :
Gaji/Pensiun atau THT/JHT 123.600.000
Tunjangan PPh 0
Tunjangan lainnya, Uang Lembur, dan sebagainya 0
Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja 0
Tantiem, Bonus, Gratifikasi, Jasa Produksi dan THR 10.300.000
Jumlah Penghasilan Bruto Sebulan 133.900.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan/Biaya Pensiun 6.000.000
Iuran Pensiun atau Iuran THT/JHT 0

Jumlah Pengurangan 6.000.000


Jumlah Penghasilan Neto 127.900.000

Perhitungan PPh Pasal 21:

Penghasilan Neto untuk Perhitungan PPh Pasal 21 (Setahun) 127.900.000

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP): K/2


WP 54.000.000
Menikah 4.500.000
Anak (4.500.000 x 2 ) 9.000.000 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 60.400.000
Penghasilan Kena Pajak 60.400.000
Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh Pasal 17 ayat 1
50.000.000 x 5% 2.500.000
10.400.000 x 15% 1.560.000

PPh Pasal 21 Terutang Setahun 4.060.000


PPh Pasal 21 yang telah dipotong dan dilunasi 4.060.000

Berdasarkan perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang menggunakan tarif Pasal 17 ayat
(1) huruf a UU No.36 Tahun 2008 untuk Wajib Pajak Y sebesar Rp4.060.000 untuk tahun
2021. Total PPh terutang Wajib Pajak Y yang bekerja sebagai pegawai swasta pada SPT
Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770-II pada bagian A.
Dan untuk penghasilan final UMKM yang diperoleh Wajib Pajak Y hanya akan diinput
dan dilaporkan di SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Tidak ikut diperhitungkan di PPh
SPT Tahunan. Staf OP KKP ABC akan menghitung besaran jumlah PPh Final UMKM
selama setahun dari data yang diperoleh setiap bulan. Untuk dilaporkan di SPT Tahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Diinput dalam Formulir 1770-III pada bagian A pelaporan SPT
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Karena Wajib Pajak Y tidak memiliki penghasilan lain diluar penghasilan dari pegawai
swasta dan penghasilan final UMKM maka perhitungan SPT Tahunan yang dilakukan oleh
staf OP besarannya sama dengan bukti potong 1721-A1 yang telah diperoleh Wajib Pajak Y.

5.3.2 Proses Pembayaran Pajak Penghasilan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pajak penghasilan final UMKM wajib pajak Y tidak perlu melakukan pembayaran
pertahun dikarenakan sudah dibayarkan setiap bulannya dengan adanya bukti setor yang
dimiliki oleh Wajib Pajak Y. Dan untuk perhitungan pajak penghasilan tahunan wajib pajak
orang pribadi Y yang telah dilakukan oleh staf OP KKP ABC di peroleh status nihil.
Sehingga tidak adanya pembayaran yang perlu dilakukan, kecuali jika status kurang bayar
pada SPT Tahunan Orang Pribadi Y maka diperlukan pembayaran terlebih dahulu.

5.3.3 Proses Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Y


Proses pelaporan SPT Tahunan Pajak Orang Pribadi menggunakan e-form sebagai
berikut:
1. Staf OP KKP ABC login ke website djponline.pajak.go.id menggunakan NPWP Wajib
Pajak Y, password, dan masukkan kode autentifikasi yang terdapat pada tampilan layar.
Selanjutnya pilih menu lapor, pada menu lapor terdapat 2 jenis pelaporan SPT Tahunan
menggunakan e-form dan e-filling. Untuk pelaporan wajib pajak Y menggunakan e-form
maka pilih e-form sebagai cara pengisian SPT secara elektronik.
2. Menggunakan e-form harus terlebih dahulu mengunduh formulir untuk pengisian SPT
Tahunan Orang Pribadi.Mengunduh formulir dilakukan setelah masuk pada halaman e-
form pilih menu buat SPT. Dan akan muncul pertanyaan “Apakah anda menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas?” pilih “ya” untuk menjawab pertanyaan tersebut dan secara
otomatis akan diarahkan ke e-form SPT Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770.
Kemudian, Staff OP mengisikan data formulir berupa tahun pajak yang ingin dilaporkan
(tahun 2021) dan pilih status SPT normal. Lalu, pilih media pengiriman token. Jika semua
telah terisi, pilih kirim permintaan maka secara otomatis formulir akan terunduh dan token
telah dikirimkan melalui e-mail yang terdaftar di website DJP.
3. Selanjutnya Staff OP akan membuka dokumen formulir elektronik SPT yang telah di
unduh dengan menggunakan aplikasi Adobe Acrobat Reader DC yang telah di install di
komputer. Tahap pertama, Staff OP akan mengisi lampiran IV bagian A yang diisi daftar
harta pada akhir tahun. Lampiran IV bagian B yang diisi daftar kewajiban/utang pada
akhir tahun dan bagian C diisi dengan daftar susunan anggota keluarga.
4. Tahap kedua, pada lampiran III bagian A silang penghasilan lain yang dikenakan pajak
final dan/atau bersifat final (PP 46/23) lalu akan diarahkan untuk mengisi daftar PPh final.
Untuk memindahkan data daftar PPh final yang telah di input ke lampiran III secara
otomatis dengan cara pilih “Ya” pada bagian paling bawah Daftar Jumlah Penghasilan
Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013 Dan Atau PP 23 Tahun
2018 Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha. Wajib Pajak Y tidak
mempunyai penghasilan yang tidak termasuk objek pajak dan penghasilan istri/suami yang
dikenakan pajak secara terpisah maka yang diisi hanya PPh Final nya saja. Besaran jumlah
yang dilaporkan PPh Final sama dengan yang diperhitungkan Staf OP selama setahun
sebagai berikut :

