Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum wr.

wb

Mohon izin saya siti aminah izin mempresentasikan hasil penelitian yang sudah saya lakukan

dengan judul analisis cross sectional regulasi diri dan kemampuan perawatan keluarga dalam

pencegahan keparahan penyakti jantung koroner

Untuk bab 4 hasil penelitian didapatkan data frekuensi responden berdasarkan usia responden

sebagian besar adalah usia 55-65 tahun yaitu sebanyak 69,2%

1. Pembahasan untuk teknologi informasi terhadap kemampuan perawatan keluarga

Faktanya teknologi informasi berpengaruh yang signifikan terhadap kemampuan keluarga

dengan nilai t sattistik sebesar 5,734 Dan fakta lain diperoleh hasil bahwa sebanyak 79,2%

responden menjadikan teknologi informasi sebagai sebuah kebutuhan dan sebanyak 80,8%

memiliki fasilitas akses dan akses internet

Dan untuk teori penelitian yang dilakukan oleh moller et all tahun 2017 yang menyebutkan

bahwa penerapan intervensi kesehatan berbasis teknologi digital dinilai sangat menguntungkan.

Pertama, dapat memperlancar akses pelayanan, mempermudah jangkauan pelayanan terhadap

masyarakat terutama terhadap keluarga. Kedua, dapat memindahkan intervensi kesehatan ke

platform digital dan menghadirkan riset dengan peluang baru untuk memajukan teori dan

konsep pelayanan kesehatan.

Menurut peneliti kemampuan perawatan keluarga serta peran anggota keluarga sangat

diperlukan untuk membantu anggota keluarga yang sakit dalam memenuhi kebutuhan,

termasuk kebutuhan tersier seperti kebutuhan dalam mengakses informasi untuk kepentingan

kesehatan keluarganya. Seperti contoh pada anggota keluarga lansia yang tidak bisa mengakses

informasi tentang kesehatannya karena terhalang pengetahuan atau cara menggunakan


teknologi informasi maka anggota keluarga yang lain harus ikut andil dalam membantu anggota

keluarganya tersebut dalam mengakses informasi-informasi terutama informasi tentang

kesehatan.

2. Pembahsan untuk nilai budaya terhadap kemampuan perawatan keluarga

Faktanya nilai budaya berpengaruh yang signifikan terhadap kemampuan perawatan

keluarga dengan nilai t statistik sebesar 2,142

Hal ini sesuai dengan teori trnascultural nursing yang menyebutkan bahawa keluarga

merupakan entry point dalam pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat, untuk

menentukan resiko gangguan akibat pengaruh nilai budaya, gaya hidup dan lingkungan.

Menurut peneliti nilai budaya pada responden dengan mayoritas masyarakat madura yang

memiliki begitu banyak nilai budaya, dan tidak sedikit nilai budaya yang tidak sesuai dengan

anjuran kesehatan. Hal ini bisa menjadi penyebab yang menjadikan hasil penelitian tentang nilai

budaya yang menyatakan bahwa nilai budaya mayoritas tidak mendukung dalam peran

kesehatan dilingkungannya. Dan hal ini juga bisa berpengaruh terhadap kemampuan perawatan

keluarganya

3. Pembahasan untuk karakteristik keluarga terhadap regulasi diri

Faktanya karakteristik keluarga berpengaruh yang signifikan terhadap regulasi diri dengan

nilai t statistik sebesar 5,359

Menurut kusyati 2018 Strategi koping pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam diri sendiri maupun dari luar diri
Dan menurut Windari, 2019 Fungsi pendidikan dalam karakteristik keluarga digunakan

untuk menambah wawasan dalam keluarga karena terkait hubungannya dengan pengetahuan

tentang cara merawat kesehatan anggota keluarga. Sehingga jika seseorang memiliki strategi

koping yang baik dan pendidikan yang mendukung maka akan meningkatkan potensi seseorang

memiliki regulasi diri yang baik pula

Menurut peneliti karakteristik keluarga berpengaruh terhadap regulasi diri karena

karakteristik keluarga yang didukung dengan startegi koping yang baik dan keluarga yang

memiliki pendidikan dan pengetahuan akan meningkatkan regulasi diri yang baik pada anggora

keluarganya.

4. Pembahasan untuk regulasi diri terhadap pencegahan keparahan PJK

Faktanya regulasi diri berpengaruh yang signifikan terhadap pencegahan keparahan PJK

dengan nilai t statistik sebesar 1,999

Menurut teori Bandura 1986, Metakognitif dalam regulasi diri merupakan suatu kesadaran

diri seseorang terhadap proses dan hasil berpikirnya melalui perencanaan, monitoring dan

evaluasi suatu permasalahan yang dihadapinya. Hal ini yang bisa digunakan oleh pasien PJK

untuk meningkatkan kemampuan pencegahan keparahan penyaktinya dengan melakukan

perencanaan tidakan pencegahan, memonitoring dan mengevaluasi tindakan yang sudah

dilakukan

Menurut peneliti hal ini belum bisa dilakukan dengan baik pada pasien dengan penyakit

jantung koroner, karena pada hasil penelitian dalam variabel regulasi diri, meskipun motivasi

responden tinggi namun metakognisi dan perilaku responden rendah maka tindakan pencegahan

keparahan PJK tidak akan berjalan secara optimal


5. Pembahasan untuk kemampuan perawatan keluarga terhadap pencegahan keparahan PJK

Faktanya kemampuan perawatan keluarga berpengaruh yang signifikan terhadap

pencegahan keparahan PJK dengan nilai t statistik sebesar 2,852

Menurut (Friedman, 2010) dalam Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan

digunakan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi. Salah satunya dalam dalam pencegahan keparahan PJK pada anggota

keluarga yang sakit.

Menurut peneliti dengan riwayat pendidikan responden yang paling banyak adalah

pendidikan dasar, kemudian responden yang sebagian besar adalah lansia serta fungsi afektif

dan fungsi pengetahuan dengan kategori kurang yang cukup tinggi, hal inilah yang

menyebabkan pasien dengan penyakit jantung koroner kurang optimal dalam melakukan

pencegahan keparahan PJK yang dibuktikan dengan kemampuan melakukan diagnosa awal dan

pembatasan kecacatan dengan kategori kurang cukup tinggi

SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Skripsi ini dapat menambah referensi tentang upaya pencegahan keparahan penyakit

jantung koroner

2. Bagi Tempat Penelitian

Skripsi ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan bagi rumah sakit

dalam komitmen untuk merencanakan suatu tindakan dalam upaya pencegahan keparahan

pasien dengan penyakit jantung koroner


3. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi keluarga dan pasien dengan penyakit

jantung koroner sebagai sasarannya guna meningkatkan kesadaran dalam upaya

pencegahan keparahan penyakit jantung koroner

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang faktor-faktor

lain yang mempengaruhi upaya pencegahan keparahan penyakit jantung koroner

Anda mungkin juga menyukai