Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ASN merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa

yang tertuang pada alinea 2 dan 4 pembukaan Undang Undang Dasar 1945

yaitu Negara yang merdeka, berdaulat adil dan makmur, melalui cara

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia. Dalam mewujudkan tujuan ASN maka harus

melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik

dan pemersatu bangsa diberbagai aspek kehidupan.

Oleh sebab itu dalam rangka mengemban misi mencerdaskan kehidupan

bangsa penulis sebagai seorang guru pendidikan agama Islam tidak hanya

dituntut untuk memberikan ilmu pengetahuan agama Islam semata namun

juga bagaimana bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik

diantaranya berupa pentingnya menjaga kebersihan dan kedisiplinan dalam

kehidupan sehari-hari.

SMPN 5 Pangkalan Kuras merupakan sebuah sekolah yang terletak disebuah

dusun kecil di Bukit Kesuma kecamatan Pangkalan Kuras yang kondisi

lingkungan sekolahnya saat ini kurang nyaman dan menyenangkan bagi setiap

warga sekolah hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran dari peserta

1
didik untuk menjaga dan membersihkan lingkungan tempat belajarnya, hal ini

juga ditambah dengan ketersediaan tempat pembuangan sampah yang masih

kurang serta belum adanya sistem pengelolaan sampah yang memadai

sehingga banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah disebabkan

banyak peserta didik yang membuang sampah sembarangan.

Disamping itu juga kondisi toilet yang kurang memadai menyebabkan banyak

peserta didik yang pergi ke toilet diluar pekarangan sekolah serta kurangnya

kedisiplinan dan kerapian peserta didik dalam berpakaian juga mempengaruhi

kurang terciptanya suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan.

Berdasarkan kondisi diatas perlu diadakannya perbaikan berupa

pengoptimalan pengelolaan sampah dengan cara menerapkan kegiatan 3 R

(Reduce, Reuse, dan recyle) yaitu dengan cara mengurangi segala sesuatu

yang menyebabkan timbulnya sampah (Reduce), menggunakan kembali

barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan (Reuse) dan mendaur ulang

sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat (Recycle) serta meningkatkan

kedisiplinan dan kerapian siswa dalam berpakaian sehingga terciptalah

lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan.

Dari semua masalah yang terjadi diatas yang paling urgen untuk penulis

aktualisasikan adalah kurang optimalnya pengelolaan sampah di SMPN 5

Pangkalan Kuras. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun

Rancangan Aktualisasi ini dengan judul “Rancangan Aktalisasi

Pengoptimalan Pengelolaan Sampah di SMPN 5 Pangkalan Kuras”

2
B. IDENTIFIKASI ISU

Proses identifikasi isu ini adalah atas dasar pengamatan dilapangan,

ada beberapa isu yang selalu dibicarakan disekolah SMPN 5 Pangkalan Kuras

diantaranya adalah :

 kurangnya kesadaran dari peserta didik untuk menjaga dan

membersihkan lingkungan tempat belajarnya,

 kurangnya sarana dan prasarana toilet di sekolah

 kurangnya kedisiplinan siswa dalam berpakaian disekolah.

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

Berdasarkan pengamatan dilapangan, ada beberapa isu yang

diperbincangkan dilapangan, antara lain adalah: Belum optimalnya

pengelolaan kebersihan dilingkungan sekolah, kurangnya sarana dan

prasarana toilet di sekolah dan kurangnya kedisiplinan siswa dalam

berpakaian disekolah.

Berdasarkan isu-isu tersebut diatas maka penulis menggunakan

pemilihan isu yang aktual prioritas yaitu dengan menggunakan matriks AKPL

(Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Layak) yang digunakan untuk

menetapkan isu dan sebagai acuan untuk mencari solusi dari isu tersebut.

3
1. Pemilihan isu berdasarkan matriks AKPL

a. Aktual

Artinya isu tersebut benar- benar terjadi dan sedang hangat

dibicarakan

b. Kekhalayakan

Artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak

c. Problematik

Artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,

sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.

d. Kelayakan

Artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat

dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Adapun perumusan isu menggunakan tabel AKPL dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel. 1.1 Analisis Isu

Total
No Isu Aktual A K P L Rangking
Nilai

Belum optimalnya pengelolaan


1 kebersihan dilingkungan 5 5 4 4 18 I
sekolah

4
Kondisi toilet yang belum
2 memadai di sekolah 2 2 3 3 10 III

Kurangnya kesadaran siswa


dalam mematuhi peraturan
3 3 3 3 3 12 II
sekolah khususnya dalam
berpakaian

Dari tabel pemilihan isu kontemporer prioritas diatas, ada tiga isu

aktual yang dituangkan pada rancangan aktualisasi ini, namun dari ketiga isu

tersebut ada satu isu yang sangat prioritas yang perlu dikaji dalam

pelaksanaan rancangan aktualisasi ini yaitu : “Belum optimalnya pengelolaan

kebersihan dilingkungan sekolah”.

Dari pemilihan isu prioritas diatas yaitu Belum optimalnya

pengelolaan kebersihan dilingkungan sekolah, terdapat beberapa factor

penyebab dari isu tersebut, dapat dilihat pada tabel Matriks USG berikut :

Tabel.1.2 Analisis Faktor Penyebab Isu

Total
No Faktor Penyebab Isu U S G Ranking
Nilai

Kurangnya sarana prasarana


kebersihan di sekolah
1 4 3 4 11 II

5
Kurangnya kesadaran siswa dalam
2 menjaga kebersihan di sekolah 4 4 4 12 I

Kurangnya pengawasan dari guru


dalam menjaga kebersihan
3 lingkungan sekolah 2 2 3 7 IV

Belum adanya tindakan yang tegas


bagi peserta didik yang membuang
4 sampah sembarangan 3 3 4 10 III

Keterangan : U = Urgency, S = Seriousness, G = Growth


Dari empat faktor penyebab diatas, ada satu faktor yang memiliki nilai

analisis USG yang paling tinggi yaitu “Kurangnya kesadaran siswa dalam

menjaga kebersihan di sekolah” dan penyebab ini lah yang akan dikaji dalam

rancangan aktualisasi ini. Maka dari itu penulis akan menyusun rancangan

aktualisasi yang berjudul “Pengoptimalan Pengelolaan Sampah di SMPN 5

Pangkalan Kuras”.

D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUT PUT

YANG DIHARAPKAN

1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah

Pada kegiatan ini ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya adalah

6
a. Membuat telaah staf. Tahapan ini menghasilkan output Draf telaah

staf.

b. Konsultasi dengan atasan. Tahapan ini menghasilkan output Catatan

konsultasi yang dicatat kemudian diketik.

c. Mendapatkan persetujuan atasan. Outputnya berupa telaah staf tentang

pengoptimalan pengelolaan sampah di SMPN 5 Pangkalan Kuras

2. Sosialisasi tentang cara pengelolaan sampah dengan peserta didik dan

guru

a. Menyiapkan materi sosialisasi. Outpunya materi sosialisasi

b. Mengumpulkan peserta sosialisasi di ruangan labor komputer yang

diwakili oleh setiap perangkat kelas. Outputnya daftar hadir sosialisasi

c. Melakukan sosialisasi dengan perwakilan kelas, outputnya berita acara

sosialisasi

d. Mensosialisasikan pengelolaan sampah kepada guru di ruangan majelis

guru. Outputnya daftar hadir peserta sosialisasi

3. Mengurangi penggunaan benda yang dapat menimbulkan sampah

(Reduce)

7
a. Pengadaan dispenser di setiap kelas. Outputnya daftar kelas yang

sudah memiliki dispenser

b. Meminta siswa membawa peralatan minum sendiri dari rumah.

Outputnya daftar kelas yang sudah memiliki peralatan minum.

4. Menyediakan peralatan kebersihan (reuse)

a. Setiap kelas membawa ember atau kaleng cat bekas yang telah

disepakati, outputnya adalah daftar kelas yang membawa ember atau

kaleng cat yang telah disepakati.

b. Mencat dan memberi label tempat sampah tersebut berdasarkan jenis

sampah. Outputnya adalah laporan pelaksanaan kegiatan.

5. Mengolah sampah menjadi barang yang berguna (recycle)

a. Memilih sampah yang bisa diolah untuk dijadikan benda yang

bermanfaat. Outputnya adalah laporan pelaksanaan kegiatan.

b. Mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Outputnya laporan

tahapan pelaksanaan kegiatan

c. Mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan yang bermanfaat.

Outpunya adalah laporan tahapan pelaksanaan kegiatan

8
6. Evaluasi

a. Melakukan penilaian terhadap hasil kerajinan siswa. Outputnya adalah

jurnal penilaian.

b. Membandingkan keadaan lingkungan sekolah sebelum dan sesudah

melakukan aktulisasi. Outputya surat pernyataan kepala sekolah.

9
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM

Gambaran Umum Instansi

Nama : Pemerintahan Kabupaten Pelalawan

Bupati :H.M. Harris

- Wakil Bupati : Drs. H. Zardewan Das MM

Berdiri : 12 Oktober 1999

Dasar hukum : UU RI Nomor 53 Tahun 1999

Ibukota : Pangkalan Kerinci

Luas wilayah : 13.924,94 km2

Jumlah penduduk : 356.945 jiwa ( sensus tahun 2012 )

10
Suku : Melayu, Jawa, Minang Batak dan keturunan Cina

Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Pelalawan dengan luas 13.924,94 km², dibelah oleh

aliran Sungai Kampar, serta pada kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai

Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik

beberapa pulau yang relatif besar yaitu: Pulau Mendol, Pulau Serapung dan

Pulau Muda serta pulau-pulau yang tergolong kecil seperti: Pulau Tugau,

Pulau Labuh, Pulau Baru Pulau Ketam, dan Pulau Untut.

Struktur wilayah merupakan daratan rendah dan bukit-bukit, dataran

rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93 % dari

total keseluruhan. Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah

konservasi dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan

merupakan tanah organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur

udara agak tinggi.

Gambaran Ekonomi

Sektor industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian

Pelalawan. Besarnya kontribusi sektor industri mencapai 51,41% dari total

PDRB tahun 2012. Selain itu, perekonomian Pelalawan juga didukung oleh

sektor pertambangan. Ada dua jenis tambang yang ada di Kabupaten

Pelalawan, yaitu minyak bumi dan gas bumi. Pada tahun 2012, produksi

11
minyak bumi mencapai 572,69 ribu barrel dan gas bumi mencapai 5.716,76

ribu mscf.

Pada kabupaten ini terletak Kawasan Industri Kampar yang di

dalamnya berdiri perusahaan bubur kertas dan produk kertas yaitu PT Riau

Andalan Pulp and Paper.

Di Daerah kabupaten Pelalawan terdapat beberapa perusahaan

perkebunan besar yang dominan dimiliki oleh pengusaha-penguasa yang

bukan berasal dari riau seperti sinarmas dan RGE. Disamping itu perusahaan-

perusahaan perkebunan sawit di Pelalawan bukan hanya dimiliki oleh

pengusaha asal indonesia saja, bahkan ada juga dari negara-negara lain seperti

Malaysia.

1. IDENTITAS SEKOLAH

SMPN 5 Pangkalan Kuras merupakan Salah satu sekolah Menengah

pertama di kecamatan Pangkalan Kuras kab. Pelalawan provinsi Riau.

Sekolah ini terletak didususn Bukit Kesuma Desa Kesuma. Jarak dari ibu kota

Kecamatan kesekolah sejauh 50 KM.

SMPN 5 Pangkalan Kuras dipimpin Oleh Dra. Romana Dingin

Batubara. Dengan jumlah guru sebanyak 19 orang dan TU sebanyak 2 orang.

Seadangkan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 468 orang.

a. Profil Organisasi

12
Nama Sekolah : SMP N 5 Pangkalan Kuras

Nomor Statistik : 201040605036

NSPN : 10494064

Provinsi : Riau

Kabupaten : Pelalawan

Kecamtan : Pangkalan Kuras

Alamat : Jalan Desa Bukit Kesuma

Desa/Kelurahan : Desa Kesuma

Status Sekolah : Negeri

SK Penegerian : No. KPTS.421/Disdik/2010/434

Penerbit SK Oleh : Bupati Pelalawan

Akreditasi :B

Tahun Berdiri : 2006

Tahun Penegrian : 2010

Jarak Ke Kecamatan : 45 Km

Jarak Ke Kabupaten : 70 Km

13
Luas Lahan Sekolah : 16.460 M2

Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

b. Sumber Daya

Adapun sumber daya yang dimilik oleh SMPN 5 PAngkalan Kuras

diantaranya adalah:

1. Jumlah dan Komposisi Pegawai

Tabel. 2.1 Daftar Nama-nama Guru dan Pegawai SMPN 5 Pkl.Kuras

No Nama/NIP/Golongan L/P Jabatan

Desmi Situmorang, S.Pd


Wakil Kepala Sekolah
01 NIP. 196605022007012004 P
GT
Penata Muda Tk. I / Gol. III b

Dra. Sujatmi

02 NIP.196401272008012003 P GT

Penata / Gol. III c

Veronika Elfrida Kasia Vera N, S.Pd

03 NIP. 10800705 201406 2 003 P GT

Penta Muda / Gol. III a

04 Fitri Yanti, S.Pd P GT

14
NIP. 19880525 201903 2 001

Penata Muda / Gol. III a

Khairul Rahmad, S.Pd.I

05 NIP. 19911019 201903 1 001 L GT

Penata Muda / Gol. III a

Mudi Yarli, S.Pd

06 NIP. 19880530 201903 1 001 L GT

Penata Muda / Gol. III a

07 Sapta L. Simanjuntak, S.Pd P GTT

08 Juliati, S.PdI P GTT

09 Meldawaty Sidauruk, S.Pd P GTT

10 Mei Linda Sitorus, S.Pd P GTT

11 Rai Martin Sinurat, S.Pd P GTT

12 Sirtauli Purba, S.Pd P GTT

13 Susi Afriyanti, S.E P GTT

14 Ellen Nainggolan, S.Pd P GTT

15 Nora Asmaya, S.Pd P GTT

16 Aldi Yansyah, S. Pd L GTT

17 Dedi Emmario Silaban, A.Md L GTT

18 Yunita Sari, S.Pd P GTT

15
2. Biaya/Anggaran

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar SMP Negeri 5

Pangkalan Kuras dana yang berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Bantuan dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah,

baik berupa kebutuhan harian, bulanan maupun semester. Kebutuhan harian

berupa air minum, kebutuhan bulanan berupa listrik, air PDAM, dan

kebutuhan semester berupa persiapan ujian semester. Adapun sumber bantuan

dana adalah:

1. Bantuan Operasional Sekolah Pusat (BOS) Pusat. Diterima per triwulan

dengan anggaran jumlah murid x RP. 1.000.000,-. Dalam pengelolaannya

kepala sekolah dibantu oleh seorang bendahara yang bernama Veronika

Aisya Nainggolan,S.Pd.

2. Dana selanjutnya belasal dari daerah yaitu dikenal dengan nama Dana

Penyelenggaraan Pendidikan (Dana Pendik)/ Bantuan Operasional

Sekolah Daerah (BOSDA).

3. Sarana dan Prasarana Utama

Wakil kepala sekolah bagian Sarana dan Prasarana adalah Mailinda

Sitorus, S.Pd. Selain kursi dan meja, masih banyak lagi sarana dan prasarana

utama dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Sarana dan Prasarana

16
NO RUANGAN JUMLAH

1. Ruang Kepala Sekolah 1

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1

3. Ruang TU 1

4. Ruang Majelis Guru 1

5. Ruang Osis 1

6. Pustaka 1

7. Labor IPA 1

9. Ruang Kelas 13

10. WC Guru 2

11. WC Siswa 8

12. Gudang 1

4. Tata Kerja Organisasi

Dalam membentuk tata kerja organisasi SMP Negeri 5 Pangkalan Kuras

berpedoman pada Permendikbud Nomor 6 Tahun 2019 tetang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berisi 23

17
Pasal dan 6 Bab dan berlaku sejak diundangkan yaitu tanggal 26 Februari

2019. Secara khusus peraturan tata kerja SMP tertuang pada BAB II tentang

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI pasal 2 ayat 1 dan2, pasal 5 dan

pasal 12, pasal 18 dan 19 Permendikbud No 6 Tahun 2019 yang berbunyi :

Pasal 2

1. Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar berada di bawah

kewenangan dan bertanggung jawab kepada dinas daerah kabupaten atau

kota yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

2. Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi SD dan SMP.

Pasal 5

1. SMP mempunyai tugas mengelola pendidikan umum melalui 3 (tiga)

tingkatan kelas yang terdiri atas:

a. kelas 7 (tujuh);

b. kelas 8 (delapan); dan

c. kelas 9 (sembilan).

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SMP

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan Pendidikan;

b. pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik, Komite

Sekolah, dan/atau masyarakat; dan

c. Pelaksanaan Administrasi.

18
Pasal 12

1. Susunan organisasi SMP terdiri atas:

a. Kepala;

b. wakil Kepala;

c. Kelompok Jabatan Fungsional; dan

d. Kelompok Jabatan Pelaksana.

2. Wakil Kepala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling banyak

3 (tiga) orang.

3. Wakil Kepala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaksanakan tugas di

bidang akademik, kesiswaan, hubungan masyarakat, sarana dan prasarana,

dan administrasi Satuan Pendidikan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c terdiri atas:

a. guru; dan

b. pustakawan.

Pasal 18

Setiap unsur dalam struktur organisasi SD, SMP, SMA, SMK, SLB,

SDLB, SMPLB, dan SMALB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dalam

melaksanakan tugasnya wajib:

1. menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan

Satuan Pendidikan; dan

19
2. melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan jabatan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

1. Dalam pelaksanaan Peraturan Menteri ini:

a. Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan kepada

Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan

masyarakat; dan

b. Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Pemerintah

Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

2. Dalam hal pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a tidak dilaksanakan, Pemerintah Daerah dijatuhi sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pelaksanaan Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekolah memiliki 2

unsur utama yang memiliki peran masing masing yaitu :

1) Kepala sekolah

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah

sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professional dari pimpinan dalam

mengendalikan perangkat di dalamnya dengan komitmen pada tugas pokok

dan fungsi, mengingat pimpinan yang baik adalah seseorang yang tahu

kecakapan yang dimiliki oleh mitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu

20
memposisikan dimana anak buahnya di tempatkan sesuai dengan keakhlian

yang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga dapat dikatakan

sebagai pimpinan yang professional. Artinya sekolah yang dipimpin oleh

seorang kepala sekolah perperan sebagai pengawas dalam pelaksanaan

pelayanan pendidikan kepada siswa.

2) Peran Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing.

Guru sebagai tenaga kependidikan yang profesional dan mendapat

kepercayaan penuh dari masyarakat sebagai figur dari seseorang yang

memiliki segudang prestasi dengan sejumlah ilmu pengetahuannya dalam

artian guru adalah gudangnya ilmu dan kepercayaan itu berlaku sampai akhir

hayat. Seseorang dengan sebutan guru tidak cukup hanya menguasai materi

pelajaran saja, dalam hal ini guru hendaknya mampu secara maksimal

menunjukan kemampuan yang sebenarnya dengan lebih menunjukan figur

dengan kepribadian guru di sertai tingkat kedewasaan yang matang, guru juga

harus mampu memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi peserta didik,

teman, sahabat juga lawan bicara yang menyenangkan sehingga sehingga

membuat peserta didik merasa nyaman bila berhadapan dengan seorang guru

yang pandai memberikan senyuman dan perbuatan yang lain yang membuat

peserta didik senang dengannya.

2. VISI DAN MISI SEKOLAH

Visi Sekolah :

21
“ Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Beriman dan

Bertaqwa, Berilmu Pengetahuan, Kraetif, Terampil, dan Berbudi Pekerti

Luhur.”

Misi Sekolah :

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk

kegiatan belajar , bekerja dan berkreasi.

2. Melaksanakan pengembangan kurikulum nasional dan kurikulum

local.

3. Melakasanakan pengembangan perngkat pembelajaran silabus

4. Melaksanakan pengembangan system penilaian

5. Pengembangan sarana dan prasarana yang memadai untuk

kegiatan pembelajaran.

6. Melaksanakan pengembangan media pembelajaran disekolah

yang sesuai dengan teknologi pendidikan.

7. Melaksanakan pengembangan manajemen yang efektif dan

efisien serta tepat sasaran.

22
8. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

bakat dan minat siswa.

9. Melaksanakan pengembangan otonomi yang mengacu pada

“school base management”

10. Mendukung dan mengimplementasikan visi dinas pendidikan

kabupaten pelalawan yang mendukung dan mengiplementasikan

visi dinas pendidikan provinsi Riau.

11. Menanamkan rasa kebersamaan, kemandirian dan rasa tanggung

jawab warga sekolah dalam mewujudkan visi sekolah.

3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berikut merupakan Tugas dan fungsi Guru mata pelajaran atau

bidang studi antara lain adalah :

a. Membuat program tahunan-semester dan rencana pembelajaran

setiap tatap muka.

b. Melaksanakan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan

memberi pengalaman belajar.

c. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum maupun

target nilai ulangan umum setiap semester.

23
d. Mengisi daftar nilai dan mencatat daftar hadir tatap muka.

e. Mencatat dan hasil kesulitan belajar siswa yang bersifat khusus

kepada wali kelas.

f. Bersedia menggantikan guru yang berhalangan hadir sesuai yang

diatur kepala sekolah.

g. Membuat catatan harian sekolah

h. Membuat soal ulangan dan soal ujian semester dan mengarsipkan

sebagai bank soal.

4. STRUKTUR ORGANISASI

SMPN 5 Pangkalan Kuras dipimpin oleh kepala sekolah

bekerjasama yang bernama Romana Dingin Batubara dan wakil kepala

sekolah adalah Desmi Situmorang, S.Pd.

