MODERN
Rozana Febriya Afy (06021020021) dan Rohilila Rohman ()
Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Jl. Ahmad Yani
No.117, Jemur Wonosari, Kec.Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60237
Abstrac: This paper examines the urgency of ethics and professionalism in Islamic
perspective. The method used in this study is descriptive-analytical approach to Islamic
education. This study concludes that the relationship between teacher ethics and
professionalism cannot be separated. When these two virtues are separated, the teacher slips
into the teaching malpractice resulting in problems with students’ success in learning. This
study also proves that Islam is very broad and firmly regulates and places importance on the
ethics, profession and professionalism of the teachers.
Characteristics of learners include the potential, attitudes, interests, noble character, and
personalities of learners. Third, Teacher Working aims to Increase the sense of togetherness
and responsibility as an Islamic religious educator who aims to instil faith (tauhid) and devotion
to Allah SWT. Fostering the excitement of Islamic Religious Education Teachers to improve
their skills and skills in preparing, implementing and evaluating the program of Teaching and
Learning Activities (KBM) of Islamic Education.
Keywords: Ethic; Islam; professionalism; teacher
Abstrak: Tulisan ini mengkaji tentang urgensi etika dan profesionalisme dalam perspektif
Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan
pendekatan ilmu pendidikan Islam. Studi ini menyimpulkan bahwa hubungan etika dan
profesionalisme guru tidak bisa dipisahkan. Jika kedua hal ini dipisahkan maka guru tergilincir
pada malpraktik pengajaran sehingga berdampak pada ketidaksuksesan peserta didik dalam
belajar. Kajian ini juga membuktikan bahwa Islam sangat luas dan tegas mengatur pentingnya
etika, profesi dan profesionalisme guru.
Kerja Guru PAI bertujuan untuk Meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab
sebagai pendidik agama islam yang bertujuan menanamkan keimanan (tauhid) dan ketaqwaan
terhadap Allah SWT. Menumbuhkan kegairahan Guru PAI untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) Pendidikan Agama Islam. 1
Kata Kunci: Etika; Islam; guru; profesionalisme
1Bahri, S., Masdin, & Marzuki. (2021). Urgensi etika dan profesionalisme guru dalam perspektif Islam. Al-Tadib:
Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 14(2), 87-98
A. PENDAHULUAN
Dalam perspektif Islam, etika dan guru merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, bahkan keduanya merupakan kesatuan organis (Kabir, 2013; Moghaddam,
Rahmani, Pakseresht, & Marashi, 2016). Syarat utama untuk menjadi guru yang
profesional adalah memiliki etika (ahklak). Hal ini terlihat pada rumusan Naquib Al-
Attas (al-Attas, 1981) bahwa tujuan akhir pengajaran yaitu menghasilkan manusia yang
beradab (ta’dib). Tafsir (2012) menegaskan bahwa etika pendidik berada di posisi
nomor satu di antara kompentensi ilmu pengetahuan, keterampilan, penguasaan
didaktik-metodik dan ilmu jiwa. Oleh karena itu, proses pendidikan sangat ditentukan
oleh faktor guru (Darling-Hammond, 2005). Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru
merupakan pilar utama dalam proses belajar mengajar yang berperan penting dalam
usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan
(Muthoifin, Saefuddin, & Husaini, 2013). Guru tidak hanya terlibat dalam proses
transfer of knowledge atau menanamkan pengetahuan, tetapi juga terlibat dalam
transfer of values atau penanaman nilai-nilai kehidupan yang menjadi panduan bagi
siswa.
Etika atau adab menjadi pilar yang mengantarkan guru ke dalam derajat
keagungan (Purwaningsih & Muliyandari, 2021), sebagaimana yang tegaskan oleh
Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 11 yang artinya: “Allah mengangkat orang yang
beriman dan berilmu di antara kamu beberapa derajat” (al-Mujadalah: 11). Inilah yang
dikatakan Imam Syafi’i dalam kaidah yang terkenal yaitu: ”laisa ilm makhufidza
walakin al-ilmu ma nafa’a”. Artinya, tidaklah disebut ilmu, apa yang hanya dihafal,
tetapi ilmU adalah apa yang diaktualisasikan dalam bentuk adab yang memberi
manfaat.2
B. PEMBAHASAN
a) Pengertian Profesionalisme dalam Pendidikan Islam
2Bahri, S., Masdin, & Marzuki. (2021). Urgensi etika dan profesionalisme guru dalam perspektif Islam. Al-Tadib:
Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 14(2), 88
teoritis sebagai instrumen untuk melakukannya perbuatan praktis (Sudarwan Danim, 2002:
21).
Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ideide
pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksistensi madrasah atau sekolah kita,
sebagaimana dalam hadits nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika suatu urusan diserahkan
kepada orang yang bukan profesinya (ahlinya) maka tunggulah kehancurannya." (H.R.
