Anda di halaman 1dari 2

PENGGUNAAN OKSITOSIN DRIP

PADA PERSALINAN

RSUD
PERDAGANGAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/RSUDP/PONEK/001/2022 01 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
18 Februari 2022
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Lidya Rayawati Saragih, MKes
NIP. 197009242007012003
PENGERTIAN Suatu tindakan pada ibu hamil baik yang sudah inpartu maupun yang
belum inpartu dengan memasukkan Inf.RL dan oksitosin 5 Internasional
Unit.
TUJUAN A. Mempercepat proses persalinan
B. Pasien mendapatkan tindakan yang tepat dan benar
C. Kesejahteraan ibu dan janin terpenuhi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Perdagangan Kabaupaten Simalungun
Nomor: 022 /32.1/2022 tentang Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif RSUD Perdagangan Kabaupaten Simalungun
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
a.1 Persiapan alat/obat.
a.2 Infus set.
a.3 2 kolf RL.
a.4 Obat oksitosin 5 unit.
a.5 Persiapan pasien.
a.6 Pesiapan penolong.
B. Pelaksanaan
b.1 Pastikan tidak ada kontra indikasi pemberiannya, dan bila his
memang tidak adekuat.
b.2 Siapkan 500 cc RL.yang ditambah dengan 5 IU oksitosin.
b.3 Tetesan dimulai dengan 8 tetes/menit melakukan evaluasi selama
15 menit, bila his belum adekuat tetesan dinaikkan menjadi 4
tetes/menit sampai timbul his yang adekuat
b.4 Tetesan maskimal adalah 40 tetesan/menit. Bila dengan 40
tetesan/menit dan sudah 2 kolf RL habis his tetap belum adekuat
maka oksitosin dianggap gagal.
b.5 Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam Minis adalah his
yang mempunyai sifat sebagai berikut:
b.5.1 Interval setiap 3 – 5 menit, dengan fase relaksasi yang
sempurna.
b.5.2 Lamanya: 40 – 60 detik.
PENGGUNAAN OKSITOSIN DRIP
PADA PERSALINAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RSUD
PERDAGANGAN
SPO/RSUDP/PONEK/001/2022 00 2/2
PROSEDUR b.5.3 lntensitas cukup, yang secara praktis dapat ditentukan
dengan menekan fundus uteri dengan jari-jari tangan
puncak kontraksi. lntensitas dianggap cukup apabila pada
waktu ditekan uterus tidak menjadi cekung.
b.6 Evaluasi dari kemajuan persalinan dimulai pada his yang
adekuat.
b.7 Drip dianggap gagal dan dihentikan apabila:
b.7.1 Dengan tetesan 40 tetes/menit dan sudah 2 kolf tidak
didapatkan his yang adekuat.
b.7.2 Sesudah 2 jam dinilai dari permulaan his yang adekuat,
tidak terjadi kemajuan persalinan. Juga termasuk bila dalam
2 jam tersebut, his yang semula sudah adekuat menjadi
tidak adekuat lagi.
b.7.3 Pada waktu dilakukan drip timbul komplikasi yaitu fetal
distress, tetania uteri, ruptura uteri imminens dan lain-lain.
Bila terjadi penyulit-penyulit seperti di atas, oxytosin drip
tidak boleh diulang kembali.
b.8 Penentuan jumlah tetesan pada ositosin drip harus dilakukan
oleh dokter jaga sendiri.
b.9 Bila ekselerasi persalinan berhasil, maka oksitosin drip
dilanjutkan dalam kala II dan dihentikan paling sedikit 2 jam
post partum.
b.10 Secondary arrest adalah tidak adanya pembukaan ostium uteri
pada persalinan fase aktif setelah dilakukan evaluasi selama 2
jam. Untuk menilai kemajuan ini seyogyanya dilakukan 1 orang.
b.11 Bila terjadi secondary arrest, hendaknya dievaluasi penyebab
terjadinya hal tersebut. Bila persalinan pervaginam tidak
mungkin atau tidak terjadi kelainan letak, maka dilakukan
seksio caesarea.
UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat (IGD)
- Kamar Bersalin / Perinatologi

Anda mungkin juga menyukai