Selain dari kepala dan wakil kepala sekolah, mereka juga dibantu

oleh tiga orang Kepala Urusan. Pertama kepala urusan Kurikulum adalah

Nora Asmaya, S.Pd, kepala urusan Kesiswaan Saptalamsiar Simanjuntak,

S.Pd dan Kepala Urusan Sarana dan Prasarana yaitu Mailinda Sitorus,

S.Pd.

Untuk bidang administrasi dan hubungan masyarakat kepala

sekolah dibantu oleh Tata Usaha yaitu Eliadil Hulu, SH. Selanjutnya

24
untuk masing-masing penanggung jawab kelas juga dibantu oleh Wali

kelas dari setiap kelas. Dan selanjutnya adalah Peserta didik.

Bagan 2.1. STRUKTUR ORGANISASI SMP N 5 PANGKALAN KURAS

KEPALA SEKOLAH
DEWAN KOMITE Romana Dingin Batubara, S.Pd
NIP. 19640923 198703 2 004
Johannes Manurung

TATA USAHA
Eliadil Hulu

WAKASEK
Desmi Situmorang, S.Pd
NIP. 196605022007012004

KAUR KURIKULUM KAUR SARANA & KAUR KESISWAAN


Nora Asmaya, S.Pd PRASARANA Sapta Lamsiar Simanjuntak,S. Pd
MaiLinda Sitorus, S. Pd

GURU WALI KELAS GURU BK


MAPEL Melinda Rahmi Oklandari, S. Pd

25
PESERTA DIDIK

B. DESKRIPSI KHUSUS

1. PROGRAM DAN KEGIATAN SAAT INI

Program dan kegiatan saat ini yang sedang berjalan adalah Melakukan

Proses Belajar Mengajar seperti sekolah pada umumnya, yang

dilaksanakan mulai dari pukul 7.30 Wib sampai dengan !5.00 Wib, 5 hari

belajar efektif Senin- Jumat (Full Day).

Selain dari kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar ada juga kegiatan

yang sedang berjalan yaitu Ekstra Kurikuler diantara nya adalah : Engils

Club, Tenis Meja, Badminton, Renang, Volly, Pramuka.

2. ROLE MODEL

Dalam pemilihan role Model ini atau Orang yang dapat saya jadikan

contoh adalah orang yang berpenampilan rapi, tutur katanya lembut,

displin dan memiliki kemauan kerja yang tinggi. Selain dari itu beliau juga

selalu sempat meluangkan waktu untuk bercerita tentang permasalahan

yang dihadapi oleh kawan-kawan guru lainnya. Ibu ini guru bidang studi

26
Bahasa Inggris, dial ah yang bernama : Veronika Aisyah Nainggolan,

S.Pd.

BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. REALISASI DAN OUTPUT

1. Kegiatan 1

 Pengajuan Persetujuan kepala sekolah.

Pada tahapan ini penulis mendiskusikan dan meminta persetujuam

kepala sekolah tentang rancangan aktualisasi yang akan saya

terapkan disekolah. Ada beberapa tahapan yang penulis lakukan

diantaranya adalah :

1. Mendiskusikan rencana kegiatan dengan kepala sekolah,

outputnya adalah catatan diskusi.

2. Meminta persetujuan kepala sekolah mengenai rencana

kegiatan, outputnya adalah Surat Pernyataan Persetujuan .

27
2. Kegiatan 2

 Pembuatan Rancangan Pembelajaran kooperatif Tipe STAD

Pada tahapan ini penulis membuat rancangan pembelajaran yang

akan digunakan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Membuat Rancangan Model Pembelajaran, outputnya adalah

Rancangan pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe

STAD.

2. Membuat Lembar Kerja Siswa, outputnya adalah Lembar kerja

siswa.

3. Membuat Soal Pretest dan Postest, outputnya adalah soal

Pretes dan Postest.

3. Kegiatan 3

 Pretest

Pada kegiatan ini penulis melaksanakan bebrapa tahapan,

diantaranya adalah:

1. Mengecek kehadiran siswa, outputnya adalah daftar hadir

siswa

28
2. Melaksanakan ujian pretest, outputnya adalah hasil ujian

pretest siswa.

4. Kegiatan 4

 Pelaksanaan Pembelajaran

Pada kegiatan ini penulis melaksanakan tahapan-tahapan yaitu :

1. Mengecek kehadiran siswa, outputnya adalah daftar kehadiran

siswa.

2. Menyampaikan materi pelajaran dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, outputnya adalah laporan

kegiatan pembelajaran.

5. Kegiatan 5

 Postest

Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, giru kembali

mengevaluasi hasil belajar siswa dengan cara melaksanakan

postes, adapun tahapannya adalah :

1. Guru mengecek kehadiran siswa, outputnya adalah daftar hadir

siswa.

29
2. Melaksanakan ujian postest, outputnya adalah daftar nilai hasil

ujian posttest siswa.

6. Kegiatan 6

 Evaluasi

Tahapan yang dilakukan penulis pada kegiatan evaluasi ini adalah

1. Membandingkan hasil pretest siswa dengan hasil postest,

outptnya adalah rekap nilai pretest dan posttest.

2. Melaporkan kepada kepala sekolah hasil evaluasi penggunaan

model pembelajaran yang diterapkan, Outputnya adalah surat

Serah terima barang (laporan kegiatan).

B. FAKTOR PENDUKUNG REALISASI AKTUALISASI

Selama proses aktualisasi berlangsung di SMPN 5 pangkalan Kuras,

ada beberapa factor pendukung yang dapat membantu penulis dalam

melaksanakan realisasi aktualisasi, diantaranya adalah :

1. Kepala sekolah selaku mentor, telah memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan aktualisasi.

2. Majelis Guru, pada kegiatan ini banyak masukan dari rekan-rekan

majelis guru kepada penulis dalam melaksanakan aktualisasi.