Bukhari). Juga firman Allah swt yang mengingatkan kita semua seperti yang tercantum
dalam surat Al-An'am ayat 135 adalah :
2. Menjaga Ilmunya
“Bencana orang berilmu adalah lupa, dan membicarakan dengan yang bukan
ahlinya”(Ibnu Abu Syaibah)
Sungguh benar-benar merugi orang-orang yang tidak menjaga ilmunya. Itu menjadi
sebuah bencana bagi para penuntut ilmu, mereka mencari ilmu dengan susah payah
namun mereka lupa akan ilmu-ilmunya. Ada beberapa kiat-kiat untuk menjaga
ilmunya, yaitu:
Pertama, Menulis. Ilmu yang tidak ditulis bagaikan unta di padang pasir, unta
tersebut jika sudah lepas sangat mudah untuk hilang. Itulah ilmu yang diibaratkan
dengan unta lepas. Dia akan mudah lupa jika tidak diikat dengan tulisan, dan setelah
lupa tidak ada lagi yang harus di ingat karena tidak ada lagi yang membekas baik di
fikiran maupun di tulisan. Maka sangat penting ilmu itu ditulis, sebagai bahan
muroja’ah ataupun sebagai bahan untuk mengajarkannya kepada orang lain.
Kedua, Muroja’ah. Muroja’ah menjadi sangat penting sebagai kiat untuk
menjadikan terjaganya ilmu yang dihafal. Muroja’ah juga bisa sebagai metode untuk
mengkoreksi jika ada hal yang kurang dalam ilmu-ilmu yang didapat. Sedikit kisah
tentang Imam Bukhari, ia seorang imam besar perawi hadist-hadist yang sahih. Setiap
setelah beliau belajar dengan seorang guru, beliau selalu mencatat dan me-muroja’ah
ilmunya di rumah. Ini adalah tanda keteladanan seorang yang berilmu. Dia giat dan
selalu bersemangat dalam menuntut ilmu.
3. Mengamalkan
Seorang yang berilmu dilihat dari cara menyampaikan ilmunya dia harus
amanah. Sesuai dengan redaksi yang diterima dari guru-gurunya yang terdahulu. Bukan
hanya dengan kepentingan hawa nafsunya saja. Dia menafsirkan sendiri dengan
keterbatasan ilmunya dalam bidang tertentu.
Sifat amanah dalam menyampaikan ini menjadi tolak ukur para ulama dalam
menentukan bahwa dia berilmu atau tidak berilmu. Sebagai contoh adalah bagaimana
terciptanya hadist-hadist yang muttawatir dan sahih. Di mana para perawi hadist
tersebut adalah orang-orang yang kesehariannya sangat amanah dan zuhud, maka
terciptalah hadist yang bisa dijadikan hukum. Dan jika salah seorang dari perawi hadist
tersebut tidak amanah maka bisa disimpulkan bahwa hadist yang redaksinya dari perawi
tersebut tidak bisa dijadikan hujjah untuk menentukan hukum.
Dalam tafsir ibnu katsir menjelaskan bahwa Allah telah merahmatkan kepada
Rasul-Nya hati yang lemah lembut sehingga umatnya menerima dengan apa yang
dikatakan oleh Rasul-Nya. Maka umatnya tersebut menaatinya menjauhi yang mungkar
dan mendekati yang ma’ruf. Allah juga menjadikan tutur kata Nabi Muhammad ` terasa
sejuk dan lembut sehingga umatnya betah berlama-lama dengan Nabi Muhammad.
3. Peran Lingkungan
3 Yuhana, A. N., & Aminy, F. A. (2019). Optimalisasi peran guru pendidikan agama Islam sebagai konselor dalam
mengatasi masalah belajar siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 79-96.
4 Syahid, A., & Kamaruddin, K. (2020). Peran Orang Tua dalam Pendidikan Islam Pada Anak. AL-LIQO: Jurnal
5 Choiriyah, S. (2015). PERAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Doctoral dissertation,
UIN Sunan Ampel Surabaya).
6 Sada, H. J. (2017). Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Perspektif Pendidikan Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
D. DAFTAR PUSTAKA
https://journal.uir.ac.id/index.php/althariqah/article/view/1045
http://eprints.ums.ac.id/57575/18/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.banjarsarilabuhanhaji.desa.id/artikel/2020/4/2/profesionalisme-dalam-
perspektif-islam
https://dppai.uii.ac.id/adab-orang-berilmu/
https://www.google.com/search?q=3.%09Klasifikasi+profesionalisme+dalam+Tingkat+P
enduduk+menurut+prespektif+islam&biw=1366&bih=657&sxsrf=ALiCzsYURQ7Iv850
DylQbc9o5O9ONjHarQ%3A1667446837033&ei=NThjY7LXAaD-
z7sP9OWByA4&ved=0ahUKEwjyxZzDi5H7AhUg_3MBHfRyAOkQ4dUDCA4&uact=
5&oq=3.%09Klasifikasi+profesionalisme+dalam+Tingkat+Penduduk+menurut+prespekti
f+islam&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQAzoECAAQRzoFCCEQoAE6BwghEKABE
Ao6BAghEApKBAhBGABKBAhGGABQ7wxYk0ZgwkhoAHACeACAAcQBiAHzGJI
BBDAuMjWYAQCgAQHIAQjAAQE&sclient=gws-wiz-serp
https://www.google.com/search?q=URGENSI+PROFESIONALISME+DALAM+MEM
BANGUN+PENDIDIKAN+ISLAM+MODERN&oq=URGENSI+PROFESIONALISME
+DALAM+MEMBANGUN+PENDIDIKAN+ISLAM+MODERN&aqs=chrome..69i57.9
07j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://scholar.google.com/scholar?lookup=0&q=peran+orang+tua+dalam+pendidikan+is
lam&hl=id&as_sdt=0,5