Sumber: KKP ABC

5. Tahap ketiga, input daftar pemotong/pemungutan PPh oleh pihak lain, PPh yang
dibayar/dipotong di Luar Negeri dan PPh ditanggung pemerintah pada lampiran II.

Sumber: KKP ABC

Data yang dimasukkan diperoleh berdasarkan Bukti Potong 1721-A1 yang didapatkan dari
perusahaan Wajib Pajak Y berkerja sebagai pegawai swasta.
6. Tahap keempat, mengisi lampiran I hal-2. Halaman 1 diisi apabila Wajib Pajak Y
melakukan audit. Pada halaman 2 bagian C, input data penghasilan neto dalam negeri
sehubungan dengan pekerjaan. Karena Wajib Pajak Y tidak memiliki penghasilan neto
dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dan penghasilan neto dalam negeri
lainnya, maka Staff OP tidak perlu mengisi pada bagian tersebut.
7. Tahap kelima, merupakan SPT Induk 1770 yang terisi secara otomatis sesuai dengan
lampiran-lampiran yang sudah dilengkapi. Pada SPT Induk hanya perlu menginput PTKP
(jumlah tanggungan), lampiran SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi, tanggal
pelaporan dan tanda tangan Wajib Pajak Y. SPT Induk yang dilaporkan di e-form harus
sama dengan perhitungan yang dilakukan Staf OP sebagai berikut:

Sumber: KKP ABC

8. Tahap terakhir adalah submit formulir tersebut dengan memasukkan kode token yang
diawal sudah dikirimkan melalui e-mail Wajib Pajak Y. Dan sebelum proses submit, Staff
OP akan melampirkan file scan Rekapitulasi Peredaran Bruto, Bukti Potong dan SPT
Induk yang telah dikirimkan oleh Wajib Pajak Y yang sudah di tanda tangan dalam bentuk
pdf. Berikut tampilan submit formulir:

Setelah proses submit formulir berhasil maka akan diperoleh Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) yang dikirimkan via e-mail. Berikut tampilan BPE Wajib Pajak Y Tahun
2021 :
SIMPULAN
6. Kesimpulan
1. Wajib Pajak Y merupakan salah satu wajib pajak dalam negeri yang bertempat tinggal di
Jakarta Utara. Wajib Pajak Y bekerja sebagai Pegawai Swasta dan memiliki usaha yaitu
menjual eceran bahan bangunan. Dalam pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak
penghasilan orang pribadi menggunakan jasa konsultan pajak ABC. KKP ABC dapat
langsung melaksanakan jasa tersebut sesuai perjanjian kontrak.
2. Proses perhitungan untuk kegiatan usaha Wajib Pajak Y yang memilih UMKM Final
dengan 0,5% setiap bulan sesuai dengan PP Nomor 23 Tahun 2018. Untuk penghasilan
sebagai pegawai swasta telah dipotong dan disetorkan langsung oleh perusahaan tempat
Wajib Pajak Y berkerja. Maka, pembayaran yang disetor sendiri hanya untuk penghasilan
UMKM Final tiap bulannya. Dan tidak adanya pelaporan tiap bulan Wajib Pajak Y
namun pelaporan dilakukan di SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Y.
3. Proses Perhitungan Pajak Penghasilan Tahunan Wajib Pajak Y pada PPh Pasal 21 atas
penghasilan sebagai Pegawai Swasta telah sesuai dengan penerapan tarif dalam Pasal 17
ayat (1) huruf a UU Nomor 36 Tahun 2008. PPh terutang Wajib Pajak Y sebesar
Rp4.060.000 dan untuk PPh Final atas usaha Wajib Pajak Y tiap bulan nya dalam setahun
terutang sejumlah Rp6.968.500. Tidak adanya pembayaran pertahun yang dilakukan
karena Penghasilan telah dipotong dan disetorkan langsung oleh perusahaan tempat Wajib
Pajak Y berkerja dan Penghasilan UMKM Final telah dibayarkan tiap bulan. Namun, jika
status kurang bayar pada SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi perlu melakukan
pembayaran terlebih dahulu. Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
menggunkan e-form dan memperoleh Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) untuk tahapan
akhir pelaporan tersebut..

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto
Tertentu.
Resmi, S. 2019. Perpajakan Teori & Kasus Buku Edisi ke-11. Jakarta (ID): Salemba Empat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2019 tentang tentang Tata Cara
Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

Anda mungkin juga menyukai