30
3. Peserta didik, dalam pelaksanaan aktualisasi antusias peserta didik

dalam proses pembelajaran sangat tinggi.

C. FAKTOR PENGHAMBAT REALISASI AKTUALISASI

Dalam pelaksanaan realisasi aktualisasi, ada beberapa hambatan yang

dialami oleh penulis yaitu Libur Akibat Kabut Asap

BAB IV

ANALISA

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, Aparatur Sipil Negara atau yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki

jabatan pemerintahan. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya

disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang

diangkat berdasarkan perjanjian keraj untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan.

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun ASN yang memiliki integritas, profesionalitas,

31
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan

nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan

mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Aparatur Sipil Negara sebagai profesi berlandaskan pada prinsip-prinsip yaitu

nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung

jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

dan profesionalitas jabatan.

Nilai dasar yang dimaksud adalah memegang teguh ideologi Pancasila, setia

dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

serta pemerintahan yang sah, mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia,

menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak, membuat keputusan

berdasarkan prinsip keahlian, menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif,

memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur,

mempertanggungjawabkan tindakan dan kineranya kepada publik, memiliki

kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah, memberikan

layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,

berhasil guna dan santun, mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi,

menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama, mengutamakan pencapaian hasil

dan mendorong kinerja pegawai, mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan

32
meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat

sistem karier.

Dalam menentukan judul aktualisasi, Penulis merujuk kepada nilai dasar yang

terkandung dalam Undang-Undang ASN. Survei kepuasan masyarakat merupakan

perwujudan nilai dasar yaitu mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya

kepada publik. Survei kepuasan masyarakat merupakan salah satu cara untuk

mengevaluasi diri bagi unit pelayanan publik. Hasil survei tersebut dipublikasikan

sehingga masyarakat dapat mengetahui kinerja unit pelayanan publik.

Survei kepuasan masyarakat juga merupakan perwujudan dari nilai dasar

memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

Survei kepuasan masyarakat didasarkan pada Permenpan-RB Nomr 14 Tahun 2017

dan sebagai unit penyelenggara pelayanan publik wajib melaksanakan SKM minimal

satu tahun sekali.

Survei kepuasan masyarakat juga berkaitan dengan nilai dasar mengutamakan

pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. Hasil SKM akan memicu pegawai

untuk meningkatkan kinerjanya, karena hasil SKM dipublikasikan dan ketahui oleh

masyarakat.

Aparatur Sipil Negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

memiliki kedudukan dan peran yaitu pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole

of Government (WoG).

Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk pelayanan umum yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan daerah, dan di lingkungan

33
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan

atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam

memberikan pelayanan publik, sebagai seorang ASN perlu mengetahui bahwa

pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan

untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Berbagai

literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik

untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

1) Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat

pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi hasilnya;

2) Transparan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara

pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga Negara untuk mengetahui

segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut,

seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi

akses yang sebesarbesarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan

34
apabila mereka merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan

oleh pemerintah;

3) Responsif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan

memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk

dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan

mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya

penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan

aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen;

4) Tidak diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan

antara satu warga negara dengan warga Negara yang lain atas dasar perbedaan

identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas, agama,

profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;

5) Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi

berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka

butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang

dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya

yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau

oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang

35
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan

melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;

1) Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan

yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai

tujuan-tujuan strategis Negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan

tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan

biaya yang murah;

2) Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat

dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau

dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan

dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

3) Akuntabel

Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas

dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang

mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus

dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.

Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat atau

unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus

dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media public

36
baik cetak maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering

disebut sebagai social accountability.

4) Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan public yang dilakukan oleh pemerintah memiliki

berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari

praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu

penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi

kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah

ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu

tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan

perkembangan jaman.

ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang

ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan

intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya

tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan public;

b. Pelayan publik;

c. Perekat dan pemersatu bangsa.

37
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi

politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi,

bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat

pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk itu ASN harus mengutamakan fungsi dan tugasnya tersebut.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik

yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi

setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan

pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan

kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya

38
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung

tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada

kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa

dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas

persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan

persatuan dan kesatuan bangsa (kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya).

Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari

keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai

tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan

yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang

relevan.

Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik

mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan sebagai

akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor,

sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan

memahami koordinasi antar sektor.

A. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN

SUBSTANSI MATA PELATIHAN

39
1. Kegiatan Pengajuan Persetujuan kepala sekolah.

a. Pada kegiatan ini ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya

adalah Mendiskusikan rancangan aktualisasi yang akan di terapkan

disekolah. Pada saat saya menjumpai kepala sekolah, Pada pertemuan

ini saya menyampaikan maksud dan tujuan saya menemuinya dengan

bahasa yang sopan dan santun. Ini nerkaitan dengan nilai Etika Publik.

Dampak jika saya tidak menggunakan bahasa yang sopan dan santun,

maka kepala sekolah tidak akan memberikan persetujuan kepada saya

dalam melaksankan aktualisasi.

b. Setelah kami diskusikan tentang rancangan dan tahapan aktualisasikan

yang akan saya terapkan disekolah, ada beberapa masukan dari kepala

sekolah tentang rencana realisasi aktualisasi saya, diantaranya adalah

beliau menyaran kan pelaksanaanya dilaksankan di kelas VII, karena jika

dilaksanakan dikelas IX , ini akan menghawatirkan kita terganggunya

pembelajran dikelas IX. Dengan demikian saya mengikuti saran dari

kepala sekolah, yang awalnya rencana aktualisasi saya di kelas IX D

diganti menjadi kelas VII C. ini berkaitan dengan nilai Etika Publik.

