Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI III

I. Tujuan
1. Agar praktikan memahami aplikasi struktur geologi terhadap kondisi lapangan.
2. Agar praktikan mampu untuk memecahkan masalah yang berkenaan dengan
geologi struktur.
3. Agar praktikan memahami secara hubungan geologi struktur dengan dunia
pertambangan pada khususnya.

II. Landasan Teori


2.1 Analisa Faktor Keamanan Wedge Failure
Dua garis dalam ruang, contoh pertemuan bidang atau normal (pole) kebidang,
ditentukan oleh plunge 540 dan 400 dan trend 2400 dan 1400. Diperlukan untuk
menentukan sudut antara dua bidang diantara garis.
Langkah-langkah penentuan :
1. Point A dan B yang ditentukan pada stereonet.
2. Letakkan point A dan B pada satu busur yang sama pada stereonet.
3. Sudut dihitung dengan bagian lingkaran antara A dan B sepanjang lingkaran
besar.

Pertemuan sebelumnya membahas tentang longosoran lereng dengan


menghasilkan pada bidang tunggal dengan permukaan miring menghadap ke arah
penggalian atau parallel dengan arah slope atau hampir paralell.
Pada pertemuan sekarang mekanika dasar dari failure melibatkan longsorang
jenis baji sepanjang garis pertemuan dari dua bidang dengan membahas faktor
keamanan dari lereng dengan mengandalkan data dip dan arah dip.

Secara analisis geometri analisis dari Wedge failure bisa ditentukan dengan
plotting pada stereonet. Dan kemudian faktor keamanan bisa ditentukan dengan rumus
Hoek, Bray, Boyd sebagai berikut :

F = 3 (Ca.X + Cb.Y) + (A - ‫ץ‬w.X) TanΦa + (B - ‫ץ‬w .Y) TanΦb


‫ץ‬.H 2‫ץ‬2 ‫ץ‬
Dimana :
F : Faktor safety
Ca dan Cb : Kekuatan cohesive dari plane A dan B
Φa dan Φb : Friction angle dari plane A dan B
‫ץ‬ : Massa jenis batuan
‫ץ‬w : Massa jenis air
H : Tinggi dari bench
X,Y,A,B : Faktor dimensional yang tergantung berdasarkan dari geometri

wedge dan dapat dicari dengan rumus :

X = Sinθ 2.4
Sinθ 4.5 x Cosθ 2na

Y = Sinθ 1.3
Sinθ 3.5 x Cosθ 1nb

A = CosΦ a – CosΦ b. Cosθ na.nb


Sin ψ5 x Sin2θ na.nb

B = CosΦ b – CosΦ b. Cosθ na.nb


Sin ψ5 x Sin2θ na.nb

Cara pengerjaan :
1. Plot bidang A, B dan Slope Face, Upper surface.
2. Tentukan pole masing-masing bidang.
3. Tentukan sudut θna.nb antara bidang A dan B.
4. tentukan sudut θ1.nb antara pertemuan bidang A dengan slope face dengan pole
B.
5. Tentukan θ2.na antara pertemuan bidang B dengan slope face Vs pole A.
6. Tentukan sudut θ2.4 antara pertemuan bidang B dengan slope face Vs
pertemuan bidang B dengan upper surface.
7. Tentukan sudut θ1.3 antara pertemun bidang a dengan slope face Vs pertemuan
bidang A dengan upper surface.
8. Tentukan θ4.5 antara pertemuan bidang A dan B Vs pertemuan bidang B dengan
upper surface.
9. Tentukan sudut θ3.5 antara pertemuan bidang A dan B Vs pertemuan bidang A
dengan upper surface.
10. Tentukan sudut ψ5 antara pertemuan bidang A dab B ke lingkaran luar.
11. Masukkan perhitungan pada tabel.

2.2 Analisis Terowongan


Pada kesempatan ini kita mencoba membahas tentang terjadinya longsoran baji
pada terowongan dan untuk menentukan volume bidang jatuh.
Langkah penentuan longsoran :
1. Plot kedalam steronet kedudukan bidang serta tentukan pole.
2. Tentukan θ1, θ2, θ3 (bidang joint).
3. Tentukan β12, β23, β13.
4. Buat proyeksi orthografi dengan skala tertentu antara terowongan dengan joint
set.
5. Plot sudut yang didapat antara arah terowongan dengan masing joint tentukan l1,
l2, l3.
6. Tentukan l1, l2, l3. dengan memplot sudut antara terowongan dengan (pertemuan
joint).
DAFTAR PUSTAKA

Staff Assisten Laboratorium Geologi. 2004, “ Modul Praktikum Geologi


Analisis Geologi Struktur III ”, Laboratorium Geologi UNISBA,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai