Anda di halaman 1dari 4

BIMBINGAN KELOMPOK

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok (Prayitno, 1995: 178). Menurut Prayitno dan Amti (1999:
309)bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.

. Tujuan Bimbingan Kelompok Tujuan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan


siswa secara bersama-sama guna memperoleh berbagai bahan materi dari konselor yang ada sekolah
sebagai narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun
pelajar
ungsi Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal
tentang apa yang mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang
berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal
yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana apa yang mereka programkan semula.

3. Asas-asas Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno (1995:179) terdapat empat asas bimbingan kelompok,
yaitu: asas kerahasiaan, asas keterbukaan, asas kesukarelaan, asas
kenormatifan.
a. Asas Kerahasiaan
Yaitu semua yang hadir harus menyimpan dan merahasiakan apa saja,
data dan informasi yang didengar dan dibicarakan dalam kelompok terutama
hal-hal yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Para peserta
berjanji tidak akan membicarakan hal-hal yang bersifat rahasia di luar
kelompok.
b. Asas Keterbukaan
Yaitu semua peserta bebas dan terbuka mengeluarkan pendapat, ide,
saran, dan apa saja yang dirasakannya dan dipikirkannya.
c. Asas Kesukarelaan
Yaitu semua peserta dapat menampilkan dirinya secara spontan dapat
tanpa disuruh-suruh atau malu-malu atau dipaksa oleh teman yang lain atau
oleh pembimbing kelompok.
d. Asas Kenormatifan
Yaitu semua yang dibicarakan dan yang dilakukan dalam kelompok
tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan peraturan yang berlaku.
Keempat asas tersebut harus benar-benar diterapkan agar dapat mencapai
tujuan bimbingan kelompok secara optimal, yaitu mencapai kemandirian
belajar siswa yang memperoleh layanan
Tahap-tahap Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1995: 40-60) ada empat tahap pada pelaksanaan
bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan, pelaksanaan
kegiatan dan tahap pengahiran.
a. Tahap pembentukan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengungkapan pengertian
dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan
kelompok; menjelaskan cara-cara dan azas kegiatan kelompok; anggota
kelompok saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan diri; dan
melakukan permainan keakraban.
b. Tahap Peralihan
Tahap ini transisi dari pembentukan ke tahap kegiatan. Dalam menjelaskan
kegiatan yang harus dilaksanakan, pemimpin kelompok dapat menegaskan
jenis kegiatan bimbingan kelompok yaitu tugas dan bebas. Setelah jelas
kegiatan apa yang harus dilakukan maka tidak akan muncul keraguan atau
belum siapnya anggota dalam melaksanakan kegiatan dan manfaat yang
diperoleh setiap anggota kelompok.
c. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan bimbingan kelompok dengan
suasana yang akan dicapai, yaitu terbahasnya secara tuntas permasalahan
yang dihadapi anggota kelompok dan terciptanya suasana untuk
mengembangkan diri, baik menyangkut pengembangan kemampuan
berkomunikasi maupun menyangkut tentang pendapat yang dikemukakan
oleh anggota kelompok.
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini terdapat dua kegiatan yaitu penilaian (evaluasi) dan tindak
lanjut (follow up). Tahap ini merupakan tahap penutup dari serangkaian
kegiatan bimbingan kelompok. Dalam kegiatan kelompok pemimpin
kelompok berperan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap
hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok tersebut.

TEKNIK MODELING
Modeling simbolis adalah salah satu teknik dalam pendekatan behavioristik. Pendekatan ini
dikemukakan oleh B. F Skinner. Menurut pendekatan ini bahwa pada dasarnya manusia bersifat
mekanistik atau merespon kepada lingkungan dengan control yang terbatas, hidup dalam alam
deterministik dan sedikit berperan aktif dalam menentukan martabatnya. Teknik modeling simbolis
merupakan suatu teknik yang bisa digunakan guru bimbingan dan konseling dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal
maupun menangani permasalahan yang yang dihadapi oleh siswa tersebut.
Karakteristik Klien/ Penggunaan Model
Pertimbangan awal dalam mengembangkan model simbolis ialah menentukan karakteristik orang-
orang yang akan menggunakan model yang didesain. Misalnya usia, kebiasaan-kebiasaan, dan lain
sebagainya. Menurut Abimanyu & Manrihu (2009) bahwa Konselor hendaknya juga
mempertimbangkan derajat variasi sifat-sifat yang ada, yang dimiliki para pengguna model simbolis
ini. Memasukkan beberapa orang sebagai model (menggunakan multipel model) dapat membuat suatu
model simbolis lebih berguna untuk konseli yang bervariasi.

Perilaku Tujuan yang Dimodelkan


Perilaku tujuan yang dimodelkan harus ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor. Apakah satu model
atau serangkaian model bisa dikembangkan. Konselor harus menyusun 3 pertanyaan yaitu : Perilaku-
perilaku yang dimodelkan? apakah perilaku atau aktivitas itu harus terbagi dalam urutan kemampuan
dari yang kurang komplek ke yang komplek? Bagaimana seharusnya kemampuan itu diatur?.

Media
Media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menampilkan model. Media ini dapat berupa
media tulis seperti buku dan komik serta media audio dan video. Pemilihan media penyampaian ini
akan tergantung di mana, dengan siapa, dan bagaimana model simbolis itu akan digunakan
(Abimanyu & Manrihu, 2009). Masing masing media memiliki kelebihan dan kelemahan.

Isi Tampilan/presentasi
Bagaimana bentuk media yang digunakan, konselor harus menyusun naskah yang menggambarkan isi
tampilan/presentasi modeling. Naskah tersebut harus memuat lima hal yaitu: instruksi, modeling,
praktek, umpan balik, dan ringkasan

Uji Coba
Langkah baiknya bila modeling simbolis yang telah disusun dilakukan uji coba. Uji coba ini untuk
memperbaiki dan menyempurnakan model simbolis yang telah disusun. Beberapa hal yang akan di uji
coba meliputi: penggunaan bahasa, urutan perilaku, model, waktu praktek dan umpan balik.
MOTIVASI BELAJAR
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar siswa
sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik.

Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok.
Masalah yang dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok
(beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang dirasakan oleh
individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.
BIMBINGAN KELOMPOK
1) Program home room Yaitu suatu program yang dilakukan di luar jam pelajaran untuk
membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan motivasi belajar
Tujuan kegiatan diskusi kelompok ini agar siswa saling menyampaikan masalahnya yang berkaitan
dengan masalah belajar agar siswa merasa bahwa tidak hanya siswa tersebut yang mengalami masalah
dalam belajar yang membuat siswa malas belajar dan siswa bisa sama-sama memecahkan masalah
belajar yang dihadapi, selain itu siswa dapat termotivasi untuk belajar setelah melakukan diskusi
bersama teman-temannya.
Kegiatan kelompok Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan,
karena kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara baik.

Anda mungkin juga menyukai