Dampak yang akan terjadi jika saya tidak mengikuti saran dari kepala

sekolah adalah, akan terganggunya PBM di kelas IX, dan kepala sekolah

40
ditak akan memberikan persetujuan kepada saya dalam melaksankan

aktualisasi.

2. Kegiatan Pembuatan Rancangan Pembelajaran kooperatif Tipe STAD

a. Dalam Menyusun Rancangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD,

saya menggunakan bahasa yang mudah agar siswa dapat memahami

model pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan baik. Berkaitan

dengan nilai etika publik.

Dampaknya adalah jika saya tidak menggunakan bahasa yang mudah

dipahami, maka siswa akan kesulitan dalam memahami model

pembelajaran

b. Dalam Pembuatan Lembar Kerja Siswa, saya membuatnya dengan

menggunakan bahasa yang mudah dan materi yang mudah dipahami

siswa. Nilai ini berkaitan dengan Etika Publik.

Dampaknya adalah jika saya tidak menggunakan bahasa dan materi

yang mudah dipahami, maka siswa akan kesulitan dalam memahami

materi saya buat.

c. Dalam membuat soal pretest dan postest yang sangat saya perhatikan

adalah kesesuai soal dengan materi ajar yang akan saya ajarkan.

Berkaitan dengan nilai Akuntabilitas.

41
Dampak dari jika saya membuat materi tidak sesuai dengan bahan ajar,

maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi.

3. Kegiatan Pretest

a. mengecek kehadiran siswa, dengan cara memanggil nama siswa

siswa satu per satu berdasarkan urutan daftar hadir siswa.

Berkaitan dengan Nilai Akuntabilitas.

Dampak dari kegiatan jika says tidak mengabsen siswa terlebih

dahulu, maka saya tidak mengetahui siswa yang hadir dan yang

tidak hadir, dan ini akan menyulitkan saya dalam mengambil data.

b. Melaksanakan ujian pretest, pada saat pelaksanaan ujian ini saya

mengawasi anak secara bertanggung jawab. Dengan cara

berkeliling ke setiap tempat duduk peserta didik untuk memantau

pelaksanaan pretest ini. Nilai ini berkaitan dengan Akuntabilitas.

Dampak dari kegiatan ini jika saya tidak mengawasi peserta didik,

mereka akan menyintek dan rebut pada saat pelaksanaan ujian

pretest.

4. Kegiatan Pelaksanaan

42
a. Mengecek kehadiran siswa, dengan cara memanggil nama siswa satu

per satu berdasarkan urutan daftar hadir siswa. Berkaitan dengan Nilai

Akuntabilitas.

Dampak dari kegiatan ini adalah jika saya tidak mengecek kehadiran

siswa, maka saya tidak akan mengetahui kehadiran siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

b. Melaksanakan Proses Pembelajaran dengan Metode Pembelajran

Kooperatif Tipe STAD. Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran

ini, peserta didik sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Karena model pembelajaran ini, siswa dibagi kedalam kelompok

belajar dan mengerjakan lembar kerja siswa yang telah disiapkan oleh

penulis. Pada tahapan ini saya akan melaksanakan model pembelajaran

ini dengan penuh tanggung jawab, teliti dan disiplin, ini berkaitan

dengan nilai Akuntabilitas, Etika Publik,

Dampak bdari kegiatan ini jika saya tidak menerpkan secara

bertanggung jawab, teliti dan disiplin, maka siswa tidak akan

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

5. Kegiatan Postest

43
a. Guru mengecek kehadiran siswa, Pada saat mengecek kehadiran

siswa, guru membacakan nama setiap siswa berdasarkan daftar

hadir secara terbuka. Ini berkaitan dengan nilai akuntabilitas.

Dampak dari kegiatan ini adalah jika saya tidak mengecek

kehadiran siswa, maka saya tidak akan mengetahui kehadiran

siswa dalam mengikuti ujian postest.

b. Melaksanakan ujian postest, pada saat pelaksanaan ujian ini saya

mengawasi anak secara bertanggung jawab. Dan sebelum

pelaksanaan post ini dilaksanakan, ada teman saya sesama guru

meminta nilai anak nya ditinggikan, namun saya menolaknya

dengan sopan Nilai ini berkaitan dengan Anti korupsi.

Dampak dari kegiatan ini jika saya tidak melaksankannya dengan

cara bertanggung jawab, maka siswa akan menyontek dan rebut

pada saat ujian berlangsung dan jika saya mengikuti permintaan

teman saya, maka tindakan says tidak sesuai dengan nilai

antikorupsi

6. Kegiatan Evaluasi

a. Membandingkan hasil pretest siswa dengan hasil postest, pada saat

membandingkan hasil belajar ini saya melakukan dengan sangat teliti

dan bertanggung jawab, ini berkaitan dengan nilai Akuntabilitas.

44
Dampak dari kegiatan ini jika saya tidak melakukannya dengan teliti

maka nilai siswa tidak akan selesai.

b. Melaporkan kepada kepala sekolah hasil evaluasi penggunaan model

pembelajaran yang diterapkan, dalam melaporkan hasil kegiatan ini

saya melaporkan perbandingan hasil pretest dan postest secara

tranparans dan bertanggung jawab. Ini berkaitan dengan nilai

Akuntabilitas.

Dampak dari kegiatan ini jika saya tidak melaporkan kepada kepala

sekolah, maka kepala sekolah tidak akan mengetahui hasil dari

aktualisasi ini.

B. REALISASI AKTUALISASI DAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI-

MISI ORGANISASI

1. Kegiatan Pengajuan Persetujuan kepala sekolah.

Pada kegiatan Meminta Persetujuan kepala sekolah ini pada dasarnya

adalah meminta persetujuan terhadap aktualisasi Penerapan Model

Pembelajran yang akan digunakan pada pelajaran Matematika, ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berkaitan dengna

45
Misi sekolah No 3 “Melaksanakan Pengembangan Perangkat

pembelajaran Silabus”

2. Kegiatan Pembuatan Rancangan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah pembuatan rancangan

pembelajaran, soal latihan, soal pretest/posttest yang berkaitan dengan

Misi sekolah no 2,3 dan 4 (Melaksanakan pengembangan kurikulum

nasional dan kurikulum local, melaksanakan pengembangan perangkat

pembelajaran silabus, melaksanakan pengembangan system penilaian).

3. Kegiatan Pretest

Kegiatan ini berkaitan dengan Misi sekolah no 4 (melaksanakan

pengembangan system penilaian).

4. Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan ini berkaitan dengan visi sekolah yaitu “ Terwujudnya

Sumber Daya Manusia Yang Beriman dan Bertaqwa, Berilmu

Pengetahuan, Kraetif, Terampil, dan Berbudi Pekerti Luhur.”

5. Kegiatan Postest

Kegiatan ini berkaitan dengan Misi sekolah no 4 (melaksanakan

pengembangan system penilaian).

46
6. Kegiatan Evaluasi

Kegiatan ini berkaitan dengan misi sekolah no 4 (melaksanakan

pengembangan system penilaian).

C. REALISASI AKTUALISASI DAN PENGUATAN NILAI-NILAI

ORGANISASI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

47
5. Kerja Keras : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

48
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

13. Bersahabat/Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

14. Cinta Damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

49
18. Tanggung Jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Keterkaitan nilai-nilai aktualisasi dengan nilai-organisasi adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan Pengajuan Persetujuan Kepala Sekolah

Kegiatan ini berkaitan dengan nilai karakter pendidikan bangsa yaitu

Jujur, Komunikatif, Bertanggung Jawab.

b. Kegiatan Pembuatan Rancangan Pembelajaran

Kegiatan ini berkaitan dengan nilai pendidikan karakter bangsa,

Tanggung Jawab, Komunikatif, Kreatif.

c. Kegiatan Pretest

Kegiatan ini berkaitan dengan nilai Jujur, kerja keras, bertanggung

jawab, Mandiri, Menghargai Prestasi.

d. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan ini berkaitan dengan nilai pendidikan karakter bangsa,

bertanggung jawab, disiplin, Demokratis, Komunikatif, Gemar

50
Membaca, Rasa Ingin tahu, Kerja Keras, Religius, Peduli Sosial, Cinta

Damai.

e. Kegiatan Postest

Pada kegiatan ini nilai yang berkaitan dengan karakter bangsa adalah,

disiplin, bertanggung jawab, kerja keras, Jujur, Mandiri, Menghargai

Prestasi.

f. Kegiatan Evaluasi

Pada kegiatan ini Nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter

bangsa adalah, Jujur, Demokratis, Tanggung Jawab.

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan habituasi yang dilakukan di SMPN 5 Pangkalan Kuras dilaksanakan

sesuai dengan aktualisasi yang sudah direncanakan, namun ada perubahan kelas pada

saat realisasi aktualisasi yang semula direncankan dikelas IX namun kenyatanya

dilaksankan dikelas VII. Meski dalam penerapannya terdapat kegiatan yang harus

menyesuaikan dengan tupoksi seksi yang peserta habituasi bisa pelajari. Seluruh

tahapan kegiatan yang peserta habituasi kerjakan mengandung nilai-nilai dasar

profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti

korupsi (ANEKA), menejemen ASN, pelayanan publik, whole of goverment (WOG).

Melalui kegiatan ini juga peserta menerapkan kegiatan yang berkontribusi

terhadap visi – misi dari organisasi serta memberikan penguatan terhadap nilai-nilai

organisasi, sehingga mampu meningkatkan kinerja Peserta Diklat Latsar CPNS

Golongan III dalam menjalankan tugas dan fungsi di Instansi tempat melaksanakan

habituasi.

52
Kegiatan ini juga sangat dibutuhkan, karena belum adanya Bentuk Fisik

pelaporan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam bentuk dokumen. Kegiatan ini

juga mendapat dukungan penuh dari atasan dan adanya koordinasi dari rekan-rekan

dalam membantu kelancaran kegiatan ini.

Dari masalah yang diangkat oleh penulis, dan telah dilaksanakannya realisasi

aktualisasi telah Nampak perubahan hasil belajar siswa kelas VII, yang semula siswa

yang belum mencapai nilai KKM berjumlah 39 orang, dengan diterapkannya model

pembelajran yang diangkat oleh penulis, maka nilai hasil belajar siswa yang mencapai

KKM berjumlah 36 orang.

B. Saran

1. Penerapan nilai-nilai ANEKA harus dilaksanakan berkelanjutan. Bukan hanya

selama masa off campus, namun harus terus berkelanjutan. Hal ini harus

dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang baik bagi seorang ASN;

2. Adanya lanjutan dari Buku Capaian Kinerja ini yaitu mengevaluasi Buku

cpaian kinerja setiap kegiatan program pemberdayaan masyarakat;

3. Buku Capain Kinerja ini menjadi tolak ukur di kegiatan program pemberdayaan

masyarakat di bidang lain.

53
54

Anda mungkin juga menyukai